Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN CASE REPORT

PENYAKIT INFEKSI & NON INFEKSI

Disusun Oleh :

Muhammad Fuad Alamsyah

1102015113

Supervisi / Pembimbing Klinik :

dr. Rachmat Faisal Syamsu

KULIAH KERJA NYATA (KKN) PROFESI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2018
Case Report

Penyakit Non – infeksi

“Hernia Scrotalis Dextra”

Nama pasien : Arman

No. RM : 4913

Tanggal Lahir : 04-06-1981

Alamat : Coppo Bulu

Pekerjaan : Petani

Suku : Bugis

J. Kelamin : Laki-Laki

Asuransi : KIS

Tgl, Kunjungan : 21 November 2018

Anamnesis Lengkap : Pasien datang ke Poli Umum Puskesmas Koppe,

Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, dengan keluhan utama

sakit pada perut kanan bawah sejak 5 hari yang lalu.

Keluhan tersebut disertai adanya benjolan di buah zakar

kanan pasien. Menurut pasien ukuran benjolan berubah-

ubah. Riwayat trauma pada daerah pelvis (-). Pasien juga

mengeluhkan sulit BAB dan fese terasa keras, nyeri di

daerah perut kanan. Pasien menyangkal keluhan lain seperti

demam, pusing, mual, muntah dan perut kembung.


Tanda Vital :

 Tekanan darah : 120/80

 Nadi : tidak dilakukan

 Suhu : tidak dilakukan

 Pernapasan : tidak dilakukan

Status Gizi : BB 68kg, TB tidak dihitung (Kesan Gizi Cukup)

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital :

 Tekanan darah : 120/80

 Nadi : tidak dilakukan

 Suhu : tidak dilakukan

 Pernapasan : tidak dilakukan

Status Gizi : BB 68kg, TB tidak dihitung (Kesan Gizi Cukup)

Status Lokalis Genitalia

 Inspeksi : Terdapat massa dengan bentuk agak bulat dengan ukuran

± 7 x 5 cm di daerah skortum dextra, berwarna seperti warna kulit

disekitarnya dan tidak terdapat tanda radang.

 Palpasi : Teraba massa di daerah skrotum dextra, permukaan rata,

tidak nyeri, massa teraba lunak, testis teraba, fluktuasi (-)

 Perkusi : tidak dilakukan


 Auskultasi : tidak dilakukan

Pem. Penunjang : tidak dilakukan

Diagnosis : Hernia Scrotalis Dextra

Dif. Diagnosis : Hidrokel dan tumor testis kanan

Perenc. Terapi : -

Kajian Pustaka :

A. Hernia

Definisi

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek

atau bagian lemah dari dinding ronggal bersangkutan ( Fascia dan

muskuloaponeurotik) yang memberi jalan keluar pada alat tubuh selain yang biasa

melalui dinding tersebut. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek

atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri

dari 3 hal : Cincin, Kantong dan isi hernia.

Klasifikasi

Berdasarkan terjadinya, hernia terbagi atas hernia kongenital dan

akuisita.Menurut letaknya bisa disebut hernia inguinal, umbilical, femoral,

insisional (sering) danhernia epigastrik, gluteal, lumbal, obturator (jarang).

Dari sifatnya dikenal hernia reponibel dan ireponibel. Reponibel bila isi

kantungbisa direposisi kembali bila berbaring atau didorong dengan tangan.

Sedangkan bila tidak bisa direposisi disebut ireponibel. Biasanya hernia


ireponibel disebabkan oleh perlekatanisi kantong pada peritoneum kantong hernia,

yang disebut hernia akreta. Tidak ada keluhan nyeri atau tanda sumbatan usus.

Bila terjadi gangguan pada pasase usus yang terjepit hernia yang

ireponibel, makadisebut hernia inkarserata. Sementara bila hernia tersebut

mengakibatkan gangguanvaskularisasi maka disebut hernia strangulata.

B. Hernia Inguinalis

Anatomi

Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh annulus inguinalis internus

yangmerupakan bagian terbuka dari fascia transversalis dan aponeurosis m.


transversesabdominis. Di medial bawah, di atas tuberkulum pubikum, kanal ini

dibatasi oleh annulusinguinalis eksternus, yaitu bagian terbuka dari aponeurosis

m. oblikus eksternus. Atapnyaadalah aponeurosis m. oblikus eksternus, dan

dasarnya adalah ligamentum inguinale. Akanal ini berisi funiculus spermaticus

pada laki-laki dan ligamentum rotundum pada perempuan

Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh annulus inguinalis internus

yangmerupakan bagian terbuka dari fascia transversalis dan aponeurosis m.

transversesabdominis. Di medial bawah, di atas tuberkulum pubikum, kanal ini

dibatasi oleh annulusinguinalis eksternus, yaitu bagian terbuka dari aponeurosis

m. oblikus eksternus. Atapnyaadalah aponeurosis m. oblikus eksternus, dan

dasarnya adalah ligamentum inguinale.Akanal ini berisi funiculus spermaticus

pada laki-laki dan ligamentum rotundum padaperempuan.

Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis, karena

keluarmelalui annulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh

epigastrikainferior, kemudian hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis dan bila

cukup panjangkeluar di annulus inguinalis eksternus. Jika berlanjut, tonjolan akan

sampai ke skrotumdan disebut hernia skrotalis. Kantong hernia terletak di dalam

m. kremaster, anteromedialterhadap vas deferens dan struktur lain dalam

funiculus spermaticus.

Sementara itu hernia inguinalis direk atau disebut juga medial menonjol

langsungke depan melalui trigonum hasselbach. Daerah yang dibatasi ligamentum

inguinal diinferior, a/v. epigastrika inferior di lateral dan tepi otot rektus di bagian

medial. Dasarsegitiga hasselbach ini dibentuk oleh fascial transversal yang


diperkuat oleh aponeurosis m. transverses abdominis yang kadang-kadang tidak

sempurna, sehingga potensial untuk menjadi lemah. Karena hernia medialis ini

tidak melalui kanalis umumnya tidak mengalami strangulasi karena cincinnya

cenderung longgar

Etiologi

Hernia inguinalis dapat terjadi akibat anomali kongenital atau sebab lain

yangdidapat (missal akibat insisi). Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih

banyak padalelaki dibanding perempuan. Hal ini mungkin karena annulus

inguinalis eksternus padapria lebih besar dibanding wanita. Selain itu juga karena

perjalanan embriologisnyadimana testis pada pria turun dari rongga abdomen

melalui kanalis inguinalis. Seringkalikanalis tidak menutup sempurna setelahnya.

Berbagai faktor penyebab berperan padapembentukan pintu masuk hernia pada

annulus internus yang cukup lebar sehingga bias dimasuki oleh kantong dan isi

hernia. Selain itu diperlukan juga faktor yang bisamendorong isi hernia melalui

pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu

Ada tiga mekanisme yang seharusnya bisa mencegah terjadinya hernia

inguinalis.Yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur m.

ablikus internus yangmenutup annulus internus ketika berkontraksi, dan fascia

transversa yang menutuptrigonum hasselbach yang umumnya hampir tidak

berotot. Gangguan pada mekanisme inibisa menyebabkan terjadinya hernia

Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis

yangterbuka, peninggian tekanan intra abdomen lebih lanjut, dan kelemahan otot
dindingperut karena usia. Akibatnya isi intraabdomen keluar melalui celah

tersebut

Tekanan intraabdomen yang tinggi secara kronik seperti batuk kronik,

mengedansaat miksi atau defekasi (missal karena hipertrofi prostat atau

konstipasi), ascites,obesitas atau mengangkat beban berat sering mendahului

hernia inguinalis.

Patofisiologi

Pada keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi

annulusintenus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intraabdomen tidak tinggi

dan kanalisinguinalis berjalan lebih vertical. Sebaliknya jika otot dinding perut

berkontraksi, kanalisinguinalis berjalan lebih transversal dan annulus inguinalis

tertutup sehingga mencegahmasuknya usus ke dalam kanalis inguinalis.

Tetapi dalam keadaan prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian

tekanan didalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena usia dapat

membentuk pintumasuk hernia pada annulus internus yang cukup lebar. Sehingga

dapat dilalui olehkantong dan isi hernia. Di samping itu diperlukan pula factor

yang dapat mendorong isihernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar

tersebut.

Bila cincin hernia sempit, kurang elastic atau lebih kaku maka akan terjadi

jepitanyang menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan

terjadibendungan vena sehingga terjadi oedem organ atau struktur di dalam hernia

dantransudasi ke dalam kantong hernia. Timbulnya oedem menyebabkan jepitan


pada cincinhernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan

terganggu. Isi herniamenjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat

berupa cairan serosanguinus.

Gejala Klinis

Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia.

Padahernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha

yang munculpada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan, dan menghilang

waktu berbaring.Keluhan nyeri jarang dijumpai, bila ada biasanya dirasakan di

daerah epigastrium ataupara umbilical berupa nyeri visceral karena regangan pada

mesenterium sewaktu satusegmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia.

Nyeri yang disertai mual ataumuntah, afflatus dan tidak BAB baru timbul kalau

terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangrene

Diagnosis

Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia.

Padahernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha

yang munculwaktu berdiri, batuk, bersin, mengangkat benda berat atau mengedan,

dan menghilangsaat berbaring. Pasien sering mengatakan sebagai turun berok,

burut atau kelingsir.Keluhan nyeri jarang dijumpai; kalau ada biasanya dirasakan

di daerah epigastrium atauparaumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan

pada mesenterium sewaktu satusegmen usus halus masuk ke dalam kantong.


Nyeri yang disertai mual dan muntah barumuncul kalau terjadi inkarserata karena

ileus atau strangulasi karena nekrosis

Pada inspeksi, saat pasien diminta mengedan dalam posisi berdiri dapat

dilihathernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio inguinalis

yang berjalandari lateral atas ke medial bawah. Perlu diperhatikan keadaan

asimetri pada kedua sisilipat paha, skrotum atau labia dalam posisi berdiri dan

berbaring. Pasien lalu dimintamengedan atau batuk sehingga adanya benjolan

yang asimetri dapat dilihat

Pada palpasi, dilakukan saat ada benjolan hernia, diraba konsistensinya,

dandicoba mendorong apakah dapat direposisi. Bila hernia dapat direposisi, waktu

jari masihberada di annulus internus, pasien diminta mengedan, kalau ujung jari

menyentuh herniaberarti hernia inguinalis lateral, sementara jika bagian sisi jari

yang menyentuh, berartihernia inguinalis medialis. Kantong hernia yang kosong

kadang dapat diraba padafunikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis

kantong yang memberikan sensasi gesekan dua kain sutera. Disebut tanda sarung

tangan sutera. Kalau kantong hernia berisiorgan, palpasi mungkin meraba usus,

omentum (seperti karet) atau ovarium.

Diagnosis pasti hernia umumnya sudah bisa dilakukan dengan

pemeriksaan klinisyang teliti.

Berdasarkan anatomi, hernia dapat dibagi menjadi :

1. Hernia inguinalis medialis (direk)


Disebut direk karena menonjol langsung ke depan melalui

trigonumhasselbach. Disebut medialis karena tidak keluar melalui kanlis

inguinalis dan tidak ke scrotum.

Tipe ini hampir selalu disebabkan oleh faktor peninggian

tekananintraabdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum

hasselbach. Olehkarena itu hernia ini umumnya bilateral. Hernia inguinalis

medialis memiliki leheryang lebar, sulit direposisi dengan penekanan jari

tangan. Jarang bahkan hampir tidak pernah terjadi inkarserata dan strangulata

(hanya 0.3% mengalami komplikasi). Lebihsering pada pria usia tua.

Hernia direk tidak dikontrol oleh tekanan pada annulus internus,

secara khasmengakibatkan benjolan kedepan, tidak turun ke skrotum

2. Hernia inguinalis lateralis

Tipe ini disebut juga indirek karena keluar melalui dua pintu yaitu

annulus dankanalis inguinalis. Tidak seperti hernia medialis yang langsung

menonjol di trigonumhasselbach. Tonjolan pada tipe lateralis biasanya

lonjong, sementara tipe medialisbiasanya bulat. Hernia indirek ini bisa

dimasukkan dengan tekanan jari di sekitarannulus eksternus (bila tidak ada

inkarserata), mungkin seperti leher yang sempit.Banyak terjadi pada usia

muda. 3% kasus mengalami komplikasi strangulate

Hernia indirek dikontrol oleh tekanan annulus internus sehingga

seringkali turunke dalam skrotum

Pada anak sering akibat belum menutupnya prosesus vaginalis

peritoneumsebagai akibat proses penurunan testis.


Tata laksana

Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan

pemakaianpenyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.

Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia dan membentuk corong,

tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan sedikit tekananperlahan yang tetap

sampai terjadi reposisi

Pada anak-anak reposisi spontan lebih sering terjadi dan gangguan vitalitas lebih jarang

disbanding orang dewasa. Hal ini disebabkan cincin hernia yang lebih elastis

padaanak-anak. Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative

dankompres es di atas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil, anak disiapkan operasi

hariberikutnya. Bila tidak berhasil, operasi segera

Pemakaian penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dantidak

pernah menyembuhkan, sehingga harus dipakai seumur hidup. Ini tidak dianjurkankarena

merusak kulit dan tonus otot di daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam

Yang penting diperhatikan untuk memperoleh keberhasilan terapi maka factor-faktor

yang meningkatkan tekanan intra abdomen juga harus dicari dan diperbaiki.Misalnya batuk

kronis, prostat, tumor, ascites, dan lain-lain). Dan defek yang adadirekonstruksi

Langkah operatif adalah pengobatan satu-satunya yang rasional. Indikasi operasisudah

ada sejak diagnosa ditegakkan. Prinsip dasar operasi terdiri dari herniotomi dan hernioplasti

Herniotomi adalah membebaskan kantong hernia sampai ke lehernya, kantongdibuka

dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantonghernia dijahit ikat

setinggi mungkin lalu dipotong


Komplikasi

Komplilkasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isihernia

dapat tertahan dalam kantong hernia pada kasus ireponibel; ini dapat terjadi kalauisi terlalu besar,

atau terjadi perlekatan. Dalam kasus ini tidak ada gejala klinis.

Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadistrangulasi yang

menimbulkan gejala obstruksi sederhana. Sumbatan dapat terjadi parsialatau total seperti pada

hernia richter. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis atau kaku,sering terjadi jepitan parsial.

Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi ke jaringan isi hernia.Pada

permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur

didalam hernia. Timbulnya udem mengakibatkan jepitan semakin bertmbah sehinggasuplai

darah terhambat. Akibatnya jaringan isi akan nekrosis dan hernia akan berisi cairantransudat

serosanguinis. Bila isi jaringan adalah usus, bisa terjadi perforasi yangmenimbulkan abses lokal,

fistel, hingga peritonitis.

Gambaran klinis hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengangambaran

obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asambasa. Bila telah

strangulasi, bisa terjadi toksik akibat gangrene dan gambaran menjadisangat serius. Penderita

akan mengeluh nyeri hebat di tempat hernia dan akan menetapkarena rangsang peroitoneal.

Pada pemeriksaan local ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkankembali

disertai nyeri tekan dan dapat ditemukan tanda peritonitis atau abses local.Dalam hal ini hernia

strangulate merupakan kegawatdaruratan dan butuh penanganansegera.


C. Pembahasan

Pasien datang dengan keluhan utama sakit pada perut kanan bawah sejak 5

hari yang lalu. Keluhan tersebut disertai adanya benjolan di buah zakar kanan

pasien. Menurut pasien ukuran benjolan berubah-ubah. Riwayat trauma pada

daerah pelvis (-). Pasien juga mengeluhkan sulit BAB dan fese terasa keras, nyeri

di daerah perut kanan. Pasien menyangkal keluhan lain seperti demam, pusing,

mual, muntah dan perut kembung. Pada palpasi teraba massa di daerah skrotum

dextra, permukaan rata, tidak nyeri, massa teraba lunak, testis teraba, fluktuasi (-).

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis pasien di diagnosis

Hernia Inguinalis Lateralis. Untuk saat ini pasien dirujuk ke rumah sakit yang bisa

menangani kasus tersebut. Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan

reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah

direposisi. Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia dan

membentuk corong, tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan sedikit

tekananperlahan yang tetap sampai terjadi reposisi

D. Daftar pustaka
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai