Anda di halaman 1dari 18

PEMBUATAN RESIN UREA

FORMALDEHID

I. TUJUAN PERCOBAAN

 Dapat menghitung komposisi reaktan suatu campuran reaksi polimerisasi


urea-formaldehid.
 Dapat mengoperasikan reactor berpengaduk.
 Dapat melakukan monitoring proses reaksi dari waktu ke waktu.
 Dapat menentukan perubahan konsentrasi reaktan dari waktu ke waktu.
 Dapat menganalisis hasil reaksi polimerisasi ureaformaldehid.
 Dapat menentukan kadar resin urea-formaldehid hasil polimerisasi.

II. PERINCIAN KERJA


 Melakukan pemanasan pada kondisi refluks.
 Mengambil sample pada waktu tertentu.
 Melakukan analisa terhadap sample.

III. ALAT DAN BAHAN

A. ALAT
 Labu alas bulat berleher tiga 750 ml
 Pipet ukur 1 + 10 + 25 ml
 Corong kaca
 Gelas kimia 250 ml
 Pinggan porselin
 Motor pengaduk
 Kondensor tutup labu
 Kondensor spiral
 Erlenmeyer 250 ml
 Buret dan klem buret
 Gegep kayu
 Stop Wacth + Selang karet

B. BAHAN
 Formaldehid
 Amoniak
 Na2CO3
 Urea
 Hidroksilamin Hidroklorida 10%
 Indicator Bromphenol Blue 1%
 NaOH 0,25N

IV. DASAR TEORI


Makromolekul (polimer) adalah molekul raksasa dengan rantai sangat
panjang yang terbentuk dari molekul-molekul sederhana (monomer-
manomer).Reaksi pembentukan polimer ini dikenal dengan istilah polimerisasi.

Ditinjau dari jenis manomernya, senyawa polimer dapat dikelompokkan


menjadi dua, sebagai berikut :

a. Homopolimer, yaitu polimer hasil reaksi monomer-manomer yang sejenis.


Struktur homopolimer adalah :
A A A A

b. Kopolimer, yaitu polimer hasil reaksi monomer-manomer yang lebih dari


sejenis. Struktur kopolimer adalah :
A B A B

Ditinjau dari sifat kekentalannya, senyawa-senyawa polimer dapat dibedakan


sebagai berikut :
a. Polimer termoplastik, yaitu polimer yang bersifat kenyal apabila dipanaskan dan
dapat dibentuk menurut pola yang kita inginkan. Setelah pendinginan polimer
kehilangan sifat kekenyalan dan mempertahankan bentuknya yang baru. Proses
ini dapat diulangi dan kita dapat mengubahnya menjadi bentuk lain.
b. Polimer termoset, yaitu polimer yang pada mulanya kenyal tatkala dipanaskan,
tetapi sekali didinginkan ia tidak dapat dilunakkan lagi, sehingga tidak dapat
diubah menjadi bentuk lain.
Ada dua macam reaksi polimerisasi, sebagai berikut :
1. Polimerisasi adisi, yaitu bergabungnya monomer-manomer yang memiliki ikatan
rangkap (ikatan tak jenuh). Ikatan rangkap akan menjadi jenuh tatkala monomer-
manomer itu berikatan satu sama lain. Pada polimerisasi adisi, tidak ada molekul
yang hilang. Contoh reaksi polimerisasi adisi adalah pembentukan polivinil
klorida (PVC, suatu jenis palstik) dari monomer-manomer vinilklorida.
2. Polimerisasi kondensasi, yaitu bergabungnya monomer-manomer yang memiliki
gugus fungsional. Tatkala mnomer-monomer berikatan satu, ada molekul yang
hilang misalnya pelepasan molekul air.

Semenjak ditemukan oleh John Wesley Hyatt dari Amerika Serikat pada tahun
1968, plastic segera menjadi primadona industri kimia.Barang-barang plastic
membuat kehidupan kita semakin mudah dan makin menyenangkan. Dalam
banyak hal, plastic telah menggantikan kapas, logam, kayu, dan material lainnya
sebab plastic memiliki banyak keunggulan antara lain tahan karat, lenih ringan,
tidak menghantar listrik, mudeah dibentuk sesuai keinginan, dapat diproduksi
dengan biaya rendah dan merupakan alternative bagi material lain yang
jumlahnya dialam semakin terbatas.

PEMBUATAN RESIN UREA-FORMALDEHID


Berdasarkan sifatnya, polimer dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1) Polimer thermosetting yaitu polimer yang tidak lunak apabila dipanaskan,
sehingga sulit dibentuk ulang.
2) Polimer thermoplastik yaitu polimer yang lunak bila dipanaskansehingga
mudah untuk dibentuk ulang
Urea-formaldehid resin adalah hasil kondensasi urea dengan formaldehid.Resin
jenis ini termasuk dalam kelas resin thermosetting yang mempunyai sifat tahan
terhadap asam, basa, tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh. Polimer
termoset dibuat dengan menggabungkan komponen-komponen yang bersifat
saling menguatkan sehingga dihasilakn polimer dengan derajat crosslink yang
sangat tinggi. Karena sifat-sifat di atas, aplikasi resin urea formaldehid yang
sangat luas sehingga industri urea-formaldehid berkembang pesat. Contoh industri
yang menggunakan industri formaldehid adalah addhesive untuk plywood, tekstil
resin finishing, laminating, coating, molding, casting, laquers, dan
sebagainya.Pembuatan resin urea-formaldehid secara garis besar dibagi menjadi 3.
Yang pertama adalah reaksi metiolasi, yaitu penggabungan urea dan formaldehid
membentuk monomer-monomer yang berupa monometilol dan dimetil urea.Reaksi
kedua adalah penggabungan monomer yang terbentuk menjadi polimer yang lurus
dan menghasilkan uap air.Tahp ini disebut tahap kondensasi. Proses ketiga adalah
proses curing, dimana polimer membentuk jaringan tiga dimensi dengan bantuan
pemanasan dalam oven.
Reaksi urea-formaldehid pada pH antara 8 sampai 10 adalah reaksi metilolasi,
yaitu adisi formaldehid pada gugus amino dan amida dari urea, dan menghasilkan
metilol urea. Pada tahap metilolasi , urea dan formaldehid bereaksi menjadi
metilol dan dimetil urea. Rasio dari senyawa mono dan dimetilol yang terbentuk
bergantung pada rasio formaldehid dan urea yang diumpankan.Reaksi berlangsung
pada kondisi basa dengan amoniak (NH4OH) sebagai katalis dan Na2CO3 sebagai
buffer.Buffer ini berfungsi menjaga kondisi pH reaksi agar tidak berubah tiba-tiba
secara drastis.Analisa awal dilakukan dengan menggunakan blanko berupa larutan
formaldehid, NH4OH dan Na2CO3.Sampel ke-0 diambil setelah urea ditambahkan
padalarutan dan diaduk sempurna.Setelah itu dilakukan pemanasan sampai 700ºC
untuk mempercepat reaksi.
Reaksi metilolasi diteruskan dengan reaksi kondensasi dari monomer-
monomer mono dan dimetilol urea membentuk rantai polimer yang lurus.Derivat-
derivat metilol merupakan monomer, penyebab terjadinya reaksi polimerisasi
kondensasi.Polimer yang dihasilkan mula-mula mempunyai rantai lurus dan masih
larut dalam air.Semakin lanjut kondensasi berlangsung, polimer mulai membentuk
rantai 3 dimensi dan semakin berkurang kelarutannya dalam air.Reaksi kondensasi
ini dilakukan dalam sebuah labu berleher yang dilengkapi kondensor ohm meter,
termometer, agitator dan pipa untuk sampling point.Labu berleher ini ditempatkan
dalam waterbath. Kondensor berfungsi mengembunkan air yang menguap selama
proses polimerisasi. Hal ini dimaksudkan mempercepat tercapainya
kesetimbangan reaksi.
Agitator berfungsi membuat larutan tetap homogen selama proses
pembentukan produk urea formaldehid. Pada prinsipnya, pembuatan produk-
produkurea-formaldehid dilakukan melalui beberapa tahapan:
1.Tahap intermediate
Merupakan suatu tahap untuk mendapatkan resin yang masih berupa
larutandan larut dalam air atau pelarut lainnya.
2. Tahap persiapan
Pada tahap ini resin merupakan produk dari tahap intermediate yang
dicampurkan dengan bahan lain . Penambahan bahan akan menentukan
produk akhir dari polimer .
3.Tahap curing
Pada proses curing, kondensasi tetap berlangsung, polimer membentuk
rangkaian 3 dimensi yang sangat kompleks dan menjadi thermosetting
resin.

Hasil reaksi dan kecepatannya, sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor:


1) Perbandingan umpan
Umumnya, Perbandingan mol umpan (formalin/urea) yang digunakan
padapercobaan ini adalah 1,25 dimana perbandingan umpan berada pada
batas standar yang ditentukan, perbandingan umpan harus berada dalam
range antara 1,25 – 2,0 hal tersebut dimaksudkan agar larutan resin yang
terbentuk tidak kental dan tidak encer. Sehingga mempermudah analisis baik
analisis densitas, viskositas, kadar resin dan formalin bebas. Besarnya
perbandingan mol umpan formalin dengan urea sangat mempengaruhi pada
produk (polimer) yang dihasilkan, bila perbandingan umpan kurang dari 1,25
maka resin yang dihasilkan memiliki kadar formalin yang rendah dan
menghasilkan polimer yang kekerasan dan kepadatannya rendah ,sedangkan
bila perbandingan umpan lebih dari 2 maka resin yang dihasilkan memiliki
kadar formalin yang tinggi dan menghasilkan polimer yang kekerasan dan
kepadatannya tinggi.

2) Pengaruh pH
Kondisi reaksi sangat berpengaruh terhadap reaksi atau hasil reaksi selama
proses kondensasi polimerisasi terjadi . Dalam suasana asam akan terbentuk
senyawa Goldsmith dan senyawa lain yang tidak terkontrol sehingga molekul
polimer yang dihasilkan rendah. Senyawa Goldsmith tidak diinginkan karena
mempunyai rantai polimer lebih pendek tetapi stabil terhadap panas. Dalam
suasana basa kuat , formaldehid akan bereaksi secara disproporsionasi
dimana sebagian akan teroksidasi menjadi asam karboksilat dan sebagian
tereduksi menjadi alkohol. Reaksi yang terjadi adalah :
2H-CO-H + OH- ===> H-COOH + CH3OH
formaldehidbasa kuat asam karboksilat methanol

3) Katalis
Menurut J.J. Berjelius, katalis merupakan senyawa yang ditambahkan untuk
mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi. Sedangkan menurut W.Ostwald,
katalis merupakan senyawa yang ditambahkan untuk mempercepat reaksi
tanpa tergabung dalam produk.Artinya katalis dapat mempercepat reaksi, ikut
aktif dalam reaksi, tetapi tidak ikut tergabung didalam produk. Untukproses
ini digunakan katalis NH3 yang dapat menurunkan energi aktivasi dengan
menyerap panas pada saat curing, fungsinya adalah untuk mengatur
penguapan agar tidak gosong. Energi aktivasi adalah energi minimum yang
dibutuhkan agar molekul – molekul yang di dalam larutan bertumbukan,
sehingga reaksi menjadi cepat.

