Anda di halaman 1dari 7

Akhlak Pergaulan Sesuai Dengan Ajaran islam

di Lingkungan Mahasiswa

Disusun oleh :

1. Leny Aisyah (182010300258)


2. Ardia Pramesti C (182010300284)

PROGAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS, HUKUM, DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS MUHAMMADDIYAH SIDOARJO

A. PENDAHULUAN

Akhlak adalah seseorang yang mengerti benar akan kebiasaan perilaku yang
diamaalkan dalam pergaulan semata-mata taat kepada Allah dan tunduk kepadannya. Oleh
karena itu seseorang yang sudah memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan
menimbulkan hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan yang menyatu dan
membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.

Zaman sekarang, pergaulan antara laki-laki dan perempuan sangat memprihatinkan.


Remaja sekarang lebih senang meniru budaya barat yang bertolak belakang dengan budaya
timur. Remaja yang bergaul secara berlebihan dan bergaul dengan orang-orang kurang baik,
akan menyebabkan pergaulan remaja yang buruk.

Islam memberi perhatian terhadap remaja sekarang yang terus berubah seiring
berjalannya waktu, remaja adalah penerus orang tua, agama dan juga sebagai insan muslim
yang berakhlak karimah. Namun, remaja saat ini tidak berpegang dalam ajaran agama islam
terutama akhlak pergaulan laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrimnya.

Oleh karena itu penulis membuat penelitian ini untuk memberikan pengetahuan dan
penjelasan tentang akhlak pergaulan terhadap laki-laki dan perempuan, yang perlu dicermati
adalah bagaimana seorang remaja itu bergaul, dengan siapa, dan apa saja dampak
pergaulannya bagi dirinya, orang lain dan lingkungannya.

Pergaulan berasal dari kata gaul. Pergaulan merupakan kehidupan sehari-hari dalam
persahabatan ataupun masyarakat. Namun tidak demikian dikalangan remaja saat ini. Gaul
menurut remaja-remaja adalah ikut dalam trend, mode dan hal lain yang berhubungan dengan
keglamoran hidup. Harus masuk geng-geng, sering nongkrong dan berpergian diberbagai
tempat seperti mall, tempat wisata dan lain-lain. Yang mana pada akhirnya akan
menimbulkan budaya konsumtif.

Solidaritas dan kesetiakawanan sering dijadikan landasan untuk terjun kedunia hura-
hura. Dengan “setia kawan” itu pula kebanyakan remaja mulai merokok, minum minuman
keras, mengkonsumsi narkoba, dan bahkan sex bebas. Kalau tidak ikut kegiatan-kegiata geng
ataupun teman nongkrong dianggap tidak “setia kawan”. Paradigma seperti itulah yang
mempengaruhi atau merusak pemikiran sebagian remaja saat ini.

Jika ditinjau lebih dalam “gaul” tidak akan menimbulkan banyak dampak negativ jika
standar nilai yang dipakai untuk mendefenisikan gaul itu, standar nilai yang sesuai dengan
syariat islam dan juga budaya timur yang penuh dengan tata karma dan kesopanan. Hanya
saja, merubah sesuatu yang sudah mendarah daging disebagian remaja saat ini tidaklah
mudah, semua itu memerlukan sinergi dari semua pihak, baik orang tua, keluarga, masyarakat
dan yang tak kalah pentingnya adalah peran kita sendiri.

B. PERMASALAHAN

Berdasarkan Pendahuluan diatas, penyusun merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apa saja aspek penting dalam pergaulan islam ?


2. Apa saja factor-faktor pergaulan dalam islam ?
3.
4. Bagaimana tata cara pergaulan dalam islam terhadap orang lain ?
5. Bagaimana cara menjaga pergaulan dalam islam ?
C. PEMBAHASAN

Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.


Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa
dikatakan wajib bagi setiap manusia yang “masih hidup” didunia ini. Sungguh menjadi
sesuatu yang aneh atau bahkan sangat langka, jika ada orang yang mampu hidup sendiri.
Karena memang begitulah fitrah manusia.

Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan


dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia, kita patut bersyukur dan bangga terhadap
hasil cipta karya manusia, karena dapat membawa perubahan yang positif bagi perkembangan
atau kemajuan industri masyarakat. Tetapi perlu disadari bahwa tidak selamanya
perkembangan membawa kepada kemajuan, mungkin bias saja kemajuan itu dapat membawa
kepada kemunduran. Dalam hal ini adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh
perkembangan iptek, salah satunya adalah budaya pergaulan bebas tanpa batas.

Dilihat dari segi katanya dapat ditafsirkan dan di mengerti apa maksud dari istilah
pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya
terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas
dari ikatan yang mengatur pergaulan. Islam telah mengatur bagaimana cara bergaul dengan
lawan jenis. Hal ini telah tercantum dalam surat An - Nur ayat 30 – 31. Telah dijelaskan
bahwa hendaknya kita menjaga pandangan mata dalam bergaul. Lalu bagaiamana hal yang
terjadi dalam pergaulan bebas Tentunya banyak hal yang bertolak belakang dengan aturan -
aturan yang telah Allah tetapkan dalam Akhlak pergaulan. Karena dalam pergaulan bebas itu
tidak dapat menjamin kesucian seseorang.

1. Faktor Utama Dalam Pergaulan

1.1 Ta’aruf.
Apa jadinya ketika seseorang tidak mengenal orang lain? Mungkinkah mereka akan
saling menyapa? Mungkinkah mereka akan saling menolong, membantu, atau
memperhatikan? Atau mungkinkah ukhuwah islamiyah akan dapat terwujud? Begitulah,
ternyata ta’aruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib ketika kita akan melangkah
keluar untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan ta’aruf kita dapat membedakan sifat,
kesukuan, agama, kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri seseorang.

1.2 Tafahum
Memahami, merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan ketika kita bergaul
dengan orang lain. Setelah kita mengenal seseorang pastikan kita tahu juga semua yang ia
sukai dan yang ia benci. Inilah bagian terpenting dalam pergaulan. Dengan memahami kita
dapat memilah dan memilih siapa yang harus menjadi teman bergaul kita dan siapa yang
harus kita jauhi, karena mungkin sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan sangat ditentukan
oleh agama teman dekat kita. Masih ingat ,”Bergaul dengan orang shalih ibarat bergaul
dengan penjual minyak wangi, yang selalumemberi aroma yang harum setiap kita bersama
dengannya. Sedang bergaul dengan yang jahat ibarat bergaul dengan tukang pandai besi yang
akan memberikan bau asap.

Tak dapat dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan orang-orang shalih akan
banyak sedikit membawa kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga sebaliknya, ketika
kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti akan membawa kepada keburukan
perilaku ( akhlakul majmumah).

1.3 Ta’awun.
Setelah mengenal dan memahami, rasanya ada yang kurang jika belum tumbuh sikap
ta’awun (saling menolong). Karena inilah sesungguhnya yang akan menumbuhkan rasa cinta
pada diri seseorang kepada kita. Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada ummatnya untuk
saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Rasullulloh SAW telah mengatakan bahwa
bukan termasuk umatnya orang yang tidak peduli dengan urusan umat Islam yang lain.

Ta’aruf, tafahum , dan ta’awun telah menjadi bagian penting yang harus kita
lakukan. Tapi, semua itu tidak akan ada artinya jika dasarnya bukan ikhlas karena Allah.
Ikhlas harus menjadi sesuatu yang utama, termasuk ketika kita mengenal, memahami, dan
saling menolong.

2. Pergaulan Remaja Secara Islami

Adalah remaja yang sopan terhadap sesama muslim dan remaja yangsopan dalam
berpakaian dan dengan kata-kata yang lembut dan tertutup.Memang remaja ini, kalau
menurut zaman sekarang adalah zaman kuno,akan tetapi menurut ajaran Islam adalah wanita
harus menutup auratnya dandilarang memperlihatkan anggota tubuhnya yang sexy itu.
Karena aurat wanitaitu sangat mahal harganya dan remaja ini biasa sangat kuper.Remaja
seperti ini biasanya jarang suka bergabung dengan teman-temannya lain, karena dia lebih
suka mengurung diri dan dia sukanya sholat,mengaji, dll.Yang harus dihindari pada wanita
adalah sebagai berikut :

- Wanita muslim itu dilarang berpandangan mata dengan yang bukanmuhrimnya.

- Wanita muslim dilarang berpegangan tangan ataupun berciuman danbiasanya remaja


sekarang itu tidak mengetahui ajaran Islam yang sebenarnyadan selalu ikut-ikut zaman
sekarang.

- Wanita muslim dilarang membuka auratnya. Dan biasanya wanita sekarangbanyak kita
temui dan selalu membuka auratnya dan memperlihatkan ke-sexy-annya pada lawan
jenisnya.

Ketika seseorang menjadi remaja, maka dia dibesarkan untuk menjalankankewajiban-


kewajiban agama, sebagaimana yang diwajibkan kepada orangdewasa. Dua sudah
bertanggung-jawab kepada Allah SWT atas segala yangdilakukan. Setiap kesalahan yang
dilakukan akan dicatat sebagai dosa dan setiapkebaikan dicatat sebagai amal sholeh yang
akan mendapatkan pahala.

3. Etika Bergaul Dalam Agama Islam


3.1 Menjaga Pandangan

“Katakan kepada laki-laki yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya,


dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”(QS.An Nur : 30).

“Katakanlah kepada wanita yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa
nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, atau ayah
suami mereka,atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara
laki-laki mereka, atau putra-putra saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara-
saudara perempuan mereka, atau wanita islam atau budak-budak yang mereka miliki atau
pelayan-pelayan laki-laki yang yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-
anak yang belum mengerti aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada
Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”(QS.An Nur : 31).

3.2 Menutup aurat secara sempurna

“Hai nabi, katakan kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan istri-istri
orang-orang mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka,
yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenal, hingga mereka tidak diganggu.
Dan Allah Maha Pengampun lahi Maha Penyanyang.”(QS.Al Ahzab:59).

“Dari Abu Sa’id Radiallahuanhu, bahwasanya Rasulullah Salallahu Alaihi Wa Salam


bersabda : seorang laki-laki tidak boleh melihat aurat sesama laki-laki, begitu pula seorang
perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan. Seorang laki-laki tidak boleh bersentuhan
kulit sesama lelaki dalam satu selimut, begitu pula seorang perempuan tidak boleh
bersentuhan kulit dengan sesama perempuan dalam satu selimut.”(HR.Muslim dikutip Imam
Nawawi dalam Tarjamah Riyadhush Shalihin).

3.3 Bagi wanita diperintahkan untuk tidak berlembut-lembut suara di hadapan


laki-laki bukan mahram.

“Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita lain, jika kamu bertakwa, maka
janganlah kamu tunduk dalam berbicara, sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit
dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.”(QS.Al Ahzab:32).

3.4 Dilarang Bagi Wanita bepergian sendirian tanpa mahramnya sejauh perjalanan
satu hari

“Dari Abu Hurairah Radiallahu Anhu, ia berkata : Rasulullah Sallahu Alaihi WA salam
bersabda: Tidak halal bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhir
untuk bepergian yang memakan waktu sehari semalam kecuali bersama muhrimnya”(HR.
Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhus Shalihin).

Dr. Yusuf Qardhawi dalam Fatwa-fatwa Kontemporer jilid 2halaman 542 mengemukakan :
“Kaum muslimin memperbolehkan wabita sekarang keluar rumah untuk belajar di sekolah, di
kampus, pergi ke pasar dan bekerja di luar rumah sebagai guru, dokter, bidan, dan pekerjaan
lainnya asalkan memenuhi syarat dan mematuhi pedoman-pedoman syari’ah “(Menutup
aurat, menjaga pandangan, dan lain-lain).

3.5 Dilarang “berkhalwat”(berdua-duaan antara pria dan wanita di tempat yang


sepi)

“Dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : Janganlah sekali-kali salah
seorang diantara kalin bersuyi-sunyi dengan perempuan lainnya kecuali disertai muhrimnya.”
(HR. Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhus Shalihin).

3.6 Laki-laki dilarang berhias menyerupai perempuan juga sebaliknya

“Dari Ibnu Abbas RA. Ia berkata : Rasulullah melaknat kaum laki-laki yang suka
menyerupai kaum wanita dan melaknat kaum wanita yang suka menyerupai kaum laki-laki”
(HR. Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhus Shalihin).

3.7 Islam menganjurkan menikah dalam usia muda bagi yang mampu dan shaum
bagi yang tidak mampu
“Wahai sekalin pemuda, barang siapa diantara kamu yang mampu nikah, maka
nikahlah, sesungguhnya nikah itu bagimu dapat menundukkan pandangan dan menjaga
kemaluan, naka jika kamu belum sanggup berpuasalah, sesunggunya puasa itu sebagai
perisai”(HR.Muttafaaqun Alaihi).

D. PENUTUP
E. DAFTAR PUSTAKA

F. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai