Anda di halaman 1dari 11

Sitem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan yang memonitor

tingkat persediaan dan mementukan tingkat persediaan yang harus


di jaga, kapan persediaan harus di isi, dan berapa besar pesanan
yang harus dilakukan.
* Persediaan dapat dikelompokkan ke dalam 4 jenis, sebagai berikut:
* Fluctuation stock, merupakan persediaan untuk menjaga terjadinya
fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya atau untuk
mengatasi jika terjadi kesalahan dalam proses produksi.
* Anticipation stock, merupakan persediaan yang disiapkan bilamana
terjadi permintaan yang tinggi akan tetapi kapasitas produksi yang
terjadi saat itu tidak mampu memenuhi permintaan. Atau juga bahan
baku yang diperoleh sangat sukar didapat.
* Lot-size inventory, merupakan persediaan yang diadakan dalam
jumlah yang lebih besar dari kebutuhan yang tersedia. Ini
dikarenakan adanya perbedaan harga pembelian yang cukup
signifikan dan juga penghematan biaya angkut barang.
* Pipeline inventory, merupakan persediaan yang sedang dalam
pengiriman barang dari pabrik ke tempat yang akan digunakan dan ini
disebabkan lamanya waktu pengiriman.
Jenis-Jenis Persediaan Menurut Cara Pengolahannya Dan Posisi Barang
a. Persediaan bahan baku (Raw Material Stock)
b. Persediaan bagian produksi atau parts yang dibeli (Purchased
Parts/Component Stock
c. Persediaan bahan-bahan pembantu atau bahan-bahan pelengkap (supplier Stock.
d. Persediaan barang setengah jadi atau barang-barang dalam proses (Works in
Process/Progress
Biaya – Biaya Persediaan
1. Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs)
Teridiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas
persediaan.
2. Biaya pemesanan (ordering costs)
Setiap kali suatu bahan di pesan perusahaan menanggung biaya pemesanan
(Order costs atau procurement costs).

3. Biaya penyiapan (Manufacturing)


Bila bahan – bahan tidak di beli, tetapi tidak di produksi sendiri “dalam
pabrik” perusahaan. Perusahaan menghadapi biaya penyiapan (setup costs)
untuk memproduksi komponen tertentu.
4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (cost of running short)
adalah biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya
permintaan bahan.
Metode dan model pengendalian persediaan

1. Model persediaan Economi Order Quantity (EOQ)


Economic Order Quantity atau EOQ
EOQ=√2.F.S/C.P

Keterangan:
EOQ= jumlah pesanan yang ekonomis
F= biaya pemesanan setiap kali pesan
S= jumlah kebutuhan persediaan dalam unit tiap tahun
C= biaya penyimpanan tahun yang dinyatakan dalam
persentase dari harga beli persediaan
P=harga beli per unit persediaan
Contoh soal:
Perusahaan nasional membutuhkan persediaan sebanyak
3600 unit setiap tahun bahan baku tersebu diperoleh dari
import dengan harga $40 per unit. Biaya penyimpanan
sebesar 25% per tahun dari harga beli persediaan. Biaya
pemesanan variabel sebesar $125 per pesanan.
Jawaban :
EOQ=√2.F.S/C.P
=√2($125)(3600)
0,25($40)
= √$900.000
$10
= 300 unit per pesanan
faktor yang mempengaruhi besar kecilnya jumlah persediaan yang harus
dipertahankan oleh perusahaan,
1. Permintaan persediaan. Semakin besar permintaan ketidakpastian
permintaan persediaan, semakin banyak umlah persediaan pengaman
yang harus diadakan, dengan anggapan faktor lainnya tetap. Dengan
kata lain, semakin besar fluktuasi permintaan yang tidak dapat
diketahui, semakin besar resiko terjadinya kehabisan persediaan.
2. Lead time. Lemakin tidak pastinya lead time untuk penggantian atau
pemesanan persediaan, semakin besar resiko kehabisan persediaan,
dengan demikian semakin banyak persediaan pengaman yang
diperlukan, dengana sumsi faktor lainnya tetap.
3. Biaya kehabisan peersediaan. Semakin besar biaya kehabisan
persediaan, semakin banyak jumlah persediaan pengaman yang harus
dipertahankan, dengan anggapan faktor lainnya tetap.
4. Biaya penyimpanan tambahan persediaan. Semakin besar biaya
penyimpanan persediaan, berarti semakin mahal biaya untuk
pengadaan persediaan pengaman, dengan asumsi faktor lainnya
tetap.
Kriteria masing-masing kelas dalam klasifikasi ABC, sebagai berikut :
1. Kelas A – Persediaan yang memiliki volume tahunan rupiah yang tinggi.
Kelas ini mewakili sekitar 70% dari total persediaan, meskipun jumlahnya hanya
sedikit, biasa hanya 20% dari seluruh item. Persediaan yang termasuk dalam
kelas ini memerlukan perhatian yang tinggi dalam pengadaannya karena dalam
kelas ini memerlukan perhatian tinggi dalam pengadaannya karena berdampak
biaya yang tinggi. Pengawasan harus dilakukan secara intensif.
2. Kelas B – Persediaan dengan nilai volume tahunan rupiah yang menengah.
Kelompok ini mewakili sekitar 20% dari total nilai persediaan tahunan, dan
sekitar 30% dari jumlah item. Di sini diperlukan teknik pengendalian yang
moderat.
3. Kelas C – Barang yang nilai volume tahunan rupiahnya rendah, yang
mewakili sekitar 10% dari total nilai persediaan, tetapi terdiri dari sekitar 50%
dari jumlah item persediaan.Di sini diperlukan teknik pengendalian yang
sederhana, pengendalian hanya dilakukan sesekali saja.

Anda mungkin juga menyukai