Anda di halaman 1dari 9

BAHAN AJAR TEKS PUISI

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.8 Menelaah unsur-unsur pembangun  Menelaah unsur-unsur pembentuk teks puisi
teks puisi (perjuangan, lingkungan yang dibaca.
hidup, kondisi sosial, dan lain-  Mengidentifikasi isi / makna teks puisi
lain) yang diperdengarkan atau
dibaca.
4.8 Menyajikan gagasan, perasaan,  Menulis puisi berdasarkan konteks
pendapat dalam bentuk teks puisi  Menyajikan gagasan, perasaan dan pandangan
secara tulis/ lisan dengan penulis melalui puisi yang dibacakan
memperhatikan unsur-unsur
pembangun puisi

1. BAHAN AJAR MENELAAH UNSUR - UNSUR DAN


MENGIDENTIFIKASI ISI / MAKNA TEKS PUISI

A. MENELAAH UNSUR - UNSUR PUISI

DO'A

kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh


mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci


tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku
aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

13 November 1943
(1) Analisis Unsur Fisik

Tipografi
Bentuk wajah yang ditampilkan pada puisi tersebut cukup menarik. Penulisannya rata kiri. Bagian
kanan tulisan terlihat tidak teratur. Terkesan singkat dan indah karena tiap baris puisi hanya disusun
oleh beberapa kata saja. Bahkan ada yang satu baris hanya terdiri satu kata. Jadi, baris-baris dalam
puisi itu tidak panjang-panjang, melainkan pendek. Selain itu, setiap baris tidak diawali dengan
huruf kapital. Beberapa baris diawali huruf kapital dan lainnya diawwali huruf kecil.

Diksi
Diksi yang digunakan penyair adalah kata-kata yang bernada ragu, lemah, bimbang, dan rapuh.
Sebagai contoh pengarang menggunakan kata-kata “Dalam termenung”, “Biar susah sungguh”,
“Aku hilang bentuk”, “Remuk”.

Imaji
Imaji yang muncul dalam puisi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
Imaji penglihatan terdapat pada kata-kata “tinggal kerdip lilin di kelam sunyi”. Penyair mengajak
pembaca melihat seberkas cahaya kecil walau hanya sebuah perumpamaan.

Imaji pendengaran terdapat pada “aku masih menyebut namaMu”. Pembaca diajak seolah-plah
mendengar ucapan tokoh aku dalam menyebut nama Tuhan

Imaji sentuh atau rasa terdapat pada kata-kata “cahaya-mu panas suci”. Penyair menyampaikan
kepada pembaca nikmatnya sinar suci Tuhan sehingga pembaca seolah-olah merasakannya.

Kata Konkrit
Kata-kata konkrit yang dipakai pengarang diantaranya sebagai berikut. Kata “termangu”, untuk
mengkonkritkan bahwa penyair mengalami krisis iman yang membuanya sering ragu terhadap
Tuhan.

Kata-kata “tinggal kerdip lilin dikelam sunyi”, untuk mengkonkritkan bahwa penyair mengalami
krisis iman.

Kata-kata “aku hilang bentuk/remuk”, untuk mengkonkritkan gambaran bahwa penyair telah
dilumuri dosa-dosa

Kata-kata “dipintumu aku mengetuk, aku tidak bisa berpaling” , untuk mengkonkritkan bahwa tekad
penyair yang bulat untuk kembali ke jalan Tuhan”

Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang muncul didominasi oleh majas hiperbola, yaitu melebih-lebihkan. Sebagai contoh
kata-kata “Biar susah sungguh / mengingat kau penuh seluruh” atau kata-kata “Tuhanku / aku hlang
bentuk / remuk”

Verifikasi
Untuk rima akhirnya mempunyai pola yang tidak beraturan. Sebagai contoh, bait ke-1 hanya terdiri
satu baris yang berarti mempunyai rima akhir a. untuk bait ke-2 terdiri dari tiga baris dengan rima
akhir a-a-a. Begitu pula untuk bait ke-3 dan ke-4 mempunyai rima akhir a-a, a-a. Untuk bait-bait
salanjutnya tidak menentu rima akhirnya.

(2) Analisis Struktur Batin


Tema
Tema puisi tersebut adalah ketuhanan. Hal itu karena diksi yang digunakan sangat kental dengan
kata-kata yang bermakna ketuhanan.

Perasaan
Perasaan dalam puisi tersebut adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut tergambar dari
diksi yang digunakan antara lain: termenung, menyebut nama-Mu, aku hilang bentuk, remuk, aku
tak bisa berpaling.

Nada
Nada dalam puisi tersebut adalah mengajak (ajakan) agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak
bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan.

Amanat
Amanat yang dapat kita ambil dari puisi tersebut diantaranya adalah agar kita (pembaca) bisa
menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar kita bisa merenung (termenung)
seperti yang dicontohkan penyair.

B. MENELAAH ISI PUISI

Memahami puisi memang tidak mudah. Bahasa puisi berbeda dengan bahasa yang kita gunakan
sehari-hari. Penyair sengaja memilih kata-kata yang indah, yang dapat menimbulkan kemerduann
bunyi dan sekaligus dapat menggambarkan ide yang ingin disampaikan dengan tepat. cara
menyampaikannya pun tidak secara langsung, melainkan melalui simbol-simbol, perbandingan,
perbandingan, dan kiasan-kiasan. Selain itu, kata-kata dalam puisi amat terbatas, karena penyair
"membuang" kata-kata yang tidak terlalu penting.

Berkaitan dengan hal itu, berikut langkah-langkah cara memahami puisi.


1. Kita mencoba "mengembalikan" kata-kata dan tanda baca yang "dibuang" oleh penyair. Dengan
kata lain, kita menambahkan kata-kata lain untuk melengkapi atau memperjelas kata-kata dalam
puisi. Kita tambahkan tanda baca untuk memperjelas hubungan makna antar kata-kata.
2. Kita berusaha memahami kata-kata tertentu yang digunakan sebagai simbol, perbandingan, atau
kiasan yang masih belum jelas maknanya.
3. Kita menguraikan isi puisi dalam bentuk prosa.

Contoh cara memahami puisi berjudul "Dengan Puisi, Aku" karya Taufiq Ismail

DENGAN PUISI, AKU

Dengan puisi aku bernyanyi


Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbatas cakcrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian yang akan datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Nafas zaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya

Agar lebih mudah, kita tambahkan kata-kata dan tanda baca sehingga menjadi sebagai berikut.

DENGAN PUISI, AKU

Dengan puisi (yang kutulis ini), aku bernyanyi


Sampai senja umurku nanti.
Dengan puisi (ini), aku bercinta
Berbatas cakcrawala(.)
Dengan puisi (ini), aku mengenang
Keabadian yang akan datang(.)
Dengan puisi (ini), aku menangis
(terutama) (saat) Jarum waktu bila kejam mengiris(.)
Dengan puisi (ini), aku mengutuk
Nafas zaman yang (berbau) busuk
(bahkan) Dengan puisi (ini) (oula),aku berdoa
(Tuhan) Perkenankanlah kiranya(.)

Setelah kita menambahkan kata-kata tersebut maknanya sudah semakin kelihatan meskipun belum
jelas benar. Berikutnya kita jelaskan kata-kata kiasannya.

1. senja umurku, berarti sampai umurku


2. berbatas cakrawala, berarti sangat luas atau tidak ada batasnya
3. keabadian yang akan datang, berarti kehidupan manusia pada masa datang yang abadi,
setelah mati.
4. jarum waktu bila kejam menangis, berarti waktu akan membinasakan manusia yang tidak
memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
5. nafas zaman yang busuk, artinya kondisi masyarakat yang penuh dengan dengan kejahatan,
kesesatan, kebobrokkan, dan kemunafikan.

Setelah menambahkan kata-kata dan tanda baca serta mengartikan sejumlah kata, berikutnya kita
uraikan makna seluruh puisi dalam bentuk prosa sebagai berikut.

Dengan puisi yang kutulis ini, aku ingin bernyanyi sampai umurku tua nanti. Dengan puisi ini aku
bercinta, mencintai sesama tanpa batas. Dengan puisi ini aku mengenang kehidupanku yang abadi
di masa datang, yakni kehidupan yang akan kualami setelah kematianku kelak. Dengan puisi ini aku
menangis, terutama saat aku tidak bisa memanfaatkan kesempatan hidup yang diberikan Tuhan
kepadaku. Dengan puisi ini aku mengutuk kondisi masyarakat yang penuh dengan kejahatan,
kesesatan, kebobrokan, dan kemunafikan. Bahkan dengan puisi ini pula aku berdo'a, dengan harapan
Tuhan berkenan mengabulkannya.

B. Bahan ajar menulis dan menyampaikan gagasan


Menulis Kreatif Puisi
Kurniawan dan Sutardi (2012: 39) mengungkapkan “Proses kreatif menulis puisi terdiri atas
empat tahap, yaitu, penentuan ide, pengendapan, penulisan, serta editing dan revisi.” Empat
proses tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
a) Pencarian Ide
Pada tahap ini penyair mencari ide/insprirasi untuk puisi yang akan ditulisnya. Ide itu bisa
berasal dari pengalaman batin pribadi penulis seperti kegundahan, kekecewaan, kebahagian,
dan lain sebagainya. Bisa juga berasal dari pengalaman orang lain atau berdasar
peristiwa/kejadian yang menggugah, misal bencana alam. Salah satu kiat untuk mendapatkan
ide adalah dengan sering membaca buku, berjalan-jalan melihat sekitar, menonton pertunjukan,
drama, film, atau berdiskusi dengan orang lain.

b) Pengendapan atau Perenungan


Langkah berikutnya setelah ide didapatkan adalah dengan merenungkan atau mengendapkan
ide tersebut. Pengendapan ini penting agar ide itu benar-benar matang. Proses pengendapan
antara lain dilakukan dengan berkontemplasi dengan mengajukan berbagai pertanyaan. Misal,
hendak dibawa kemana ide ini? Bagaimana penyajian kata-katanya? Bagaimana teknik
penulisannya? Pertanyaan itu direnungkan baik-baik dan dicari jawabanya oleh diri sendiri.

c) Penulisan
Apabila ide itu sudah diendapkan maka saatnya dituliskan. Sebaiknya tidak ditunda-tunda, tulis
apa yang ada dalam benak, jangan dulu direvisi. Biarkan tulisan itu mengalir. Jika buntu atau
macet, maka berhentilah terlebih dahulu, istirahatkan pikiran, cari kegiatan yang bisa membuat
pikiran lebih segar. Setelah pikiran segar, aktivitas menulis dilanjutkan.

d) Editing dan Revisi


Apabila sebuah puisi telah selesai ditulis, maka tahap berikutnya adalah melakukan editing dan
revisi. Baca ulang puisi yang dibuat. Editing behubungan dengan aspek bahasa, dan tata tulis,
sedangkan revisi berkaitan dengan isi dan substansi puisi.

Berikut lirik lagu Sheila on 7 Berjudul “Bila Kau Tak Disampingku” untuk dijadikan contoh
menulis kreatif puisi dengan memperhatikan bait, tema, dan irama.
Bila Kau Tak Disampingku
Eross
Tak seharusnya kita terpisah
Tak semestinya kita bertengkar
Karna diriku masih butuh kau
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku… itu
Terlalu bodoh untuk diriku
Menahan berat jutaan rindu
Apalagi menahan egoku
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku…
Luapkan kepadaku…

Takkan kubiarkan kau menangis


Takkan kubiarkan kau terkikis
Terluka perasaan oleh semua ucapanku
Maafkanlah semua sifat kasarku
Bukan maksudku ‘tuk melukaimu
Aku hanyalah orang yang penuh rasa cemburu
Bila kau tak disampingku

Marilah kita analisis lirik lagu tersebut.


