Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH GLOBAL HEALTH

PNEUMONIA

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Agung Rezki Wijaya (10031181823005)


Anita Putri Lestari (10031181823017)
Julia Putri Hayuni (10031381823066)
Lestari (10031381823042)
Muhammad Hafizh Saputra (10031381823064)
Muhammad Yudhistira Pratama (10031381823057)
Syafira Isya Hilma (10031381823048)
Trisna Silvia (10031181823013)
Yenizah Inggra Vety (10031381823052)

Dosen Pengampuh : Rahmatillah Razak, S.KM., M.EPID

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi Maha
penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan hidayah, rahmat, dan inayah kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah
pengetahuan rekan-rekan mahasiswa pada khususnya dan para pembaca umumnya
tentang Pneumonia
Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini
bisa dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami
meminta maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang
berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang
membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Indralaya, 16 September 2019.

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka
kematiannya tinggi, tidak saja dinegara berkembang, tapi juga di negara
maju seperti AS, Kanada dan negara-negara Eropa. Di AS misalnya,
terdapat dua juta sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun dengan
jumlah kematian rata-rata 45.000 orang. Di Indonesia, pneumonia
merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan
tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka
kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas dan nadi
cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil
ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paru. Kepadatan terjadi
karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang sebenarnya merupakan
reaksi tubuh untuk mematikan luman. Tapi akibatnya fungsi paru
terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa
ruang untuk oksigen. Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya,
disebabkan oleh bakteri, virus atau mikoplasma (bentuk peralihan antara
bakteri dan virus). Bakteri yang umum adalah streptococcus Pneumoniae,
Staphylococcus Aureus, Klebsiella Sp, Pseudomonas sp, virus misalnya
virus influenza. Pneumonia sebenarnya bukan penyakit baru. American
Lung Association misalnya, menyebutkan hingga tahun 1936 pneumonia
menjadi penyebab kematiannomor satu di Amerika. Penggunaan
antibiotik, membuat penyakit ini bisa dikontrol beberapa tahun kemudian.
Namun tahun 2000, kombinasi pneumonia dan influenza kembali
merajalela dan menjadi penyebab kematian ketujuh di negara itu.
Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran nafas
bagian bawah yang terbanyak kasusnya didapatkan di praktek-praktek
dokter atau rumah sakit dan sering menyebabkan kematian terbesar bagi
penyakit saluran nafas bawah yang menyerang anak-anak dan balita
hampir di seluruh dunia. Diperkirakan pneumonia banyak terjadi pada bayi
kurang dari 2 bulan, oleh karena itu pengobatan penderita pneumonia
dapat menurunkan angka kematian anak.Pneumonia menyebabkan infeksi
paru meradang. Kantung-kantung udara dalam paru yang disebut alveoli
dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen
menjadi kurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa
bekerja. Gara-gara inilah, selain penyebaran infeksi ke seluruh tubuh,
penderita pneumonia bisa meninggal. Umumnya pneumonia terjadi akibat
inhalasi atau aspirasi mikroorganisme, sebagian kecil melalui aliran darah
(hematogen). Sulit membedakan pneumonia bakteri dan virus.
Bronkopneumonia merupakan jenis pneumonia tersering pada bayi dan
anak. Pneumonia lobaris lebih sering ditemukan dengan pertambahan
umur. Pneumonia berat bisa terjadi hipoksemia, hiperkapnea, asidosis
respiratorik, asidosis metabolik, dan gagal nafas, sehingga pemenuhan
kebutuhan oksigenasi pada pasien yang paling diutamakan (Setiawati,
2008). Oksigenasi adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh
sel tubuh. Normalnya elemen ini diperoleh dengan cara menghirup
udara ruangan dalam setiap kali bernafas. Penyampaian oksigen (O2) ke
jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem respirasi, kardiovaskuler
dan keadaan hematologis (Rufaidah, 2005).
Pemenuhan kebutuhan oksigenasi dapat dilakukan dengan beberapa
metode seperti menggunakan kateter nasal, kanul nasal, sungkup muka
sederhana, sungkup kantong rebreathing, sungkup muka dengan
kantong non rebreathing . Nebulizer juga dapat diberikan pada orang
yang mengalami gangguan sistem pernapasan seperti batuk, pilek maupun
obstruksi / penyumbatan saluran pernapasan oleh mukus. Nebulizer
cenderung diberikan pada bayi atau anak-anak karena usia tersebut belum
mampu mengeluarkan dahak secara optimal (Rufaidah, 2005).Sebenarnya
pneumonia bukanlah penyakit tunggal. Penyebabnya bisa bermacam-
macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi, dengan sumber utama
bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia maupun
partikel.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Pneumonia ?
2. Bagaimana Patofisiologi Pneumonia ?
3. Apa Faktor Resiko Pneumonia ?
4. Bagaimana Besaran Masalah Pneumonia secara Global, Lokal,
Nasional?
5. Apa Program Pencegahan Pneumonia ?
6. Apa Program Penanggulangan Pneumonia ?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi Pneumonia
2. Mengetahui patofisiologi Pneumonia
3. Mengetahui faktor resiko Pneumonia
4. Mengetahui besaran masalah Pneumonia
5. Mengetahui program pencegahan pneumonia
6. Mengetahui program penanggulangan pneumonia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pneumonia
Di dalam buku “Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA untuk
Penanggulangan Pneumonia pada Balita” di sebutkan bahwa pneumonia
merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
yang mengenai bagian paru ( jaringan alvioli) (DepKes RI, 2004:4).
Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi pada kapiler kapiler
pembuluh darah dalam alvioli. Pada penderita pneumonia, nanah (pus) dan
cairan akan mengisi alvioli tersebut sehingga terjadi kesulitan penyerapan
oksigen. Hal ini mengakibatkan kesukaran bernapas (DepKes RI, 2007:4).
Menurut Mahmud, 2006 menyebutkan bahwa pneumonia adalah
terjadinya peradangan pada salah satu atau kedua organ paru yang di
sebabkan oleh infeksi. Peradangan tersebut mengakibatkan jaringan pada
paru terisi oleh cairan dan tak jarang menjadi mati dan timbul abses
(Prabu, 1996:37). Penyakit ini umunya terjadi pada anak anak dengan ciri
ciri adanya demam, batuk di sertai napas cepat (takipnea) atau napas sesak.
Defenisi kasus tersebut hingga kini digunakan dalam program
pemberantasan dan penanggulangan ISPA oleh Departemen Kesehatan RI
setelah sebelumnya di perkenalkan oleh WHO pada tahun 1989. Menurut
Wahab, 2000, pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan
yang di tunjukkan dengan adanya pelebaran cuping hidung, ronki, dan
retraksi dinding dada atau sering di sebut tarikan dada bagian bawah ke
dalam (chest indrawing). Pengertian pneumonia dalam buku “ Perawatan
Anak Sakit” yang di tulis Ngastiyah yang di terbitkan oleh EGC
mengatakan bahwa pneumonia adalah suatu radang paru yang di sebabkan
oleh bermacam macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda
asing.

B. Patofisiologi Pneumonia
Suatu penyakit infeksi pernapasan dapat terjadi akibat adanya serangan
agen infeksius yang bertransmisi atau di tularkan melalui udara. Namun
pada kenyataannya tidak semua penyakit pernapasan di sebabkan oleh
agen yang bertransmisi denagan cara yang sama. Pada dasarnya agen
infeksius memasuki saluran pernapasan melalui berbagai cara seperti
inhalasi (melaui udara), hematogen (melaui darah), ataupun dengan
aspirasi langsung ke dalam saluran tracheobronchial. Selain itu masuknya
mikroorganisme ke dalam saluran pernapasan juga dapat di akibatkan oleh
adanya perluasan langsung dari tempat tempat lain di dalam tubuh. Pada
kasus pneumonia, mikroorganisme biasanya masuk melalui inhalasi dan
aspirasi.
Dalam keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan
mikroorganisme, keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme
pertahanan paru. Terdapatnya bakteri di dalam paru merupakan
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, sehingga mikroorganisme
dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya infeksi penyakit.
Sekresi enzim – enzim dari sel-sel yang melapisi trakeo-bronkial
yang bekerja sebagai antimikroba yang non spesifik. Bila pertahanan
tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan nafas sampai
ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan jaringan
sekitarnya. Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu
proses peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu:
1. Stadium I (4 – 12 jam pertama/kongesti)
Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan
yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini
ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas
kapiler di tempat infeksi. Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan
mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah
pengaktifan sel imun dan cedera jaringan. Mediator-mediator
tersebut mencakup histamin dan prostaglandin. Degranulasi sel
mast juga mengaktifkan jalur komplemen. Komplemen bekerja
sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot
polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru.
Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam
ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema
antar kapiler dan alveolus. Penimbunan cairan di antara kapiler
dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh
oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam
darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan
saturasi oksigen hemoglobin.
2. Stadium II (48 jam berikutnya)
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel
darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu
( host ) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena
menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit
dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada
perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada
atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium
ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 48 jam.
3. Stadium III (3 – 8 hari)
Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan
fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi
fagositosis sisa-sisa sel.
Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih
tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi
pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.
4. Stadium IV (7 – 11 hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun
dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan
diabsorsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya
semula.
Penyakit pneumonia sebenarnya merupakan manifestasi dari
rendahnya daya tahan tubuh seseorang akibat adanya peningkatan
kuman patogen seperti bakteri yang menyerang saluran
pernapasan. Selain adanya infeksi kuman dan virus, menurunnya
daya tahan tubuh dapat juga di sebabkan karena adanya tindakan
endotracheal dan tracheostomy serta konsumsi obat obatan yang
dapat menekan refleks batuk sebagai akibat dari upaya pertahanan
saluran pernapasan terhadap serangan kuman dan virus.
C. Faktor Resiko Pneumonia
Faktor faktor resiko kesakitan (morbiditas) pneumonia adalah antara lain
umur, jenis kelamin, gizi kurang, riwayat BBLR, pemberian ASI yang
kurang, defesiensi Vit A, status imunisasi, polusi udara, ventilasi rumah
dan pemberian makanan yang terlalu dini.
a. Umur
Umur merupakan salah satu faktor resiko utama pada beberapa
penyakit. Hal ini di sebabkan karena umur dapat memperlihatkan
kondisi kesehatan seseorang. Anak anak yang berumur 0-24 bulan
lebih rentan terhadap penyakit pneumonia di bandingkan anak anak
yang berumur di atas 2 tahun. Hal ini di sebabkan karena imunitas
yang belum sempurna dan lubang pernapasan yang relatif sempit.
b. Jenis kelamin
Penelitian di Uruguay menunjukkan bahwa pada tahu 1997-1998,
58% penderita pneumonia yang di rawat di RS adalah laki laki.
c. Riwayat BBLR
Bayi dengan BBLR beresiko mengalami kematian akibat pneumonia,
hal ini di sebabkan karena zat anti kekebalan di dalam tubuhnya
belum sempurna sehingga memiliki resiko yang lebih besar untuk
menderitapneumonia.
d. Pemberian ASI
ASI mengandung nutrisi dan zat zat penting yang berguna terhadap
kekebalan tubuh bayi. Oleh sebab itu, sangat penting bagi bayi untuk
segera di berikan ASI sejak lahir karena pada saat itu bayi belum
dapat memproduksi kekebalannya sendiri.
Pemberian ASI ternyata dapat menurunkan resiko pneumonia pada
bayi dan balita. Penelitian di Rwanda melaporkan bahwa bayi yang di
rawat di rumah sakit karena pneumonia lebih beresiko pada bayi yang
tidak memperoleh ASI.
e. Status Gizi
f. Status Imunisasi
Pada dasarnya beberapa penyakit penyakit infeksi yang terjadi pada
anak anak dapat di cegah dengan imunisasi. Yaitu antara lain ; difteri,
pertusis, tetanus, hepatitis, tuberkulosis, campak dan polio. Beberapa
hasil studi menunjukkan bahwa pneumonia juga merupakan penyakit
yang dapat di cegah melalui pemberian imunisasi yaitu dengan
imunisasi campak dan pertusis. Penyakit pertusis berat dapat
menyebabkan infeksi saluran napas berat seperti pneumonia. Oleh
karena itu pemberian imunisasi DPT dapat mencegah pneumonia.
g. Defesiensi Vit A
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pemberian Vit A berguna
dalam mengurangi beratnya penyakit dan mencegah terjadinya
kematian akibat pneumonia. Pemberian Vit A di khususkan pada balita
berumur 6 bulan sampai 2 tahun yang di rawat di RS karena campak
dan komplikasi pneumonia. Oleh karena itu jika anak menderita
pneumonia tetapi telah memperoleh Vit A sebelumnya dalam jangka
waktu tertentu, maka anak tersebut tidak akan menderita pneumonia
berat dan dapat mencegah mortalitas.

D.

Anda mungkin juga menyukai

  • 12
    12
    Dokumen1 halaman
    12
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • 14
    14
    Dokumen1 halaman
    14
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • M Yudhistira
    M Yudhistira
    Dokumen1 halaman
    M Yudhistira
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Kepemimpinan
    Kepemimpinan
    Dokumen16 halaman
    Kepemimpinan
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 5 (14 Ulu)
    Kelompok 5 (14 Ulu)
    Dokumen39 halaman
    Kelompok 5 (14 Ulu)
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Heeheheh
    Heeheheh
    Dokumen9 halaman
    Heeheheh
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Resume Ekokes
    Resume Ekokes
    Dokumen2 halaman
    Resume Ekokes
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • 13
    13
    Dokumen1 halaman
    13
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Izin Kuliah
    Izin Kuliah
    Dokumen8 halaman
    Izin Kuliah
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Resume Ekokes Lengkap
    Resume Ekokes Lengkap
    Dokumen2 halaman
    Resume Ekokes Lengkap
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Fisiologi Seran Wps Office 1
    Fisiologi Seran Wps Office 1
    Dokumen4 halaman
    Fisiologi Seran Wps Office 1
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • 03 Contoh Rencana Usaha & Proposal Usaha 2
    03 Contoh Rencana Usaha & Proposal Usaha 2
    Dokumen13 halaman
    03 Contoh Rencana Usaha & Proposal Usaha 2
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Tugas M Yudhistira Pratama
    Tugas M Yudhistira Pratama
    Dokumen11 halaman
    Tugas M Yudhistira Pratama
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kepemimpinans
    Makalah Kepemimpinans
    Dokumen14 halaman
    Makalah Kepemimpinans
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Hehehehe
    Hehehehe
    Dokumen18 halaman
    Hehehehe
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 4
    Kelompok 4
    Dokumen3 halaman
    Kelompok 4
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Juput
    Kelompok Juput
    Dokumen4 halaman
    Kelompok Juput
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Mep Yudhis Fix JGN Revisi Ya Allah
    Mep Yudhis Fix JGN Revisi Ya Allah
    Dokumen3 halaman
    Mep Yudhis Fix JGN Revisi Ya Allah
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Proposa
    Proposa
    Dokumen10 halaman
    Proposa
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Juput
    Kelompok Juput
    Dokumen4 halaman
    Kelompok Juput
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Deskripsi Tugas
    Deskripsi Tugas
    Dokumen1 halaman
    Deskripsi Tugas
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kepemimpinans
    Makalah Kepemimpinans
    Dokumen14 halaman
    Makalah Kepemimpinans
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Cupcakes Rikhy
    Cupcakes Rikhy
    Dokumen12 halaman
    Cupcakes Rikhy
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Tugas Yudhis
    Tugas Yudhis
    Dokumen3 halaman
    Tugas Yudhis
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • BERBISNIS DENGAN OTAK KANAN
    BERBISNIS DENGAN OTAK KANAN
    Dokumen14 halaman
    BERBISNIS DENGAN OTAK KANAN
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Tugas M Yudhistira Pratama
    Tugas M Yudhistira Pratama
    Dokumen11 halaman
    Tugas M Yudhistira Pratama
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Ento yudhisSS
    Ento yudhisSS
    Dokumen8 halaman
    Ento yudhisSS
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Cupcakes Rikhy
    Cupcakes Rikhy
    Dokumen12 halaman
    Cupcakes Rikhy
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat
  • BERBISNIS DENGAN OTAK KANAN
    BERBISNIS DENGAN OTAK KANAN
    Dokumen14 halaman
    BERBISNIS DENGAN OTAK KANAN
    Muhammad Yudhistira Pratama
    Belum ada peringkat