FORMALDEHID
I. TUJUAN PERCOBAAN
A. ALAT
Labu alas bulat berleher tiga 750 ml
Pipet ukur 1 + 10 + 25 ml
Corong kaca
Gelas kimia 250 ml
Pinggan porselin
Motor pengaduk
Kondensor tutup labu
Kondensor spiral
Erlenmeyer 250 ml
Buret dan klem buret
Gegep kayu
Stop Wacth + Selang karet
B. BAHAN
Formaldehid
Amoniak
Na2CO3
Urea
Hidroksilamin Hidroklorida 10%
Indicator Bromphenol Blue 1%
NaOH 0,25N
Semenjak ditemukan oleh John Wesley Hyatt dari Amerika Serikat pada tahun
1968, plastic segera menjadi primadona industri kimia.Barang-barang plastic
membuat kehidupan kita semakin mudah dan makin menyenangkan. Dalam
banyak hal, plastic telah menggantikan kapas, logam, kayu, dan material lainnya
sebab plastic memiliki banyak keunggulan antara lain tahan karat, lenih ringan,
tidak menghantar listrik, mudeah dibentuk sesuai keinginan, dapat diproduksi
dengan biaya rendah dan merupakan alternative bagi material lain yang
jumlahnya dialam semakin terbatas.
2) Pengaruh pH
Kondisi reaksi sangat berpengaruh terhadap reaksi atau hasil reaksi selama
proses kondensasi polimerisasi terjadi . Dalam suasana asam akan terbentuk
senyawa Goldsmith dan senyawa lain yang tidak terkontrol sehingga molekul
polimer yang dihasilkan rendah. Senyawa Goldsmith tidak diinginkan karena
mempunyai rantai polimer lebih pendek tetapi stabil terhadap panas. Dalam
suasana basa kuat , formaldehid akan bereaksi secara disproporsionasi
dimana sebagian akan teroksidasi menjadi asam karboksilat dan sebagian
tereduksi menjadi alkohol. Reaksi yang terjadi adalah :
2H-CO-H + OH- ===> H-COOH + CH3OH
formaldehidbasa kuat asam karboksilat methanol
3) Katalis
Menurut J.J. Berjelius, katalis merupakan senyawa yang ditambahkan untuk
mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi. Sedangkan menurut W.Ostwald,
katalis merupakan senyawa yang ditambahkan untuk mempercepat reaksi
tanpa tergabung dalam produk.Artinya katalis dapat mempercepat reaksi, ikut
aktif dalam reaksi, tetapi tidak ikut tergabung didalam produk. Untukproses
ini digunakan katalis NH3 yang dapat menurunkan energi aktivasi dengan
menyerap panas pada saat curing, fungsinya adalah untuk mengatur
penguapan agar tidak gosong. Energi aktivasi adalah energi minimum yang
dibutuhkan agar molekul – molekul yang di dalam larutan bertumbukan,
sehingga reaksi menjadi cepat.
4) Temperatur reaksi
Temperatur reaksi tidak boleh melebihi titik lelehnya karena dimetilol urea
yang terjadi akan kehilangan air dan formaldehid . Menurut Kadowaki dan
Hasimoto, temperatur optimum reaksi adalah 85ºC . Sedangkan titik lelehnya
menurut De Chesne adalah 150ºC . Dan menurut Einhorn adalah 126ºC .
Kenaikan temperatur akan mempercepat laju reaksi, hal ini dapat ditunjukkan
dengan persamaan Arrhenius yaitu :
K = A e-Ea/RT
PEMANFAATAN RESIN UREA-FORMALDEHID
Pizzi (1994) mengemukakan bahwa perekat Urea-Formaldehid
(UF)merupakan hasil reaksi polimer kondensasi dari formaldehid dengan
urea.Keuntungan dari perekat UF antara lain larut air, keras, tidak mudah
terbakar, sifat panasnya baik, tidak berwarna ketika mengeras serta harganya
murah.Hiziroglu (2007) mengemukakan beberapa karakteristik dari perekat
Urea-Formaldehyde (CH4N20CH20)X antara lain:
Berat jenis: 1.27
Solid content: 64.8%
Vick (1999) mengemukakan bahwa perekat UF ada yang berbentuk
serbuk atau cair, berwarna putih , garis rekatnya tidak berwarna dan lebih
durable apabila dikombinasikan dengan melamin. Penggunaan perekat ini
adalah untuk kayu lapis, meubel, papan serat dan papan partikel.Tsoumis
(1991) mengemukakan bahwa UF tersedia daalam bentuk cair atau serbuk.
Resain ini mengeras pada suhu 95-1 30 C. UF tidak cocok dipakai
untuk eksterior.
Namun kinerjanya dapat diperbaiki dengan penambahan Melamin
Formaldehyde atau Resorcynol Formaldehyde sekitar 10-20%.Hasil
sambungan dengan UF tidak berwarna sampai berwarna coklat
terang.Kelemahan dari UF antara lain tidak tahan air serta menyebabkan
emisiformaldehyde yang berdampak pada kesehatan. Perekat UF termasuk
dalam kelompok perekat termosetting.Dalam pemakaiannya sering
ditambahkan hardener, filler, extender dan air.
Menurut Rayner (1967) dalam Joyoadikusumo (1984) perekat UF
memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap air dingin, agak tahan terhadap
air panas, tetapi tidak tahan terhadap perebusan. Setelah itu apabila dibuat
plywood 3 lapis, khusus untuk finir yang akan dijadikan sebagai core dilabur
kedua permukaannya dengan lem/perekat melalui mesin glue spreader,
sedangkan finir-finir yang lain (F/B) dilekatkan pada finir yang telah diberi
perekat tersebut dengan ketentuan arah seratnya saling tegak lurus satu sama
lainnya.
Selanjutnya finir-finir yang telah direkatkan tersebut (jumlah finir
harus ganjil) dipres secara dingin dalam cold press selama 5-15 menit, tekanan
10- 15 kg /cm2, dan kemudian dilanjutkan dengan pengempaansecara panas
dalam hot press dengan jalan memasukkan finir-finir yang telah direkatkan
tersebut di antara plat-plat baja panas dengan tekanan 10 kg/cm2, suhu 100-
170º(umumnya 110- 120º C), selama 1,5 menit. Setelah itu rekatan finir (calon
plywood) dikeluarkan dari mesin hot press satu persatu sehingga diperoleh
plywood (kayu lapis).Plywood selanjutnya dipotong pinggirnya sesuai ukuran
final dengan gergaji potong dobel (double saw), kemudian dihaluskan
(sanding) dan diperiksa kualitasnya (plywood grading). Jika masih dijumpai
kerusakan (sobekan atau lobang)danmemungkinkan diperbaiki maka bagian
muka plywood kemudian diperbaiki lagi dengan didempul agar kualitas
plywoodnya meningkat.
V. PROSEDUR KERJA
ANALISIS
a. Tes I
Memipet 1 ml sample kemudian dilarutkan didalam Erlenmeyer dengan aquades sebanyak
20 ml dan ditambahkan 2 tetes indicator Bromphenol Blue kemudian dinetralkan dengan
asam/basa.
Menambahkan 7 ml hidroksilamin hidroklorida 10%, dikocok dan dibiarkan selama 5-10
menit.
Melakukan titrasi blangko 21 ml air + 2 tetes indicator + 7 ml hidroksilamin hidroklorida
b. Tes II
Mencelupkan kertas pH kedalam larutan kemudian disesuaikan dengan warna standard
pada label kertas pH.
c. Tes III
Memanaskan pinggan penguap dalam oven pada suhu 100 oC selama 30 menit kemudian
didinginkan kedalam eksikator lalu ditimbang.
Menimbang 10 gram resin sample dalam pinggan penguap kemudian dipanaskan dalam
oven selama 1 jam dan didinginkan didalam eksikator lalu ditimbang.
Memanaskan lagi, didinginkan dalam eksikator lalu ditimbang hingga diperoleh berat
tetap.
Melakukan percobaan secara duplo.
d. Tes IV
Menimbang piknometer kosong
Mengisi piknometer dengan air murni lalu ditimbang
Mengisi piknometer kosong dengan sample lalu ditimbang
R 36/38 : Dapat menyebabkan gangguan pada mata dan iritasi pada kulit.
Urea
Formaldehyde
S 26 :Apabila terkena mata, segera bilas dengan air sebanyak mungkin dan
bawalah segera ke balai pengobatan.
0 0 menit 34 10
1 0 menit 25,7 10
2A 0 menit 25,7 10
2B 15 menit 25,7 10
2C 30 menit 27,25 8
2D 45 menit 26 7
2E 60 menit 21,65 8
2F 90 menit 18,445 8
= 328,11 gram
300 ml
Formaldehid yang digunakan = x28,34 g
100 ml formalin
= 85,02 g
85,029 g
=
30 g / mol
= 2,834 mol
Perbandingan mol F/U = 1,5
1
Urea yang digunakan = x 2,834 mol = 1,889 mol urea
1,5
= 113,34 gram
(1 – 0,055)a = 441,45
0,945 a = 441,45
a = 467,14 g
= 23,357 gram
= 2,337 gram
Volume Piknometer = 25 mL
Densitas sample =
beratsampel
vol. piknometer
25,75 g
Densitas sample akhir =
25ml
= 1,1401 g/mL
= Volume
Sampel Volume NaOH Konsentrasi 𝐆𝐫𝐚𝐦 𝐂𝐇𝟐 𝐎
NaOH
No. Blanko(mL) NaOH (N) 𝟏𝟎𝟎 𝐦𝐥 𝐋𝐚𝐫𝐮𝐭𝐚𝐧
Sampel (mL)
Untuk hasil perhitungan kadar CH2O bebas tiap sampel dapat di lihat pada tabel :
57,6041−51,8862
% resin = x 100%
10 𝑔
= 57,179 %
VII. PEMBAHASAN
Makromolekul (polimer) adalah molekul raksasa dengan rantai sangat
panjang yang terbentuk dari molekul-molekul sederhana (monomer-
manomer).Reaksi pembentukan polimer ini dikenal dengan istilah polimerisasi.
Kadar CH2O bebas pada setiap sampel makin lama makin sedikit, ini
disebabkan karena pada sampel awal (sampel nol) belum ditambahkan dengan
urea sehingga kadar CH2O bebas sangat besar yaitu 28,125; sedangkan pada
sampel satu mengalami penurunan kadar CH2O bebas yang sangat drastis menjadi
18,225; karena pada step initelah ditambahkan dengan urea, dan makin
lamasampel mengandung kadar CH2O bebas makin sedikit karena semakin lama
urea telah banyak mengikat formaldehide sehingga menghasilkan produk urea
formaldehide, dan seturut dengan itu pula maka secara otomatis formaldehide
yang ada pada labu leher tiga akan mengalami pengurangan kadar hingga 3,375.
Sampel
KadarFormaldehide Bebas
Nomor
0. 25,1625
1. 18,9375
2. 18,9375
3. 18,9375
4. 20,1
5. 19,625
6. 15,9
7. 13,49625
8. 15,075
DAFTAR PUSTAKA