Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

AGAMA HINDU

OLEH :

KADEK PRAYUDA SATHYANANTA (31)

XII IPS 1
Tari Bali adalah tarian yang berasal dari Bali. Tari Bali tidak selalu bergantung pada alur
cerita. Tujuan utama penari Bali adalah untuk menarikan tiap tahap gerakan dan rangkaian
dengan ekspresi penuh. Kecantikan tari Bali tampak pada gerakan-gerakan yang abstrak dan
indah. Tari-tari Bali yang paling dikenal antara lain Tari Pendet, Gabor, Baris, Sanghyang dan
Legong. Tari Bali sebagian besar bermakna religius. Sejak tahun 1950-an, dengan perkembangan
pariwisata yang pesat, beberapa tarian telah ditampilkan pada kegiatan-kegiatan di luar
keagamaan dengan beberapa modifikasi.

Tari Bali dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, wali (sakral) atau bebali (upacara) dan balih-
balihan (hiburan). Tari wali dan bebali dapat ditarikan di tempat dan waktu tertentu. Tari wali
dipentaskan di halaman bagian dalam pura dan tari bebali di halaman tengah (jaba tengah).
Sebaliknya tari balih-balihan ditarikan di halaman luar pura (jaba sisi) dalam acara yang bersifat
hiburan. Berikut penjelasan lebih lanjut.

10 Contoh Tari Sakral

a. Tari Rejang

Tari Rejang merupakan tarian yang ditampilkan oleh wanita secara berkelompok di halaman
pura pada saat berlangsungnya upacara. Tari rejang memiliki gerakan yang sederhana dan lemah
gemulai.
b. Tari Baris

Tari Baris merupakan jenis tarian pria, ditarikan dengan gerakan yang maskulin. Berasal
dari kata bebaris yang bermakna prajurit, tarian ini dibawakan secara berkelompok.

c. Tari Pendet

Tari Pendet merupakan tarian pembuka upacara di pura. Penari yang terdiri dari wanita
dewasa menari sambil membawa perlengkapan sesajen. Gerakan Tari Pendet lebih dinamis
dibanding Tari Rejang. Kini, Pendet telah ditarikan untuk hiburan, terutama sebagai tari
penyambutan.
d. Tari Sanghyang Dedari

Tari Sanghyang Dedari adalah tari yang memasukkan unsur-unsur kerasukan guna menghibur
dewa-dewi, meminta berkat dan menolak bala.

e. Tari Barong

Tari Barong adalah seni tari yang menceritakan pertarungan antara kebajikan dan kejahatan.
Tokoh utama adalah barong, hewan mistik yang diperankan dua penari pria, seorang memainkan
kepala dan kaki depan, seorang lagi jadi kaki belakang dan ekor.
f. Tari Sanghyang Jaran

Bali memiliki berbagai jenis tarian dan salah satunya adalah tari Sanghyang, yang
bersifat sakral dan religius, dipentaskan untuk menolak bala karena adanya suatu wabah
penyakit. Tari Sang Hyang ini merupakan tari trance (kerauhan) oleh roh-roh Hyang seperti
Bidadari ataupun dari binatang. Dan salah satunya adalah Sanghyang Jaran (kekuatan roh dari
kuda dewata). Tarian ini ditarikan oleh seorang pria, bisa juga oleh seorang pemangku atau orang
yang dianggap suci yang mengendarai kuda-kudaan dari pelepah daun kelapa. Sebelumnya
dimulai dengan rangkaian upacara dan pada akhirnya sang penari kemasukan roh kuda yang
merupakan tunggangan dewata kahyangan.

g. Tari Sanghyang Kidang

Jenis Tari Sanghyang lainnya yaitu Sanghyang Kidang, yang hanya dijumpai di Bali
utara, ditarikan oleh seorang wanita. Dalam keadaan tidak sadar penari menirukan gerakan
gerakan seekor kidang (kijang). Tarian ini diiringi dengan nyanyian bersama tanpa
mempergunakan alat musik.
h. Tari Sanghyang Memedi

Sanghyang Memedi, adalah tarian yang dimainkan oleh laki-laki biasanya mereka yang
usianya sudah tau. Tarian ini cukup unik karena hanya menggunakan pakaian alakadarnya dari
bahan daun, klaras (daun pisang yang sudah tua) atau pohon padi sehingga menyerupai memedi
(makhluk halus).

