Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENGKAJIAN KELUARGA

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KELUARGA


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU

I. PENGKAJIAN
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Tn. E
2. TTL/Umur : Bukittinggi, 05 Februari 1972/ 47 tahun
3. Pendidikan : Sekolah Dasar
4. Alamat : Jl. Kesuma, Gg. Sepakat No. 04
5. Nomor Telepon : 082285696829
6. Komposisi keluarga :
Hubungan
No Nama JK TTL/Umur Pendidikan
dengan KK
1 Bukittinggi, 05-02-1972/ 47
Tn. E L Suami SD
tahun
2 Pekanbaru, 11-12-1970/
Ny. E P Istri SMA
45 tahun
3 Pekanbaru, 31-03-1994/
An. D P Anak SMA
25 tahun
4 Pekanbaru, 20-10-1995/
An. DI P Anak S1
24 tahun
5 Pekanbaru, 27-06-2007/
An. A L Anak SLB
12 tahun

Genogram:

1
Tn. E merupakan anak pertama dari sebelas bersaudara, lima orang saudara
perempuan Tn. E telah meninggal dunia akibat penyakit yang tidak diketahui oleh
keluarga Tn. E. Dua orang anak perempuan Tn. E telah menikah dan tinggal
bersama suami mereka. Tn. E tinggal bersama Ny. E dan satu orang anaknya.
Pekerjaan Tn. E saat ini adalah buruh bangunan dan kadang Tn. E tidak bekerja
apabila tidak ada yang menggunakan jasanya. Ny. E saat ini berjualan kue
keliling, aktivitas tersebut sudah dilakukan Ny. E selama 16 tahun. Didalam
keluarga Tn. E terdapat beberapa keluhan, Tn. E memiliki riwayat merokok sejak
duduk di Sekolah Dasar sampai saat ini, Tn. E juga biasanya merokok didalam
dan diluar rumah. Dalam sehari Tn. E menghabiskan ± 1 bungkus rokok, namun
Keterangan
tidak pernah mengeluh :
nyeri dada. Tn. E pernah batuk dan biasanya akan sembuh
Laki – laki
dengan mengkonsumsi obat batuk sirup yang dibeli dari toko obat. Ny. E
Perempuan
mengeluh nyeri pada tumit kaki akibat terlalu banyak berjalan ketika berjualan
Klien
Meninggal
Meninggal dunia
dunia
Tinggal Serumah

2
kue keliling. An. A mengalami hambatan dalam perkembangan, ia tidak dapat
mendengar dan berbicara di usia yang sudah 12 tahun. An. A pernah mengalami
kejang demam sejak bayi hingga usia 5 tahun.
7. Tipe Keluarga
Berdasarkan kondisi keluarga Tn. E, keluarga Tn. E termasuk dalam tipe
keluarga inti (nuclear Family). Menurut Friedman, Bowden dan Jones (2010),
keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh
dari keturunannya atau adopsi atau keduanya. Menurut Ny. E dia bahagia tinggal
bersama keluarganya meskipun hidup sederhana dan mempunyai anak yang
memiliki hambatan dalam perkembangan.
8. Suku
Suku bangsa Tn. E adalah Minang. Pola atau kebiasaan makan keluarga
baik yaitu keluarga sering mengkonsumsi lauk pauk, sayuran, dan buah dan tidak
ada pantangan makanan. Sehari-hari, bahasa yang digunakan adalah bahasa
Indonesia dan bahasa Minang. Untuk penggunaan jasa pelayanan kesehatan
keluarga, keluarga menggunakan jasa pelayanan Puskesmas. Keluarga juga
menggunakan pengobatan kesehatan tradisional atau herbal untuk mengatasi
batuk yang dialami oleh An. E yaitu memberikan daun sirih dan gula. Jika
anggota keluarga Tn. E mengalami sakit perut keluarga Tn. E biasa menggunakan
bawang merah dan minyak tanah untuk dioleskan didaerah perut, dan
menggunakan teh hangat dan jahe untuk diminum. Keluarga mengatakan tidak
memiliki kepercayaan tradisional khusus pada bidang kesehatan didalam sukunya
dan pantangan makanan dalam keluarga.
9. Agama
Seluruh anggota keluarga beragama Islam. Tn. E jarang melaksanakan
sholat lima waktu. Keluarga percaya bahwa masalah kesehatan dapat diatasi
dengan berdoa dan berusaha untuk menyembuhkan masalah kesehatan yang
dialami.
10. Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi keluarga Tn. E termasuk kedalam golongan menengah
kebawah. Saat ini keluarga Tn. E masih tinggal dirumah orangtua Ny. E, dengan
tidak membayar sewa. Penghasilan keluarga ± 2.000.000 perbulan, penghasilan
ini berasal dari pekerjaan Tn. E sebagai seorang buruh bangunan, dan Ny. E
sebagai pedagang kue keliling. Keluarga tidak memiliki tabungan, karena semua
penghasilan dipakai untuk biaya hidup sehari-hari dan biaya sekolah An. A.