4) Temperatur reaksi
Temperatur reaksi tidak boleh melebihi titik lelehnya karena dimetilol urea
yang terjadi akan kehilangan air dan formaldehid . Menurut Kadowaki dan
Hasimoto, temperatur optimum reaksi adalah 85ºC . Sedangkan titik lelehnya
menurut De Chesne adalah 150ºC . Dan menurut Einhorn adalah 126ºC .
Kenaikan temperatur akan mempercepat laju reaksi, hal ini dapat ditunjukkan
dengan persamaan Arrhenius yaitu :
K = A e-Ea/RT
PEMANFAATAN RESIN UREA-FORMALDEHID
Pizzi (1994) mengemukakan bahwa perekat Urea-Formaldehid
(UF)merupakan hasil reaksi polimer kondensasi dari formaldehid dengan
urea.Keuntungan dari perekat UF antara lain larut air, keras, tidak mudah
terbakar, sifat panasnya baik, tidak berwarna ketika mengeras serta harganya
murah.Hiziroglu (2007) mengemukakan beberapa karakteristik dari perekat
Urea-Formaldehyde (CH4N20CH20)X antara lain:
Berat jenis: 1.27
Solid content: 64.8%
Vick (1999) mengemukakan bahwa perekat UF ada yang berbentuk
serbuk atau cair, berwarna putih , garis rekatnya tidak berwarna dan lebih
durable apabila dikombinasikan dengan melamin. Penggunaan perekat ini
adalah untuk kayu lapis, meubel, papan serat dan papan partikel.Tsoumis
(1991) mengemukakan bahwa UF tersedia daalam bentuk cair atau serbuk.
Resain ini mengeras pada suhu 95-1 30 C. UF tidak cocok dipakai
untuk eksterior.
Namun kinerjanya dapat diperbaiki dengan penambahan Melamin
Formaldehyde atau Resorcynol Formaldehyde sekitar 10-20%.Hasil
sambungan dengan UF tidak berwarna sampai berwarna coklat
terang.Kelemahan dari UF antara lain tidak tahan air serta menyebabkan
emisiformaldehyde yang berdampak pada kesehatan. Perekat UF termasuk
dalam kelompok perekat termosetting.Dalam pemakaiannya sering
ditambahkan hardener, filler, extender dan air.
Menurut Rayner (1967) dalam Joyoadikusumo (1984) perekat UF
memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap air dingin, agak tahan terhadap
air panas, tetapi tidak tahan terhadap perebusan. Setelah itu apabila dibuat
plywood 3 lapis, khusus untuk finir yang akan dijadikan sebagai core dilabur
kedua permukaannya dengan lem/perekat melalui mesin glue spreader,
sedangkan finir-finir yang lain (F/B) dilekatkan pada finir yang telah diberi
perekat tersebut dengan ketentuan arah seratnya saling tegak lurus satu sama
lainnya.
Selanjutnya finir-finir yang telah direkatkan tersebut (jumlah finir
harus ganjil) dipres secara dingin dalam cold press selama 5-15 menit, tekanan
10- 15 kg /cm2, dan kemudian dilanjutkan dengan pengempaansecara panas
dalam hot press dengan jalan memasukkan finir-finir yang telah direkatkan
tersebut di antara plat-plat baja panas dengan tekanan 10 kg/cm2, suhu 100-
170º(umumnya 110- 120º C), selama 1,5 menit. Setelah itu rekatan finir (calon
plywood) dikeluarkan dari mesin hot press satu persatu sehingga diperoleh
plywood (kayu lapis).Plywood selanjutnya dipotong pinggirnya sesuai ukuran
final dengan gergaji potong dobel (double saw), kemudian dihaluskan
(sanding) dan diperiksa kualitasnya (plywood grading). Jika masih dijumpai
kerusakan (sobekan atau lobang)danmemungkinkan diperbaiki maka bagian
muka plywood kemudian diperbaiki lagi dengan didempul agar kualitas
plywoodnya meningkat.

V. PROSEDUR KERJA

Gambar 1. Skema Alat Percobaan


Keterangan:
1. Waterbath.
2. Reaktor.
3. Tempat pengambil sampel.
4. Termometer.
5. Motor pengaduk.
6. Impeller.
7. Kondensor.

A. Penentuan Kadar Formaldehid bebas


 Memasukkan formaldehid kedalam labu alas bulat sebanyak 328,11 g
 Menambahkan katalis amoniak sebanyak 23,357 g kemudian ditambahkan Na2CO3
sebagai buffer agent sebanyak 2,54 g.
 Mengaduk campuran hingga rata kemudian diambil sample sebagai sample 0.
 Memasukkan urea sebanyak 113,34 g kemudian diaduk campuran sampai rata dan
diambil sample sebagai sample 1.
 Memanaskan campuran sampai suhu 90 0
C pada saat terjadi refluks kemudian
mengambil sample sebagai sample 0 menit.
 Mengambil sample setiap waktu 0,15, 30, 60, 90, 120 menit kemudian didinginkan pada
suhu 32 0C dan dilakukan analisis test I, II, III dan V.

ANALISIS

a. Tes I
 Memipet 1 ml sample kemudian dilarutkan didalam Erlenmeyer dengan aquades sebanyak
20 ml dan ditambahkan 2 tetes indicator Bromphenol Blue kemudian dinetralkan dengan
asam/basa.
 Menambahkan 7 ml hidroksilamin hidroklorida 10%, dikocok dan dibiarkan selama 5-10
menit.
 Melakukan titrasi blangko 21 ml air + 2 tetes indicator + 7 ml hidroksilamin hidroklorida

b. Tes II
 Mencelupkan kertas pH kedalam larutan kemudian disesuaikan dengan warna standard
pada label kertas pH.
c. Tes III
 Memanaskan pinggan penguap dalam oven pada suhu 100 oC selama 30 menit kemudian
didinginkan kedalam eksikator lalu ditimbang.
 Menimbang 10 gram resin sample dalam pinggan penguap kemudian dipanaskan dalam
oven selama 1 jam dan didinginkan didalam eksikator lalu ditimbang.
 Memanaskan lagi, didinginkan dalam eksikator lalu ditimbang hingga diperoleh berat
tetap.
 Melakukan percobaan secara duplo.

d. Tes IV
 Menimbang piknometer kosong
 Mengisi piknometer dengan air murni lalu ditimbang
 Mengisi piknometer kosong dengan sample lalu ditimbang

Perlindungan Lingkungan dan Keselamatan Kerja


Hidroksilamine HCl

R 20/22 : Berbahaya apabila terhirup dan tertelan.

R 36/38 : Dapat menyebabkan gangguan pada mata dan iritasi pada kulit.

S2 : Simpan diluar jangkauan anak-anak

S 13 : Simpan terpisah dari makanan, minuman dan bahan makanan ternak.

Urea

S 22 : Jangan menghirup debunya.

S 24/25 : Hindari sentuhan dengan kulit dan kena mata.

Formaldehyde

R 23/24/25 :Keracunan apabila terhirup, bersentuhan dengan kulit dan tertelan.

R 34 :Dapat menyebabkan luka bakar.

R 40 :Kemungkinan timbul resiko karena efek yang tidak dapat berubah.


R 43 :Dapat menjadi penyebab kepekaan apabila bersentuhan dengan kulit.

S 26 :Apabila terkena mata, segera bilas dengan air sebanyak mungkin dan
bawalah segera ke balai pengobatan.

S 36/37 :Pakailah pakaian dan sarung tangan pelindung.

S 44 :Apabila anda merasa kurang sehat, segera kedokter/balai pengobatan


(jika diperlukan tunjukkan etiket wadah).

S 51 :Hanya dipergunakan dalam ruangan yang berventilasi baik.

VI. DATA PENGAMATAN

 Formaldehid yang digunakan = 328.11 gram


 Urea yang digunakan = 113,3469 gram
 Katalis (NH3) yang digunakan = 23,355 gram
 Na2CO3 yang digunakan = 2,33 gram
 Volume NaOH titrasi blangko = 0,45 ml
 pH Blanko =7
 Konsentrasi NaOH (Penitrasi) = 0,25 N
 Volume Sampel = 1 mL

Waktu Pengambilan Volume NaOH


Sampel Ph
Sampel (mL)

0 0 menit 34 10

1 0 menit 25,7 10

2A 0 menit 25,7 10

2B 15 menit 25,7 10

2C 30 menit 27,25 8
2D 45 menit 26 7

2E 60 menit 21,65 8

2F 90 menit 18,445 8

2G 120 menit 20,55 7

 Berat Piknometer Kosong = 20,996 gram


 Berat piknometer + Resin = 49,7057 gram
 Volume piknometer = 25 mL

 Berat Cawan Kosong (G1) = 51,8862 gram


Berat Cawan + Resin (G2) = 57,6521 gram
(G3) = 57,6041 gram

1) Penentuan bahan kimia campuran awal reaksi


Density formalin = 1,0937 g/ml

Kadar formaldehid dalam formalin = 28,34 g dalam 100 ml formalin

Formalin yang digunakan = 300 ml

= 300 ml x 1,0937 gram/ml

= 328,11 gram

300 ml
Formaldehid yang digunakan = x28,34 g
100 ml formalin

= 85,02 g

85,029 g
=
30 g / mol

= 2,834 mol
Perbandingan mol F/U = 1,5

1
Urea yang digunakan = x 2,834 mol = 1,889 mol urea
1,5

= 1,889 mol x 60 gram/mol

= 113,34 gram

Katalis yang digunakan (Amoniak) = 5% berat total campuran

Buffering agent yang digunakan (Na2CO3) = 10 % berat katalis

Misalkan berat total campuran = a gr

a = 328,11 + 113,34 + 0,05a + 0,005a

(1 – 0,055)a = 441,45

0,945 a = 441,45

a = 467,14 g

Berat katalis (NH3) = 0,05 x 467,14 g

= 23,357 gram

Volume NH3 = Berat NH3 / Density

= 23,357 g / 0,91 g/ml = 25,66 mL

Berat buffer (Na2CO3) = 0,1 x berat katalis

= 0,1 x 23,357 gram

= 2,337 gram

2) Penentuan density dengan piknometer


Berat Piknometer Kosong = 20,996 gram

Volume Piknometer = 25 mL

Berat piknometer + sampel 2A = 49,5402 gram

Berat piknometer + sampel 2B = 49,6620 gram

Berat piknometer + sampel 2C = 49,5037 gram

Berat piknometer + sampel 2D = 49,208 gram

Berat piknometer + sampel 2E = 49,6291 gram

Berat piknometer + sampel 2F= 49,3097 gram


Berat piknometer + sampel 2G= 49,7057 gram

Densitas sample =
 beratsampel
vol. piknometer

25,75 g
Densitas sample akhir =
25ml

= 1,1401 g/mL

3) Penentuan kadar formaldehid bebas dengan hidroksilamin hidroklorida


Gram CH2 O
100 ml Larutan

= Volume
Sampel Volume NaOH Konsentrasi 𝐆𝐫𝐚𝐦 𝐂𝐇𝟐 𝐎
NaOH
No. Blanko(mL) NaOH (N) 𝟏𝟎𝟎 𝐦𝐥 𝐋𝐚𝐫𝐮𝐭𝐚𝐧
Sampel (mL)

0 34 0,45 0,25 25,1625

1 25,7 0,45 0,25 18,9375

2A 25,7 0,45 0,25 18,9375

2B 25,7 0,45 0,25 18,9375

2C 27,25 0,45 0,25 20,1

2D 26 0,45 0,25 19,625

2E 21,65 0,45 0,25 15,9

2F 18,445 0,45 0,25 13,49625

2G 20,55 0,45 0,25 15,075


Gram CH2 O 3 x (34−0,45)mL x 0,25 N
= = 25,1625
100 ml Larutan 1 mL

Untuk hasil perhitungan kadar CH2O bebas tiap sampel dapat di lihat pada tabel :

Tabel 1. Tabel Hasil Perhitungan kadar Formaldehid bebas dalam Hidroksilamin

4) Penentuan Kadar Resin Dalam Larutan


 Berat Cawan Kosong (G1) = 50,2583 gram
Berat Cawan + Resin (G2) = 70,2885 gram

(G3) = 58,6088 gram


𝐺3−𝐺1
 % resin = 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑛 x 100%

57,6041−51,8862
 % resin = x 100%
10 𝑔

= 57,179 %
VII. PEMBAHASAN
Makromolekul (polimer) adalah molekul raksasa dengan rantai sangat
panjang yang terbentuk dari molekul-molekul sederhana (monomer-
manomer).Reaksi pembentukan polimer ini dikenal dengan istilah polimerisasi.

Pada Percobaan ini yang di lakukan adalah membuat polimerisasi dari


pormaldehid dengan mencampurkan formalin dengan zat-zat lain seperti urea,
amoniak, hidroksilamin hidroklorida 10%, bromophenol blue 1%, serta penitrasi
NaOH 0,25 N, sebelumnya kita menghitung berapa gram formaldehid, dan urea
yang digunakan, ada beberapa hal yang diamati dalam percobaan ini misalnya :
suhu yang dipakai dalam pemanasan, waktu yang di perlukan untuk meneliti tiap
sample, kemudian menghitung density, dan viskositas resin tiap selang waktu
yang telah ditentukan (0, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120 ), serta menentukan kadar
resin sample.

Kadar CH2O bebas pada setiap sampel makin lama makin sedikit, ini
disebabkan karena pada sampel awal (sampel nol) belum ditambahkan dengan
urea sehingga kadar CH2O bebas sangat besar yaitu 28,125; sedangkan pada
sampel satu mengalami penurunan kadar CH2O bebas yang sangat drastis menjadi
18,225; karena pada step initelah ditambahkan dengan urea, dan makin
lamasampel mengandung kadar CH2O bebas makin sedikit karena semakin lama
urea telah banyak mengikat formaldehide sehingga menghasilkan produk urea
formaldehide, dan seturut dengan itu pula maka secara otomatis formaldehide
yang ada pada labu leher tiga akan mengalami pengurangan kadar hingga 3,375.

Berdasarkan praktikum dan data yang diperoleh dalam proses polimerisasi


dari urea dan formaldehid, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu,
katalis dan waktu reaksi. Lamanya waktu reaksi berbanding terbalik dengan kadar
formaldehid bebas dari sampel. Adapun kondisi pH dari sampel yang diambil
berada pada trayek pH basa hal ini kemungkinan disebabkan karena pengaruh
dari katalis yang ditambahkan yang bersifat basa. Sedangkan untuk uji densitas,
pada produk yaitu 1,14363 g/mL. Dan untuk kadar resin produk yang diperoleh
sebesar 41,7% dan 42,57%.
VIII. KESIMPULAN

 Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh kadar resin produk


yang diperoleh sebesar 57,179%
 Kadar formaldehid pada masing masing sampel yaitu:

Sampel
KadarFormaldehide Bebas
Nomor

0. 25,1625

1. 18,9375

2. 18,9375

3. 18,9375

4. 20,1

5. 19,625

6. 15,9

7. 13,49625

8. 15,075
DAFTAR PUSTAKA

 Doyle M. P. , Mungall W. S. , Experimental Organic Chemestry, Julan Wiley


& Sons, 1980
 Handbook Chemistry and Physics
 Fluka Chemika-BioChemika Catalogue

Anda mungkin juga menyukai