Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS VIDIO

NEGARA DAN KONSTITUSI


Dosen Pengampu : Prayetno, S.IP, M.Si

Disusun Oleh : Kelompok 2


Antonius andi S. Halawa 4183540004
Berliana Sitompul 4183240001
Hotman Azhari Pakpahan 4182240003
Irvan Sandi Buulolo 4181240007
Laili Suryani 4181240001
Romiduk A.L. Sianturi 4183540003
Sulandari 4183240010
Anggi Pratiwi 4173540003

FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
NEGARA DAN KONSTITUSI
Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan di organisasi oleh
pemerintah negara yang sah, yang umumnya memiliki kedaulatan, serta memiliki system atau
aturan yang berlaku bagi semua individu mdi wiayah tertentu dan berdiri secara independen.
Negara memiliki 2 unsur pokok, yaitu unsure deklaratif dan unsur Konstitutif. Unsur konstitutif
adalah unsur pembentuk yang harus dipenuhi agar terbentuk negara, yang terdiri dari rakyat,
wilayah, dan pemerintah. Sedangkan unsure deklaratif adalah unsur yang sifatnya menyatakan,
bukan mutlak harus dipenuhi. Unsur ini terdiri dari tujuan negara, undang-undang dasar atau
konstitusi negara, dan adanya pengakuan dari negara lain.
Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Setiap negara pasti memiliki konstitusi.
Karena tanpa adanya konstitusi negara tidak mungkin terbentuk. Sebagai hukum dasar negara,
konstitusi berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu
negara. Kedudukan konstitusi di Indonesia adalah sebagai hokum dasar dan sebagai hokum
tertinggi. Sebagai hukum dasar artinya ia berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang
mendasar dalam kehidupan suatu negara. Sedangkan sebgai hokum tertinggi artinya aturan-
aturan yang terdapat dalam konstitusi, secara hierarki mempunyai kedudukan lebih tinggi
terhadap aturan-aturan lainnya, sehingga aturan-aturan lain harus sesuai dengan undang-undang
dasar.
Analisis Vidio
Tema dari video yang kami analisis yaitu mengenai Hak Konstitusional yang Terabaikan.
Hal ini terjadi pada 2017 pada saat pilkada serentak di 101 daerah. Adapun yang terlibat dalam
hal ini adalah masyarakat, KPU, dan calon kepala daerah. Esensi pilkada sebagai perwujudan
nyata dari demokrasi, pilkada hanya menjadi sebagai representasi demokrasi jika mencerinkan
suatu keadilan karena banyak terjadi kelalaian yang terjadi pada saat demokrasi baik secara tidak
sengaja maupun sengaja. Pilkada yang terjadi pada masa itu tidak sesuai dengan prinsip luhur
demokrasi di Indonesi. Melalui kesengajaan untuk bertindak curang, seperti: pada kabupaten
Jepara, Jateng terjadi penarikan formulir C-6 sebanyak 53 ribu. Hal ini disebabkan banyak
masyarakat yang hak konstitusionalnya terabaikan. Kejadian ini terbongkar karena gugatan
terkait dengan kecurangan tersebut yang dilakukan oleh 12 pasangan calon ke MK dan menolak
hasil yang memenangkan lawan. Sebagai penjaga konstitusi sekaligus sebagai penengah keadilan
pilkada MK tetap terpaku pada syarat administrasi, meskipun akibat syarat itu keadilan
substantive terabaikan. Mereka tetap menjadikan ketentuam isi suara sebagai landasan bisa
tidaknya gugatan tersebut diproses. MK seharusnya mampu menegakkan hak konstitusional yang
ada pada pemilu atau pilkada, bukan hanya sekedar berperan sebagai mahkamah kalkulator.
Kesimpulan
Dari kasus yang telah kami diskusikan, kami menyimpulkan bahwa konstitusi di negara
Indonesia belum bisa ditegakkan secara adil kepada seluruh masyarakat, masih banyak terdapat
kecurangan – kecurangan dalam menyelenggarakan pemerintahan seperti pada pemilihan umum
kepala daerah yang terdapat pada vidio. Bahkan para penyelenggara hokum belum bisa
menjamin terpenuhinya hak konstitusi seluruh masyarakat dengan adil. Hak – hak konstitusi dari
setiap orang harusnya tidak terabaikan seperti yang terjadi pada tahun 2017 lalu.

Anda mungkin juga menyukai