Anda di halaman 1dari 23

DOKUMEN PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN

KELUARGA
DESA LEBAKWANGI

Cynthia Ramadhan Asriati


Nita Atikah Gusni
Eka Pusparini
Wenda Sari Ningsih
Tiah Rahayu
Widiyatmi Barokah
Endah Permatasari

PUSKESMAS BANJARAN NAMBO DTP


2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbingannya kami dapat menyelesaikan “Laporan Dokumentasi Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Puskesmas Banjaran
Nambo DTP” di Desa Lebakwangi telah selesai dilaksanakan.
Laporan dokumentasi ini disampaikan oleh enumerator untuk dapat
memberikan gambaran pelaksanaan PIS-PK yang telah berjalan selama 40 hari
terhitung mulai tanggal 1 Juli 2019 sampai dengan 15 Agustus 2019. Sehingga
data tersebut menjadi base line data ilmiah yang dapat digunakan untuk
melakukan intervensi dan menjadi dasar dalam membuat perencanaan dan
penganggaran bidang kesehatan di Puskesmas Banjaran Nambo DTP.
Bersama ini perkenankanlah kami untuk berterimakasih yang sebesar-besarnya
dengan hati yang tulus kepada :
1. drg. Grace Mediana Purnami, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung
2. dr. Elvin Rosmaida Sibarani selaku Kepala Puskesmas Banjaran Nambo
DTP
3. Bidan Riska Ratnasari Wulan selaku Bidan Desa Lebakwangi
4. Bapak Camat Kecamatan Arjasari
5. Kepala Desa Lebakwangi
6. Ketua RT, RW dan Kader Desa Lebakwangi yang telah mengantarkan
menuju rumah-rumah warga

7. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu
 yang telah
memberikan dukungan dalam melakukan pendataan ini.

Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan Pendataan PIS-PK yang dilakukan


masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar dapat lebih baik lagi pada masa yang akan datang.

Bandung, 15 Agustus 2019

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam program keluarga sehat, cara kerja puskesmas tidak hanya


menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan
juga diluar gedung melalui kunjungan rumah/keluarga di
wilayah kerjanya. Sehingga program keluarga sehat merupakan program
dengan pendekatan pelayanan terintegrsi antara Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang berkesinambungan
dengan target keluarga serta didasari oleh data dan informasi dari profil
kesehatan keluarga.
Atas penjelasan tersebut, program ini berupaya meningkatkan
aksesibilitas keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif
dalam mendukung pencapaian standar pelayanan minimal, mendukung
pelaksanaan JKN dan mendukung tercapainya Program Indonesia Sehat.
Sasaran utama Program keluarga sehat di wilayah kerja Puskesmas
adalah keluarga. Kegiatannya di fokuskan kepada kunjungan keluarga
dengan memperhatikan indikator program prioritas, pada: Perbaikan Gizi,
Penurunan AKI & AKB dan, Pengendalian Penyakit Menular. Program
lainnya adalah Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dan Kesehatan
Lingkungan.
Program keluarga sehat yang telah dicanangkan oleh Kementerian
Kesehatan mengacu kepada 12 Indikator keluarga sehat sebagai berikut
: Keluarga mengikuti KB, ibu bersalin di fasilitas kesehatan dan Bayi
mendapat imunisasi dasar lengkap. Program lainnya adalah Bayi diberi ASI
ekslusif selama 6 bulan, pertumbuhan balita dipantau tiap bulan serta
Penderita TB berobat sesuai standar. Juga Penderita Hipertensi berobat
teratur, Gangguan Jiwa berat ditelantarkan dan Tidak ada anggotaa keluarga
yang merokok. Selain itu keluarga memiliki/memakai air bersih,keluarga

3
memiliki/memakai jamban sehat serta sekeluarga menjadi anggota
JKN. (sumber Health Policy Unit Kementerian Kesehatan 2015).
Puskesmas Banjaran Nambo DTP merupakan salah satu puskesmas
yang ada di wilayah Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung. Adapun
wilayah kerja enumerator untuk pendataan Keluarga sehat bertempat di Desa
Lebakwangi dengan memiliki 14 RW dengan jumlah penduduk 3.214 jiwa.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan beberapa


masalah, yaitu masalah kesehatan yang terdapat di Desa Lebakwangi
Kecamatan Arjasari, bagaimana pola perilaku masyarakat, lingkungan,
pelayanan kesehatan, kependudukan, kesadaran, dan lain-lain, yang
mempengaruhi status kesehatan di wilayah tersebut berdasarkan 12
indikator dalam pendataan PIS-PK. Serta apa saja alternatif pemecahan
masalah kesehatan dan intervensi apa saja yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah prioritas di Desa Lebakwangi Kecamatan Arjasari.

1.3 TUJUAN:
1.3.1 Tujuan umum
Penulisan laporan adalah mendapatkan gambaran lengkap Hasil PIS-PK di
Desa Lebakwangi.
1.3.2 Tujuan khusus
a. Mendapatkan data dan analisis hasil IKS RT/RW di Desa Lebakwangi.
b. Mendapatkan data dan hasil analisis Cakupan Program IKS RT/RW di
Desa Lebakwangi.
c. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan solusinya di wilayah kerja
Desa Lebakwangi serta menentukan prioritas masalah kesehatan di
wilayah kerja Desa Lebakwangi.

4
BAB II
DATA UMUM WILAYAH DESA LEBAKWANGI

2.1 ANALISIS SITUASI:


A. DATA:
1. Data umum
a. Peta wilayah

- Luas wilayah : 316,717 Ha


- Jumlah RW : 14 RW
- Jumlah RT : 67 RT
- Jumlah KK : 4.427 KK

5
KETERANGAN:
RW 01 BOJONGSEREH
RW 02 LEBAKWANGI
RW 03 CIJARINGAO
RW 04 PASIRJATI
RW 05 PASIRMENTEN
G
RW 06 PATROL
RW 07 CIRINU BATAS
RW/DUSUN
RW 08 PASIRMALANG SUNGAI
RW 09 GIRISEDAYU JALAN
KABUPATEN
RW 10 GIRISEDAYU JALAN DESA
RW 11 PASIRJATI SEKOLAH
RW 12 JATIRAYA PUSKESMAS
RW 13 LEBAKWANGI SUMBER AIR
ASRI
RW 14 ARJASARIASRI MAKAM
KANTOR DESA MASJID
LAPANG SEPAK BOLA
b. Batas Wilayah Desa Lebakwangi
Utara : Desa Wargaluyu Kecamatan Arjasari
Selatan : Desa Batukarut Kecamatan Arjasari
Timur : Desa Batukarut Kecamatan Arjasari
Barat : DesaTarajusari Kecamatan Banjaran
c. Data peran serta masyarakat(UKBM)
- Jumlah Posyandu : 14 Posyandu
- Jumlah Polindes : 1 Polindes
- Jumlah Dasa Wisma : 120 Dasa Wisma
d. Data penduduk
- Jumlah Laki-laki (orang) : 6.777
- Jumlah Perempuan (orang) : 6.504
- Jumlah KK : 4.427
- Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) : 4.193

6
2. Data Khusus
a. Hasil Pendataan PIS-PK
Dari hasil pendataan PIS-PK di Desa Lebakwangi yang
dilakukan mulai tanggal 01 Juli 2019 – 15 Agustus 2019
didapatkan hasil dari 12 indikator kesehatan masyarakat sebagai
berikut :

1. Tabel indikator keluarga berencana


Indikator Masalah jumlah Persentase
Keluarga Pasangan subur yang tidak 895 39,16%
berencana memakai kb orang

2. Tabel indikator Persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan


Indikator Masalah Jumlah Persentase
Persalinan di Persalinan tidak di fasilitas 97 ibu 33,33%
fasilitas pelayanan pelayanan kesehatan
kesehatan

3. Tabel indikator Imunisasi dasar lengkap


Indikator Masalah jumlah Persentase
Imunisasi dasar Bayi tidak mendapatkan 94 bayi 40%
lengkap imusasi dasar lengkap

4. Tabel indikator ASI Ekslusif


Indikator Masalah jumlah Persentase
ASI Ekslusif Bayi tidak mendapatkan 128 43,83%
ASI Ekslusif bayi

