Anda di halaman 1dari 5

REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

 Reaksi redoks  Reaksi reduksi dan oksidasi


 Reaksi kimia yang disertai pengikatan dan pelepasan oksigen, serah terima
elektron, dan perubahan biloks.
 Konsep redoks ada 3 yaitu :
Konsep Reaksi Reduksi Reaksi Oksidasi
Pengikatan  Reaksi yang melepas oksigen  Reaksi yang mengikat oksigen
dan  Contoh :  Contoh :
pelepasan CuO + H2 ----- Cu + H2O 4Fe + 3O2 ----- 2Fe2O3
oksigen Fe2O3 + CO ----- 2Fe + 3CO3 C3H8 + 5O2 ----- 3CO2 + 4H2O
Serah  Reaksi yang menerima elektron  Reaksi yang melepas elektron
terima  Contoh :  Contoh :
elektron Cl + 1e- ----- Cl- Cu ----- Cu2+ + 2e-
O + 2e- ----- O2- Na ----- Na+ + 1e-
R. reduksi : Cl + 1e- ----- Cl-
R. oksidasi : Na ----- Na+ + 1e-
R. redoks : Na + Cl ----- Na+ + Cl- (NaCl)

R. reduksi : 2Cl + 2e- ----- 2Cl-


R. oksidasi : Cu ----- Cu2+ + 2e-
R. redoks : Cu + 2Cl ----- Cu2+ + 2Cl- (CuCl2)
Perubahan  Reaksi penurunan biloks  Reaksi penambahan biloks
biloks  Contoh :  Contoh :
-
Cl ----- Cl Cu ----- Cu2+
2-
O2 ----- 2O Zn ----- Zn2+
Reaksi redoks : Reaksi redoks :
2H2 + O2 ----- 2 H2O Cu2+ + Zn ----- Cu + Zn2+
0 0 +4 -4 +2 0 0 +2

Zat yang mengalami reduksi = Zat yang mengalami oksidasi =


oksidator reduktor
 Biloks (bilangan oksidasi)  nilai muatan atau bilangan yang menyatakan banyaknya
elektron yang dilepas atau diterima oleh suatu atom dalam suatu senyawa.
 Aturan biloks:
No Aturan Contoh
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah nol. Ne, H2, O2, Cl2, P4, S8, C, Cu, Fe, Na
2. Bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu Na+ = +1 Mg2+= +2 S2-= -2
ion tunggal sama/ poliatom dengan SO42- = -2 NH4+ = +1 O2- = -2
muatannya.
3. Jumlah bilangan oksidasi untuk semua atom CuO , NaCl, CaO, NaOH
dalam senyawa adalah nol.
4. Bilangan oksidasi unsur logam pada dalam K dalam KCl, KNO3, K2SO4 = +1
senyawa nya yaitu golongan IA adalah + 1, Mg dalam MgCl2 dan Ca dalam
golongan IIA adalah + 2, dan golongan IIIA CaSO4 = +2
adalah +3.
5. Bilangan oksidasi pada golongan VII A Cl dalam NaCl, KCl, MgCl2 = -1
(halogen) dalam senyawa adalah -1.
No Aturan Contoh
6. Bilangan oksidasi H dalam senyawa adalah H dalam H2O, HCl, NH3 = +1
+1, kecuali dalam hidrida ( H berikatan H dalam NaH, CaH2, MgH2 = -1
dengan logam) adalah -1.
7. Bilangan oksidasi O dalam senyawa adalah O dalam H2O = -2
-2, kecuali peroksida adalah -1, superoksida O dalam H2O2, BaO2 = -1
adalah – ½, biner flour adalah +2. O dalam KO2 = - ½.
O dalam OF2 = +2
 Reaksi autoredoks ( disproporsionasi)  reaksi dimana satu pereaksi mengalami reaksi
reduksi dan oksidasi.
Contoh : Cl2 + H2O ----- HClO + HCl
0 +2 -2=0 +1 +1 -2=0 +1 -1 =0
oksidasi
reduksi

Reaksi koproporsionasi  reaksi dimana satu hasil reaksi merupakan hasil reaksi reduksi
dan oksidasi.
Contoh : 2H2S + SO2 ----- 3S + 2H2O
+4 -4 = 0 +4 -4 = 0 0 +4 -4 = 0
reduksi
oksidasi

 Penyetaraan reaksi redoks harus memenuhi 2 hukum :


1. Hukum kekekalan massa  jumlah atom sebelum reaksi = sesudah reaksi.
2. Hukum kekekalan muatan  jumlah muatan atom sebelum reaksi = sesudah reaksi.
Metode Bilangan Oksidasi Metode Setengah Reaksi
1. Menentukan bilangan oksidasi 1. Menuliskan kerangka-kerangka dasar reaksi
masing-masing atom. oksidasi-reduksi.
2. Menyetarakan jumlah atom 2. Menyetarakan jumlah atom yang mengalami redoks
yang mengalami redoks (selain (selain atom H dan O).
atom H dan O). 3. Menyetarakan atom O dengan menambah H2O pada :
3. Menentukan jumlah penurunan  Kekurangan atom O (asam)
dan kenaikan biloks kemudian  Kelebihan atom O (basa)
menyetarakan. 4. Menyetarakan atom H dengan menambah pada ruas
4. Menentukan jumlah muatan yang membutuhkan :
pada ruas kanan dan kiri.  Jika asam ditambah H+
5. Menyetarakan muatan :  Jika basa ditmbah OH-
 Jika sebelah kiri lebih (-), 5. Menentukan jumlah muatan pada ruas kanan dan
ditambah H+ (asam) kiri pada masing-masing setengah reaksi.
 Jika sebelah kiri lebih (+), 6. Menyetarakan muatan dengan menambah elektron
ditambah OH- (basa) pada ruas yang lebih positif/ besar.
6. Menyetarakan jumlah atom O 7. Menyamakan jumlah elektron pada masing-masing
dan H dengan menambah H2O setengah reaksi.
pada ruas yang membutuhkan. 8. Menjumlahkan kedua persamaan setengah reaksi
tersebut.
 Reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari.
1. Perkaratan besi  4Fe (s) + 3O2 (g)+ 6H2O (l) ----- 2Fe2O3.3H2O (l)
2. Pemutihan pakaian  OCl- + 2e- + H2O ----- Cl- + 2OH-
3. Penyetruman akumulator  2PbSO4 + 2H2O ----- Pb + 2SO42- + PbO2 + 4H+
4. Ekstraksi logam  metalurgi ada 3 tahap yaitu :
a. Pemekatan bijih
b. Peleburan (smelting)  Fe2O3 + 2Al ----- 2Fe + Al2O3
c. Pemurnian (refining)
5. Daur ulang perak  Cu (s) + 2 Ag+ (aq) ----- Cu2+ (aq) + 2Ag (s)
 Sel elektrokimia  sel tempat berlangsungnya hubungan timbal balik reaksi redoks dengan
arus listrik.
Sel Volta / Sel galvani Sel Elektrolisis
1. Menemukan  Lugi Galvani dan 1. Menemukan  Michael Faraday.
Alexandro Volta. 2. Prinsip kerja  energi listrik menjadi
2. Prinsip kerja  energi kimia menjadi energi kimia.
energi listrik. 3. Anode  elektrode tempat terjadinya
3. Anode  elektrode tempat terjadinya reaksi oksidasi dan merupakan kutub (+)
reaksi oksidasi dan merupakan kutub (-) Katode  elektrode tempat terjadinya
Katode  elektrode tempat terjadinya reaksi reduksi dan merupakan kutub (-)
reaksi reduksi dan merupakan kutub (+) 4. Reaksi redoks berlangsung tidak
4. Reaksi redoks berlangsung spontan. spontan.
5. Arah gerak elektron : anoda (-)  5. Arah gerak elektron : katoda (-) 
katoda (+) anoda (+)
6. Contoh : sel aki, baterai kering, baterai 6. Contoh : pemurnian logam, pelapisan/
alkalin, baterai litium. penyepuhan, pembuatan gas H2, O2, Cl2
dll, pembuatan logam Al.
 Sel Volta
Prinsip kerja :
Logam Zn dicelupkan ke larutan ZnSO4
yang mengandung Zn2+ dan logam Cu
dicelupkan ke CuSO4 yang mengandung
ion Cu2+. Logam Zn akan larut sambil
melepas 2 elektron yang mengalir ke
logam Cu melalui kawat penghantar dan
membentuk ion Zn2+. Elektron mengalir
dari logam Zn ke logam Cu karena pada
logam Zn terjadi reaksi oksidasi maka
logam Zn disebut anoda (-). Sedangkan
elektron yang dilepaskan ke logam Cu
akan ditangkap ion Cu2+ sehingga terjadi
reaksi reduksi maka logam Cu disebut
katoda (+). Ion Cu2+ yang menangkap elektron dari logam Zn ke Cu kemudian mengendap
membentuk endapan logam Cu. Dengan demikian, rangkaian tersebut dapat menghasilkan
listrik karena adanya aliran elektron. Tetapi saat bersamaan logam Zn larut, larutan ZnSO 4
menjadi bermuatan positif sehingga menghambat pelarutan logam Zn.Sementara itu larutan
CuSO4 bermuatan negatif seiring mengendapnya ion Cu2+ sehingga menghambat
pengendapan ion Cu2+. Jadi aliran elektron tidak akan berkelanjutan. Agar berkelanjutan dan
untuk menetralkan muatan pada kedualarutan diberi jembatan garam Na2SO4. Ion-ion
negatif dari jembatan garam akan bergerak ke larutan ZnSO 4 yang bermuatan positif dan
ion-ion positif dari jembatan garam akan bergerak ke larutan CuSO 4 yang bermuatan negatif
sehingga kedua larutan netral dan aliran elektron akan berkelanjutan.
Reaksi dapat digambarkan :
Anoda terjadi reaksi oksidasi = Zn ----- Zn2+ + 2e-
Katoda terjadi reaksi reduksi = Cu2+ + 2e- ----- Cu
Reaksi sel volta = Zn + Cu2+ ----- Zn2+ + Cu

Reaksi sel volta tersebut dapat digambarkan dengan notasi sel volta / diagram sel yaitu :
Anoda | larutan (ion) || larutan (ion) | katode
Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu
Setiap reaksi sel volta memiliki potensial sel (Eosel)  perbedaan/ selisih potensial antara
kutub positif dengan negatif (perbedaan arus).
Eosel = Eoreduksi - Eooksidasi
= Eokatode - Eoanode Ingat : perhitungan tidak melibatkan koefisien
= Eopositif - Eonegatif
Deret volta  susunan unsur logam berdasarkan potensial elektrode.
Li-K-Ba-Sr-Ca-Na-La-Cs-Mg-La-Al-Mn-H 2O-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-H-Sb-Bi-Cu-Hg-Ag-Pt-Au

< 0 (negatif) 0 > 0 (positif)


Keterangan :
 H mempunyai Eo = 0
 Dari kiri ke kanan Eo semakin besar
 Dari kiri ke kanan semakin mudah mengalami reaksi reduksi (oksidator kuat)
 Dari kiri ke kanan semakin sulit mengalami reaksi oksidator (reduktor lemah)
 Semakin ke kanan, logam akan memperlambat korosi.
 Semakin ke kiri, logam akan mempercepat korosi.
 Korosi  suatu reaksi redoks pada logam menjadi senyawa logam karena pengaruh
lingkungan.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi yaitu:
1. Udara / oksigen
2. Uap air
3. Larutan elektrolit
4. Keasaman
5. Kontak dengan logam lain
6. Beberapa gas yang bersifat korosif.
 Korosi pada besi dapat dihindari dengan :
1. Mengecat
2. Melumuri dengan oli
3. Melapisi besi dengan logam yang memiliki potensial elektrode standar lebih besar dari
besi
4. Menghubungkan besi dengan kutub negatif dari sumber listrik.
 Rumus karat besi adalah Fe2O3.xH2O

 Sel elektrolisis
Prinsip kerja :
Di dalam gelas kimia terdapat larutan/lelehan/leburan elektrolit (lelehan NaCl). Elektrolit
tersebut mengandung spesi ion (+) dan ion (-) (NaCl  Na+ + Cl-). Akibat adanya pengaruh
listrik searah yang dialirkan lewat elektrode, ion-ion spesi ion (+) bergerak ke kutub negatif
(katoda) dan spesi ion (-) bergerak ke kutub positif (anoda). Kemudian ion Cl- akan
melepaskan elektron dan mengalami reaksi oksidasi. Elektron yang dilepas Cl- mengalir
melalui penghantar menuju kutub (-) lalu ditangkap oleh ion Na+ sehingga terjadi reaksi
reduksi.
Reaksi dapat digambarkan :
Anoda terjadi reaksi oksidasi = 2Cl- ----- Cl2 + 2e-
Katoda terjadi reaksi reduksi = 2Na+ + 2e- ----- 2Na
Reaksi elektrolisis = 2Cl- + 2 Na+ ----- Cl2 + 2Na
Reaksi elektrolisis yang terjadi pada katoda dan anoda dapat dilihat sebagai berikut :
Jika kation berasal dari logam aktif  logam yg potensial
reduksinya lebih kecil daripada air (logam gol IA, IIA, Al
Kation dan Mn) berupa larutan maka yang tereduksi air :
2H2O + 2e- ----- 2OH- + H2

Jika dalam bentuk lelehan/leburan dan larutan selain logam


inert dan ion H+ maka kation tersebut yang tereduksi :
Ln+ +ne- ----- L atau 2H+ + 2e- ----- H2

Jika anion berasal dari elektrode inert  sukar bereaksi (Pt,


Au, Cgrafit) maka yang teroksidasi :
 Sisa asam oksi (SO42-, PO43-, NO3-, CO32-, dll) maka yang
teroksidasi air : 2H2O ----- 4H+ + O2 + 4e-
 Anion dari OH-, O2- dan ion halida (Cl-, Br-, dan I-) maka
Anion anion tersebut yang teroksidasi :
4OH- -----2H2O + O2 + 4e-
2O2- ----- O2 + 2e-
2Cl- ----- Cl2 + 2e-
2Br- ----- Br2 + 2e-
2I- ----- I2 + 2e-

Jika anion tidak berasal dari elektrode inert maka elektrode


tersebut yang teroksidasi : L ----- Ln+ + ne-
 Hukum Faraday ada 2 yaitu :
1) Hukum Faraday I  jumlah zat yang dihasilkan pada elektrode sebanding/ berbanding
lurus dengan jumlah arus/muatan listrik yang dialirkan pada zat
tersebut.

Keterangan :
W = jumlah zat/ massa zat (endapan) yang terjadi  gram
e = massa ekivalen zat (e= Ar atau Mr / n)
i = kuat arus  ampere
t = waktu  detik
C = jumlah muatan listrik
1 F (faraday) = 1 mol elektron = 96500 coulomb (C)
1 (coulomb) = 1 ampere (A) x 1 detik (s)

2) Hukum Faraday II  jumlah zat yang dihasilkan berbading lurus dengan massa ekivalen
zat.

Anda mungkin juga menyukai