i. Tari Topeng

Tari topeng yang digunakan bisa menggambarkan banyak karakter, baik karakter orang
pada masa kini maupun tokoh – tokoh fiktif atau orang zaman dahulu dengan berbagai sifat dan
karakternya. Keberadaan topeng dalam masyarakat Bali berkaitan erat dengan upacara
keagamaan Hindu, karena kesenian luluh dalam agama dan masyarakat. Tari Topeng Bali adalah
sebuah tradisi yang kental dengan nuansa ritual magis, umumnya yang ditampilkan di tengah
masyarakat adalah seni yang disakralkan. Tuah dari topeng yang merepresentasikan dewa-dewa
dipercaya mampu menganugrahkan ketenteraman dan keselamatan.
j. Gambuh

Gambuh adalah sendratari bali yang tertua. Musik, iteratur, dan kosakata yang digunakan
dalam tariannya diturunkan dari periode Majapahit di pulau jawa. Pertunjukan ini biasanya
ditampilkan di pura pada saat hari-hari besar dan upacara.
10 Contoh Tari Profan

a. Janger

Janger adalah tari pergaulan yang dibawakan oleh penari laki-laki an perempuan. Penari putri
menggunakan mahkota berbentuk merak berwarna emas dan hiasan daun kepala kering.
Sebagian besar gerakan dilakukan dengan posisi duduk dengan gerakan-gerakan bahu, tangan,
mata, kepala sambil bernyanyi dan diiringi oleh gambelan.

b. Legong

Legong adalah tarian yang diciptakan oleh Pangeran Sukawati berdasarkan miminya melihat
bidadari. Penari legong yang berjumlah 3 orang menari mengikuti permainan gamelan semar
pagulingan.
c. Kecak

Kecak adalah tarian yang dibawakan secara beramai-ramai pada malam hari mengelilingi api
unggun. Ditampilkan oleh seratus atau lebih pria sambil duduk, dipimpin oleh pendeta di tengah-
tengahnya. Tari kecak tak diiringi musik , tetapi hanya tepukan telapak tangan yang memukul
bagian-bagian dari tubuh agar menghasilkan suara. Mereka mengucapkan kata “cak,cak,cak”
untuk menghasilkan suatu paduan suara yang unik.

d. Tari Wirayudha

Wirayudha berasal dari dua kata, yakni wira berarti pahlawan dan yudha artinya perang. Tari
Wirayudha merupakan tari yang bertemakan peperangan dan menunjukkan kegagahan sosok
laki-laki prajurit kerajaan. Tari ini ditarikan oleh antara 2 sampai 4 pasang penari pria yang
membawa senjata tombak. Tari Wirayudha diciptakan untuk menggambarkan sekelompok
prajurit Bali Dwipa yang sedang bersiap-siap untuk maju ke medan perang. Dalam
pementasannya, para penari mengenakan hiasan ikat kepala berbentuk udeng-udengan. Tarian ini
merupakan seni kreasi tari tradisional modern yang diciptakan oleh I Wayan Dibia pada tahun
1979 melalui Sanggar Tari Bali Waturenggong.
e. Tari Puspanjali

Dilihat dari kata pembentuknya, Puspanjali berasal dari kata puspa (bunga) dan anjali
(sambutan penghormatan) merupakan tari penyambutan untuk para tamu kehormatan. Tari ini
dipentaskan oleh sekelompok penari putri dengan jumlah penari antara 5-7 orang dengan
membawa bokoran (piring tradisional) yang berisi aneka kuntum bunga harum. Tari Puspanjalai
menampilkan gerak-gerak lembut lemah gemulai yang dipadukan dengan gerak-gerak ritmis
yang dinamis. Tarian ini banyak mengambil inspirasi dari gerakan tarian Rejang, dan
menggambarkan sejumlah gadis yang dengan penuh rasa hormat menyongsong kedatangan para
tamu yang datang ke pulau mereka. Tari ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya (penata tari)
dan I Nyoman Windha (penata tabuh pengiring) pada tahun 1989. Dalam acara-acara besar
tertentu, misalnya pertemuan sejumlah duta besar atau konferensi tinggi di Bali, tari Puspanjali
dijadikan sebagai tari pembuka acara.
f. Tari Cendrawasih

Tari Cendrawasih adalah hasil karya seni gerak dari I Gde Manik dan pertama kali
ditampilkan di subdistrik atau kecamatan Sawan di Kabupaten Buleleng pada 1920an. Tapi tari
Cendrawasih yang sering dipertunjukan pada masa kini adalah hasil olahan koreografi oleh N. L.
N. Swasthi Wijaya Bandem, yang diaransemenkan pada penampilan pertamanya di tahun 1988.
Seperti halnya tari burung Merak dari Jawa Barat, tari Cendrawasih Bali menggambarkan
keindahan burung Cendrawasih. Burung yang merupakan ikon tanah Papua tersebut dalam
masyarakat Bali dikenal sebagai Manuk Dewata. Tari Cendrawasih pentaskan oleh 2 orang
wanita yang berperan sebagai burung cendrawasih jantan dan cendrawasih betina. Gerak kedua
burung ini ibarat sepasang burung yang memadu kasih. Mereka meliuk-liuk seperti sedang
menari dan juga menyanyi ketika menjelang perkawinan.

g. Tari Teruna Jaya

Trunajaya berasal dari kata teruna yang artinya pemuda dan jaya artinya jaya (puncak).
Tari Trunajaya menggambarkan gerak gerik seorang pemuda yang baru menginjak dewasa.
Gerakan dan ekspresinya menggambarkan prilaku seorang remaja yang tubuh kuat, penuh
enerjik, emosional dan gerakannya senantiasa untuk memikat hati seorang gadis. Tari Trunajaya
termasuk tari putra dengan ekpresif keras. Namun ketegasan tari ini lebih mantap jika ditarikan
oleh penari putri. Tari Trunajaya diciptakan pada tahun 1915 oleh Pan Wandres dalam bentuk
kebyar Legong dan kemudian disempurnakan oleh I Gede Manik. Kreasi tarian yang berasal dari
Bali Utara ini diciptakan untuk sebuah tari hiburan yang bisa dinikmati saat-saat perayaan
tertentu. Tari Trunajaya termasuk dalam kategori tari Balih-balihan atau sebagai tari hiburan.
Sebagai tari hiburan tarian ini dapat dipentaskan dimana saja. Misalnya di halaman pura, di
lapangan atau panggung tertutup/terbuka, dan di tempat- tempat lainnya.

h. Tari Legong

Salah satu tari klasik yang telah tercipta pada zaman kerajaan adalah Tari Legong. Pada
awalnya tarian ini hanya dipertontonkan di lingkungan kraton. Kata Legong berasal dari kata
“leg” yang atinya luwes atau elastis, dan kata “gong” berarti musik gamelan. Dengan demikian
makna Legong berarti tarian lemah gemulai yang terikat oleh irama musik gamelan gong. Ada
beberapa jenis tari Legong yang eksist dan berkembang di Bali, antara lain tari Legong Lasem
(Kraton), Legong Jobog, Legong Legod Bawa, Legong Kuntul, Legong Smaradahana dan
Legong Sudarsana. Tari Legong ditarikan oleh 2-3 orang penari yang menghadirkan tokoh
“Condong”, sebagai pembuka tarian ini, namun ada kalanya tari legong ini tidak menghadirkan
tokoh tersebut, tergantung jumlah penarinya. Gamelan yang mengiringinya di kenal dengan
nama Semar Pegulingan. Ciri khas lain dari Tari Legong adalah penarinya memakai kipas,
kecuali penari dengan tokoh Condong.
i. Tari Panji Semirang

Tari Panji Semirang merupakan sebuah tarian yang diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada
tahun 1942. Tarian Panji Semirang termasuk tari pertunjukan (hiburan) sehingga tidak
dipentaskan di areal pura. Tarian ini mengisahkan tentang seorang putri raja bernama Galuh
Candrakirana yang pergi mengembara ke luar istana dengan menyamar menjadi laki-laki
bernama Raden Panji. Pengembaraan tersebut dilakukan setelah Sang Putri kehilangan suaminya.
Hal ini agak sedikit berbeda dalam Babad Bali, dimana tarian ini menggambarkan putri bernama
Galuh Candrakirana yang melakukan perjalanan dan pengembaraan untuk mencari kekasihnya
yang hilang bernama Raden Panji Inu Kertapati. Sang Putri pergi dengan menyamar sebagai laki-
laki. Tarian ini ditarikan oleh perempuan dengan penampilan seperti laki-laki, dan tentu saja
gerakan yang diekspresikan bukan gerak gemulai perempuan, tetapi berkarakter laki-laki.

j. Tari Margapati

Tari Margapati berasal dari kata mrga = binatang, dan pati = raja. Tari ini adalah sebuah
tarian yang melukiskan gerak-gerak seekor raja hutan (singa) yang sedang berkelana di tengah
hutan untuk memburu mangsanya. Tarian ini termasuk Tari Putra Keras. Tari Margapati
diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada tahun 1942. Tarian ini merupakan Tari Tunggal yang
ditarikan oleh satu orang penari putra. Namun dalam hal ini Tari Margapati bisa di bawakan oleh
perempuan dengan ekspresi mimik yang gagah. Tari Margapati dalam tari profan memiliki
fungsi sebagai hiburan di masyarakat dan biasa dipentaskan dalam mengisi acara dalam upacara
agama atau acara resmi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai