Metabolik sindrom adalah salah satu penyebab penyakit Diabetes Melitus (DM)
DM adalah penyakit menular yang sering terjadi dimasyarakat, dan dibagi menjadi 3, yaitu
DM type 1, DM type 2, dan DM
DM adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh hormon insulin yang benyak tetapi tidak
berfungsi, atau hormon insulinnya yang tidak ada karna tidak diproduksi (tidak berfungsi)
yang menyebabkan hiperglikemia berjangka panjang
Dimana insulin itu dihasilkan pankreas, yaitu di sel β (Langerhans). Insulin berfungsi untuk
metabolisme karbohidrat yang mengambil glukosa dalam darah dan mengubahnya menjadi
ATP atau menjadi glikogen (dalam regulasi darah) atau dengan kata lain untuk menurunkan
glukosa darah.
I. Definisi :
Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000 gram atau riwayat pernah
menderita DM gestasional (DMG).
Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg.
2. Faktor risiko yang bisa dimodifikasi :
Dislipidemia (HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL) Bisa diatur
dengan obat
Diet tak sehat (unhealthy diet) dengan tinggi gula dan rendah serat. Mengatur pola
makan dan makanan yang tidak sehat
Memiliki riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa
terganggu (GDPT) sebelumnya.
V. Kriteria Diagnostik
Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori
minimal 8 jam.
Atau
Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
dengan beban 75 gram.
Atau
Atau
VI. Komplikasi
A. Akut :
1. Ketoasidosis diabetik
B. Kronis :
Makrovaskular
2. Hati (Penyakit arteri koroner) Coronary syndrome, myocardial infarction, gagal jantung
kongestivf
Mikrovaskular
1. Mata Retinopathy (retina copot), katarak (lensa mata keruh), glaucoma (penyempitan
pandangan mata dan akhirnya bisa buta)
3.Latihan jasmani
4.Intervensi farmakologis
• 2 pilar tambahan
• Perawatan kaki
• Seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu.
• Keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama
pada pengguna obat penurun glukosa darah atau insulin.
• Karbohidrat kompleks merupakan pilihan dan diberikan secara terbagi dan seimbang
sehingga tidak menimbulkan puncak (peak) glukosa darah yang tinggi setelah makan.
A. Karbohidrat
• 45-65% total asupan energi
• Berserat tinggi.
• Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula, asal tidak melebihi
batas aman konsumsi harian (Accepted Daily Intake )
• Makan tiga kali sehari
• Selinganbuah atau makanan lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari
B. Lemak
• 20-25% kebutuhan kalori, dan tidak diperkenankan melebihi 30% total
• · Komposisi yang dianjurkan:
• o lemak jenuh < 7 % kebutuhan kalori.4
• o lemak tidak jenuh ganda < 10 %.
• o selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal.
• · Dibatasi yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara lain:
daging berlemak dan susu fullcream.
• · Konsumsi kolesterol dianjurkan < 200 mg/hari.
C. Protein
• 10 – 20% total asupan energi.
• Sumber protein yang baik : seafood (ikan, udang, cumi, dll),daging tanpa
lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak,kacang-kacangan, tahu,
dan tempe.
• Pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan proteinmenjadi 0,8 g/Kg
BB perhari atau 10% dari kebutuhan energi.
Latihan jasmani
• Dilakukan sebanyak 3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45 menit, dengan total 150
menit perminggu. Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut
• Dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan
memperbaiki kendali glukosa darah.
• Latihan jasmani yang dianjurkan adalah yang bersifat aerobik seperti: jalan kaki,
bersepeda santai, jogging, dan berenang.
• Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas – malasan (sedentary
lifestyle).
Latihan jasmani
Dilakukan sedikitnya selama 150 menit/minggu dibagi 3-4 kali seminggu dengan latihan
aerobik sedang (mencapai 50-70% denyut jantung maksimal)
Atau
90 menit/minggu dengan latihan aerobik berat (mencapai denyut jantung >70% maksimal).
• OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap sesuai respons
kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis hampir maksimal (start low go
slow).
3. Ketoasidosis diabetik
• Dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dan 2 jam sesudah makan sesuai
dengan kebutuhan
Jasmani lengkap
Mikroalbuminuria
Kreatinin
EKG
Funduskopi
Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM)
• Dianjurkan bagi pasien dengan pengobatan insulin atau memakan obat pemicu sekresi
insulin.
- di antara siklus tidur (untuk menilai adanya hipoglikemia nokturnal yang kadang
tanpa gejala)
Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dan di air
Periksa kaki setiap hari, dan dilaporkan pada dokter apabila kulit terkelupas,
kemerahan, atau luka
Periksa alas kaki dari benda asing sebelum memakainya
Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih, tidak basah, dan mengoleskan krim
pelembab pada kulit kaki yang kering
Potong kuku secara teratur
Keringkan kaki, sela-sela jari kaki secara teratur setelah dari kamar mandi
Gunakan kaos kaki dari bahan katun yang tidak menyebabkan lipatan pada ujung-
ujung jari kaki
Kalau ada kalus atau mata ikan, tipis secara teratur
Jika sudah ada kelainan bentuk kaki, gunakan alas kaki yang dibuat khusus
Sepatu tidak boleh terlalu sempit atau longgar, jangan gunakan hak tinggi
Hindari penggunan bantal atau botol berisi air panas/batu untuk menghangatkan kaki
Steps
Preparation
1. Say basmallah
“Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum bapak/ibu”
2. Menyapa pasien dan memperkenalkan diri, menciptakan lingkungan yang hangat dan
nyaman.
“Perkenalkan saya dengan dokter Cinta, saya yang bertugas di klinik di siang hari ini”
3. Persilahkan pasien untuk duduk, dan tatap muka dengan pasien
4. Penjelasan dan persetujuan (informed consent)
Tujuan (purpose) : “Maaf ya pak/bu,sebelumnya kan bapak/ibu sudah
mengetahui apa penyakit bapak/ibu, yaitu penyakit kencing manis atau diabetes
melitus. Jadi disini saya akan memaparkan apa itu diabetes melitus, apa penyebabnya,
resiko jika tak segera diobati, apa yang harus bapak/ibu lakukan kedepannya, hingga
ke pengobatannya”
Tata cara (prosedure) : “Disini saya hanya meminta bapak/ibu untuk mendengarkan
apa paparan saya, jadi maaf ya pak/bu jika bapak/ibu hanya mendengarkan paparan
juga pertanyaan saya”
Persetujuan pasien : “Apakah ibu mengerti dan setuju?”
Procedure
5. Berikan penjelasan kepada pasien tentang penyakitnya
Etiologi :
“Jadi, diabetes melitus itu penyakit yang disebabkan kelainan hormon insulin
pak/bu. Dimana, hormon insulin ini berfungsi untuk menurunkan gula darah (glukosa)
didalam tubuh bapak/ibu. Nah karena adanya kelainan, itu mengakibatkan sekresi
insulin, kerja insulin, maupun fungsinya terganggu. Jadi, yang seharusnya gula darah
(glukosa) ibu turun atau terkontrol oleh insulin, karena kelainan ini mengakibatkan
gula darah didalam tubuh bapak/ibu ini berlebih (meningkat)”.
Faktor resiko :
“Untuk faktor resikonya itu dibagi dua pak/bu, ada yang bisa diubah, dan ada
yang tidak bisa diubah. Untuk yang bisa diubah, itu meliputi Berat badan, aktivitas
fisik, hipertensi, dislipidemia, dan pola makan nya. Sedangkan yang tidak bisa diubah,
itu meliputi ras, etnik, keturunan, maupun umur”.
Gejala (classical trias) :
“”
Pastikan kondisi pasien
Komplikasi (akut/kronis) :
“Jadi pak, untuk komplikasi itu sendiri ada dua jenis, yaitu ada yang cepat
(akut) dan lambat (kronis). Untuk yang cepat, itu menyebabkan ketoasidosis diabetik,
hiperosmolar non ketotik, dan hipoglikemia. Sedangkan untuk yang lambat atau tidak
diobati lama, itu menyebabkan ...(ada dihalaman 3)...”
Prognosis :
“Maaf pak/bu, penyakit ini sebenarnya tidak bisa disembuhkan tapi jangan
khawatir, penyakit ini bisa di kontrol jika bapak/ibu sering mengecek keadaan dan
sering datang untuk check up”
Alat pencegahan untuk menghindari komplikasi lanjutan :
“Bapak/ibu gak usah datang terus kedokter, di apotek tersedia alat untuk
mengecek glukosa darah, kolesterol, dan yang lainnya”
Intensitas tindak lanjut (follow up)
6. Berikan penjelasan kepada pasien tentang aktivitas fisik yang akan dilakukan
Intensitas :
Durasi :
Tipe aktivitas fisik :
7. Berikan penjelasan kepada pasien tentang prinsip pola makan (diet)
Waktu :
Tipe :
Kuantitas :
8. Berikan penjelasan kepada pasien tentang pengobatan
Ketika penggunaan obat :
Tipe obat antihiperglikemik :
Bagaimana penggunaan obat :
9. Berikan penjelasan kepada pasien tentang self Blood Glucose Home Menitoring (BGHM)
Frekuensi :
Interpretasi :
Kapan harus merujuk ke dokter :
10. Berikan penjelasan kepada pasien tentang pemeliharaan kaki Karena pasien diabetes
melitus kakinya rentan terluka
Periksa kaki setiap hari, dan dilaporkan pada dokter apabila kulit terkelupas,
kemerahan, atau luka
Cuci kaki setiap hari dengan air hangat sabun yang lembut (sabun bayi)
Menggunakan alas kaki kemanapun dan pilihlah alas kaki yang cocok. Alas kaki tidak
boleh kelonggaran atau kesempitan. Jika longgar dapat menyebabkan bakteri masuk
kedalam sepatu, sedangkan sepatu sempit menyebabkan kaki terluka dan bakteri lebih
mudah masuk kedalam kaki pasien
Jika pasien perokok, segera hentikan.
Closing Session
11. Bertanya kepada pasien apakah sudah mengerti atau belum. Biarkan pasien bertanya apa
saja tentang penyakit ini
12. Nyatakan kepada pasien bahwa selanjutnya pasien harus follow up
13. Say Hamdallah
“Alhamdulillahirabbilalamin konseling nya sudah berakhir bapak/ibu, terimakasih,
Wassalamualaikum”.