Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK

PEMICU 1 BLOK 1

“ PINTAR SAJA TIDAK CUKUP ”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

DOSEN PEMBIMBING
Suria Ningsih, S. H., M. Hum
Dra. Sabariah Bangun, M. Soc. Sc

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019
KETUA : MAUDY ANGGRIANI PULUNGAN (190600041)

SEKRETARIS : KLARISA ANJANI LUBIS (190600077)

ANGGOTA : NUR HOLILA SIREGAR (190600039)

NINDIRA YASMINE SIREGAR (190600040)

SADIRA TALITHA FIDELIYA (190600042)

HANIFAH HAAFIZH ARIFIN (190600043)

ADELIANA ATRIN RAMBE (190600044)

BRIAN CRISTOPER SEMBIRING (190600078)

DEVITA ALAMANDA (190600079)

RACHEL ADINDA YULE BR GINTING (190600080)

MUKHLISAh (190600081)

ANISA WANDA HAFIDZAH (190600082)

MANUEL FERNANDO HUTAGAOL (190600083)

FAJRIN NURUL IZZAH (1906000184)

NAZAR TOHA HUTABARAT (1906000185)

SEILA EL SAADAH LUBIS (1906000186)

FEBY GHEA AGINTA (1906000187)

ANNISA RAHMA YAKUBI (1906000188)

HUZREEN SOFEA BINTI ZAKARIA (1906000222)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-
Nya, laporan hasil diskusi Pemicu 1 Blok 1 dengan judul “PINTAR SAJA TIDAK CUKUP”
dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan pemicu ini kami susun berdasarkan hasil diskusi
kami yang bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam sidang pleno. Di samping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama
pembuatan laporan ini sehingga dapat terealisasikan.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Medan, 7 September 2019

Penyusun

KELOMPOK 7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Krisis multidimensi dan keterpurukan bangsa , pada hakekatnya bersumber dari jati diri,
dan kegagalan dalam mengembangkan karakter bangsa. Dalam konteks pendidikan
formal di sekolah, salah satu penyebabnya karea pendidikan di Indonesia lebih
menitikberatkan pada pengembangan intelektual atau kognitif dan kurang
memperhatikan aspek afektif, sehingga hanya tercetak generasi yang pintar, tetapi tidak
memiliki karakter yang dibutuhkan bangsa .

1.2. Deskripsi Topik

Dilan adalah dokter gigi lulusan dari sebuah universitas ternama. Ia lulus SKG. dengan
predikat cum laude, dan mendapat peringkat terbaik saat diwisuda sebagai dokter gigi.
Saat awal ia membuka praktik, pasiennya cukup banyak. Namun, lama kelamaan jumlah
pasiennya semakin lama semakin berkurang. Tidak diketahui dengan pasti kenapa
pasiennya terus berkurang.Akan tetapi, ada beberapa perilaku drg. Dilan yang kurang
disenangi pasien. Dalam melayani pasien ia lebih mendahulukan pasien yang kaya, satu
agama, satu asal daerah, dan satu etnik dengannya. Ia juga kurang ramah, terkesan
angkuh, dan cenderung tergesa – gesa dalam melakukan pelayanan medik. Dalam
melakukan pelayanan ia juga selalu menggunakan istilah – istilah medik yang sering kali
tidak difahami pasien. Penentuan tarif layanan yang dierlakukannya juga terbilang tinggi
daripada dokter gigi yang lain dan tidak memperdulikan apakah pasien dari kalangan
berada atau berasal dari keluarga kurang mampu. Di lingkungan teman sejawat dia juga
cenderung egois, dan merasa paling pintar, sehingga kurang disenangi .
BAB II
PEMBAHASAN

1. Bercermin dari pemicu diatas selain pintar, menurut anda apa sajakah yang menjadi
factor penentu kesuksesan dari seorang dokter gigi ?
Faktor penentu kesuksesan atau profesionalisme dalam dunia kedokteran : altruisme
( tindakan sukarela membantu orang lain tanpa pamrih ), kompeten, kejujuran,
integritas, performa, manajemen, menghormati orang lain, serta meliputi penguasaan,
pengetahuan, keterampilan dan sikap, Etika dan moral, menciptakan sesuatu yang
nyaman terhadap pasien .
 Komunikasi yang efektif, yaitu merupakan suatu kompetensi yang sangat
penting yang dapat menentukan keberhasilan .
 Tanggung jawab, kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang
disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab itu bersifat kodrati,
artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia , bahwa setiap manusia pasti
dibebani dengan tanggung jawab. Tanggung jawab dibagi menjadi 3 bagian
yaitu :
1. Vertikal : tanggung jawab kepada Tuhan
2. Horizontal : tanggung jawab yang berkorelasi dengan hal lain diluar
dirinya.
3. Personal : tanggung jawab yang menyangkut substansi dirinya sendiri.

SESUAI DENGAN SKENARIO : Dokter Dilan kurang bertanggung


jawab sebagai dokter gigi ditunjukkan pada tindakan dokter dilan yang
lebih mengutamakan pasien yang kaya, bukan yang paling
membutuhkan perawatan. Selain itu dokter dilan selalu tergesa – gesa
dalam melakukan pelayanan medis.

2. Jika dikaitkan dengan nilai – nilai budaya bangsa dan sila – sila pancasila , sifat drg.
Dilan bertentangan dengan budaya bangsa dan sila yang mana ?
Budaya memiliki nilai – nilai yang senantiasa diwariskan, ditafsirkan dan
dilaksanakan sering dengan proses perubahan sosial kemasyarakatan. Terdapat 4
konsensus dasar bangsa ( Pancasila , UUD 1945 , NKRI , BHINEKA TUNGGAL
IKA ) yang mengandung nilai – nilai positif yang menjadi jati diri bangsa Indonesia
dan nilai – nilai budaya bangsa. Budaya saling menghargai, tanggung jawab kepada
pasien.

Ada 7 nilai budaya (kebangsaan) :


1. Ketuhanan
2. Kemanusiaan
3. Persatuan
4. Demokrasi
5. Keadilan
6. Pluralis
7. Multikultur

SESUAI SKENARIO : Dari tujuh nilai budaya (kebudayaan) tersebut, yang


bertentangan dengan drg. dilan terhadap pasiennya adalah nilai ketuhanan
karena setiap agama tidak mengajarkan umatnya untuk bersikap sombong,
egois dan tidak saling membantu orang lain. Nilai keadilan juga dilanggar oleh
drg. dilan karena keadilan merupakan sikap seimbang antara mendapat hak
dan menjalankan kewajiban, tidak malah membeda – bedakan pasien.

Sila – sila yang dilanggar drg.Dillan adalah:


1. Sila Ke – 1: Ketuhanan Yang Maha Esa:
Nilai Ketuhanan yang bersifat Universal yaitu memiliki sifat keadilan, sifat
keberanian, sifat kebebasan, sifat menghormati, kebaikan, sifat pemurah, sifat
menghormmati
2. Sila Ke – 2: Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Menekankan pada perlakuan seseorang Individu terhadap Individu lainnya
atau masyarakat lainnya. Setiap orang harus menghargai dan menghormati
sesama manusia, dituntut adanya sikap adil dalam memperlakukan orang lain
tanpa melihat suku, ras, ataupun perbedaan lainnya.
3. Sila Ke – 3: Persatuan Indonesia
Mengandung substansi loyalitas, memiliki pendirian yang kuat terhadap
kewajibannya.
4. Sila Ke – 4: Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam
Perwusyawaratan dan Perwakilan
Mengandung nilai – nilai tentang tanggung jawab dan harmoni,
menggambarkan budaya demokrasi. Semakin tinggi nilai demokrasi individu,
semakin rendah pemaknaan simbolik terhadap uang. Uang tidak dianggap
sebagai hal yang memberikan kebebasan untuk orang lain karena segala
kebebasan yang ada dibatasi oleh kebebasan orang lain.
5. Sila Ke – 5 : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Mengandung sub nilai persahabatan, keadilan, kerendahan hati untuk
menolong.

SESUAI SKENARIO : Drg. Dilan melanggar semua sila – sila pancasila


karena dokter dilan belum mempunyai sikap yang sesuai dengan sila – sila
pancasila tersebut .

3. Bagaimana Sikap Interaksi seorang dokter gigi untuk melayani seorang pasien dengan
baik ?
Menurut Konsil Kedokteran Indonesia untuk menciptakan hubungan / interaksi antara
dokter – pasien adalah dengan mengasai teknik komunikasi. Menjadi dokter gigi yang
bersedia menjawab pertanyaan pasien, mau bertanya serta menambahkan informasi –
informasi yang sesuai dengan tujuan kesehatan pasien. Menjadi dokter gigi yang
bersikap lebih sabar untuk mendengarkan dan juga berempati sehingga pasien
menaruh kepercayaan penuh kepada dokter dalam upaya penyembuhan penyakitnya .
 Belas kasih, memahami dan perhatian terhadap masalah orang lain,
merupakan hal pokok dalam praktek pengobatan
 Kompetensi yang tinggi diharapkan dan harus dimiliki oleh dokter
 Perasaan / kehendak : pendekatan subjektif terhadap keputusan dan perilaku
moral yang diambil

Menjadi dokter gigi yang bersikap sabar untuk mendengarkan dan pandai
menggali informasi dari pasien. Pandai berempati sehingga pasien menaruh
kepercayaan penuh terhadap dokter dalam upaya pembentukan penyakitnya. Hal
ini adalah gambaran sikap dokter yang diharpkan dalam hubungan dokter dan
pasien.
SESUAI SKENARIO : Komunikasi drg.dilan dengan pasien tidak berlangsung
baik , drg. dilan banyak menggunakan bahasa medis dan selalu tergesa – gesa
pada saat melakukan pelayanan.

4. Bagaimanakah sikap seorang dokter gigi yang baik jika dikaitkan dengan konsep
keberagaman dan identitas nasional ?
Jika dikaitkan dengan konsep keberagaman Bangsa Indonesia memiliki beragam
suku, bahasa daerah, etnis, agama dan budaya. Sikap yang harus dimiliki seorang
dokter gigi yang baik adalah dengan menanamkan nilai multicultural yang menjadi
landasan berfikir dari seseorang untuk dapat berfikir bahwa perbedaan bukan menjadi
konflik melainkan sebagai identitas yang lahir secara alamiah serta sikap toleransi
yang berarti saling menghormati sesama .
Jika dikaitkan dengan identitas nasional yang berarti ciri – ciri, tanda – tanda atau jati
diri yang melekat pada sebuah bangsa atau sesuatu yang membedakannya dengan
bangsa lain. Identitas nasional adalah sebuah kemajemukan dari gabungan unsur –
unsur pembentukan identitas yaitu : suku bangsa, agama, kebudayaan bahasa dan
untuk menjadi seorang dokter gigi yang baik haruslah dengan menanamkan sikap
persatuan sesuai dengan “ Bhineka Tunggal Ika” yang berarti bebeda – beda tetapi
satu jua .

SESUAI SKENARIO : Sikap seorang drg. adalah tidak membedakan setiap manusia
baik dari segi ras, suku, status, dan materi karena sesuai dengan identitas nasional
dimana setiap manusia itu sama dan tidak boleh membedakannya sesame masyarakat
Indonesia.

5.Sikap drg. Dillan cenderung tidak sesuai dengan perilaku demokrasi . Menurut anda ,
nilai demokrasi yang harus dimiliki seorang dokter gigi ?

Nilai – Nilai Demokrasi yaitu :


1. Toleransi
2. Kebebasan mengeluarkan pendapat
3. Menghormati perbedaan pendapat
4. Memahami keanekaragaman dalam masyarakat
5. Terbuka dalam komunikasi
6. Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan
7. Percaya diri atau tidak menggantungkan pada orang lain
8. Saling Menghargai
9. Kebersamaan
10. Keseimbangan

Demokrasi merupakan nilai yang membentuk sikap tidak diskriminatif. Demokrasi


menjunjung tinggi kesamaan hak setiap orang yang artinya hak dirinya, dan orang lain
memiliki hak yang sama. Setiap orang mendapat hak dan perlakuan yang sama tanpa
menghiraukan latar belakang suku, ras, agama, tingkat sosial dan gender. Nilai
demokrasi mengajarkan individu untuk saling menghormati satu sama lain. Nilai –
Nilai budaya bangsa yang bertentangan ialah cara berkomunikasi dengan pasien yang
menggunakan bahasa – bahasa medik yang kurang dimengerti oleh pasien.

Menganggap wajar keanekaragaman masyarakat. Perkembangan baru menunjukkan


bahwa demokrasi tidak hanya dipahami sebagai sikap hidup / pandangan hidup
demokratis. Oleh karena itu, di dalam hubungan antara dokter – pasien juga
diperlukan musyawarah, tidak tergesa – gesa dalam melakukan pelayanan medik.

SESUAI SKENARIO : Untuk menjadi seorang drg. menghadapi setiap pasien dari
berbagai belakang social budaya adalah salah satu kita menjalankan nilai – nilai
demokrasi di dalam kehidupan, tidak seperti dalam skenario dimana drg. Dilan lebih
mengutamakan RAS yang sama dengan dirinya, tetapi kita harus berlaku adil untuk
semua pasien dan mendahulukan pasien yang benar – benar membutuhkannya.
BAB III
PENUTUP

Sikap Empati sama pentingnya dengan penguasaan teknologi kedokteran. Dalam relasi
dokter – pasien, Sifat empati merupakan kesadaran etnis yang mendorong para dokter
untuk mendekatkan diri dan terlibat dengan pasien. Bukan hanya pintar saja untuk
menjadi seorang dokter yang sukses. Melainkan harus banyak faktor –faktor pendukung
yang baik yang harus ditanamkan oleh seorang dokter. Mempunyai jiwa kemanusiaan
berdasarkan pancasila serta UUD 1945 dan memiliki karakter yang baik. Perlu dilakukan
pemberitahuan secara berkala pada dokter bahwa komuunikasi yang efektif pada pasien
berpengaruh pada proses penyobatan dan penyembuhan penyakit. Komunikasi efektif
secara terus – menerus mampu menjelaskan kondisi pasien, manfaat pengobatan,
membuat pasien berterus terang, percaya, merasa nyaman dapat menimbulkan sikap
konkordasi yang baik .
DAFTAR PUSTAKA

1. Join Conference UPI & UPSI Bandung , Indonesia 8-10 November 2010

2. Education , cinit . 2016 . Demokrasi dan Pencegahan Korupsi . Bandung : Prenada

Media.

3. Lnguistik Indonesia . 2008 . Komunikasi antar dokter-pasien . 2(26)

4. Tilaar , H.A.R . 2017. Dialektika . 26(2)

5. Sugiyanto . 2017 . Historia . 1

6. Ramadan , Arfian . 2017 . Implementasi Nilai – Nilai Demokrasi . 5(1)

Anda mungkin juga menyukai