DOSEN :
DISUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah mengenai Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan ini
dapat terselesaikan dengan begitu baik. Makalah ini merupakan sebuah tugas dalam mata
kuliah Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan yang dibuat oleh penyusun guna menunjang proses
belajar diperguruan tinggi yang kini tengah dijalani oleh penyusun. Adapun judul makalah ini
adalah “ Pendidikan sebagai Suatu Sistem dan Komponen Pendidikan ”. Penyusun juga
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik
dan saran serta usulan demi perbaikan penyusunan makalah dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi para pembaca. Sekiranya laporan yang telah disusun ini
dapat berguna bagi saya maupun para pembacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan..............................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................9
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Semua aspek dari kehidupan bangsa merupakan lingkungan kehidupan dan supra sistem dari
sistem pendidikan yang bekerjbersama – sama dengan sistem lainnya, seperti ekonomi,
politik, hukum, dan agama dalam rangka mencapai tujuan nasional. Segala sesuatu yang
masuk dalam sistem dan berperan dalam proses pendidikan disebut masukan pendidikan .
Lingkungan hidup menjadi sumber masukan pendidikan. P.H. Coombs dan W. J. Platt
mengemukakan tiga sumber masukan pendidikan yang terdiri atas :
Semua masukan pendidikan kemudian disusun menurut pola tertentu, menjadi bagian –
bagian atau elemen – elemen yang satu sama lain mempunyai hubungan fungsional di dalam
mencapai suatu tujuan. Penyusunan semua masukan menurut pola tertentu tersebut
menghasilkan sistem pendidikan. Bagian – bagian yang mempunyai fungsi tertentu dalam
sistem pendidikan. Bagian – bagian yang mempunyai fungsi tertentu dalam mencapai tujuan
sistem pendidikan disebut kkomponen – komponen pendidikan.
B. Komponen Pendidikan
5
Dalam kegiatan atau proses pendidikan terdapat komponen pendidikan yanh dapat
membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi. Komponen pendidikan tersebut seperti
berikut :
1. Tujuan
2. Pendidik
3. Peserta Didik
4. Materi
5. Metode, Media, dan alat pendidikan
6. Lingkungan
Keenam komponen yang telah dikemukakan diatas saling mempengaruhi dan saling
berinteraksi sesamanya. Dalam proses pendidikan yang berwujud interaksi diatas, proses
pencapaian tujuan selalu ditempuh melalui suatu media berupa materi pendidikan dengan
metode dan alat tertentu yang dipakai oleh pendidik dan peserta didik dalam mencapai tujuan
tersebut. Setiap interaksi edukatif selalu berlangsung di dalam situasi lingkungan tertentu,
sehingga harus dipertimbangkan, bahkan dimanfaatkan oleh pendidik sebagai bahan muatan
lokal. Dalam kegiatan pembelajaran kita akan temui beberapa komponen untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu, maka semua komponen ini harus diatur agar dapat berperan
dengan baik. Di bawah ini akan dibahas masing – masing komponen sebagai berikut :
1. Tujuan Pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada tujuan.
Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan
terdapatnya tujuan pada tindakan pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang
normatif dan praktis. Sebagai ilmu pengetahuan normatif , ilmu pendidikan merumuskan
kaidah-kaidah; norma-norma dan atau ukuran tingkahlaku perbuatan yang sebenarnya
dilaksanakan oleh manusia. Sebagai ilmu pengetahuan praktis, tugas pendidikan dan atau
pendidik maupun guru ialah menanamkam sistem-sistem norma tingkah-laku perbuatan yang
didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik
dalam suatu masyarakat (Syaifulah, 1981). Langeveld mengemukakan bahwa pandangan
hidup manusia menjiwai tingkah laku perbuatan mendidik. Tujuan umum atau tujuan
mutakhir pendidikan tergantung pada nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu. Pandangan
hidup yang menjiwai tingkahlaku manusia akan menjiwai tingkahlaku pendidikan dan
sekaligus akan menentukan tujuan pendidikan manusia. Langeveld mengemukakan jenis-
jenis tujuan pendidikan terdiri dari tujuan umum, tujuan tak lengkap, tujuan sementara, tujuan
kebetulan dan tujuan perantara. Pembagian jenis-jenis tujuan tersebut merupakan tinjauan
dari luas dan sempit tujuan yang ingin dicapai. Urutan hirarkhis tujuan pendidikan dapat
dilihat dalam kurikulum pendidikan yang terjabar mulai dari: 1) Cita-cita nasional/tujuan
nasional (Pembukaan UUD 1945) 2) Tujuan Pembangunan Nasional (dalam Sistem
Pendidikan Nasional), 4) Tujuan Institusional (pada tiap tingkat pendidikan/sekolah), 5)
Tujuan kurikuler (Pada tiap-tiap bidang studi/mata pelajran atau kuliah), dan 6) Tujuan
instruksional yang dibagi menjadi dua yaitu tujuan instruksional umum dan tujuan
instruksional khusus. Denga demikian tampak keterkaitan antara tujuan instruksional yang
6
dicapai guru dalam pembelajaran dikelas, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang
bersumber dari falsafah hidup yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.
2. Pendidik
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat beberapa
jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas pada
pendidik di sekolah saja. Ditinjau dari lembaga pendidikan muncullah beberapa individu
yang tergolong pada pendidik. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua
sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun
nonformal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut yang
termasuk kategori pendidik adalah sebagai berikut :
Orang Dewasa
Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian orang dewasa,
sebagaimana dikemukakan oleh syaifullah yaitu, manusia yang memiliki pandangan
hidup yang pasti dan tetap, manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-cita
hidup tertentu termasuk cita-cita untuk mendidik.
Orang Tua
Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati dalam
lingkungan keluarga. Artinya orang tua sebagai pendidik utama dan yang pertama
yang berlandaskan pada hubungan cinta kasih bagi keluarga atau anak yang lahir di
lingkungan keluarga mereka. Kedudukan orang tua sebagai pendidik sudah
berlangsung lama, bahkan sebelum ada orang yang memikirkantentang pendidikan.
Guru/Pendidik di Sekolah
Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara langsung maupun tidak langsung
mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan.
Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik harus memenuhi persyaratan-persyaratan
baik persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan. Persyaratan pribadi didasarkan
pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari tingkah laku yang dianut, kemampuan
intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan (profesi) terkait dengan
pengetahuan yang dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan yang ingin
disampaikan maupun cara penyampainnya dan memiliki filsafat pendidikan yang
dapat dipertanggungjawabkan.
7
Pemimpin keagamaan sebagai pendidik tampak pada aktifitas pembinaan atau
pengembangan sifat kerokhanian manusia, yang didasarkan pada nilai-nilai
keagamaan.
3. Peserta Didik
Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh
dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedang dalam
arti sempit anak didik ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada
tanggung jawab pendidik. Karena itulah, anak didik memiliki beberapa karakteristik,
diantaranya:
1. Belum memilki pribadi dewasa susila sehingga masih menjadi tanggung jawab
pendidik
2. Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih menjadi
tanggung jawab pendidik
Sebagian manusia memiliki sifat–sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu,
menyangkut seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan
berbicra, perbedaan individual, dan sebagainya. Inti kegiatan pendidikan adalah pemberian
bantuan kepada anak didik dalam rangka mencapai kedewasaan. Implikasinya dalam hal ini
adalah sebagai berikut.
1. Orang yang dibantu bukanlah orang yang sama sekali tidak dapat berbuat, melainkan
makhluk yang bisa bereaksi terhadap rangsnag yang ditujukan padanya. Ia memiliki
aktivitas dan kebebasan bertindak.
2. Pencapaian kemandirian harus dimulai dengan menerima realita tentang
ketergantungan anak yang mencakup kemampuan untuk beridentifikasi, bekerja sama.
4. Materi
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai
tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/materi yang biasanya disebut
kurikulum dalam pendidikan formal.Macam-macam pendidikan tersebut terdiri dari
pendidikan agama, pendidikan sosial, pendidikan keterampilan, pendidikan jasmani dll.
Metode Pendidikan
Pengertian Metode Pendidikan secara bahasa metode berasal dari dua kata yaitu meta
dan hodos. Meta berarti ”melalui.” Sedangkan odos berarti ”jalan atau cara”, bila ditambah
8
lagi sehingga menjadi metodologi berarti “ilmu pengetahuan tentang jalan atau cara yang
harus dilalui untuk mencapai tujuan”, oleh karena kata logi yang berasal dari kata Yunani
(Greek) logos berarti “akal” atau “ilmu”. Secara umum metode adalah cara untuk mencapai
sebuah tujuan dengan jalan yang sudah ditentukan, dalam metode pendidikan dapat diartikan
sebagai cara. Proses belajar-mengajar yang baik adalah jika anak berinteraksi dengan
pendidik, yaitu orangtua dan guru. Maka pendidik harus pandai menciptakan situasi yang
nyaman, membangkitkan semangat belajar, dan anak antusias belajar dengan memberikan
metode pengajaran yang tepat. Jika tipe belajar anak lebih aktif melalui alat pendengarannya
(auditif ), maka anak diajarkan dengan mendengarkan kaset yang diselingi dengan
menunjukkan gambarnya ( demonstrasi ). dapat juga dengan memutarkan video agar anak
dapat melihat ( visual ) dengan jelas apa yang terjadi. Dengan harapan, tujuan pembelajaran
akan lebih mudah tercapai. Berikut ini beberapa metode pengajaran yang dapat Anda pilih
antara lain : untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai kurikulum yang ditentukan.
Alat Pendidikan
Alat Pendidikan Secara umum, alat pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam praktek pendidikan, istilah alat pendidikan sering
diidentikkan dengan media pendidikan, walaupun sebenarnya pengertian alat lebih luas dari
pada media.
Media Pendidikan
Media pendidikan adalah ”alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka
meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam
proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Dalam dunia pendidikan terdapat bermacam
alat pendidikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan, Ahmad D. Marimba membagi alat
pendidikan ke dalam tiga bagian :
1. Alat-alat yang memberikan perlengkapan berupa kecakapan berbuat dan pengertian
hafalan. Alat-alat ini dapat pula disebut alat-alat pembiasaan.
2. Alat-alat untuk memberi pengertian, membentuk sikap, minat dan cara berfikir.
3. Alat-alat yang membawa ke arah keheningan batin, kepercayaan dan pengarahan diri
sepenuhnya kepada-Nya.
Dalam memilih alat pendidikan manakah yang baik dan sesuai, haruslah memperhatikan
empat syarat yang berikut :
6. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini
didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak
membatasi pendidikan pada sekolah saja. Dalam artian yang sederhana lingkungan
pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling anak didik dan komponen-
komponen pendidikan yang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem adalah suatu totalitas yang terpadu dari semua elemen/unsur dan kegiatan yang
satu dengan kegiatan lainnya saling berkaitan secara fungsional untuk mencapai tujuan.
Pendidikan sebagai suatu sistem berarti bahwa pendidikan itu terdiri dari elemen – elemen
atau unsur – unsur pendidikan yang dalam kegiatannya saling terkait secara fungsional,
sehingga merupakan satu kesatuan yang terpadu dan dengan keterpaduan itu diharapkan
tujuan pendidikan dapat dicapai. Dalam proses atau kegiatan pendidikan mengutamakan
pendidikan sistem tersebut komponen pendidikan yang saling berinteraksi sesamanya untuk
mencapai tujuan yang di harapkan, sesuai dengan fungsi masing – masing komponen yang
dimaksud adalah tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, materi, media, alat dan dalam
prosesnya berlangsung dalam situasi lingkungan. Proses interaksi yang manusiawi akan
menghasilkan manusia yang mandiri dan berkualitas. Lingkungan adalah segala sesuatu yang
dapat mempengaruhi individu, baik yang berasal dari dalam diri individu (internal
environment) maupun yang berasal dari luar diri individu (external environment).
10
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi
kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari
bahasan makalah yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiar Syah Nur. 2002. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara. Bandung: Lubuk
Agung.
Syafril & Zelhendri Zen. 2012. Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan. Padang : Kencana.
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011, cet. Ke-9,
hlm. 11
Wens Tanlain, dkk., Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Gramedia, 1989, hlm. 29 *
dikutip oleh Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, hlm. 19.
11