Disusun Oleh :
Ulfi Istiningdiah
1713034039
R = 1/n (S1+S2+...........Sn)
Keterangan :
R = CH daerah (mm)
n = jumlah titik pengamatan
b. Cara Theisen
Cara ini memberikan nilai bobot pada tiap stasiun dengan memberi
batasan berupa polygon. Polygon pembatas ini dibuat dengan menarik
garis berat atas garis yang menghubungkan setiap stasiun. Digunakan
jika titik-titik pengamatan di dalam daerah kajian tidak tersebar merata.
cara ini mengabaikan efek topografi dan satu polygon mewakili oleh
satu stasiun penakar hujan.
Plotkan semua lokasi stasiun pengukuran dan tinggi hujan yang
ada disekitar daerah yang akan ditentukan curah hujan wilayahnya.
Menyambungkan setiap stasiun pengukuran hujan dengan stasiun
pengukuran terdekatnya terutama untuk stasiun – stasiun pengukuran
hujan yang berada dalam dan paling dekat dengan batas daerah wilayah.
Sambungkan antar stasiun akan membentuk deretan segitiga yang tidak
boleh saling berpotongan satu sama lain. Kemudian menentukan titik
tengah dari setiap sisi segitiga dan membuat sebuah garis tegak lurus
terhadap masing – masing sisi segitiga tersebut tepat di titik tengahnya.
Menghubungkan setiap garis tegak lurus tersebut satu sama lain
sehingga membentuk polygon – polygon dimana setiap polygon hanya
diwakili oleh satu stasiun pengukuran hujan yang berada di dalam atau
paling dekat dengan batas daerah wilayah.
Rumus perhitungan curah hujan wilayah dapat dilakukan dengan
cara :
R= A1R1+A2R2+............AnRn
A1+A2+.....................An
Keterangan :
R = Curah hujan wilayah (mm)
A = Luas wilayah per stasiun
Untuk mencari area bisa dilakukan dengan menghitung milimeter blok
yang mencakup wilayah yang dicari. Setelah luas telah diketahui
kemudian dikalikan dengan penyebut skala untuk menentukan luas
daerah sebenarnya.
c. Cara Isohyet
Isohyet adalah garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang
memiliki curah hujan yang sama. Cara Isohyet digunakan untuk
menentukan hujan rata-rata pada daerah bergunung dan sebaran stasiun
pengamatan yang tidak merata. Pada umumnya digunakan untuk hujan
tahunan, karena terlalu banyak variasinya,sehingga isohyet akan
berubah-ubah.
Rumus perhitungan curah hujan wilayah dapat dilakukan dengan
cara :
R= A1R1+A2R2+............AnRn
A1+A2+.....................An
Keterangan :
R = Curah hujan wilayah (mm)
A = Luas wilayah per stasiun (km2)
3.1 Kesimpulan
Curah hujan wilayah merupakan curah hujan yang pengukurannya
dilakukan di suatu wilayah tertentu (wilayah regional). Curah hujan yang
dibutuhkan untuk menyusun suatu rencangan pemanfaatan air dan rencana
pengendalian banjir adalah curah hujan rata – rata diseluruh daerah yang
bersangkutan, bukan hanya curah hujan pada satu titik saja. Analisis data
hujan dimaksudkan untuk mendapatkan besaran curah hujan. Perlunya
menghitung curah hujan wilayah adalah untuk penyusunan suatu rancangan
pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir. Loebis (1987)
mengatakan bahwa metode yang digunakan dalam perhitungan curah hujan
rata – rata wilayah ada tiga metode, yaitu metode rata – rata aritmatika
(aljabar), metode polihon Thiessen, dan metode Isohyet.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/35276887/Analisis_curah_hujan_wilayah . diakses
pada 2 Mei 2018.
http://www.radarhijau.com/2016/09/analisis-curah-hujan-titik-dan-curah.html.
Diakses pada 2 Mei 2018.
https://www.academia.edu/33758652/ANALISIS_CURAH_HUJAN_WILAYAH.
Diakses pada 2 Mei 2018.
https://rizkisilvianaipblnk52.blogspot.co.id/2016/11/laporan-curah-hujan-
wilayah.html. diakses pada 2 Mei 2018.