Anda di halaman 1dari 5

Universitas Samudra

IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK BUMI


BANGUNAN (PBB) DI KABUPATEN ACEH TAMIANG

M. Mukhlis1, Fazrina Saumi2


Prodi Matematika, Fakultas Teknik, Universitas Samudra
e-mail: muhammad.mukhlis1998@gmail.com, 2fazrinasaumi@unsam.ac.id
1

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak bumi
bangunan (PBB) di Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda.
Data yang digunakan adalah time series berupa data penerimaan PBB di Kabupaten Aceh Tamiang tahun
2014 – 2018. Dikumpulkan dari Badan Pengelola Keuangan Daerah. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak bumi bangunan (PBB) pada Kabupaten Aceh
Tamiang adalah luas bumi dimana nilai koefesien sebesar 4,825, luas bangunan dengan nilai koefesien –
19,180, dan denda pajak dengan koefesien 23,597. Untuk nilai tolerance yang masing – masing > 0,1 dan
untuk nilai VIF yang masing-masing < 5 maka model regresi linier sangat baik.

Kata Kunci: PBB, Luas Bumi, Luas Bangunan, Denda Pajak, Regresi Linier Berganda

ABSTRACT

This research aims to determine the factors that influence building tax revenue (PBB) in Aceh Tamiang
Regency. This study uses multiple linear regression methods. The data used is a time series in the form of
data on PBB receipts in Aceh Tamiang Regency in 2014 - 2018. Collected from the Regional Financial
Management Agency. The results of this study indicate that the factors that influence building tax revenue
(PBB) in Aceh Tamiang Regency are the extent of the earth where the coefficient value is 4.825, the
building area is coefficient - 19.180, and tax penalties are 23.597. For tolerance values which are > 0.1 and
for VIF values each <5, the linear regression model is very good.

Keywords: PBB, Earth Size, Building Size, Tax Fines, Multiple Linear Regression

1. PENDAHULUAN (2008:76) Pajak Bumi dan Bangunan ialah pajak


yang dikenakan atas bumi dan bangunan. Subjek
Pembangunan nasional merupakan merupakan pajak dalam PBB adalah orang atau badan yang
salah satu proses pengembangan keseluruh sistem secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi atau
penyelenggaraan negara yang harus dikembangkan memperoleh manfaat atas bumi atau memiliki,
secara terus menerus dengan upaya memanfaatkan menguasai atau memperoleh manfaat atas
segala potensi yang ada di masing – masing daerah bangunan.
dengan tujuan untuk meningkatkan seluruh aspek – Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan
aspek kehidupan baik masyarakat, bangsa dan salah satu pajak pusat yang mana dana yang
negara. Pelaksanaan pembangunan membutuhkan diproleh akan disalurkan lagi ke daerah sehingga
dana yang sangat besar salah satu sumber dapat digunakan sebagai dana pembangunan bagi
pendanaan pemerintah adalah dari pajak. Salah satu daerah tersebut. Penerimaan PBB dibagi dengan
jenis pajak yang dpat di andalkan adalah pajak imbangan yang diatur dalam peraturan Direktur
bumi dan bangunan (PBB) (Juliana dan Andreani, Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-31/PB/2013
2017). sebagai berikut:
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak 1. 10 % untuk Pemerintah Pusat, dengan
Negara yang dikenakan terhadap bumi atau imbangan sebagai berikut
bangunan berdasarkan Undang – Undang Nomor a. 6,5 % dibagikan secara merata pada
12 Tahun 1985 tentang pajak bumi dan bangunan seluruh daerah kabupaten dan kota.
sebagaimana telah di ubah dengan Undang – b. 3,5 % dibagikan secara insentif
Undang Nomor 12 Tahun 1994 (UU RI No.12 kepada daerah kabupaten dan kota
Tahun 1985). Akan tetapi menurut Ahmad Yani
Jurnal Gamma-P, Volume 01 Nomor 01, Juni 2019
Universitas Samudra
2. 90 % untuk Daerah, sebagaimana dibagi 0,40 -0,599 = sedang
dengan rincian yaitu 0,60 – 0,799 = kuat
a. 16,2 % untuk daerah Provinsi yang
bersangkutan Uji T digunakan untuk melihat apakah
b. 64,8 % untuk Daerah Kabupaten/Kota variabel-variabel bebas secara parsial berpengaruh
yang bersangkutan nyata atau tidak terhadap variabel tak bebas dengan
c. 9 % untuk biaya pemungutan tingkat kepercayaan 95%. Ketika nilai signifikan
(Juliana, 2017). lebih kecil dari derajat kepercayaan maka dapat
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan diterima hipotesis alternatif, yang menyatakan
salah satu sumber pendapatan daerah, yang di bahwa suatu variabel bebas secara parsial
harapkan dapat membantu pembiayaan daerah mempengaruhi variabel tak bebas. Jika sig < 0.05
untuk melaksanakan otonominya dan juga maka X berpengaruh nyata terhadap Y dan H1
diharapkan sebagai sumber pembiayaan diterima. Jika sig > 0.05 maka X tidak berpengaruh
penyelenggaraan pemerintah, dan pembangunan nyata terhadap Y dan H0 diterima. Adapun untuk
daerah untuk meningkatkan pemerataan menghitung uji t menggunakan rumus sebagai
kesejahteraan rakyat (Megawati, 2015). berikut:
Namun dalam kenyataannya selama ini kontribusi 𝑟√𝑛 − 2
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang ada tidak 𝑡=
pernah mampu mencapai target yang ditetapkan. √(1 − 𝑅)
Salah satu faktor yang di anggap memberi keterangan: r = koefisien korelasi
pengaruh terhadap kondisi demikian adalah belum n = jumlah data
optimalnya pelaksanaan pemungutan pajak Bumi R = koefisien determinasi
dan Bangunan (PBB) yang ada dan bisa Uji F digunakan untuk melihat apakah
dikembangkan sesuai dengan keadaan dan kondisi variabel-variabel bebas secara simultan signifikan
yang terdapat di Kabupaten Aceh Tamiang. Serta terhadap variabel tak bebas. Dalam pengujian ini
masih lemah dan kurangnya pengawasan yang Fhitung dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat
dilakukan oleh aparatur tugas pajak yang dilakukan kepercayaan 95% atau α= 5% dengan ketentuan
di Kabupaten Aceh Tamiang. sebagai berikut: jika sig < 0.05 makaH0 ditolak.
Jika sig > 0.05 maka H0 diterima. Adapun untuk
2. METODE PENELITIAN menghitung uji f menggunakan rumus sebagai
berikut:
Penelitian ini menggunakan metode regresi linear 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 /𝑘
𝐹=
berganda dengan menggunakan data time series 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 /(𝑛 − 𝑘 − 1)
dengan menggunakan data 5 tahun (2014-2018). keterangan; 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 = jumlah kuadrat
Model regresi linear berganda pada regresi
penelitian ini yaitu: 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 = jumlah kuadrat residu
Y = a + b1X1 + b2X2 +b3x3 k = banyaknya komponen
Yang mana variabel bebas
Y = variabel tak bebas
a = konstanta 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
b1,b2,b3,b4 = nilai koefisien regresi
X1,X2,X3= variabel bebas Nilai koefisien korelasi (r) dan koefisien
Menurut Koko (2017) pengujian pada determinasi (R) dapat dilihat pada Tabel. 6
penelitian yang berhubungan dengan faktor-faktor koefisien korelasi dan determinasi.
yang mempengaruhi pendapatan PBB meliputi uji Tabel. 4
F (keseluruhan), uji t (parsial), koefisien korelasi Koefisien Korelasi dan Determinasi
(r), koefisien determinasi (R), uji auto korelasi Adjuste Std. Error
(durbit-watson) dan uji multikolinieritas dari Mode R dR of the
persamaan regresi linear berganda. l R Square Square Estimate
Koefisien korelasi (r) digunakan untuk 1 62161071
melihat kuat lemahnya hubungan antara variabel .956(a) .914 .656
.39578
bebas dan tak bebas. Pedoman untuk memberikan
interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai Uji koefisien korelasi menunjukan bahwa
berikut. nilai r sebesar 0,956. Hal ini menunjukan bahwa
0,00 – 0,199 = sangat rendah luas bumi, luas bangunan, dan denda pajak
0,20 – 0,399 = rendah

Jurnal Gamma-P, Volume 01 Nomor 01, Juni 2019


Universitas Samudra
berkolerasi linier yang positif dan tergolong sangat luas bumi , lusa bangunan, dan denda pajak secara
kuat terhadapp penerimaan PBB. parsial tidak berpengaruh nyata (H0 diterima)
Uji determinasi menunjukan bahwa nilai (R Hasil uji nilai Fhitung dari luas bumi, luas
Square) sebesar 0,914. Hal ini menunjukan bahwa bangunan dan denda pajak dapat dilihat pada Tabel
pengaruh luas bumi, luas bangunan dan denda 5. Hasil uji F
pajak terhadap penerimaan PBB sebesar 91,4 %. Tabel 5.
Melalui hubungan linier lainnya dan sisanya 8,6 % Hasil Uji F
dipengaruhi oleh faktor lain.
Persamaan regresi linier berganda pada Sum
penerimaan PBB dapat dilihat pada Tabel 4. of Mean
Coefficients Mo Squa Squar
Tabel 4. del res Df e F Sig.
Coefficients 1 Regre 4111
Stand ssion 3114 13704
Unstandar ardize 4983 37149 3.54 .368
M dized d 3
2195 94406 7 (a)
od Coefficient Coeffi 0.00 50.000
el s cients t Sig. 0
Std. Std. Resid 3863
38639
Err Err ual 9987
98797
B or Beta B or 9707 1
07102
1 (Constan - 1029
195 9.000
t) 154 .000
457 Total 4497
122 -
669 .575 7113
220 .789
8.05 2953
6.24 4
4 9298
7
luas 0.00
4.82 6.63 0
bumi .545 .728 .600
5 1
(x1)
luas - Uji F menunjukan bahwa nilai Fhitung sebesar
804. -
banguna 19.1 -.017 .985 3,547 dengan sig 0,368 yang berarti lebih besar
858 .024
n (x2) 80 dari nilai probabilitas (sig > 0.05) maka luas bumi,
denda luas bangunan dan denda pajak tidak berpengaruh
23.5 12.9 1.82
pajak .597 .319 nyata (H0 diterima) terhadap penerimaan PBB.
97 48 2
(x3) Hasil pengujuan autokorelasi dari luas
bumi, luas bangunan dan denda pajak terhadap
Berdasarkan tabel di atas diperoleh penerimaan PBB dapat dilihat pada Tabel.7 Hasil
persamaan regresi linier berganda yaitu: y = - Uji Autokorelasi.
1541222206,247 + 4,825 X1 - 19,180 X2 + 23,597 Tabel.7
X3. Hasil persamaan atas uji regresi berganda Hasil Uji Autokorelasi.
diketahui bahwa nilai variabel luas bumi (X1)
sebesar 4,825. Dimana setiap kenaikan satu nilai Model Durbin-Watson
variabel X1 akan menaikan penerimaan PBB 1
sebesar Rp. 4,825. Nilai variabel luas bangunan 1.884
(X2) sebesar -19,180 dimana akan menurunkan
penerimaan PBB sebesar Rp. 19,180. Nilai variabel
denda pajak (X3) sebesar 23,597 dimana akan Uji aurtokorelasi menunjukan bahwa nilai
menaikan penerimaan PBB sebesar Rp. 23,597. Durbin Watson pada model regresi sebesar 1,884.
Hasil pengujian nilai t dapat dilihat dari Hal ini menunjukan bahwa tidak terjadinya auto
Tabel 4. Uji t di atas menunjukan bahwa nilai t korelasi atau tidak adanya penyimpangan yang
atau sig luas bumi (0.600) maupun nilai sig luas terjadi.
bangunan (0.985) dan nilai sig denda pajak (0.319) Hasil pengujian multikolinearitas dari luas
lebih besar dari nilai probabilitas (sig > 0.05) maka bumi, luas bangunan dan denda pajak terhadap
penerimaan PBB dapat dilihat pada Tabel. 8 Hasil
Uji Multikolinearitas.
Jurnal Gamma-P, Volume 01 Nomor 01, Juni 2019
Universitas Samudra

Jurnal Gamma-P, Volume 01 Nomor 01, Juni 2019


Universitas Samudra
Tabel. 8 Yani, Ahmad. 2008. Hubungan Keuangan Antara
Hasil Uji Multikolinieritas Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia
. Raja Grafindo Persada.
Koko, T., dan Fransisca, N.S. 201. “Pengaruh
Model Collinearity Statistics
curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap
Toleranc Produksi Pertanian Serta Hubungannya
e VIF dengan PDRB Atas Harga Berlaku di Kota
1 (Constant) Medan”. Jurnal Pembangunan Perkotaan.
luas bumi (x1) .153 4.524 Vol 5 (1), 35-41.
luas bangunan
.165 4.057
(x2)
denda pajak
.799 1.251
(x3)

Uji multikolinieritas menunjukan bahwa


nilai tolerance pada luas bumi, luas bangunan, dan
denda pajak masing-masing sebesar 0,153 ; 0,165 ;
0,799 > 0.1 serta nilai VIF yang masing-masing
sebesar 4,524 ; 4,057; 1.251 < 5 maka tidak terjadi
multikolinieritas artinya ada hubungan linier antara
luas bumi, luas bangunan dan denda pajak terhadap
penerimaan PBB. Maka model regresi linier ini
memenuhi syarat regresi yang baik.

4. KESIMPULAN

Penerimaan pajak bumi bangunan (PBB)


dipengaruhi oleh luas bumi, luas bangunan, wajib
pajak, serta pendapatan denda pajak dengan model
persamaan regresi linier berganda yaitu y = -
1541222206,247 + 4,825 X1 - 19,180 X2 + 23,597
X3 dengan taraf persentase keyakinan model
sebesar 91,4% hal ini ditandai dengan nilai
signifikasi masing-masing variabel bebasnya lebih
kecil dari probabilitas yaitu 0,05.

DAFTAR PUSTAKA

Juliana, K., dan Andreani, C.B. 2017. “Analisis


Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
Menurut Kabupaten dan Kota di Provinsi
Sumatra Utara”. Jurnal Wira Ekonomi
Mikroskil. Vol 7 (02), 119-1288.
Megawati, A.T. 2015. “Analisis Penetapan Nilai
Jual Objek Pajak dan Implikasinya
Terhadap Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan di Kota Kotamobagu”. Jurnal
EMBA. Vol 3(1), 874-882.
Undang-undang Republik Indonesia No. 12 Tahun
1985 Sebagaimana Telah diubah Dengan
Undang-undang No. 12 Tahun 1994
Tentang Pajak Bumi dan Bangunan.

Jurnal Gamma-P, Volume 01 Nomor 01, Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai