PEMICU 4
KELOMPOK 7
DOSEN PEMBIMBING:
2012
Ketua : Anisa 120600080
Anggota Kelompok 4 :
PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan sarana untuk mengetahui informasi dari narasumber agar dapat
disimpulkan suatu kesimpulan yang akurat. Demikian juga dengan Komunikasi dokter-pasien.
Penting bagi seorang dokter untuk mampu melakukan komunikasi dokter pasien dengan baik
karena untuk melakukan diagnosis suatu penyakit atau kondisi pasien haruslah mengetahui
dahulu informasi-informasi tentang pasien tersebut. Oleh karena itu, melalui komunikasi tersebut
dapat digali informasi-informasi. Namun akan terjadi kendala apabila pasien yang dihadapi
adalah anak-anak. Anak-anak memiliki pola tingkah laku yang beraneka ragam dan pada usia
yang relative muda, anak belum dapat memahami komunikasi dengan baik. Karena itu,seorang
dokter dapat menggali informasi melalui komunikasi dengan orang tua. Oleh karena itu laporan
ini dibuat dengan mencantumkan pengertian dual patient, triad of concern, teknik wawancara
dengan orang tua pasien serta kesulitan wawancara dengan orang tua. Laporan ini juga
melampirkan contoh komunikasi dokter pasien serta pembahasannya.
1.2.Deskripsi Topik
Orang Tua mengantar anak laki-laki berusia lima tahun ke dokter gigi dengan keluhan
sering sakit gigi, malas menyikat gigi dan sering mengemil makanan manis.
2.3.Learning issue
A. Dual patient/triad of concern
B. Teknik wawancara dengan orang tua
C. Kesulitan wawancara dengan orang tua
BAB II
PEMBAHASAN
Pada saat wawancara medis pasien anak, tidak hanya anak yang memberikan informasi, tetapi
orang tuanya juga, sehingga disebut dual patient. Kedudukan anak disini sebagai individu yang
sakit sekaligus sebagai anggota keluarga. Dokter membutuhkan informasi keduanya untuk
melengkapi data yang diperlukan dan untuk memperkuat diagnosis. Dengan dual patient, dokter
dapat memperhatikan anak dan orang tuanya sekaligus. Misalnya pada saat dokter mendapat
pasien anak yang berumur tiga tahun, dokter dapat berkomunikasi dengan anak dan orang tua
untuk mengetahui akan sakitnya. Tidak hanya itu, dokter juga dapat mengetahui bagaimana
perkembangan komunikasi anak dan bagaimana kedekatan hubungan anak dengan orang tua,
sehingga dokter dapat menilai dominasi orang tua terhadap anak.
Selain orang tua, dokter juga dapat melibatkan sanak saudara lain dari pasien anak tersebut untuk
mencari keterangan yang akurat. Hal ini disebut dengan multi patient. Kondisi tersebut biasanya
terjadi untuk anak yang memiliki orang tua yang terlalu sibuk dan menyerahkan anak
sepenuhnya pada saudaranya atau baby sitter. Situasi ini dapat terlihat saat dokter mewawancarai
orang tua anak. ia tidak mengetahui penyebab dan kapan tepatnya anaknya sakit.
Beberapa hal yang perlu ditekankan pada saat wawancara dokter dengan orang tua anak, yaitu:
1. Mendengarkan
Seorang dokter harus mampu menjadi pendengar yang baik bagi orang tua anak yang dapat
ditunjukkan melalui kata-kata ataupun bahasa tubuh, misalnya dengan cara duduk kita yang
condong ke depan, menatap mata, menunjukkan perhatian, dan merespon semua kata-kata pasien
baik yang verbal maupun nonverbal. Pada wawancara dengan orang tua dan anak, komunikasi
nonverbal harus diperlakukan sama dengan komunikasi verbal. Memberikan jeda waktu juga
diperlukan untuk orang tua agar dapat menceritakan dan memberitahukan tentang riwayat
penyakit yang diderita anaknya. Seorang dokter tidak disarankan untuk wawancara saat
pemeriksaan fisik, karena akan mengurangi kontak mata antara pasien dan dokter, kecuali jika
dokter menemukan keganjilan saat pemeriksaan fisik.
2. Memfasilitasi Dialog
Seorang dokter harus mampu mendengarkan cerita orang tua dengan penuh empati tanpa
menginterupsi, merubah pokok bahasan pembicaraan, atau langsung menghakimi pasien.
Seorang dokter juga jangan memberikan diagnosa terlalu dini sebelum orang tua selesai bercerita
agar tidak mempengaruhi orang tua. Pada saat wawancara juga tidak jarang pasien ingin
bercerita sebanyak-banyaknya tentang penyakitnya, padahal dokter ingin membuat diagnose
secepatnya. Oleh karena itu seorang dokter juga perlu mengarahkan jalannya wawancara.
Adapun strategi untuk melakukan wawancara medis dengan orang tua, yaitu :
3. Sopan Santun
Seorang dokter diharapkan mampu menerapkan sikap sopan santun umum kepada pasien dan
orang tuanya, termasuk sikap peduli agar orang tua merasa senang, yaitu dengan situasi yang
bersahabat dan professional, bukan suasana yang kaku.
4. Bicara Dengan Anak
Komunikasi dengan anak dapat dilakukan diawal pertemuan. Dengan adanya komunikasi dan
interaksi awal yang baik, maka akan menciptakan hubungan yang baik pula antara pasien dan
dokter. Disamping itu, dokter juga dapat melakukan diagnosa awal melalui kontak fisik yang
dilakukan, misalnya dengan salaman atau kontak mata. Perilaku komunikasi antara dokter
dengan anak sering dijadikan contoh bagi orang tua tentang bagaimana cara berkomunikasi
dengan yang baik.
7. Konseling
Memberikan nasihat dan konseling tentang penyakit yang diderita pasien merupakan kewajiban
dokter dalam melakukan tugasnya sehari-hari. Nasihat dapat diberikan saat wawancara,
pemeriksaan fisik, ataupun saat akhir kunjungan. Dan hendaknya dokter menggunakan bahasa
yang mudah dipahami oleh orang tua, karena orang tua ingin penjelasan yang mudah dimengerti
tentang diagnosa penyakit anaknya dan juga tentang hal-hal yang menyangkut tata laksanaanya.
Hindari konseling memalui telepon atau email bila dokter belum tahu benar tentang penyakit
yang diderita pasien.
8. Penutup
Dalam melakukan wawancara medis dengan orang tau, dokter harus melakukan hal-hal berikut:
a. Membuat ringkasan semua informasi yang telah diceritakan oleh orang tua pasien dan
memasukkannya kedalam rekam medis anak tersebut.
b. Jika ada, berikan materi edukasi yang terkait dengan sakit anaknya. Jelaskan karakteristik
anak yang kita tangani dan prognosisnya.
c. Tanyakan kepada anak yang sudah besar, orang tua, atau pengasuhnya tentang hal-hal
yang belum jelas. Bila waktu terbatas, kita dapat membuatkan rencana kunjungan berikutnya
PENUTUP
Kesimpulan
Komunikasi antara dokter-pasien anak-orang tua termasuk dalam triad of concern dan
sangat penting dalam penatalaksaan proses perawatan dan penyembuhan penyakit gigi anak.
Pentingnya komunikasi yang dijalin oleh dokter dengan orang tua juga harus seimbang dengan
komunikasi terhadap pasien anak sehingga anak lebih mudah menerima perawatan, tidak ragu
dan tidak takut terhadap dokter gigi mengingat banyaknya kesulitan yang ditemui selama
berkomunikasi dengan pasien anak maupun orang tua.
Kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam kasus ini oleh kelompok 7 adalah sikap dokter
yang ragu-ragu, tidak relax,tegang, keterbatasan dokter dan sikap dokter yang terlalu cepat
memberi diagnosis. Dan dalam wawancara medis, hal-hal yang sudah dilakukan dalam the basic
four hanya present illness (riwayat penyakit sekarang) dan personal/social history.
Lembaran Penilaian
2. Membuka diskusi :
a. Sudah diberikan dengan baik.
a. Memberi kesempatan pada pasien untuk Dokter dengan sabar mendengar
mengemukakan keluhannya tanpa riwayat dari pasien yang dipaparkan
diinterupsi sang ibu.
b. Menanyakan, “Apa ada lagi yang mau b. Perlu perbaikan.
disampaikan ?” untuk menyatakan kita Dalam simulasi hanya disampaikan
memiliki perhatian penuh pada bagian akhir.Seharusnya di
c. Menjelaskan dan / atau membuat agenda bagian awal juga disampaikan agar
untuk kunjungannya. mendukung saat dokter membuat
diagnosis
c. Perlu perbaikan.
Dalam simulasi tidak begitu jelas
agenda kunjungannya. Dokter tidak
membuat agenda kunjungan
berikutnya hanya menyarankan pasien
agar melakukan pengecekan gigi 2 kali
setahun.
5. Berbagi informasi
a. Tidak diberikan
a. Mengetahui pemahaman si pasien terhadap Dokter seharusnya menjelaskan lebih
penyakitnya dan keinginannya terhadap detail tentang penyakit yang diderita
informasi tambahan b. Diberikan dengan baik
b. Menjelaskan dengan menggunakan kata- Dokter menjelaskan kepada pasien
kata yang mudah dimengerti pasien anak dengan bahasa yang mudah
c. Mengetahui pemahaman pasien terhadap dimengerti yaitu dengan menggunakan
rencana terapi yang dilakukan kata monster-monster kecil
d. Menanyakan tentang hal-hal yang masih c. Tidak diberikan
belum jelas Dokter tidak menjelaskan secara
mendetail kepada orang tuanya tentang
penyakit gigi anaknya
d. Tidak diberikan
Dokter tidak menanyakan apakah ada
lagi yang hendak disampaikan
6. Mencapai kesepakatan
a. Dilakukan dengan baik
a. Melibatkan pasien dalam memilih dan Dokter ada menanyakan apakah
membuat keputusan guna untuk pengobatan pasien mau dilakukan saat
mengetahui sampai sejauh mana hal yang itu juga
diinginkan b. Perlu perbaikan
b. Menanyakan kesanggupan pasien untuk Dokter dalam simulasi tidak
mengikuti rencana terapi menyinggung soal biaya,dimana
c. Mengidentifikasi hal-hal tambahan kalau seharusnya disinggung untuk
perlu menunjukkan kesanggupan pasien
c. Tidak diberikan
Dokter tidak mengidentifikasi hal-hal
tambahan
7. Penutup
a. Tidak diberikan
a. Memberi kesempatan si pasien untuk Dokter tidak memberitahukan detail
bertanya hal yang kurang jelas pada agenda kunjungan selanjutnya dan
kunjungan berikutnya orang tua pasien pun tidak bertanya.
b. Membuat kesimpulan atau menanyakan b. Perlu perbaikan
rencana pasien pada kunjungan berikutnya Dokter tidak membuat agenda
c. Menjelaskan waktu kontrol atau bila terjadi kunjungan berikutnya secara detail
sesuatu, dan orang yang harus dihubungi c. Perlu perbaikan
Dokter tidak menjelaskan waktu
kontrol,hanya menjelaskan orang yang
bisa dihubungi