KELUARGA
DESA LEBAKWANGI
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbingannya kami dapat menyelesaikan “Laporan Dokumentasi Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Puskesmas Banjaran
Nambo DTP” di Desa Lebakwangi telah selesai dilaksanakan.
Laporan dokumentasi ini disampaikan oleh enumerator untuk dapat
memberikan gambaran pelaksanaan PIS-PK yang telah berjalan selama 40 hari
terhitung mulai tanggal 1 Juli 2019 sampai dengan 15 Agustus 2019. Sehingga
data tersebut menjadi base line data ilmiah yang dapat digunakan untuk
melakukan intervensi dan menjadi dasar dalam membuat perencanaan dan
penganggaran bidang kesehatan di Puskesmas Banjaran Nambo DTP.
Bersama ini perkenankanlah kami untuk berterimakasih yang sebesar-besarnya
dengan hati yang tulus kepada :
1. drg. Grace Mediana Purnami, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung
2. dr. Elvin Rosmaida Sibarani selaku Kepala Puskesmas Banjaran Nambo
DTP
3. Bidan Riska Ratnasari Wulan selaku Bidan Desa Lebakwangi
4. Bapak Camat Kecamatan Arjasari
5. Kepala Desa Lebakwangi
6. Ketua RT, RW dan Kader Desa Lebakwangi yang telah mengantarkan
menuju rumah-rumah warga
7. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu
yang telah
memberikan dukungan dalam melakukan pendataan ini.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
memiliki/memakai jamban sehat serta sekeluarga menjadi anggota
JKN. (sumber Health Policy Unit Kementerian Kesehatan 2015).
Puskesmas Banjaran Nambo DTP merupakan salah satu puskesmas
yang ada di wilayah Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung. Adapun
wilayah kerja enumerator untuk pendataan Keluarga sehat bertempat di Desa
Lebakwangi dengan memiliki 14 RW dengan jumlah penduduk 3.214 jiwa.
1.3 TUJUAN:
1.3.1 Tujuan umum
Penulisan laporan adalah mendapatkan gambaran lengkap Hasil PIS-PK di
Desa Lebakwangi.
1.3.2 Tujuan khusus
a. Mendapatkan data dan analisis hasil IKS RT/RW di Desa Lebakwangi.
b. Mendapatkan data dan hasil analisis Cakupan Program IKS RT/RW di
Desa Lebakwangi.
c. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan solusinya di wilayah kerja
Desa Lebakwangi serta menentukan prioritas masalah kesehatan di
wilayah kerja Desa Lebakwangi.
4
BAB II
DATA UMUM WILAYAH DESA LEBAKWANGI
5
KETERANGAN:
RW 01 BOJONGSEREH
RW 02 LEBAKWANGI
RW 03 CIJARINGAO
RW 04 PASIRJATI
RW 05 PASIRMENTEN
G
RW 06 PATROL
RW 07 CIRINU BATAS
RW/DUSUN
RW 08 PASIRMALANG SUNGAI
RW 09 GIRISEDAYU JALAN
KABUPATEN
RW 10 GIRISEDAYU JALAN DESA
RW 11 PASIRJATI SEKOLAH
RW 12 JATIRAYA PUSKESMAS
RW 13 LEBAKWANGI SUMBER AIR
ASRI
RW 14 ARJASARIASRI MAKAM
KANTOR DESA MASJID
LAPANG SEPAK BOLA
b. Batas Wilayah Desa Lebakwangi
Utara : Desa Wargaluyu Kecamatan Arjasari
Selatan : Desa Batukarut Kecamatan Arjasari
Timur : Desa Batukarut Kecamatan Arjasari
Barat : DesaTarajusari Kecamatan Banjaran
c. Data peran serta masyarakat(UKBM)
- Jumlah Posyandu : 14 Posyandu
- Jumlah Polindes : 1 Polindes
- Jumlah Dasa Wisma : 120 Dasa Wisma
d. Data penduduk
- Jumlah Laki-laki (orang) : 6.777
- Jumlah Perempuan (orang) : 6.504
- Jumlah KK : 4.427
- Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) : 4.193
6
2. Data Khusus
a. Hasil Pendataan PIS-PK
Dari hasil pendataan PIS-PK di Desa Lebakwangi yang
dilakukan mulai tanggal 01 Juli 2019 – 15 Agustus 2019
didapatkan hasil dari 12 indikator kesehatan masyarakat sebagai
berikut :
7
5. Tabel indikator Tumbuh kembang
Indikator Masalah jumlah Persentase
Tumbuh kembang Bayi dan balita tidak 225bayi 28,88%
ditimbang setiap bulan balita
8
10. Tabel indikator JKN
Indikator Masalah Jumlah Persentase
JKN Anggota keluarga yang 1109 35,08%
tidak memiliki JKN kk
9
KK yang tidak memiliki JKN dengan persentase 35.07%, indikator sarana air
bersih, ada 152 KK yang tidak memiliki sarana air bersih dengan persentase
4,8%, indikator jamban sehat, ada 706 KK yang tidak memiliki jamban
keluarga dengan persentase 22,32%.
b. IKS
IKS (Indeks Keluarga Sehat) adalah ukuran pemenuhan indikator
kesehatan keluarga. Semakin banyak indikator yang dapat dipenuhi oleh
suatu keluarga maka status keluarga tersebut mengarah ke keluarga sehat.
IKS didapat dari perhitungan sebagai berikut:
16% 19%
65%
Keterangan:
Presentase Keluarga Sehat : 19%
Presentase Keluarga PraSehat : 65%
Presentase Keluarga Tidak Sehat : 16%
10
11
Capaian Indikator Keluarga Sehat Desa Lebakwangi Tahun 2019
12
PRESENTASE CAPAIAN INDIKATOR PIS PK
DESA LEBAKWANGI TAHUN 2019
Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat 78%
INDIKATOR
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
PRESENTASE
13
BAB III
ANALISIS MASALAH
Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun
urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat
urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau
1 – 10. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih
jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah
yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat
yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
14
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu
masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau
dibiarkan.
Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah
dengan metode teknik scoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan
memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang dihadapi, serta
kemungkinan bekembangnya masalah tersebut semakin besar. Hal tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Urgensy atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak
masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan system atau tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
1. Urgency (mendesaknya)
Nilai 1 = Tidak mendesak
2 = Kurang mendesak
3 = Cukup mendesak
4 = Mendesak
5 = Sangat mendesak
2. Seriousness (kegawatannya)
Nilai 1 = Tidak gawat
2 = Kurang gawat
15
3 = Cukup gawat
4 = Gawat
5 = Sangat gawat
3. Growth (perkembangannya)
Nilai 1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup besar
4 = Besar
5 = Sangat Besar
Setiap enumerator diminta untuk memberikan skor atau nilai setiap masalah
berdasarkan masing-masing indikator U, S, G. Penentuan skoring dilakukan dengan
cara pemberian nilai pada secarik kertas oleh setiap enumerator. Hasil kesimpulan
scoring dari 14 RW di Desa Lebakwangi didapatkan nilai sebagai berikut :
No Masalah U S G Total Rangking
Penderita tuberkulosis paru yag tidak
1 5 5 5 15 1
mendapatkan pengobatan
Penderita hipertensi yang tidak melakukan
2 5 5 3 13 2
pengobatan secara teratur
3 Anggota keluarga yang merokok 4 3 5 12 3
16
3.3 Analisis Akar Penyebab Masalah
Analisis Penyebab Masalah TBC
TBC
Penurunan BB Batuk Lelah Panas dingin Keringat malam hari Nafsu makan menurun
hipertensi
TD > Penglihatan s
Sakit Jantung
140/90 (-)
kepala berdebaar
17
Analisis Penyebab Merokok
MANUSIA METODE
Jadwal penyuluhan
yang kurang sesuai Kurangnya
sasaran
penyuluhan
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang
Kurangnya
bahaya merokok di
penyuluhan
dalam rumah Cara penyuluhan
petugas tentang
bahaya merokok yang kurang
Jumlah promkes menarik
kurang
MASYARAKAT
MEROKOK DI
DALAM
Tidak ada tempat Terbatasnya RUMAH
khusus untuk
dana untuk
merokok
penyuluhan
Tidak ada
dukungan dari
kepala daerah
ODGJ
Masalah kehidupan
keturnan Kurang motivasi diri
18
BAB IV
RENCANA INTERVENSI
RTL RTL
JANGKA JANGKA
PRIORITAS PENYEBAB PEMECAHAN
NO PENDEK PANJANG
MASALAH MASALAH MASALAH
(SUDAH
DILAKUKAN)
Penyuluhan Penyuluhan
langsung tentang merokok
Pengetahuan yang Penyuluhan bahaya kepada sasaran dalam gedung dan
Merokok di
1 kurang tentang merokok dalam gedung terkait pada saat luar gedung oleh
dalam rumah
PHBS dan luar gedung pendataan. petugas
Puskesmas.
19
Penyuluhan tentang Penyuluhan Meminta keluarga
ODGJ kepada kepada tentang ODGJ untuk melakukan
keluarga. kepada kepada pemeriksaan lebih
keluarga pada lanjut ke fasilitas
Penderita Meminta keluarga saat pendataan. kesehatan terkait
Terdapat sasaran
gangguan jiwa untuk melakukan
dengan indikasi
tidak pemeriksaan lebih Melakukan
4 gangguan jiwa
mendapatkan lanjut ke fasilitas koordinasi
yang ditelantarkan
obat dan kesehatan terkait. dengan pihak
dan tidak berobat
ditelantarkan PKM
Melakukan koordinasi
dengan pihak
Puskesmas.
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pendataan PIS-PK di Desa Lebakwangi, Kecamatan
Arjasari, Kabupaten Bandung, terdapat empat dari 12 indikator capaian di bawah
50% sehingga menjadi masalah prioritas. Empat indikator dengan pencapaian di
bawah 50% tersebut antara lain:
1) Penderita TBC minum obat secara teratur;
2) Penderita hipertensi minum obat dengan teratur;
3) Tidak ada anggota yang merokok
4) Penderita gangguan jiwa tidak ditelantarkan dan mendapatkan pengobatan
Berdasarkan analisis, akar penyebab masalah atas kurangnya pencapaian
indikator tersebut adalah kurangnya pengetahuan. Adapun pemecahan masalah
prioritas ini dibagi menjadi 2 tahapan yaitu tindak lanjut jangka pendek dan
rencana tindak lanjut jangka panjang. Tindak lanjut jangka pendek berupa
penyuluhan langsung kepada masyarakat yang merupakan sasaran prioritas pada
saat pendataan PIS-PK oleh enumerator dan melakukan pelaporan kepada pihak
Puskesmas untuk gambaran kesehatan Desa lebakwangi. Rencana tindak lanjut
jangka panjang akan dilaksanakan oleh petugas Puskesmas melalui Upaya
Kesehatan Masyarakat dan Upaya kesehatan Perorangan di Puskesmas Banjaran
Nambo DTP. Selain itu kolaborasi Puskesmas dengan masyarakat, kader,
pemangku kebijakan setempat sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada.
4.2 Saran
1. Terhadap perangkat desa dan tokoh masyarakat
Kepala Desa, Kepala Dusun, perangkat desa, RT, RW, dan tokoh
masyarakat tetap aktif membina dan menggerakkan warga secara
berkesinambungan dalam upaya meningkatkan kesadaran warga mengenai
pentingnya perilaku hidup sehat dan kesehatan lingkungan. Perlu dilakukan
tindak lanjut atas pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan
21
agar warga, secara bertahap mulai menyadari dan memahami perilaku hidup
bersih dan sehat.
22
BAB VI
PENUTUP
23