7
5. Tabel indikator Tumbuh kembang
Indikator Masalah jumlah Persentase
Tumbuh kembang Bayi dan balita tidak 225bayi 28,88%
ditimbang setiap bulan balita

6. Tabel indikator TBC


Indikator Masalah Jumlah Persentase
TBC Penderita TB paru yang 129 55,13%
tidak berobat penderi
ta

7. Tabel indikator hipertensi


Indikator Masalah Jumlah Persentase
Hipertensi Penderita hipertensi yang 1024 78,65%
tidak berobat teratur org

8. Tabel indikator Gangguan jiwa


indikator Masalah Jumlah Persentase
Gangguan Jiwa Penderita gangguan jiwa 95 94,06%
yang ditelantarkan dan tidak penderita
berobat

9. Tabel indikator Merokok


Indikator Masalah Jumlah Persentase
Merokok Anggota keluarga merokok 2135 67,48%
kk

8
10. Tabel indikator JKN
Indikator Masalah Jumlah Persentase
JKN Anggota keluarga yang 1109 35,08%
tidak memiliki JKN kk

11. Tabel indikator Sarana Air Bersih


Indikator Masalah Jumlah Persentase
Sarana air bersih Tidak memiliki saran air 152 kk 4,8%
bersih

12. Tabel indikator Jamban sehat


Indikator Masalah Jumlah Persentase
Jamban sehat Tidak memiliki jamban 706 kk 22,32%
keluarga

Dari hasil pendataan PIS-PK di atas yang dilakukan di Desa Lebakwangi


dimulai dari tanggal 01 Juli 2019 – 15 Agustus 2019 mengenai 12 indikator
kesehatan ditemukan beberapa masalah yaitu: indikator keluarga berencana,
ada sekitar 895 pasangan usia subur yang tidak memakai kb dengan
persentase 39,17%, indikator persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan, ada
97 ibu yang tidak bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan dengan persentase
33,33%, indikator imunisasi, ada 94 bayi yang tidak melakukan imunisasi
dasar lengkap dengan persentase 40%, indikator ASI eksklusif, ada 128 bayi
yang tidak mendapatkan ASI ekslusif dengan persentase 43,83%, indikator
tumbuh kembang balita, ada 225 bayi balita yang tidak menimbang setiap
bulan dengan persentase 28,88%, indikator TBC, ada 129 orang yang tidak
berobat sesuai standar dengan persentase 55,13%, indikator hipertensi, ada
1024 orang yang tidak berobat secara teratur dengan persentase 78,65%,
indikator gangguan jiwa berat, ada 95 orang yang mengalami gangguan jiwa
berat dan tidak berobat dengan persentase 94,06%, indikator merokok, ada
2135 KK yang merokok dengan persentase 67,48%, indikator JKN, ada 1109

9
KK yang tidak memiliki JKN dengan persentase 35.07%, indikator sarana air
bersih, ada 152 KK yang tidak memiliki sarana air bersih dengan persentase
4,8%, indikator jamban sehat, ada 706 KK yang tidak memiliki jamban
keluarga dengan persentase 22,32%.

b. IKS
IKS (Indeks Keluarga Sehat) adalah ukuran pemenuhan indikator
kesehatan keluarga. Semakin banyak indikator yang dapat dipenuhi oleh
suatu keluarga maka status keluarga tersebut mengarah ke keluarga sehat.
IKS didapat dari perhitungan sebagai berikut:

IKS = Jumlah jawaban YA


12- Jumlah jawaban N

Kategori Keluarga Sehat berdasarkan IKS:


a) Keluarga Sehat, bila IKS > 0,800;
b) Keluarga PraSehat, bila IKS = 0,500-0,800;
c) Keluarga Tidak Sehat, bila IKS < 0,500

PRESENTASE KELUARGA SEHAT DESA


LEBAKWANGI TAHUN 2019

16% 19%

65%

PRESENTASE KELUARGA SEHAT PRESENTASE KELUARGA PRA SEHAT


PRESENTASE KELUARGA TIDAK SEHAT

Keterangan:
Presentase Keluarga Sehat : 19%
Presentase Keluarga PraSehat : 65%
Presentase Keluarga Tidak Sehat : 16%

