Anda di halaman 1dari 16

TUGAS 01

“ HUBUNGAN DAN SIRKULASI RUANG “

Disusun oleh :

Nama :Yuda Nugraha Pratama


Nrp :142018006
Mata Kuliahn :Teori Arsitektur 1
Dosen Pembimbing :Reny Kartika Sary S.T,.M.T

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG


I
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum wr.wb

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas segala kemudahan, limpahan rahmat
dan karunia-nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Teori Arsitektur 1 ini, yang
berjudul : HUBUNGAN DAN SIRKULASI RUANG. Makalah ini membahas dan mempelajari
tentang macam-macam hubungan dan sirkulasi ruang, yang mana hal ini sangatlah harus
diperhatikan ketika kita hendak mendesain sebuah bangunan.

Saya menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena
itu, diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk makalah ini agar kedepan-nya
lebih baik lagi. Saya berharap agar makalah ini bermanfaat untuk kita semua. Aamiin...

Palembang, 26 September 2019

Yuda Nugraha Pratama

ii
DAFTAR ISI
Halaman Cover.................................................................................................................................i

Kata Pengantar.................................................................................................................................ii

Daftar Isi.........................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ................................................................................................................................1

Tujuan Penulisan..............................................................................................................................1

Manfaat Penulisan............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

 Hubungan-Hubungan Ruang..................................................................................................2

 Sirkulasi Penghubung Ruang..............................................................................................6

 Pola-Pola Sirkulasi Ruang...................................................................................................8

 Pencapaian Ke Bangunan.....................................................................................................11

BAB II PENUTUP

Daftar Pustaka................................................................................................................................13

III
BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori
Arsitektur 1. Tugas ini disusun dengan mempelajari materi tentang “Hubungan dan Sirkulasi
ruang” dimana materi ini akan menjadi pembelajaran untuk kita semua.

Tujuan Penulisan

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan nilai pada mata kuliah Teori
Arsitektur 1 dan menuntaskan tugas dari kajian materi yang telah diberikan. Selain itu, makalah
ini bertujuan untuk mengenali dan mempelajari macam-macam hubungan dan sirkulasi ruang.

Manfaat Penulisan

Manfaat dari penyusunan makalah ini agar kita dapat mengetahui dan memahami apa saja
macam-macam hubungan dan sirkulasi ruang yang harus diperhatikan ketika hendak mendesain
suatu bangunan dan tentu nya masih banyak lagi hal-hal yang dapat kita pelajari dari penulisan
makalah ini.

1
BAB II

PEMBAHASAN

HUBUNGAN DAN SIRKULASI RUANG


A. HUBUNGAN-HUBUNGAN RUANG

Biasanya bangunan terdiri dari sejumlah ruang yang terhubung satu sama lain melalui
fungsi, kedekatan, atau jalur pergerakan nya. Pada suatu bangunan, ruang dapat dihubungkan
satu sama lain dan diatur menjadi pola-pola bentuk/ruang yang rapi dan teratur.

Berikut ini adalah jenis-jenis hubungan ruang :

1. Ruang Dalam Ruang

Sebuah ruang yang luas dapat mencakup dan


memuat sebuah ruang lain yang lebih kecil di dalamnya.
Kontinuitas visual dan kontinuitas ruang di antara kedua
ruang tersebut dengan mudah dapat dipenuhi, tetapi ruang
yang leih kecil sangat tergantung pada ruang yang besar
dalam hubungannya dengan Iingkungan eksterior.

Dalam jenis hubungan ruang ini, ruang yang leih


besar berfungsi sebagai suatu daerah tiga dimensi untuk
ruang kecil di dalamnya. Agar konsep ini dapat dilihat
dengan jelas, diperlukan perbedaan ukuran yang jelas
antara kedua ruang tersebut.

Jika ruang yang di dalam berkembang ukurannya, ruang yang leih besar akan mulai
kehilangan artinya sebagai bentuk ruang penutup. Jika ruang yang di dalam tadi terus diperluas,
ruang sisa di sekitarnya akan menjadi semakin tertekan untuk berfungsi sebagai ruang penutup.

Ruang yang di dalam dapat juga berbeda bentuk dengan


ruang pelingkupnya untuk memperkuat kesan sebagai sebuah
volume yang mandiri. Perlawanan bentuk ini dapat
menunjukkan suatu perbedaan fungsional antara kedua ruang
atau melambangkan kepentingan ruang yang berada di dalam.

2
*Contoh penerapan hubungan “ruang dalam ruang”

2. Ruang Yang Saling Berkaitan

Suatu hubungan ruang yang saling berkait dihasilkan dari overlapping dua daerah ruang
yang membentuk suatu daerah ruang bersama.

Jika dua buah ruang membentuk volume berkaitan seperti ini, masing-masing ruang
mempertahankan identitas dan definisinya sebagai suatu ruang.

Bagian yang saling berkait dari dua buah


volume dapat digunakan bersama secara
seimbang dan merata oleh masing-masing
ruang.

Bagian yang saling berkait dapat melebur


dengan salah satu ruang dan menjadi bagian
yang menyatu dari ruang tersebut.

Bagian yang saling berkaitan dapat


mengembangkan integritasnya sebagai sebuah
ruang yang berfungsi untuk menghubungkan
kedua ruang aslinya.

3
*Contoh penerapan hubungan “ruang yang saling
berkaitan”.

3. Ruang Yang Bersebelahan

Bersebelahan adalah jenis hubungan ruang yang paling umum.


Hal tersebut memungkinkan definisi yang jelas dan untuk
masing-masing ruang baik terhadap fungsi maupun persyaratan
simbolisnya.

Dua ruang yang berdekatan, bersampingan yang dipisahkan atau


dibatasi dengan tembok dan biasanya fungsinya sama tetapi
digunakan oleh pengguna yang berbeda.

Bidang pemisah dapat membatasi pencapaian visual


maupun fisik antara dua ruang bersebelahan,
memperkuat individualitas masing-masing ruang dan
menampung perbedaan yang ada.

Bidang pemisah dapat muncul sebagai suatu bidang


yang berdiri sendiri dalam volume ruang tunggal.

Bidang pemisah dapat menjadi pembatas berupa baris


kolom-kolom yang memberikan tingkat kontinuitas
visual serta kontlnuitas ruang yang tinggi di antara dua
buah ruang.

Bidang pemisah dapat seolah terbentuk dengan


sendirinya dengan adanya perbedaan ketinggian lantai,
material permukaan, atau tekstur.

4
*Contoh penerapan hubungan “ruang yang
bersebelahan”.

4. Ruang Yang Dihubungkan Oleh Sebuah Ruang Bersama

Dua buah ruang yang terpisah oleh jarak dapat dihubungkan atau dikaitkan satu sama lain
oleh ruang ketiga yaitu ruang perantara. Hulungan visual dan hubungan keruangan antara kedua
ruang tergantung pada sifat ruang ketiga yang digunakan bersama-sama.

Ruang perantara dapat Berbeda dalam bentuk dan orientasi dari kedua ruang lainnya untuk
menunjukkan fungsinya seagai penghubung.

Kedua ruang, seperti juga ruang perantaranya dapat


setara dalam wujud dan ukuran dan membentuk
serangkaian ruang-ruang linier.

Ruang perantara dapat berbentuk linier untuk


menghubungkan kedua ruang yang berjarak, atau
menghubungkan seluruh rangkaian ruang-ruang yang
tidak mempunyal hubungan langsung satu sama lain.

Ruang perantara yang cukup kasar, dapat menjadi ruang


yang dominan dalam hubungannya dengan ruang-ruang
lain dan mampu mengorganisir sejumlah ruang yang
terkait. 5
Bentuk ruang perantara dapat terjadi dengan sendirinya atau
ditentukan oleh bentuk dan orientasi dan kedua ruang yang
terkait.

*contoh penerapan hubungan “ruang yang


dihubungkan oleh sebuah ruang bersama”.

B. SIRKULASI PENGHUBUNG RUANG

Sirkulasi yaitu bisa dibilang sebagai perputaran udara atau bisa juga dibilang sebagai
pergerakan udara. Suatu ruangan tentu saja sangat membutuhkan adanya sirkulasi udara,
fungsinya yaitu agar ruangan tersebut tidak terasa panas (gerah). Namun untuk mendapatkan
suatu sirkulasi udara yang baik kita harus memahami sifat ruangan tersebut agar mendapat udara
yang benar-benar baik. Karna dengan adanya sirkulasi udara yang baik kita akan terasa nyaman
jika berada di dalam ruangan.

Sirkulasi penghubung ruang dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Melewati Ruang

Sirkulasi melewati ruang


adalah keadaan suatu sirkulasi
yang hanya melewati suatu
ruangan, akan tetapi udara
tersebut tidak berhenti
disisi/ruangan tersebut.Dalam
kata lain, udara tersebut
hanya masuk dan kemudian keluar lagi dari ruangan. Cara penerapannya, kita dapat membuat ventilasi
atau angin-angin udara pada pintu masuk utama dan mebuat ventilasi lagi pada pintu keluar (belakang)
rumah yang sifatnya "searah" tidak dibatasi oleh tembok/ruangan lain.

6
2. Menembus Ruang

Sirkulasi menembus ruang yaitu sirkulasi udara yang dapat menembus antar ruangan-ruangan.
Maksudnya, dalam metode ini udara yang dibutuhkan tidak hanya untuk satu ruangan, akan tetapi lebih
dari satu ruangan. Dalam penerapannya, pengguna lebih sering menggunakan kipas eksos atau atap
antar ruangan tidak full menempel ke plafon.Biasanya penerapan sirkulasi ini sering kita jumpai di
perkantoran atau juga di rumah sakit.

3. Berakhir Dalam Ruang

Sirkulasi dalam ruang, berarti aliran udara yang tidak lagi menembus ataupun melewati
suatu ruangan, akan tetapi udara tersebut hanya berputar-putar didalamnya.
Cara penerapan sirkulasi ini yaitu pemilik hanya menggunakan satu ventilasi udara yang
hanya berguna untuk udara masuk. Sering dijumpai pada aula-aula atau tempat meeting pada
perkantoran.

7
C. POLA-POLA SIRKULASI RUANG

Pola – pola sirkulasi ruang ialah “ suatu bentuk – bentuk rancangan atau alur – alur ruang
pergerakan dari suatu ruang ke ruang lainnya dengan maksud menambah estetika agar dapat
memaksimalkan sirkulasi ruang utuk dipergunakan.

Pola sirkulasi ruang dibagi menjadi 5 :

1. Linier

Semua jalan pada dasarnya linear, yang dimaksud disini adalah jalan lurus yang dapat
menjadi unsur pembentuk utama deretan ruang.

Suatu pola sirkulasi ruang melalui garis yang mempunyai arah sehingga dapat menjadi
unsur pembentuk deretan ruang. Pola ini sangat mudah ditemui karena banyak dipergunakan.
Contoh : jalan raya, jalan tol, sirkuit, lorong sekolah dan rumah sakit dll.

2. Radial

Pada jenis tipe radial harus menentukan satu fungsi ruang yang akan
dijadikan pusat perhatian penghuni, dan ruang-ruang yang memiliki
fungsi lain akan selalu mengarah atau memusatkan pada ruang yang
dijadikan pusat. Bisa disebut juga pusat/center dari ruangam tersebut
dimana langkah sesorang akan otomatis mengarah pada ruangan itu.

8
*contoh penerapan pola sirkulasi radial :

3. Spiral

Suatu pola sirkulasi ruang dengan cara berputar menjauhi


titik pusat.Pola sirkulasi ini sangat berguna pada lahan yang
mempunyai luas terbatas dan pada lahan yang mempunyai
kontur tanah yang curam.

4. Network

Suatu pola sirkulasi ruang melalui jaringan ( penyatuan ) dari beberapa


ruang gerak untuk menghubungkan titik – titik terpadu dalam suatu
ruang.Umumnya pola ini dipergunakan pada ruang – ruang gedung
perkantoran dimaksudkan agar setiap orang bisa dengan mudah
beraktivitas dengan memiliki beberapa jalan alternative.

9
Ini salah satu bentuk aplikasi pola network kedalam bagunan rumah tinggal :

5. Campuran

Suatu bangunan biasanya memiiki suatu kombinasi dari pola-pola yang


sudah disebutkan diatas. Akam tetapi, untuk menghindari terbentuknya
orientasi yang membingungkan, di bentuklah aturan urutan utama
dalam sirkulasi tersebut.

* Denah rumah tinggal yg mengaplikasikan sirkulasi campuran.

10
D. PENCAPAIAN KE BANGUNAN

Pencapaian ke Bangunan yaitu merupakan suatu proses/cara yang digunakan untuk


menuju sebuah bangunan yang akan kita masuki melalui akses jalan yang disediakan atau yang
sudah ada.
Proses pencapaian ke bangunan terbagi dalam 3 proses :

1. Langsung

Suatu pendekatan yang mengarah Iangsung ke suatu tempat masuk melaIui sebuah jalan
lurus yang segaris dengan alur sumbu bangunan. Tujuan visual yang mengakhiri pencapalan ini
jelas, dapat merupakan fasad bangunan atau perluasan tempat masuk.

Pencapaian langsung tegak lurus dengan objeck yang dituju, untuk kesan monumental
atau formal.

2. Tersamar / Oblique

Pencapaian ke bangunan dengan cara tersamar/oblique yaitu pencapaian yang dapat


dirubah arahnya untuk meberikan kesan perspektif sehingga jalan untuk pencapaiannya dapat
diperpanjang/diperpendek. 11
3. Berputar / Spiral

Pencapaian ke bangunan dengan cara berputar/spiral yaitu pencapaian menuju bangunan dengan
cara mengelilingi bangunan tersebut (tidak langsung menuju pintu utama) yang berfungsi untuk
mempertegas dimensi suatu bangunan yang akan kita tuju.

12
BAB III

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
http://desainsederhana.blogspot.com/2010/04/hubungan-dan-sirkulasi-ruang.html
https://www.google.com/search?q=pencapaian+ke+bangunan&safe=strict&sxsrf=ACYBGNRHfjhuesIh_
WNd-rGc0kYplD_lbw:1568967364460&source=lnms&sa=X&ved=0ahUKEwiswbDz-
t7kAhVQb30KHSHTAOcQ_AUIDCgA&biw=1536&bih=706&dpr=1.25
http://nurwantoblogs.blogspot.com/2010/03/pencapaian-ke-bangunan.html http://helena-
hapsari.blogspot.com/2010/03/pencapaian-ke-bangunan-yaitu-suatu.html
https://dimasseptiyanto.wordpress.com/2010/03/04/pencapaian-bangunan/
https://www.google.com/search?q=pencapaian+ke+bangunan&oq=PENCA&aqs=chrome.1.69i57j35i39j
0l4.3276j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?q=pola+sirkulasi+hubungan+ruang&oq=pola+sirkulasi+hubungan+ruan
g&aqs=chrome..69i57j33l2.16020j0j8&sourceid=chrome&ie=UTF-8

13

Anda mungkin juga menyukai