3
Setelah dilakukan observasi dan wawancara terhadap keluarga Tn. E, Ners
muda menyimpulkan bahwa status sosial ekonomi Keluarga Tn. E termasuk
golongan keluarga sejahtera tahap I. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh
Ny. E bahwa keluarga Tn. E, terutama Ny. E sudah bertanggung jawab dalam
mengurus dan menafkahi keluarga, namun keluarga Tn. E jarang mengikuti
kegiatan sosial dan kajian agama dalam bermasyarakat. Keluarga Tn. E makan 3
kali sehari dengan lauk pauk dan sayuran yang bervariasi dan terkadang disertai
ikan atau ayam, rumah berlantai semen, dinding terbuat dari semen, dan jika sakit
telah mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan menggunakan kartu
jaminan kesehatan (KIS), walaupun masih memiliki pemahaman yang kurang.
11. Aktivitas Rekreasi
Aktivitas rekreasi sehari – hari keluarga Tn. E adalah menonton televisi di
dalam rumah dan juga berkumpul bersama tetangga. Sedangkan untuk rekreasi
diluar rumah jarang dilakukan oleh keluarga Tn. E. Keluarga Tn. E sesekali
melakukan rekreasi ke Sumatera Barat (pulang kampung) dan Ny. E sangat
senang bisa pergi bersama keluarganya. Keluarga juga sering silahturahmi dengan
tetangga sekitar rumah, bercanda dan mencari hiburan bersama. Aktivitas seperti
ini telah menimbulkan kesenangan bagi Ny. E, sedangkan Tn. E pergi memancing
ikan bersama beberapa orang temannya.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. E saat ini adalah tahap perkembangan
keluarga dengan anak dewasa muda, dimana anak Tn. E berusia 25 tahun.
Menurut Fridmen, Bowden, dan Jones (2010), tujuan utama keluarga pada tahap
anak dewasa muda adalah memperluas lingkaran keluarga terhadap anak dewasa
muda, termasuk memasukkan anggota keluarga baru yang berasal dari pernikahan
anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali
hubungan pernikahan, membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan
sakit.
Menurut Ny. E hubungannya dengan mertua dan saudara kandung Tn. E
adalah hubungan baik, tetapi mereka jarang bertemu karena tinggal di kota yang
berbeda. Hubungan keluarga Tn. E terhadap dua orang menantunya juga baik dan
mereka juga jarang bertemu karena tinggal di kota yang berbeda. Keluarga Tn. E
memiliki komunikasi tertutup, menurut Ny. E mereka jarang bercerita tentang

4
masalah yang dihadapi, jika terdapat masalah dalam keluarga Tn. E, mereka
sering menyelesaikan masalah masing-masing.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga dengan anak dewasa yang belum terpenuhi
adalah melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan
pernikahan dan membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan sakit.
3. Riwayat Keluarga inti
Tn. E menikah dengan Ny. E pada tahun 2003 dan melahirkan anak pertama
(An. D) pada tahun 1994, anak kedua (An. Di) tahun 1995, dan anak ketiga (An.
A) tahun 2007. Pelayanan kesehatan yang biasa digunakan yaitu Puskesmas, atau
praktik dokter. Keluarga mengatakan tidak memiliki pengalaman yang negatif
terhadap pelayanan kesehatan. Selama pengobatan, keluarga selalu mendapatkan
pengalaman yang baik. Tn. E memiliki riwayat merokok sejak duduk di Sekolah
Dasar. Ny. E mengalami nyeri pada tumit kaki, dan cemas terhadap
perkembangan An. A. Sedangkan An. A mengalami gangguan dalam tahap
perkembangan anak.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Orang tua perempuan Ny. E memiliki riwayat Hipertensi, orangtua laki-laki
Ny. E memiliki riwayat Diabetes Millitus sebelum meninggal dunia. Tn. E dan
Ny. E mengatakan orangtua mereka harmonis, memiliki hubungan yang baik dan
saling menjaga sampai keduanya meninggal karena sakit yang dideritanya.

C. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah keluarga Tn. E memiliki jenis rumah bulatan dengan tipe permanen
dengan luas 12 m x 10 m. Rumah yang ditempati Tn. E memiliki tiga kamar tidur,
satu ruang tamu, satu ruang makan, satu dapur, satu gudang, dan satu kamar
mandi. Jumlah jendela pada rumah keluarga Tn. E sebanyak 5 buah. Penerangan
pada rumah ini kurang pada siang maupun malam hari, karena jarak rumah ini
dengan rumah tetangga terlalu dekat, atap plafon terlalu rendah, atap seng yang
ada didepan rumah terlalu memanjang kedepan sehingga menutupi masuknya
Kamar Mandi
cahaya matahari pada siang hari. Pada malam hari keluarga Tn. E menggunakan
Gudang
listrik sebagai penerang, tetapiDapur
cahaya lampu tidak terlalu terang. Siang hari
jendela
Tempat yang
Mencuci ada di rumah keluarga Tn. E jarang dibuka sehingga pertukaran
udara dalam rumah ini kurang baik. Rumah keluarga memiliki lantai semen.
Kamar Tidur
Perabotan Ruang
yang Makan
ada di rumah keluarga tidak tertata rapi. Keluarga Tn. E

Kamar Tidur Kamar Tidur


Ruang Tamu
5
Warung Warung
memperoleh sumber air dari sumur bor yang ada di rumahnya, dan menggunakan
air tersebut sebagai sumber air minum, mandi, mencuci dan memasak. Jarak
septic tank dengan sumber air kurang 10 meter. Jarak rumah keluarga dengan
pusat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas cukup jauh sekitar ± 1 km.

Denah Rumah:

Septic Tank Sumur Bor

Kamar Mandi
Gudang

Dapur

Tempat Mencuci

Kamar Tidur
Ruang Makan

Kamar Tidur Kamar Tidur


2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Secara umum, tetangga yang tinggal
Ruang Tamu disekitar rumah keluarga Tn. E adalah
penduduk tetap, karena disamping kiri dan kanan Tn. E merupakan rumah sendiri.
Mayoritas bersuku minang, melayu, jawa, dan batak. Rumah Tn. E berdekatan
Warung Warung
dengan rumah tetangga yang lain, dan Ny. E mengatakan hubungannya dengan
masyarakat sangat baik dan harmonis. Namun untuk saat ini Tn. E jarang ikut
serta dalam acara yang dilaksanakan oleh masyarakat disekitarnya karena
berbagai alasan, tetapi Ny. E masih mengikuti kegiatan yang dilaksanakan
masyarakat disekitarnya apabila ia tidak sedang berjualan.
Tn. E juga sering berinteraksi dengan tetangga, Tn. E termasuk orang yang
mudah bergaul dengan orang lain. An. A, yang memiliki hambatan pendengaran
dan hambatan dalam berkomunikasi juga mampu bersosialisasi dengan temannya
dengan menggunakan bahasa isyarat, meskipun ada beberapa orang temannya
yang kadang mengganggunya. Keluarga Tn. E mengatakan senang tinggal disini,
karena memiliki tetangga yang tidak terlalu mengurusi urusan orag lain.
Keluarga Tn. E tinggal di wilayah RT 04 RW 03 Kel. Jadirejo Kec. Sukajadi
yang penduduknya padat. Jalanan di daerah rumah keluarga Tn. E ini adalah jalan

6
beraspal. Lingkungan tempat tinggal keluarga memiliki warga yang rukun dan
tidak ada pertengkaran sesama warga.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Tn. E tinggal di Pekanbaru sejak ia belum menikah, sedangkan Ny. E lahir
dan dibesarkan di Pekanbaru. Sejak Tn. E dan Ny. E menikah (tahun 1993)
mereka tinggal di Pekanbaru melahirkan dan membesarkan anak-anak mereka.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Ny. E mengatakan, sejak pagi dia sudah sibuk mengurus rumah, mencuci,
memasak lauk-pauk dan sayur, dan membuat kue untuk dijual. Ia berjualan kue
keliling sejak pukul 13.00 – 18.00 wib pada hari jumat sampai minggu, sehingga
ia hanya memiliki waktu yang cukup pada malam hari untuk berkumpul dengan
keluarga. Tidak hanya dengan kelurga inti, tetapi juga dengan tetangga disekitar.
Sedangkan Tn. E memiliki waktu yang sedikit untuk berkumpul dengan keluarga,
karena Tn. E bekerja dari pagi sampai menjelang malam. Untuk berkumpul
dengan sanak saudara dari pihak Tn. E dan Ny. E ketika sama-sama mempunyai
waktu yang luang ataupun saat lebaran.
Perkumpulan Ny. E dengan masyarakat dalam katagori baik dan harmonis.
Ny. E sering berkumpul dengan tetangga di sekitar rumah nya, jika ada suatu
acara di lingkungan rumahnya Ny. E mengupayakan untuk ikut serta dan
berpartisipasi dalam acara tersebut. Begitu juga dengan Tn. E, memiliki pola
interaksi yang baik walaupun tidak aktif dalam aktivitas masyarakat.

Gambar Eco Map


Bekerja

Berkumpul
dengan Bekerja, IRT
keluarga dan Tn. E
tetangga
Ny. E

Belajar dan Bermain


An. A
sekolah

Gambar Eco Map pada Keluarga Tn. Z


5. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Tn. E memiliki 2 anggota keluarga yaitu Ny. E dan An. A. Pada
saat keluarga mendapatkan permasalahan, Tn. E jarang berdiskusi dengan istrinya,
begitu juga dengan Ny. E, ia lebih suka untuk diam. Jika An. A mengalami

7
masalah dengan teman sebaya, An. A juga tidak pernah berdiskusi dengan orang
tua karena An. A tidak dapat bicara, An. A lebih suka diam atau marah-marah.
Namun, keluarga Tn. E saling mendukung, memberikan kasih sayang serta
memenuhi kebutuhan keluarga dan komunikasi keluarga Tn. E adalah komunikasi
tertutup.

D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Tn. E mengatakan pola komunikasi yang sering dan biasa dilakukan oleh
keluarga adalah komunikasi dua arah. Meskipun keluarga Tn. E jarang
mendiskusikan masalah yang terjadi tetapi mereka tetap saling menghargai dan
menyayangi sesama anggota keluarga.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Sumber kekuatan keluarga ini adalah Tn. E yang merupakan kepala
keluarga. Beliau cukup bijaksana dalam pengambilan keputusan. Meskipun
kadang Ny. E yang mengambil keputusan.
3. Struktur Peran
Tn. E berperan sebagai kepala keluarga yang membantu keuangan keluarga
dan memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. Tugas kepala keluarga yaitu
menjadi pencari nafkah, mengatur kehidupan rumah tangga, memenuhi kebutuhan
anak, pendidikan, pelindung serta anggota kelompok sosial. Di dalam keluarga
ini, Tn. E sudah memenuhi perannya sebagai kepala keluarga dan beliau tidak ada
mempermasalahkan tugas-tugas yang harus dikerjakan olehnya sebagai kepala
keluarga. Ny. E berperan sebagai istri, mengurus rumah tangga dan mengurus
anak-anak, dan membantu suami dalam memenuhi kebutuhan yaitu dengan
bekerja. An. D berperan sebagai anak sulung, sudah menikah dan tinggal bersama
suaminya diluar kota, An. Di juga sudah menikah dan tinggal bersama suaminya
diluar kota. An. A berperan sebagai anak yang belajar di Sekolah Luar Biasa.
4. Nilai dan Norma Budaya
Keluarga Tn. E menerapkan aturan-aturan yang sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku di masyarakat terutama di keluarga. Nilai atau norma budaya
yang dianut oleh keluarga Tn. E adalah saling menyayangi, menghormati dan
menghargai anggota keluarga. Keluarga juga menerapkan peraturan untuk patuh
kepada kedua orang tua dan menghormati orang yang lebih tua.

E. Fungsi Keluarga

8
1. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. E saling menghormati dan menjaga keharmonisan keluarga
dengan menunjukkan sikap saling menghargai dan menyayangi satu sama lain.
Tn. E selalu mendukung anaknya dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan
memperhatikan kebutuhan anak terutama untuk kesehatan dan pemenuhan
kebutuhan kerja. Keluarga Tn. E saling berhubungan dengan akrab dengan
memberikan kasih sayang terhadap anak, meskipun keluarga Tn. E jarang
berkumpul bersama saat malam hari atau waktu libur untuk mengisi waktu luang
bersama keluarga. Anggota keluarga Tn. E menghormati Tn. E sebagai kepala
keluarga dengan cara mematuhi norma-norma keluarga seperti untuk hormat ke
orang yang lebih tua.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. E (Ny. E) selama tinggal di lingkungan RW 03 sering
mengikuti kegiatan masyarakat, namun akhir-akhir ini keluarga hanya mengikuti
kegiatan yang dilakukan perbulan dalam acara besar atau kegiatan rutin RW/RT.
Ny. E jarang berkumpul dengan tetangga karena sibuk berjualan dan menemani
anaknya ke sekolah. An. A sering berkumpul dengan teman sebayanya, seperti
bermain, dan pulang ke rumah setelah sore hari.
3. Fungsi Perawatan Keluarga
Hasil pengkajian pada Tn. E memiliki tekanan darah 120/70 mmHg, Nadi
80 x/menit, Pernapasan 20 x/menit. Tn. E bekerja sebagai buruh bangunan. Tn. E
termasuk kedalam perokok yang sangat aktif, dimana Ny. E mengatakan dalam
sehari Tn. E dapat menghabiskan 1 bungkus rokok. Tn. E biasanya merokok
didalam maupun diluar rumah. Ny. E tidak merasa khawatir jika dikemudian hari
Tn. E menderita penyakit yang parah. Saat dikaji lebih lanjut, Ny. E tidak tahu apa
penyebab, dan pencegahan dari perokok aktif. Ny. E tidak pernah mengingatkan
Tn. E untuk berhenti merokok. Saat pengkajian Tn. E mengatakan merokok sejak
duduk di bangku Sekolah Dasar (usia tepatnya tidak ingat). Tn. E tidak pernah
mengeluh sakit selama hidupnya, hanya batuk biasa yang akan hilang dengan
mengkonsumsi obat yang dibeli di toko obat.
Ny. E memiliki tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 80 x/, Pernafasan 20x/
menit. Ny. E mengatakan sering mengalami nyeri pada tumit kakinya. Ny. E tidak
mengetahui tentang nyeri yang dialami, penyebab, tanda gejala, akibat jika tidak
diobati serta keluarga belum mengetahui jelas tentang perawatan nyeri tumit
dirumah, seperti obat tradisional apa yang dapat mengurangi nyeri akibat Ny. E,

9
karena jika penyakitnya kambuh akan mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Ny. E
mengatakan hanya menggunakan kaos kaki saat berjualan keliling untuk
mengurangi rasa nyerinya. Keluarga mengatakan tidak memiliki strategi khusus
untuk memodifikasi lingkungan terkait dengan nyeri tumit yang dialaminya.
Keluarga belum memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti klinik atau Puskesmas.
An. A ketika bayi sampai berusia 5 tahun sering mengalami kejang demam,
Keluarga Tn. E saat itu membawa An. A berobat ke pusat pelayanan kesehatan
Rumah Sakit dan praktik klinik dokter. Ny. E juga sudah mengetahui cara
penanganan pertama jika kejang demam timbul kembali. Keluarga Tn. E juga
dibekali obat-obatan untuk mengatasi kejang demam. Saat pengkajian An. A tidak
memiliki masalah secara fisik, namun memiliki masalah dalam perkembangan,
An. A tidak bisa mendengar dan berbicara, sehingga An. A hanya menggunakan
bahasa isyarat. Ny. E sering merasa cemas akan perkembangan An. E dan juga
cemas terhadap lingkungan tempat An. E bermain, karena ada beberapa teman An.
A yang sering menganiaya An. A. Keluarga tidak memiliki strategi khusus untuk
memodifikasi lingkungan terkait dengan masalah perkembangan. Keluarga sudah
membawa An. A ke pelayanan kesehatan dan tetap menyekolahkan An. A di
Sekolah Luar Biasa.
Pengkajian lebih lanjut, keluarga Tn. E memiliki komunikasi tertutup antar
anggota keluarga. Peran keluarga tidak hanya memenuhi kebutuhan sandang dan
pangan, namun juga psikologis anak untuk mengarahkan tujuan masa depan anak
seperti menentukan pilihan untuk masa depan anak sehingga anak tidak
mengalami kebingungan peran dalam masa perkembangan nantinya.

F. Stress dan Koping Keluarga


1. Stresor Jangka Pendek
Menurut keluarga, permasalahan yang dipikirkan dalam 6 bulan terakhir ini
ada, yaitu masalah ekonomi. Ny. E mengatakan ingin membuka warung didepan
rumahnya, sehingga ia tidak perlu lagi berjualan kue kelilingi, tapi Ny. E belum
memiliki modal. Gaji dan hasil yang didapatkan dari pekerjaan Tn. E sebagai
buruh bangunan tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan
sekolah An. A.
Ny. E mengatakan beberapa hari yang lalu An. E dianiaya oleh beberapa
orang temannya, sehingga membuat Ny. E merasa khawatir melepaskan An. A
untuk bermain diluar rumah.
2. Stressor Jangka Panjang

10
Ny. E mengatakan hal yang selalu dipikirkan adalah masa depan An. A dan
perkembangan An. A, Ny. E juga sering memikirkan dan takut jika An. A dianiaya
oleh teman-teman An. A saat bermain.
3. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Menurut Ny. E keluarganya tidak sering berdiskusi tentang masalah yang
dihadapi, dan anak-anaknya yang sudah menikah tidak membantu Ny. E untuk
mengatasi masalah sehari-hari.
4. Strategi Koping yang Digunakan
Tn. E sebagai kepala keluarga tidak mencari solusi untuk masalah yang
dialami, tetapi Ny. E yang sering mengambil tindakan untuk menghadapi masalah
yang dihadapi.
5. Strategi Adaptasi Disfungsional
Keluarga tidak memiliki strategi adaptasi disfungsional dalam menghadapi
dan menyelesaikan masalah dalam keluarga. Keluarga selalu melakukan
komunikasi secara terbuka untuk berdiskusi menyelasaikan masalah.

6. Harapan Keluarga
Keluarga mengatakan sangat senang sekali jika mendapat perhatian dan
pelayanan kesehatan yang langsung ke keluarga seperti sekarang ini, sehingga bisa
menyampaikan keluhan dan apa yang dirasakan. Keluarga berharap pelayanan ke
rumah-rumah seperti ini akan terus berlanjut. Apalagi akan sangat membantu
keluarga yang tidak mampu untuk berkonsultasi mengenai kesehatannya. Keluarga
sangat senang dengan adanya ners muda dan bisa diperiksa cek tensi, kadar gula
darah, asam urat, secara gratis. Tn. E dan Ny. E juga berharap anak-anaknya menjadi
anak yang sukses dan berguna bagi nusa dan bangsa

11
7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Tn. E Ny. E An. A
Fisik
Tanda-tanda Vital
Keadaan
Baik Baik Baik
Umum
Kesadaran Compos mentis Compos mentis Compos mentis
Pemeriksaan TB: 158 cm TB: 165 cm TB: 125 cm
BB: 58 Kg BB: 61,5 Kg BB: 30 Kg
Fisik IMT: 23,1 IMT: 22,7 IMT: 20

TD:120/70 mmHg TD:130/80 mmHg TD: 110/70 mmHg


Tanda-tanda Nadi: 80 x/ menit Nadi: 80x/ menit Nadi: 84 x/ menit
vital RR: 18 x /menit RR: 20x/ menit RR: 22 x/ menit
Suhu: 36,5oc Suhu: 36,3oc Suhu: 36,3oc

Pemeriksaan Head to Toe


Rambut pendek,
Rambut pendek, Rambut pendek,
berwarna hitam,
berwarna hitam, berwarna hitam,
Rambut rambut lurus,
distribusi menyebar lurus, distribusi
distribusi menyebar
rata menyebar rata
rata
Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak
Mata anemis, sklera tidak anemis, sklera tidak anemis, sklera tidak
ikterik ikterik ikterik
Daun telinga Daun telinga
Daun telinga simetris
simetris kiri dan simetris kiri dan
kiri dan kanan, ada
Telinga kanan, klien tidak kanan, klien tidak
gangguan
ada gangguan ada gangguan
pendengaran
pendengaran pendengaran
Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
Hidung sumbatan jalan nafas sumbatan jalan nafas sumbatan jalan nafas
(-) (-) (-)
Bibir simetris, bibir Bibir simetris, tidak
Bibir simetris, tidak
terlihat hitam, tidak nampak pucat, gigi
Mulut nampak pucat, gigi
nampak pucat, gigi ompong, caries gigi
bersih, caries (-)
bersih (+)

12
Leher Pembesaran KGB (-) Pembesaran KGB (-) Pembesaran KGB (-)
Tidak ada otot bantu Tidak ada otot bantu Tidak ada otot bantu
pernafasan, pernafasan, pernafasan,
Dada
pengembangan paru pengembangan paru pengembangan paru
(pernafasan)
simetris, bunyi nafas simetris, bunyi nafas simetris, bunyi nafas
vesikuler. vesikuler. vesikuler.
Dada
(kardiovaskul BJ I-II: Normal BJ I-II: Normal BJ I-II: Normal
er)
BU: Normal (6x/ BU: Normal (6x/ BU: Normal (8x/
menit), tidak ada menit), tidak ada menit), tidak ada
Abdomen
nyeri tekan dan nyeri nyeri tekan dan nyeri nyeri tekan dan nyeri
tusuk. tusuk. tusuk.
Tidak ada edema,
Tidak ada edema, tidak ada luka, tidak Tidak ada edema,
Ekstermitas tidak ada luka, tidak sianosis, nyeri pada tidak ada luka, tidak
sianosis tumit kiri dan kanan sianosis
(+)
Pemeriksaan GDS: 93 gr/ dl
-
penunjang As. Urat: 7,3 mg/ dl

13
14

Anda mungkin juga menyukai