10
11
Capaian Indikator Keluarga Sehat Desa Lebakwangi Tahun 2019

REKAPITULASI IKS DESA/KELURAHAN IKS-PUSKES

NO Indikator Keluarga Sehat CAK_DESA

1 Keluarga mengikuti program KB 61%

2 Ibu melakukan persalinan di Faskes 67%

3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 60%

4 Bayi mendapat ASI Eksklusif 56%

5 Balita mendapat pemantauan Tumbang 71%

6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar 45%

7 Penderita Hipertensi yang berobat teratur 21%

8 Penderita ODGJ diobati tidak di telantarkan 6%

9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok 33%

10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 65%

11 Keluarga memiliki akses sarana air bersih 95%

12 Keluarga memiliki akses sarana jamban sehat 78%


KK SEHAT 19%
KK PRA SEHAT 65%
KK TIDAK SEHAT 16%
KESIMPULAN IKS DESA 0,194
HASIL TIDAK SEHAT

12
PRESENTASE CAPAIAN INDIKATOR PIS PK
DESA LEBAKWANGI TAHUN 2019
Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat 78%
INDIKATOR

Keluarga mempunyai akses sarana air bersih 95%


Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 65%
Anggota keluarga tidak ada yang merokok 33%
Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan 6%
Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur 21%
Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar 45%
Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan 71%
Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif 56%
Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 60%
Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan 67%
Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) 61%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

PRESENTASE

13
BAB III
ANALISIS MASALAH

3.1 Identifikasi Masalah

Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem untuk


mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-pendekatan masalah,
dari pendekatan sistern ini dapat ditelusuri hal-hal yang mungkin menyebabkan
munculnya permasalahan di wilayah kerja Puskesmas Banjaran Nambo DTP.
Berdasarkan data pencapaian kegiatan PIS-PK didapatkan cakupan penduduk yang
memiliki masalah di antaranya penderita tuberkulosis paru yag tidak mendapatkan
pengobatan, penderita hipertensi yang tidak melakukan pengobatan secara teratur,
anggota keluarga yang merokok, penderita gangguan jiwa yang ditelantarkan dan
tidak berobat.

3.2 Prioritas Masalah

Menetapkan prioritas dari sekian banyak masalah kesehatan di masyarakat


merupakan tugas yang penting dan semakin sulit. Metode untuk menetapkan prioritas
secara adil, masuk akal, dan mudah dihitung merupakan perangkat manajemen yang
penting. Untuk menentukan prioritas masalah di Desa Lebakwangi metode
manajemen yang akan digunakan adalah metode USG.

Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun
urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat
urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau
1 – 10. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih
jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah
yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat
yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak

14
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu
masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau
dibiarkan.
Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah
dengan metode teknik scoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan
memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang dihadapi, serta
kemungkinan bekembangnya masalah tersebut semakin besar. Hal tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Urgensy atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak
masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan system atau tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.

Penggunaan metode USG dalam penentuan prioriotas masalah dilaksanakan


apabila pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang ada, serta hal yang sangat
dipentingkan adalah aspek yang ada dimasyarakat dan aspek dari masalah itu sendiri.
Masing-masing indikator diberi skor 1-5. Hal tersebut dimaksudkan untuk
memudahkan pengumpul data (enumerator) dalam memberikan penilaian terhadap
setiap masalah yang ada.

1. Urgency (mendesaknya)
Nilai 1 = Tidak mendesak
2 = Kurang mendesak
3 = Cukup mendesak
4 = Mendesak
5 = Sangat mendesak
2. Seriousness (kegawatannya)
Nilai 1 = Tidak gawat
2 = Kurang gawat

15
3 = Cukup gawat
4 = Gawat
5 = Sangat gawat
3. Growth (perkembangannya)
Nilai 1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup besar
4 = Besar
5 = Sangat Besar
Setiap enumerator diminta untuk memberikan skor atau nilai setiap masalah
berdasarkan masing-masing indikator U, S, G. Penentuan skoring dilakukan dengan
cara pemberian nilai pada secarik kertas oleh setiap enumerator. Hasil kesimpulan
scoring dari 14 RW di Desa Lebakwangi didapatkan nilai sebagai berikut :
No Masalah U S G Total Rangking
Penderita tuberkulosis paru yag tidak
1 5 5 5 15 1
mendapatkan pengobatan
Penderita hipertensi yang tidak melakukan
2 5 5 3 13 2
pengobatan secara teratur
3 Anggota keluarga yang merokok 4 3 5 12 3

Penderita gangguan jiwa yang ditelantarkan


4 3 4 3 10 4
dan tidak berobat

Berdasarkan data di atas, urutan prioritas masalah yang didapat sebagai


berikut:
1. Masih terdapat Penderita tuberkulosis paru yag tidak mendapatkan
pengobatan,
2. Masih terdapat Penderita hipertensi yang tidak melakukan pengobatan
secara teratur.
3. Masih terdapat Anggota keluarga yang merokok.
4. Masih terdapat Penderita gangguan jiwa yang ditelantarkan dan tidak
berobat

16
3.3 Analisis Akar Penyebab Masalah
Analisis Penyebab Masalah TBC

Penularan kepada TB anggota lain Kanker paru Meningitis Kematian


orang lain

TBC

Penurunan BB Batuk Lelah Panas dingin Keringat malam hari Nafsu makan menurun

Penularan Lingkungan Rokok

Analisis Penyebab Hipertensi

Serangan jantung Gagal jantung stroke glaukoma kematian

hipertensi

TD > Penglihatan s
Sakit Jantung
140/90 (-)
kepala berdebaar

keturunan Gaya hidup obesitas

17
Analisis Penyebab Merokok

MANUSIA METODE

Jadwal penyuluhan
yang kurang sesuai Kurangnya
sasaran
penyuluhan
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang
Kurangnya
bahaya merokok di
penyuluhan
dalam rumah Cara penyuluhan
petugas tentang
bahaya merokok yang kurang
Jumlah promkes menarik
kurang

MASYARAKAT
MEROKOK DI
DALAM
Tidak ada tempat Terbatasnya RUMAH
khusus untuk
dana untuk
merokok
penyuluhan
Tidak ada
dukungan dari
kepala daerah

SARANA DANA LINGKUNGAN

Analisis Penyebab ODGJ

Penyakit diri Orang Tingkat ODGJ


sendiri lain bertambah

ODGJ

Sulit konsentrasi Cemas berlebihan mengamuk


s

Masalah kehidupan
keturnan Kurang motivasi diri
18
BAB IV
RENCANA INTERVENSI

Tahapan selanjutnya setelah dilakukan analisis penyebab masalah adalah


memberikan alternatif pemecahan masalah.

RTL RTL
JANGKA JANGKA
PRIORITAS PENYEBAB PEMECAHAN
NO PENDEK PANJANG
MASALAH MASALAH MASALAH
(SUDAH
DILAKUKAN)
Penyuluhan Penyuluhan
langsung tentang merokok
Pengetahuan yang Penyuluhan bahaya kepada sasaran dalam gedung dan
Merokok di
1 kurang tentang merokok dalam gedung terkait pada saat luar gedung oleh
dalam rumah
PHBS dan luar gedung pendataan. petugas
Puskesmas.

Penyuluhan Menunjuk PMO


tentang TBC (Pengawas
Penyuluhan tentang langsung Minum Obat)
TBC. kepada sasaran pada setiap
Ketidaktahuan Konsumsi obat secara pada saat penderita TBC
tentang teratur. pendataan.
Penderita TBC
keberhasilan Deteksi dini Skrining faktor
2 tidak berobat
kesembuhan TBC pemeriksaan untuk risiko TBC pada
teratur
dengan berobat keluarga yang anggota keluarga
teratur mempunyai anggota yang positif TBC,
keluarga yang positif dilakukan oleh
TBC petugas
Puskesmas.

Penyuluhan Perubahan Gaya


tentang Hidup.
hipertensi
Ketidaktahuan langsung Konsumsi obat
Penyuluhan tentang
Penderita bahwa penderita kepada sasaran secara teratur.
hipertensi, gaya hidup,
Hipertensi hipertensi harus terkait pada saat
3 Konsumsi obat secara
tidak berpbat minum obat pendataan. Penemuan
terutur.
teratur hipertensi secara penderita
Skrining hipertensi
teratur Cek tekanan hipertensi secara
darah dini melalui
program skrining
PTM

19
Penyuluhan tentang Penyuluhan Meminta keluarga
ODGJ kepada kepada tentang ODGJ untuk melakukan
keluarga. kepada kepada pemeriksaan lebih
keluarga pada lanjut ke fasilitas
Penderita Meminta keluarga saat pendataan. kesehatan terkait
Terdapat sasaran
gangguan jiwa untuk melakukan
dengan indikasi
tidak pemeriksaan lebih Melakukan
4 gangguan jiwa
mendapatkan lanjut ke fasilitas koordinasi
yang ditelantarkan
obat dan kesehatan terkait. dengan pihak
dan tidak berobat
ditelantarkan PKM
Melakukan koordinasi
dengan pihak
Puskesmas.

20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pendataan PIS-PK di Desa Lebakwangi, Kecamatan
Arjasari, Kabupaten Bandung, terdapat empat dari 12 indikator capaian di bawah
50% sehingga menjadi masalah prioritas. Empat indikator dengan pencapaian di
bawah 50% tersebut antara lain:
1) Penderita TBC minum obat secara teratur;
2) Penderita hipertensi minum obat dengan teratur;
3) Tidak ada anggota yang merokok
4) Penderita gangguan jiwa tidak ditelantarkan dan mendapatkan pengobatan
Berdasarkan analisis, akar penyebab masalah atas kurangnya pencapaian
indikator tersebut adalah kurangnya pengetahuan. Adapun pemecahan masalah
prioritas ini dibagi menjadi 2 tahapan yaitu tindak lanjut jangka pendek dan
rencana tindak lanjut jangka panjang. Tindak lanjut jangka pendek berupa
penyuluhan langsung kepada masyarakat yang merupakan sasaran prioritas pada
saat pendataan PIS-PK oleh enumerator dan melakukan pelaporan kepada pihak
Puskesmas untuk gambaran kesehatan Desa lebakwangi. Rencana tindak lanjut
jangka panjang akan dilaksanakan oleh petugas Puskesmas melalui Upaya
Kesehatan Masyarakat dan Upaya kesehatan Perorangan di Puskesmas Banjaran
Nambo DTP. Selain itu kolaborasi Puskesmas dengan masyarakat, kader,
pemangku kebijakan setempat sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada.

4.2 Saran
1. Terhadap perangkat desa dan tokoh masyarakat
Kepala Desa, Kepala Dusun, perangkat desa, RT, RW, dan tokoh
masyarakat tetap aktif membina dan menggerakkan warga secara
berkesinambungan dalam upaya meningkatkan kesadaran warga mengenai
pentingnya perilaku hidup sehat dan kesehatan lingkungan. Perlu dilakukan
tindak lanjut atas pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan

21
agar warga, secara bertahap mulai menyadari dan memahami perilaku hidup
bersih dan sehat.

2. Terhadap pihak pengelola kesehatan.


a. Peningkatan frekuensi pemantauan terhadap masalah kesehatan yang ada
di Desa wilayah kerja Puskesmas.
b. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut atas kegiatan pemantauan secara
rutin dan berkelanjutan.
c. Perlu adanya peningkatan frekuensi penyuluhan kesehatan sehingga
memperluas pengetahuan warga Desa Lebakwangi.
d. Meningkatkan peran serta kader-kader kesehatan dalam meningkatkan
kesadaran warga. dan juga membantu perangkat desa untuk
berkoordinasi dengan pihak-pihak lain yang dapat membantu
memecahkan masalah-masalah kesehatan yang timbul.

22
BAB VI
PENUTUP

Demikian laporan hasil kegiatan Program Indonesia Sehat melalui


Pendekatan Keluarga (PIS PK) Desa Lebakwangi. Kegiatan PIS PK berjalan dengan
baik berkat kerjasama antara seluruh masyarakat, kader, dan perangkat Desa
Lebakwangi. Kerjasama yang baik tersebut akan didapatkan alternatif pemecahan
masalah dari masalah-masalah yang timbul pada masyarakat, dan kemudian diambil
alternatif pemecahan masalah terbaik. Besar harapan kami dengan adanya kegiatan
ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang terkait dalam upaya
peningkatan kesehatan warga Desa Lebakwangi,

23

Anda mungkin juga menyukai