Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH ( BLUD )


RUMAH SAKIT KONAWE
Jln. Diponegoro No. 301 Telp. 0408-2421014 Fax. 0408-2422349
Website : http://www.bludrs.konawekab.go.idE-mail : bludrsudkabkonawe@gmail.com
UNAAHA

KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RS KONAWE


NOMOR :

TENTANG
PEMBENTUKAN KOMITE FARMASI DAN TERAPI (KFT)
BLUD RUMAH SAKITKONAWE

DIREKTUR BLUD RS KONAWE


Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan farmasi BLUD RS
Konawe maka dipandang perlu untuk dibentuk Komite Farmasi dan
Terapi
b. bahwa dalam pelaksanaan kegiatan tersebut perlu ditetapkan Surat
Keputusan Direktur sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
kefarmasian di BLUD RS Konawe
Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2015 tentang


Pedoman Organisasi Rumah Sakit;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016


tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit;

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan farmasi di Rumah
Sakit;

6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 631 Tahun


2015 Tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis di Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RS KONAWE TENTANG


PEMBENTUKAN KOMITE FARMASI DAN TERAPI (KFT) BLUD RS
KONAWE
Kesatu : Membentuk Komite Farmasi Dan Terapi sebagaimana terlampir.

Kedua : Semua Pihak yang terkait dalam Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit
tersebut wajib melaksanakannya dengan penuh dedikasi dan tanggung
jawab.
Ketiga : Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit mempunyai tugas pokok sebagai
berikut :
1. Menyusun program kerja tentang Farmasi dan Terapi Rumah Sakit
2. Melakukan usaha-usaha peningkatkan mutu pelayanan Farmasi dan
Terapi di Rumah Sakit
3. Melaporkan hasil kegiatan Komite Farmasi dan Terapi kepada Direktur
Rumah Sakit melalui Bidang Pelayanan Medik
Keempat : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi minimal 1
(Satu) tahun sekali.
Kelima : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan
dilakukan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Unaaha

Pada Tanggal :

DIREKTUR BLUD RS KONAWE,

dr. H. M. AGUS S. LAHIDA, MMR


NIP. 19670826 199703 1 002
Pembina UtamaMuda, IV/c

Tembusan disampaikan kepada, Yth:


1. Kepala Bagian Tata Usaha;
2. Kepala Bidang Pelayanan Medik
3. Kepala Bidang Keperawatan
4. Kepala Bidan Perencanaan
5. Komite Medis
6. Instalasi Farmasi
7. Arsip
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RS KONAWE TENTANG KEBIJAKAN
aiPEMBENTUKAN KOMITE FARMASI DAN TERAPI (KFT) BLUD RS
aiKONAWE
NOMOR :
TANGGAL :

SUSUNAN KOMITE FARMASI DAN TERAPI (KFT)


BLUD RS KONAWE

Ketua komite : dr. Fercee Primula, Sp. PD


Sekretaris : Asnita Widyastuti, S.Si., Apt
Anggota : 1. dr. Romi Akbar, Sp. An
2. dr. Adi setiawan Sp. OG
3. dr. Usman Santoso, Sp. B
4. dr. Rafika Mansyur, Sp. A., M.Kes
5. dr. Isyana Rakala
6. Linda Yulianti Hasan, S.Farm., Apt
7. Puput Juni Versi, S.Si., Apt
8. Sri Muliana, S.Farm., Apt
9. Jalil Bakri, S.Farm., Apt
10. Johan, S.Farm., Apt
11. Milka Flaning, S.Farm., Apt
12. Indri Rusni, S.Farm., M.Farm., Apt
13. Sutriasi Umar, S.Farm., M.Kes., Apt
14. Fajrin, S.Farm..,Apt
15.Primandana Natalia, S.Farm., Apt
16.Roy Hendrik, S.Farm

DIREKTUR BLUD RS KONAWE,

dr. H. M. AGUS S. LAHIDA, MMR


NIP. 19670826 199703 1 002
Pembina UtamaMuda, IV/c
LAMPIRAN II : KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RS KONAWE TENTANG KEBIJAKAN
aiPEMBENTUKAN KOMITE FARMASI DAN TERAPI (KFT) BLUD RS
aiKONAWE
NOMOR :
TANGGAL :

1. PENGERTIAN
Komite Farmasi dan Terapi adalah organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara para
staf medis dengan farmasi yang terdiri dari para dokter yang mewakili spesialisasi-spesialisasi
yang ada di rumah sakit dan apoteker yang mewakili instalasi farmasi rumah sakit.
Ketua Komite Farmasi dan Terapi dipilih dari dokter dan sekretaris adalah seorang apoteker
dari instalasi farmasi rumah sakit. Untuk mengevaluasi kegiatan Komite Farmasi dan Terapi
maka diadakan pertemuan minimal 1 bulan sekali.

2. TUJUAN
Menerbitkan kebijakan tentang pemilihan obat, penggunaan obat serta evaluasinya. Melengkapi
staf fungsional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang berhubungan dengan
obat dan penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan.

3. KEBIJAKAN
a. Mengatur penggunaan obat di rumah sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku
b. Memberikan rekomendasi kepada pimpinan rumah sakit untuk mencapai budaya
pengelolaan obat yang baik dan rasional
c. Memberikan rekomendasi kepada pimpinan rumah sakit agar pengelolaan obat lebih efektif
dan efisien
d. Meningkatkan penggunaan obat generik di rumah sakit

4. LANDASAN HUKUM
1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang
Standar Pelayanan farmasi di Rumah Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 631 Tahun 2015 Tentang
Pedoman Peraturan Internal Staf Medis di Rumah Sakit

5. TUGAS POKOK KOMITE FARMASI DAN TERAPI


1. Menyusun program kerja tentang Farmasi dan Terapi Rumah Sakit
2. Melakukan usaha-usaha peningkatkan mutu pelayanan Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit
3. Melaporkan hasil kegiatan Komite Farmasi dan Terapi kepada Direktur Rumah Sakit
melalui Bidang Pelayanan Medik

6. KEWAJIBAN KOMITE FARMASI DAN TERAPI


1. Memberikan rekomendasi kepada pimpinan rumah sakit untuk mencapai budaya
pengelolaan obat yang baik dan rasional
2. Memberikan rekomendasi kepada pimpinan rumah sakit agar pengelolaan obat lebih efektif
dan efisien
3. Mengkoordinir pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, formularium rumah sakit,
penggunaan antibiotik dan lain-lain
4. Melaksanakan pendidikan dalam bidang pengelolaan dan penggunaan obat terhadap pihak-
pihak yang terkait
5. Mengadakan pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat serta memberikan umpan
balik atas hasil pengkajian tersebut
7. PEDOMAN PEMBUATAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT
a. Membuat Formularium Rumah Sakit berdasarkan efek terapi, keamanan, serta harga obat
dan juga harus meminimalisasi duplikasi dalam tipe obat, dan produk yang sama
b. Mengajukan Formularium Rumah Sakit Kepada Direktur melalui Bidang Pelayanan Medik
c. Mengevaluasi untuk produk baru dan merevisi Formularium Rumah Sakit minimal setahun
sekali
d. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan-kebijakan
dan peraturan-peraturan mengenai obat di Rumah Sakit sesuai dengan peraturan yang
berlaku
e. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di Rumah Sakit dengan mengkaji medical
record dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi
f. Mengumpulkan dan meninjau laporan terhadap efek samping obat
g. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis dan perawat

8. FUNGSI DAN RUANG LINGKUP


1. Mengembangkan Formularium di Rumah Sakit dan merevisinya. Pemilihan obat untuk
dimasukkan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi secara subjektif, terhadap
efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga harus meminimalkan duplikasi dalam tipe
obat, kelompok dan produk obat yang sama.
2. Komite Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat
baru atau dosis obat yang disusulkan oleh anggota staf medis.
3. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di Rumah Sakit.
4. Membantu Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam mengembangkan tinjauan terhadap
kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di Rumah Sakit
sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.
5. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di Rumah Sakit dengan mengkaji medical
record dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi. Tinjauan ini dimaksudkan untuk
meningkatkan secara terus-menerus penggunaan obat secara rasional.
6. Mengumpulkan dan meninjau laporan efek samping obat.
7. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis dan perawat.

9. TUGAS APOTEKER DALAM KOMITE FARMASI DAN TERAPI


1. Sebagai sekretaris Komite Farmasi dan Terapi.
2. Menetapkan jadwal pertemuan.
3. Mengajukan/menyusun acara yang akan dibahas dalam pertemuan.
4. Menyiapkan dan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk pembahasan dalam
pertemuan.
5. Mencatat semua hasil keputusan dalam pertemuan dan melaporkan kepada direktur melalui
bidang pelayanan medik.
6. Menyebarluaskan keputusan yang sudah disetujui oleh direktur kepada seluruh pihak yang
terkait.
7. Melaksanakan keputusan-keputusan yang sudah disepakati dalam pertemuan.

DIREKTUR BLUD RS KONAWE,

dr. H. M. AGUS S. LAHIDA, MMR


NIP. 19670826 199703 1 002
Pembina UtamaMuda, IV/c

Anda mungkin juga menyukai