Anda di halaman 1dari 31

i

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT
NOMOR 096/PER/DIR/RSSAK/II/2015
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN DARAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu indikator kesehatan suatu negara adalah besarnya Angka Kematian Ibu
(AKI). Bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, AKI Indonesia
tergolong tinggi (307 kematian per 100.000 kelahiran hidup). Tingginya AKI di
Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kualitas pelayanan darah, karena
berbagai penelitian AKI membuktikan penyebab utama kematian ibu melahirkan
adalah pendarahan (40-60%). Kebutuhan darah juga meningkat bersamaan
dengan meningkatnya jumlah penderita penderita penyakit kelainan darah
(haemophilia, thalasemia, dan lain-lain) juga memerlukan transfusi darah untuk
tujuan pengobatan dan pemulihan kesehatan pasien.

Pelayanan Darah di Indonesia diatur melalui PP 18/980. Tertuang disini pengelola


dan pelaksana upaya tranfusi darah adalah Palang Merah Indonesia (PMI) atau
instansi lain yang ditetapkan oleh Menteri. Saat ini PMI telah mendirikan dan
menyelenggarakan 188 Unit Transfusi Darah (UTD) yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia. Jumlah ini dirasa belum dapat memenuhi kebutuhan dibanding
jumlah kabupaten yang ada. Departemen Kesehatan mengantisipasi hal ini dengan
mendirikan UTD-RS untuk daerah yang belum terjangkau UTD-PMI, disamping
pengembangan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS).

Pelayanan Darah merupakan salah satu bagian dari keseluruhan sistem pelayanan

1
kesehatan khususnya di Rumah Sakit. Kemungkinan timbulnya akibat transfusi
yang membahayakan jiwa pasien baik dalam bentuk reaksi transfusi yang ringan
sampai berat serta penularan penyakit lewat darah menunjukkan pentingnya
pemahaman penggunaan darah dalam praktik klinis.

B. TUJUAN
1. Memberikan pelayanan darah untuk keperluan pengobatan dan pemulihan
kesehatan pasien yang mencakup masalah-masalah pengadaan, pengelolaan
dan penyampaian darah kepada pasien
2. Memberikan pelayanan yang lebih cepat dan tepat kepada pasien
3. Mengutamakan keselamatan pasien

C. Ruang lingkup Pelayanan


1. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan transfusi
2. Melakuan evaluasi terhadap pemakaian darah/pemberian darah secara
rasional
3. Melakukan evaluasi terhadap reaksi yang timbul akibat transfusi darah
dalam rangka meningkatkan pelayanan darah

 Kewajiban :
1. Memberikan rekomendasi kepada pimpinan Rumah Sakit untuk mencapai
budaya pemberian darah secara rasional
2. Mengkoordinir pembuatan Panduan pemberian darah dan lain-lain sesuai
dengan Standar Pelayanan Medis.
3. Melaksanakan pengkajian pelaksanaan transfusi dan evaluasi terhadap
rekasi yang timbul akibat penggunaan darah dan memberikan umpan balik
terhadap pengkajian tersebut

2
 Jadwal Kegiatan :
No Kegiatan Rincian Kegiatan Frekuensi

1. Mengevaluasi  Melakukan evaluasi terhadap indikasi Setiap triwulan


pemberian transfusi transfusi
darah  Melakukan evaluasi terhadap jenis,
jumlah permintaan dan pemakaian darah
 Melakukan evaluasi terhadap respon timen
pelayanan
 Melakukan evaluasi terhadap pengolahan
limbah

2 Melakukan evaluasi  Melakukan evaluasi terhadap reaksi Setiap triwulan


terhadap reaksi yang transfusi
timbul akibat transfusi  Melakukan analisa dan rekomendasi
darah terhadap reaksi transfusi.
D. BATASAN OPERASIONAL
Batasan Dan Pengertian:
1. Pelayanan darah adalah kegiatan yang mencakup masalah masalah
pengadaan,pengelolaan dan penyampaian darah kepda pasien untuk keperluan
pengobatan dan pemulihan kesehatan pasien
2. Stock darah adalah darah yang dikembalikan ke Pelayanan Darah karena tidak
digunakan.

E. CAKUPAN KEGIATAN
Pelayanan Darah RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT Tangerang
memberikan pelayanan sebagai berikut :
1. Pengambilan Contoh Darah
2. Pemeriksaan Blood Typing
3. Permintaan Darah
3
4. Screening
5. Pendistribusian darah.

F. RINCIAN KEGIATAN
1. Pengambilan Contoh Darah
 Merupakan kegiatan untuk mengambil sejumlah darah pasien sebagai
sample untuk mencocokan golongan darah pasien dengan pendonor
 Contoh darah diambil oleh petugas pelayan darah / petugas laboratorium
dan kemudian dilakukan pemeriksaan screening blood di RUMAH SAKIT
BUAH HATI CIPUTAT Tangerang
2. Pemeriksaan Blood Typing
 Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui golongan darah pasien untuk
menghindari kesalahan pemesanan daran atau pemberian transfusi
 Dilakukan untuk setiap pasien yang direncanakan untuk ditranfusi
3. Permintaan Darah
 Merupakan permintaan jenis darah tertentu, dalam jumlah dan golongan
tertentu yang berasal dari DPJP untuk kepentingan pasien sesuai dengan
indikasi
 Permintaan dituliskan pada form yang ditentukan
 Permintaan darah ditujukan kepada PMI melalui laboratorium
4. Pendistribusian Darah
 Darah yang telah diterima di laboratorium akan diserahkan kepada
perawat penanggung jawab pasien
 Distribusi dilakukan sesaat sebelum darah akan digunakan oleh pasien
 Dalam proses distribusi selalu memperhatikan cara dan ketentuan yang
berlaku untuk menjamin kualitas darah
 Proses distribusi akan dicatat pada buku tertentu

4
G. WAKTU PELAYANAN
Unit Pelayanan Darah memberikan pelayanan kepada pasien selama 24 jam

5
H. ALUR PELAYANAN

Permintaan Darah
dari Ruang Perawatan
menggunakan formulir permintaan darah
(terlampir) berserta contoh darah

Petugas Pelayanan Darah


mencatatat permintaan dan
melakukan konfirmasi ke PMI

Petugas Pelayanan Darah - Kurir


Serah Terima

Kurir
menyerahkan Formulir Permintaan
beserta contoh darah,
menerima darah yang sudah diproses
oleh PMI

Kurir - Petugas Pelayanan Darah


Serah Terima

Petugas Pelayanan Darah


Menerima dan mencocokkan darah
dengan permintaan
Mencatat di buku registrasi
Menginformasikan ke Ruang Perawatan

Perawat – Petugas Pelayanan Darah


Serah Terima

6
I. LANDASAN HUKUM
DASAR HUKUM
1. Undang – Undang Republik Indonesia No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang – Undang Republik Indonesia No.29 tahun 2004 Praktik Kedokteran
3. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah 18/980tentang Pelayanan Darah di Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan No.858/MENKES/PER/XI/1989 tentang
Persetujuan Tindakan Medik
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesua
No.983/MENKES/SK/XI/1992 tanggal 12 November 1992 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit Umu

KEBIJAKAN
1. Cakupan Pelayanan
a. Pengadaan darah rutin dan darurat dikelola oleh pelayanan darah.
b. RSIA Sari Asih Karawaci memberikan pelayanan darah yang meliputi :
1. Pelayanan permintaan darah
2. Pelayanan penyimpanan darah
3. Pelayanan pemeriksaan serologi golongan darah
4. Kegiatan administrasi
5. Pelayanan uji saring
2. Standar Pelayanan
a. Rumah Sakit menyelenggarkan pelayanan darah selama 24 jam terus
menerus
b. Penyerahan Darah dilakukan dari Petugas Pelayanan Darah kepada
Perawat Penanggung Jawab Pasien.
c. Cross matching dan tes kecocokan dilakukan di PMI.
d. Semua kantong darah yang tidak terpakai dan belum dibuka harus
dikembalikan ke petugas pelayanan darah
7
e. Semua kantong darah yang tidak terpakai namun sudah dibuka dikelola
sebagai limbah medis ruangan perawatan.
f. Screening darah ulang terhadap beberapa penyakit tertentu dialkukan atas
permintaan pasien.
3. Organisasi
a. Pelayanan Darah berada dibawah Instalasi Laboratorium
b. Pelayanan Darah dipimpin oleh seorang Kepala Peayanan dengan
kualifikasi Dokter Umum purna waktu yang bisa merangkap sebagai
Kepala Instalasi Laboratorium.
c. Pelayanan Darah dilaksanakan oleh petugas pelayanan darah dengan
pendidikan SMAK atau DIII Analis Kesehatan yang merangkap sebagai
pelaksana di Instalasi Laboratorium.
4. Fasilitas dan Sarana
a. Pelayanan Darah dilaksanakan dalam ruangan yang bergabung dengan
ruangan Instalasi Laboratorium
b. Untuk menjamin kualitas dan keamanan daran maka Komponen Darah
disimpan dalam lemari pendingin sesuai dengan syarat yang ditetapkan.
5. Monitoring Kegiatan :
a. Setiap terjadi reaksi yang timbul akibat transfusi darah dilakukan
pencatatan dan pelaporan
b. Kegiatan pelayanan dilakukan pencatatan, pelaporan dan evaluasi secara
rutin.
6. Pengelolaan limbah medis pelayanan darah dilakukan berkerja sama dengan
pihak ketiga

8
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. STRUKTUR ORGANISASI

MANAJER
PENUNJANG MEDIS

KONSULTAN KEPALA INSTALASI


DR SP. PK LABORATORIUM

KEPALA KEPALA
PELAYANAN LAB PELAYANAN DARAH

PJ TEKNIS MEDIS PJ ADMINISTRASI PJ SARANA &


PRASARANA

PELAKSANA PELAKSANA

9
10
A. Distribusi Ketenagaan

Rawat Inap PMI

INSTALASI FARMASI
Rawat Jalan LABORATORIUM

IGD REKAM MEDIS

Keterangan :
1. HUBUNGAN KERJA INTERNAL (dengan unit lain didalam RS) :
1. Rawat Inap : Pemeriksaan pasien rawat inap
2. Rawat Jalan : Pemeriksaan pasien rawat
jalan
3. Instalasi Gawat Darurat (IGD) : Pemeriksaan pasien IGD
4. Instalasi Farmasi :
 Permintaan perbekalan farmasi termasuk Barang Habis Pakai
Pakai (BHP)
 Pengawasan stock dengan kegiatan Stock Opname
5. Rekam Medis : Penyimpanan hasil pemeriksaan
laboratorium pasien rawat inap.

2. HUBUNGAN KERJA EKSTERNAL (dengan institusi diluar RS) :


PMI : Permintaan darah

11
B. PENGATURAN JAGA

NO JABATAN KUALIFIKASI JUMLAH

1 Kepala Pelayanan Darah Dokter Umum Purnawaktu , sudah 1 orang


mengikuti Pelatihan eksternal dari
PMI, masa kerja minimal 3 tahun
yang dapat merangkap sebagai
Kepala Instalasi Laboratorium

2 Pelaksana  Sekolah Menengah Analis Jumlah tenaga berdasarkan


Kesehatan pada analisa
 D III Analis Kesehatan kunjungan/beban kerja dan
 Masa Kerja : minimal 1 tahun kapasitas tindakan
di Instalasi Laboratorium. pelayanan. Dengan rumus
sebagai berikut :
Σ rata – rata kunjungan
pasien/hari : Kapasitas
tindakan

JAM KERJA
1. Jam kerja staf sesuai dengan jam operasional unit pelayanan darah
 Shift pagi : jam 07.00 – jam 14.00
 Shift sore : jam 14.00 - jam 21.00
 Shift malam : jam 21.00 – jam 07.00
2. Jadwal kerja staf dibuat oleh Kepala Unit Pelayanan Darah (format terlampir)

12
C. PANITIA TRANSFUSI DARAH

I. Struktur Organisasi :

KETUA SUB KOMITE LAIN-LAIN


KOMITE MEDIK

Wakil Direktur Medis

KETUA PANITIA TRANSFUSI


SMF
Manajer DARAH
Pelayanan Medis

SEKRETARIS
Kepala Unit Pelayanan
Darah

Manajer Manajer
Penunjang Dokter Spesialis Keperawatan
Medis

13
BAB III
FASILITAS DAN PERALATAN

A. STANDAR DAN PERSYARATAN RUANGAN


Pelayanan Darah dilakukan pada ruangan yang cukup untuk melaksanakan
kegiatan administrasi dan pelayanan dengan perlengkapan, peralatan dan bahan
yang sesuai dengan pelayanan yang diberikan untuk menciptakan suasana kerja
yang optimal, tepat dan akurat, tepat waktu, efisien dan aman. ( Denah Terlampir
)
B. STANDAR PERALATAN

NO NAMA PERALATAN

1 Batang Pengaduk

2 Cool Box

3 Lemari Pendingin

4 Mikroskop

5 Object Glass

6 Pipet Pasteur

7 Rak Tabung Reaksi

8 Tabung Reaksi

9 Termometer

C. STANDAR REAGEN

NO REAGEN

1 Anti – A

14
2 Anti – AB

3 Anti – B

4 Anti – D

D. PENGELOLAAN PERALATAN
1. Pemeliharaan peralatan dan prasarana lainnya di Instalasi Laboratorium
berpedoman pada Program K-3 Rumah Sakit (terlampir)
2. Pemeliharaan terdiri dari :
 Pemeliharaan rutin yang dilakukan oleh petugas pelayanan darah
 Pemeliharaan yang dilakukan oleh petugas IPSRS dan atau pihak ketiga.
 Kalibrasi peralatan
3. Jadwal pemeliharaan peralatan dan prasarana lainnya di pelayanan darah
disusun oleh petugas pelayanan darah berkoordinasi dengan Tim K3 RS.
4. Evaluasi terhadap pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan prasarana
dilakukan setiap 3 bulan.

E. PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS

NO PERALATAN

1 Gelas Plastik

2 Labu Semprot

3 Object Glass

4 Pipet Pasteur

5 Rak Tabungelas Plastikg

6 Sarung Tangan
15
7 Tabung Reaksi

8 Tissue Besar

9 Tissue Kecil

10 Waskom Kecil

16
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. SISTEM PENCATATAN :
Sistim pencatatan dalam pelayanan darah terdiri dari :
1. Pencatatan Pelayanan Darah meliputi :
a. Permintaan Rutin dan darurat meliputi golongan darah, jenis darah
(komponen), jumlah (kantong/unit/cc)
b. Jumlah pemakaian darah meliputi : golongan darah, jenis darah
(komponen), jumlah (kantong/unit/cc)
c. Jumlah pemeriksaan golongan darah , Uji saring (screening)
d. Respon time (penyerahan permintaan)
2. Kejadian reaksi transfusi darah meliputi : jumlah, no kantong/unit
darah, tanggal.
3. Jumlah darah rusak/expired
 Pencatatan dilakukan setiap hari oleh petugas pelayanan darah

B. SISTEM PELAPORAN :
 Sistim pelaporan dalam pelayanan darah meliputi :
1. Rekap Data Permintaan Darah Rutin dan Darurat
2. Rekap Pemakaian Darah
3. Rekap pemeriksaan golongan darah
4. Rekap respon time
5. Rekap kejadian transfusi darah

 Sumber data pelaporan berasal dari pencatatan harian


 Laporan disiapkan oleh Kepala Pelayanan Darah setiap awal bulan untuk
dikoreksi oleh Kepala Instalasi laboratorium
17
 Kepala Instalasi Laboratorium melaporkan kepada Direktur setiap 3 bulan
melalui Manajer Penunjang Medis

18
BAB V
LOGISTIK

Yang dimaksud dengan pengertian logistik adalahTata cara pencatatan permintaan


dan penggunaan bukan barang farmasi seperti ATK, tissue, lampu ,gula, kopi, teh dan
lain lain (barang dari gudang umum)
A.Macam Bahan Pelayanan Darah
1. Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk
mendektik,mengukur,memeriksa dan menghasilkan zat lain.
2. Standar adalah zat zat yang konsentrasi atau kemurniannya diketahui dan
diperoleh dengan cara penimbangan
3. Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan
suatu pemeriksaan dilaboratorium,untuk mengawasi kualitas hasil
pemeriksaan sehari hari
4. Air merupakan bahan termurah dari bahan yang digunakan dilaboratorium
tetapi air merupakan bahan terpenting dan yang paling sering digunakan
,oleh karena itu kualitas air yang digunakan harus memenuhi standar seperti
bahan lain yang digunakan dalam analisis
5. Media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutri yang dipakai
untuk menumbuhkan mikroba
B. Dasar Pemilihan
Pada umumnya untuk memilih bahan pelayanan darah yang akan dipergunakan
harus mempertimbangkan hal hal sebagai berikut :
1. Kebutuhan
2. Produk pabrik yang telah dikenal dan mempunyai sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi
3. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk
4. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang
5. Volume atau isi kemasan
19
6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali
7. Mudah diperoleh dipasaran
8. Besarnya biaya tiap satuan (nilai ekonomis)
9. Pemasok / vendor
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan
11. Pelayanan purna jual
12. Terdaftar sebagai bahan laboratorium dan alat kesehatan di ditjen yamfar
dan Alkes Depkes
C. Pengadaan
Pengadaan bahan habis pakai ,obatan dan reagensia dilaksanakan melalui Instalasi
Farmasi.Pengadaan bahan Pelayanan Darah harus mempertimbangakan hal hal
sebagai berikut
1. Tingkat Persediaan
Pada umumnya ntingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah
persediaan yaitu persediaan mininum ditambah jumlah safety stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan opersional normal,sampai pengadaan berikutnya dari
deplog.
Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk
bahan bahan yang dibutuhkan indent
Buffer stok adalah stok penyangga kekurangan reagen di laboratorium
Reserve stok adalah cadangan reagen /sisa
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau
pembelian selama 3 hari.Jumlah pemakaian rata rata dalam satu bulan
perlu dicatat
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dan pemesan sampai bahan
diterima dari pemasok perlu diperhitungkan ,terutama untuk bahan yang
20
bersifat indent.
Pengontrolan pemakaian bahan habis pakai dan reagensia dilakukan
dengan carapemotongan stok melalui komputer per transaksi dan dikontrol
setiap hari oleh Kapel laboratorium secara periokdik melalui kegiatan
stok opname yang dilakukan 1 kali setiap triwulan.
Reagensia yang digunakan adalah reagensia siap pakai.pemusnahan reagensia
laboratorium yang rusak dan kadaluarsa harus dilaporkan kepada Instalasi Farmasi
rumag sakit

D. Penyimpanan
Bahan pelayanan darah yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan:
1. Perputaran pemekaian dengan menggunakan kaidah
2. Tempat penyimpanan
3. Suhu / kelembaban
4. Sirkulasi udara
5. Incompatibility / bahan kimia yang tidak boleh bercampur

Hal hal khusus yang harus diperhatikan pada reagen yang sudah jadi adalah
1. Tutuplah botol waktu penyimpanan
2. Tidak boleh terkena sinar matahari langsung
3. Beberapa reagen ada yang sudah disimpan dalam botol berwarna gelap
4. Beberapa reagen tidak boleh diletakkan dibawah / lantai dengan label tanda
bahaya
5. Buat kartu stok yang tamggal penerimaan,tanggal kadaluarsa,tanggal wadah
reagen dibuku,jumlah reagen yang diambil dan jumlah reagen sisa serta
paraf tenaga pemeriksa yang menggunakan

Prosedur permintaan reagen ke Instalasi Farmasi


21
1. Buat permintaan bukan barang farmasi pada bon permintaan barang dengan
mengisi nama/jenis barang,jumlah yang diminta dan ditandatangani oleh Kepala
Unit Bank Darah
2. Bubuhkan tanda tangan dan nama sipenerima barang dan yang menyerahkan
barang pada pada bon permintaan barang tersebut barang diterima
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien pasien adalah yang utama.dalam hal ini dapat diartikan
bahwa pelayanan darah hendaknya menjamain bahwa keselamatn dan
kepentingan pasien selalu menjadi pertimbangan utama dan diletakkan lebih
tinggi.disamping itu pelayanan darah hendaknya memperlakukan semua
pasien secara adil dan tanpa diskriminasi.
Prinsipnya dalam melakukan segala sesuatu hendaknya dilakukan dengan
tingkah laku yang baik dan benar

B. Tujuan
1. Agar dalam melakukan kegiatan pelayanan darah ,senantiasa
mengedepankan tatanan etika pelayanan darah medik (klinik),sehingga
menghasilkan personal yang profesional yang terikat dengan kode etik
sesuai profesi
2. Agar petugas pelayanan darah mempunyai tanggung jawab untuk tidak
mengikat diri dalam praktek yang dilarang oleh hukum dan hendaknya
megakkaan reputasi profesinya

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien


Ruang lingkup keselamatan pasien di Pelayanan Darah:
1. Pelayanan darah medik yang pada hakikatnya adalah bagian dari
22
perawatan pasien (pasien care)
2. Perlunya dicakup tahapan pra dan pasca pemeriksaan
3. Keharusan pengaturan keselamatan (safety) Rumah Sakit dan etika
(ethics)

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan didalam etika pelayanan darah
antara lain :
1. Melakukan asesmen dan identifikasi resiko yang ada di
pelayanan darah
2. Pengumpulan Informasi :

a. Pelayanan darah hendaknya mengumpulkan informasi yang memadai


dan melakukan proses identifikasi pasien secara tepat dan benar,tetapi
hendaknya tidak mengumpulkan informasi pribadi yang tidak perlu
b. Keselamatan staf dan pasien merupakan sesuatu yang utama bila
kemungkinan terdapat penyakit menular

A. Pengambilan Sampel
a. Semua prosedur yang dilakuykan pada pasien memerlukan persetujuan
pasien
b. Dalam situasi darutat,persetujuan dapat menjadi tidak mungkin dan dalam
keadaan tersebut dapat dilakukan prosedur yang diperlukan,asalkan
merupakan yang terbaik bagi pasien
c. Privasi yang layak selama pengambilan sampel hendaknya tersedia dan
sesuai
d. dengan jenis sampel primer yang sedang dikumpulkan serta informasi
yang diminta
e. Jika sampel diterima bank darah /instalasi laboratorium dalam kondisi
yang tidak sesuai dengan pemeriksaan yang diminta,hendaknya dibuang
23
dan dokter perujuk diberitahu
4. Kinerja pemeriksaan
a. semua pemeriksaan hendaknya dilakukan menurut standar yang tepat
dan dengan tingkat keahlian dan kompetensi profesi yang diharapkan
b. segala bentuk pemalsuan hasil sama sekali tidak dapat diterima
5. Pelaporan hasil
a. Hasil pemeriksaan yang diberikan kepasien adalah bersifat rahasia
kecuali jika pengungkapan hal tersebut disetuji pasien atau
dipersyaratkan oleh peraturan perundangan
b. Keputusan yang berkenana dengan pernyataan persetujuan mengenai
pelaporan hasil kepihak lain
6. Penyimpanan dan retensi rekaman medik
a. Pelayanan darah hendaknya menjamin bahwa informasi disimpan
sedemikian hingga terdapat perlindungan yang layak terhadap
kehilangan,akses oleh yang tidak berwenang,dan penyalahangunaan
lainnya
b. Resensi rekaman medik dapat diatur dengan berbagai persyaratan
wajib

Keselamatan pasien yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kegiatan pelayanan


darah dilaksanakan sebagai berikut :
A. Langkah – Langkah Pembuatan Evaluasi
 Evaluasi dilaksanakan berdasarkan data kinerja bulanan yang direkap setiap 3
bulan dan pada akhir tahun pelaksanaan program
 Evaluasi dilakukan oleh Kepala Pelayanan Darah
 Setelah evaluasi dilanjutkan dengan analisa
 Dari hasil analisa dibuat kesimpulan dan rekomendasi / rencana tindak lanjut
 Hasil evaluasi dilaporkan kepada Direktur RS untuk mendapatkan disposisi

24
 Hasil evaluasi tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan program kerja tahun
berikutnya

B. Hal – hal yang harus dievaluasi setiap triwulan adalah :


Hal – hal yang harus dilakukan evaluasi setiap triwulan meliputi :
A. Data kinerja
1. Kinerja Pelayanan Darah
2. Permintaan darah
3. Stock Darah
4. Reaksi Transfusi
5. Darah rusak / expired
B. Pencapaian standar Mutu
C. Organisasi dan Ketenagaan
1. Struktur Organisasi
2. Jumlah tenaga
3. Kinerja petugas
4. Pelaksanaan program orientasi karyawan baru
5. Pelaksanaan program diklat pengembangan
D. Peralatan
1. Kegiatan perawatan rutin
2. Kerusakan alat

E. Standar Pelayanan
1. Kebijakan
2. SPO
3. Juknis

25
26
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya di Pelayanan


Darah maka disusun suatu indikator untuk mengukur kualitas pelayanan.

A. TUJUAN :
1. Tersusunnya sistem monitoring pelayanan darah melalui indikator mutu
pelayanan
2. Tercapainya mutu pelayanan darah yang dapat menunjang mutu pelayanan
medis sesuai dengan tuntutan dan perkembangan ilmu pengetahuan.

B. KEGIATAN PENGENDALIAN MUTU :


1. Sebagai indikator pengendalian mutu pelayanan darah ditetapkan Standar
Mutu Pelayanan Darah yang merupakan bagian dari standar mutu pelayanan
medis.
2. Penetapan standar mutu dilakukan berdasarkan hasil, evaluasi dan analisa
pencapaian standar mutu tahun sebelumnya.
3. Standar mutu ditetapkan setiap awal tahun dan akan dievaluasi setiap tahun
4. Laporan dan evaluasi pencapaian standar mutu dibuat oleh
Kepalaberkoordinasi dengan Kepala Instalasi Laboratorium dan dilaporkan
setiap triwulan kepada Direksi.

C. KEGIATAN PENINGKATAN MUTU :


1. Merupakan kegiatan – kegiatan tidak rutin yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan sebagai tindak lanjut dari evaluasi program
kerja pelayanan intensif yang telah dilaksanakan.
2. Program peningkatan mutu dituangkan dalam program kerja tahun
berikutnya yang meliputi :
27
a. Program pengembangan staf / SDM : berupa program diklat
b. Program pengembangan peralatan
c. Program pengembangan ruangan dan fasilitas
d. Program pengembangan sistem
e. Dan lain - lain
3. Program peningkatan mutu disusun satu tahun sekali yang dimasukkan ke
dalam program kerja tahunan berdasarkan evaluasi pencapaian program kerja
tahun sebelumnya (Rekapitulasi data, analisa dan evaluasi tahunan dilakukan
pada bulan Desember untuk membuat program peningkatan mutu tahun
berikutnya dan revisi standar mutu yang merupakan bagian dari program kerja
tahunan).
4. Jika terjadi hal – hal yang berpotensi mengganggu pelayanan pada tahun
berjalan maka tindak lanjut perbaikan mutu harus segera dilakukan.
5. Penanggung jawab kegiatan mutu : Kepala Pelayanan Darah.

28
BAB VIII
PENUTUP

Panduan pelayanan darah yang sudah disusun merupakan jenis-jenis pelayanan


standar yang harus dimiliki oleh pelayanan darah laboratorium dengan standar
pelayanan yang sudah ditetapkan. Namun demikian mengingat kondisi masing-
masing laboratorium yang terkait sumber daya yang tidak merata maka diperlukan
pentahapan dalam melaksanakan standar pelayanan laboratorium. Mengingat standar
pelayanan darah laboratorium yang sudah disusun maka seyogyanya menjadi prioritas
dalam melakukan perencenaan pelayanan laboratorium.

Buku panduan pelayanan darah laboratorium ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
acuan karena memuat tentang ketentuan-ketentuan dalam melakukan pelayanan di
laboratorium.

Direktur,

dr. H. Mahruzzaman Naim,


SpA

29
30

Anda mungkin juga menyukai