1) Berdasarkan Unsur Lahir Puisi
(1) Diksi
Penyair memilih kata yang akan digunakan untuk menuangkan pikiran dan perasaannaya
dengan secermat mungkin agar puisi yang dihasilkan dapat mewakili makna batin yang ingin
diungkapkannya.
Perbendaharaan kata dalam lirik lagu ini cukup sederhana. Penyair memilih kata untuk
mengungkapkan pesan yang hendak yang disampaikannnya dengan cermat. Hal tersebut dapat
dilihat pada kutipan berikut.
Tak seharusnya kita terpisah
Tak semestinya kita bertengkar
Karna diriku masih butuh kau
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku… itu

Selain itu penyair juga memilih kata yang menimbulkan kesan romantis. Perhatikan kutipan
lirik berikut.
Terlalu bodoh untuk diriku
Menahan berat jutaan rindu
Apalagi menahan egoku
……
Takkan kubiarkan kau menangis
Takkan kubiarkan kau terkikis
……
Aku hanyalah orang yang penuh rasa cemburu
Bila kau tak disampingku

Penyair sangat memperhatikan urutan kata dalam lirik lagu “Bila Kau Tak Disampingku”. Ia
menggunakakan kata “tak” untuk mengawali puisinya. Pada beberapa bagian juga dilakukan
pengulangan kata untuk menegaskan maksud yang hendak disampaikan. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada kutipan berikut.
Tak seharusnya kita terpisah
Tak semestinya kita bertengkar
…….
Takkan kubiarkan kau menangis
Takkan kubiarkan kau terkikis

Penyair memilih kata-kata dengan mempertimbangkan daya sugesti dalam kata-kata tersebut.
Daya sugesti yang dihadirkan penyair lewat lirik lagu “Bila Kau Tak Disampingku” adalah
penyesalan penyair atas sikap kasarnya pada sang kekasih. Daya sugesti tersebut membuat
pembaca seolah-olah diajak ikut bersimpati. Perhatikan kutipan berikut.
Maafkanlah semua sifat kasarku
Bukan maksudku ‘tuk melukaimu
Aku hanyalah orang yang penuh rasa cemburu
Bila kau tak disampingku

(2) Imaji
Penyair dalam lirik lagu “Bila Kau Tak Disampingku” menghadirkan imaji tentang rasa
penyesalan dengan begitu apik. Perhatikan kutipan berikut.
Tak seharusnya kita terpisah
Tak semestinya kita bertengkar
Karna diriku masih butuh kau
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku… itu
Terlalu bodoh untuk diriku
Menahan berat jutaan rindu
Apalagi menahan egoku
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku…
Luapkan kepadaku… oh..

Penyair juga menghadirkan imaji citraan penglihatan. Lewat puisinya, penyair seolah-olah
mengajak pembaca ikut melihat apa yang dilihat penyair. Perhatikan kutipan berikut.
Takkan kubiarkan kau menangis

(3) Kata Konkret

Agar imaji puisi dapat terhadirkan dengan baik penyair menggunakan kata konket dalam puisi
yang diciptakannya. Dalam lirik lagu “Bila Kau Tak Disampingku” penyair menggunakan kata-
kata kongkret yang menimbulkan imaji rasa penyesalan. Perhatikan kata-kata berikut.
Tak seharusnya kita terpisah
Tak semestinya kita bertengkar
Karna diriku masih butuh kau
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku… itu
Terlalu bodoh untuk diriku
Menahan berat jutaan rindu
Apalagi menahan egoku
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku… Luapkan kepadaku… oh..

Selain itu penyair juga menggunakan kata yang menimbulkan imaji citraan penglihatan.
Takkan kubiarkan kau menangis

Lewat kata tersebut penyair seolah mengajak pembaca melihat si kau menangis.

(4) Bahasa Figuratif


Bahasa figuratif digunakan oleh penyair agar puisi yang dihasilkan menimbulkan banyak makna
atau kaya akan makna. Pada lirik lagu “Bila Kau Tak Disampingku” terdapat majas hiperbola.
Perhatikan kutipan lirik berikut.
Menahan berat jutaan rindu
Selain itu dalam lirik ini juga terdapat gaya bahasa repetisi (perulangan). Hal tersebut dapat
dilihat pada kutipan berikut.
Tak seharusnya kita terpisah
Tak semestinya kita bertengkar
…. ….
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku… itu
Terlalu bodoh untuk diriku
……
Apalagi menahan egoku
Maafkanlah sikapku
Takkan kubiarkan kau menangis
Takkan kubiarkan kau terkikis

(5) Versifikasi (Rima dan Ritme)


Sayuti dalam Gumiati dan Mariah (2010: 34) mengatakan bahwa “Persajakan (rima) adalah
kesamaan dan atau kemiripan bunyi tertentu di dalam dua kata atau lebih, baik yang berposisi
di akhir kata, maupun pengulangan bunyi yang sama yang disusun pada jarak atau rentangan
tertentu secara teratur.”
Berdasarkan analisis peneliti, pada lirik lagu ini pada bait kedua dan ketiga terdapat keteraturan
rima. Pada bait kedua berima akhir aa aa aa. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut:
Terlalu bodoh untuk diriku
Menahan berat jutaan rindu
Apalagi menahan egoku
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku…
Luapkan kepadaku…

Sementara pada bait ketiga pada baris pertama dan kedua terdapat persamaan rima akhir aa.
Pada baris ketiga sampai ketujuh berima akhir bb bb b. Hal tersebut dapat dilihat pada cuplikan
berikut.
Takkan kubiarkan kau menangis
Takkan kubiarkan kau terkikis
Terluka perasaan oleh semua ucapanku
Maafkanlah semua sifat kasarku
Bukan maksudku ‘tuk melukaimu
Aku hanyalah orang yang penuh rasa cemburu
Bila kau tak disampingku

Pada lirik lagu ini juga terdapat pengulangan kata. Hal tersebut dapat dilihat pada penggalan
berikut.
Tak seharusnya kita terpisah
Tak semestinya kita bertengkar
… ….
Takkan kubiarkan kau menangis
Takkan kubiarkan kau terkikis

2) Berdasarkan Unsur Batin


(1) Tema

Lirik lagu Sheila on 7 berjudul “Bila Kau Tak Disampingku” ini bertema penyesalan dan
permohonan maaf seseorang karena telah menyakiti dan mengasari kekasihnya. Sebanya adalah
rasa cemburu yang berlebihan. Hal ini dibuktikan dengan kutipan berikut.
Tak seharusnya kita terpisah
Tak semestinya kita bertengkar
Karna diriku masih butuh kau
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku… itu
…….
Takkan kubiarkan kau menangis
Takkan kubiarkan kau terkikis
Terluka perasaan oleh semua ucapanku
Maafkanlah semua sifat kasarku
Bukan maksudku ‘tuk melukaimu
Aku hanyalah orang yang penuh rasa cemburu
Bila kau tak disampingku

(2) Perasaan
Rasa dalam lirik lagu ini penuh penyesalan. Penyair meminta maaf sepenuh hati karena telah
mengasari kekasihnya. Perhatikan kutipan berikut.
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku… itu
…. ….
Takkan kubiarkan kau menangis
Takkan kubiarkan kau terkikis
Terluka perasaan oleh semua ucapanku
Maafkanlah semua sifat kasarku
Bukan maksudku ‘tuk melukaimu

(3) Nada

Nada yang ditunjukan penyair pada pembaca yakni nada memelas. Ia seakan mengajak pembaca
ikut bersimpati dengan menunjukkan penyesalan mendalam. Dibuktikan dengan kutipan
berikut.
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku… Luapkan kepadaku… oh..

(4) Amanat
Lirik lagu “Bila Kau Tak Disampingku” mengandung amanat agar kita menjaga sang kekasih
sebaik-baiknya, jangan sampai melukai dan mengasarinya. Apalagi jika hal tersebut disebabkan
kecemburuan berlebihan tanpa alasan jelas. Cemburu boleh saja namun jangan cemburu buta.

Anda mungkin juga menyukai