PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini konsumsi rokok terus meningkat di seluruh dunia, kondisi ini
badan kesehatan dunia Word Health Organization (WHO) dari seluruh perokok di
dunia, 84% (1,09 miliar orang) berada di negara berkembang. Akibatnya beban
Depkes RI pada tahun 2004 melaporkan bahwa penduduk Indonesia hampir 70%
telah mulai merokok di usia anak-anak dan remaja. Kondisi ini menyebabkan
mereka sulit berhenti merokok dan membuat mereka mempunyai risiko yang
pertengahan. Bila seseorang merokok maka dia akan menghirup lebih dari empat
ribu unsur kimia beracun (WHO, 2006). Unsur-unsur ini dapat meningkatkan
1
2
adalah usia, jenis kelamin, genetik, etnis, olahraga, obesitas, asupan makanan,
%. Lebih tinggi dibanding desa lain yaitu: Geluran 41,1%, Sadang 63,9%,
55,1%, dan Kalijaten 47% .Dari data yang diperoleh di Puskesmas Taman, jumlah
perokok sangat tinggi yaitu pada Desa Sepanjang. ( Profil Puskesmas Taman,
2017).
Papua sebesar (16.8%). Berdasarkan data tersebut dari 25.8% orang yang
mengalami hipertensi hanya 1/3 yang terdiagnosis, sisanya 2/3 tidak terdiagnosis.
Data menunjukkan hanya 0.7% orang yang terdiagnosis tekanan darah tinggi yang
minum obat hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagaian besar penderita
pengobatan.
Prevalensi hipertensi di Surabaya dari tahun ke tahun selalu berada dalam daftar
3,30%, pada tahun 2012 sedikit menurun menjadi 3,06% lalu pada tahun 2013
meningkat pesat menjadi 13,6% dan menempati urutan penyakit terbanyak kedua
(Roshifani, 2016).
sebesar 29,4 %. Lebih tinggi dibanding desa lain yaitu: Geluran 3,1%, Sadang
Bohar 29,1%, dan Kalijaten 15,3% .Dari data yang diperoleh di Puskesmas
Taman, kejadian hipertensi sangat tinggi yaitu pada Desa Sepanjang. ( Profil
pembuluh darah dan ditimbulkan oleh desakan darah terhadap dinding arteri
ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Besar tekanan bervariasi
tergantung pada pembuluh darah dan denyut jantung. Tekanan darah paling tinggi
terjadi ketika ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah ketika
tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari
sehingga pembuluh darah menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah
(Roshifani, 2016).
Kabupaten Sidoarjo”.
.
5
B. Kajian Masalah
Karakteristik
Jenis Kelamin
Usia
Lingkungan
Perilaku
Knowledge
Attitude
Practice Genetik
- merokok Kejadian Hipertensi • Riwayat keluarga
- Alkohol hipertensi
- Olahraga
- Asupan Makanan
Pelayanan
Kesehatan
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Sidoarjo.
Sidoarjo.
mencegah angka kejadian hipertensi pada Desa Sepanjang atau desa lain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Definisi
pembuluh darah dan ditimbulkan oleh desakan darah terhadap dinding arteri
bervariasi tergantung pada pembuluh darah dan denyut jantung. Tekanan darah
paling tinggi terjadi ketika ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling
merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama
dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg setelah dua
2. Jenis Hipertensi
yang saling berkaitan. Menurut Rohaendi tahun 2008, faktor yang paling
Hipertensi sekunder
3. Klasifikasi Hipertensi
(mmHg)
Sumber: (Depkes,2006)
Sumber: (Depkes,2006)
11
dari pedoman negara maju dan Negara tetangga dengan merujuk hasil JNC
dan WHO.
Hipertensi Indonesia
Sumber: (Depkes,2006)
4. Etiologi Hipertensi
potensial (Depkes,2006).
5. Patofisiologi Hipertensi
otot halus yang terdapat pada arteriol kecil. Peningkatan konsentrasi sel
2. Sistem Renin-Angiotensin
dan dilatasi arteriol. Sistem saraf otonom ini mempunyai peran yang
karena interaksi antara sistem saraf otonom dan sistem renin- angiotensin
bersama–sama dengan faktor lain termasuk natrium, volume sirku lasi, dan
beberapa hormon.
4. Disfungsi Endotelium
5. Substansi vasoaktif
peningkatan volum darah. Hal ini dapat meningkatkan ekskresi garam dan
air dari ginjal yang akhirnya dapat meningkatkan retensi cairan dan
hipertensi (Depkes,2006).
6. Hiperkoagulasi
hiperkoagulasi yang semakin lama akan semakin parah dan merusak organ
hipertensi.
7. Disfungsi diastolic
ventrikel (Depkes,2006).
6. Diagnosis Hipertensi
abdominal, dan pulsasi aorta yang abnormal, palpasi ekstemitas bawah untuk
(Depkes,2006).
Ureum Nitrogen (BUN) dan kreatinin serum untuk memeriksa keadaan ginjal,
7. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel arteri dan
organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar.
18
yaitu stroke, transient ischemic attack, penyakit arteri koroner yaitu infark
miokard angina, penyakit gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi. Bila
berbagai faktor risiko. Risiko relative hipertensi tergantung pada jumlah dan
tingkat keparahan dari faktor risiko yang dapat dikontrol seperti stress,
obesitas, nutrisi dan gaya hidup, serta faktor yang tidak dapat dikontrol
Usia
dzinding arteri akibat adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot,
dimulai saat usia 45 tahun. Selain itu juga terjadi peningkatan resistensi
19
(pengatur tekanan darah) dan peran ginjal aliran darah ginjal dan laju
Jenis kelamin
Lipoprotein (HDL).
Genetik
Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh sapitri tahun
kalilipat (Safitri,2016).
Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada
yang berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti
penyebabnya. Namun pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang
Aktivitas fisik
satunya adalah aktifitas fisik. Orang yang dengan aktifitas fisik kurang tapi
akhirnya berat badannya naik dan dapat menyebabkan obesitas. Jika berat
seluruh tubuh sehingga tekanan perifer dan curah jantung dapat meningkat
fisik sedang dan berat dapat mencegah kejadian stroke. Selain itu, meta
analisis yang dilakukan juga menyebutkan hal yang sama. Hasil analisis
rata TDS 4 mmHg dan 2 mmHg TDD pada pasien dengan dan tanpa
hipertensi.
durasi yang cukup, intensitas dan jenis sesuai mampu menurunkan tekanan
darah secara signifikan, baik dengan tersendiri maupun sebagai bagian dari
terapi pengobatan. Aktivitas fisik yang baik dan rutin akan melatih otot
Waktu mengacu pada durasi, seberapa lama aktifitas dilakukan dalam satu
fisik
bersepeda.
Sumber : (Depkes,2006)
23
(Depkes,2006).
Obesitas
atau lebih dari berat badan ideal. Obesitas mempunyai korelasi positif
khas pada populasi pasien hipertensi. Curah jantung dan volume darah
mempunyai berat badan normal dengan tekanan darah yang setara. Akibat
adalah indeks massa tubuh atau body mass index (BMI) > 30 kg/m 2 pada
dibagi secara kuadrat dengan tinggi badan berdasarkan meter. Ada tiga
24
hipertensi sebesar 6,47 kali dibanding dengan orang yang tidak obesitas.
Konsumsi lemak
tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan
darah (Rohaendi,2009).
Konsumsi natrium
asupan garam rendah. Apabila asupan garam antara 5-15 g/hr prevalensi
garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gr/hr yang setara dengan 110
25
mmol natrium atau 2400 mg/hr. asupan natrium yang tinggi dapat
darah.
yang dikonsumsi sehari-hari yaitu tinggi: jika ≥6 grm sehari atau >3 sdt
Merokok
dalam kopi, teh, dan cola akan meningkatkan aktifitas syaraf simpatis
Stres
lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika
Gejala yang akan muncul berupa hipertensi atau penyakit mag. Stress
dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu dan bila stress
B. Merokok
1. Definisi
dan non filter. Kandungan Nikotin dan Tar dalam rokok non filter lebih
BAB III
berikut :
Karakteristik Lingkungan
Usia
Jenis Kelamin
Genetik
Perilaku Kejadian Hipertensi • Riwayat keluarga
hipertensi
Knowledge
Attitude
Pelayanan
Kesehatan
Practice
1. merokok
2. Alkohol
3. Olahraga
4. Asupan
Makanan
Keterangan :
kejadian hipertensi.
Penjelasan :
B. Hipotesis Penelitian
Kabupaten Sidoarjo.
30
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
kelompok kontrol.
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
a. Besar Sampel
1) Kelompok Kasus
2) Kelompok Kontrol
kasus.
Hipertensi.
D. Variabel Penelitian
merokok
32
E. Definisi Operasional
Tabel IV.1 Definisi Operasional Penelitian
No Variabel Definisi Alat Ukur/ Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Sumber Data
1 Hipertensi Hipertensi adalah 1. Tensimeter 1. Pengukuran langsung 1. –Hipertensi jika tekanan darah Nominal
peningkatan tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan
darah sistolik lebih dari tekanan darah diastolic lebih dari 90
140 mmHg dan 2. Diukur dengan melihat mmHg.
tekanan darah diastolik 2. Rekam medis rekam medis pasien 1 -Tidak hipertensi jika tekanan darah
lebih dari 90 mmHg. tahun terakhir sistolik tidak lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolic tidak
lebih dari 90 mmHg.
2 Merokok Aktivitas responden 1. Kuesioner 1. Wawancara tertulis 1. Kurang, jika menjawab A > 2 Nominal
yang merokok Terdiri dari 5 soal
>1 batang rokok pertanyaan 2. Baik, jika menjawab A < 2 soal
sehari dan
dilakukan secara
terus-menerus
selama 1 bulan
Sumber : Data Penelitian, 2019
34
F. Prosedur Penelitian
34
35
1. Prosedur penelitian
sampel
inklusi
e. Pengisian kuesioner
g. Pengolahan data
h. Analisis data
i. Penyusunan laporan
35
36
1. Persiapan
2 2. Pelaksanaan
3 3.
Pen Penyusunan laporan
4 4. Seminar
1. Editing
isian pada lembar pada pengumpulan data (kuesioner) sudah cukup baik
sebagai upaya menjaga kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut. Pada
saat melakukan penelitian, apabila ada soal yang belum oleh responden
36
37
maka responden diminta untuk mengisi kembali dan apabila ada jawaban
2. Coding
kriteria tertentu.
3. Scoring
4. Tabulating
H. Analisis Data
37
38
(OR).
38
39
BAB V
HASIL PENELITIAN
Timur. Berikut adalah data umum dan data khusus Desa Sepanjang :
1. Identitas
a. Desa : Sepanjang
b. Kecamatan : Taman
c. Kabupaten : Sidoarjo
2. Data Geografi
Selatan : Pasuruan
39
40
Kabupaten Sidoarjo :
yang terletak kurang lebih 1,2 kilo meter dari pusat pemerintahan
sebagai berikut:
3. Data Demografi
40
41
Frekuensi Persentase %
Merokok 36 60
Tidak merokok 24 40
Total 60 100.0
Merokok
Tidak merokok Merokok
40.0%
60.0%
Tabel V.1 dan Grafik V.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
Hipertensi 30 50
Tidak hipertensi 30 50
Total 60 100.0
41
42
Hipertensi
Hipertensi Tidak hipertensi
50.0% 50.0%
C. Analisi Data
variabel. Berikut ini akan disajikan hasil pengujian menggunakan uji Chi-
Puskesmas Sepanjang
42
43
Hipertensi
Hipertensi Hipertensi
Pada tabel V.3 menunjukkan Dari 100% responden sebanyak 50,0% tidak
Berdasar hasil perhitungan diperoleh nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05,
Puskesmas Taman.
43
44
BAB VI
PEMBAHASAN
meningkat pada era ini. Peningkatan kejadian hipertensi dapat dicetus oleh faktor
komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan
darah. Merokok berkaitan dengan tekanan darah tinggi (hipertensi). Zat yang
44
45
0,000 < 0,05 yang berarti ada hubungan merokok dengan kejadian hipertensi
di wilayah kerja Puskesmas Taman (Tabel V.3). Hasil ini sesuai dengan teori
Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Hasurungan dalam Rahajeng dan
hipertensi.
salah satunya yaitu merokok. Responden yang tidak merokok bisa terkena
45
46
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puskesmas Taman, terbukti dengan nilai p-value sebesar 0,000 dan 0,001 <
0,05.
B. Keterbataan
darah secara langsung dengan tensimeter. Dalam penulisan karya ilmiah ini tentu
merokok dan asap rokok, usia, jenis kelamin, genetik, etnis, olahraga,
C. Saran
sebagai berikut:
46
47
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan untuk dapat menjaga tekanan darahnya agar tetap normal dengan
47
48
DAFTAR PUSTAKA
Rosta, J. 2011. Hubungan Asupan Energi, Protein, Lemak dengan Status Gizi dan
Tekanan Darah Geriatri di Panti Wredha Surakarta. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. PT. Rajagrafindo Persada.
Jakarta
Anggraini, AD., Waren, S., Situmorang, E., Asputra, H., dan Siahaan, SS. 2009.
Faktor--Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien
Yang Berobat Di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari
Sampai Juni 2008. Fakultas Kesehatan. Universitas Riau. Files of DrsMed-
FK UNRI : 1-41
48
49
Depkes. 2006. Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit Hipertensi.
Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Depkes RI.
Muhammad Hafiz Bin Mohd Arifin, I Wayan Weta, Ni Luh Ketut Ayu Ratnawati.
2016. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada
kelompok lanjut usia di wilayah kerja UPT Puskesmas Petang I Kabupaten
Badung Tahun 2016. e-Jurnal Media, Vol. 5, No. 7, Juli 2016. ISSN: 2303-
1395 p. 1-23
49
50
50