Anda di halaman 1dari 20

Modul 11 Jiwa

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN Gangguan Sensori persepsi


halusinasi.
Daftar Isi

PENDAHULUAN……….………………………

DAFTAR ISI…………………………………

KEGIATAN BELAJAR 11 :

Keperawatan Jiwa
Gangguan Sensori persepsi halusinasi.

Tujuan Pembelajaran Umum………

Tujuan Pembelajaran Khusus………

Pokok-pokok Materi……………………

Uraian Materi………………………………

Rangkuman…………………………………

Tes Formatif…………………

Tugas Mandiri…………………………
I. Deskripsi Singkat

Selamat berjumpa kembali pada kegiatan belajar 3 yang membahas tentang asuhan keperawar
an gangguan sensori persepsi halusinasi. Untuk
memberikan pemahaman kepada
Anda terlebih dahulu kita akan mempelajari deskripsi singkat mengenai Gangguan Sensori
persepsi halusinasi.
Apakah halusinasi itu? Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa yang banyak ditem
ukan. Apa gejalanya? Gejala gangguan halusinasi ini, ditunjukkan dengan adanya perubahan pe
rilaku seperti sering tertawa sendiri, merasa mendengar sesuatu, dan berbicara sendiri tanpa ad
a stimulus. Perubahan lain yang terjadi adalah penurunan kemampuan
memecahkan masalah, gangguan dalam orientasi baik waktu, tempat maupun orang, gelisah, s
erta terjadi perubahan pada fungsi sensoris

II. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mempelajari uraian materi kegiatan pembelajaran 3 ini, Anda mampu melakukan asuh
an keperawatan gangguan sensori persepsi halusinasi.

III. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mempelajari uraian materi kegiatan pembelajaran 3 ini, Anda diharapkan mampu:
a. Menjelaskan konsep gangguan sensori persepsi halusinasi
b. Mendeskripsikan proses keperawatan pasien gangguan sensori persepsi halusinasi, yang mel
iputi sebagai berikut:

1. Melakukan pengkajian halusinasi.


2. Menetapkan diagnosis keperawatan halusinasi.
3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien halusinasi.
4. Melakukan Tindakan Keperawatan pada keluarag pasien halusinasi
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien halusinasi.
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien halusinasi.

III. Pokok - Pokok Mate

Dalam kegiatan belajar 3 ini Anda akan mempelajari pokok-pokok materi sebagai berikut :

A. Konsep gangguan sensori persepsi halusinasi


B. Proses keperawatan gangguan sensori persepsi halusinasi.

Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi

1. Pengertian

Apakah halusinasi itu? Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa
adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2005; Laraia, 2009). Halusinasi merup
akan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi
.

Coba Anda sebutkan jenis-jenis halusinasi?


Halusinasi yang dialami pasien terbagi atas lima jenis, yaitu: halusinasi pendengaran, penglihata
n, penghidu, pengecapan, dan perabaan. Halusinasi jenis apakah yang paling banyak dialami pa
sien? Dari lima jenis halusinasi, yang paling banyak ditemukan adalah halusinasi pendengaran
yaitu terjadi pada 70% pasien, selanjutnya 20% halusinasi penglihatan, dan 10% adalah halusi
nasi penghidu, pengecapan, dan perabaan. Pasien
halusinasi merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Perilaku yang teramati pada pasien h
alusinasi pendengaran adalah pasien mengatakan mendengar sesuatu pada hal tidak, pasien ha
lusinasi penglihatan
mengatakan sedang melihat suatu bayangan dan pasien halusinasi penghidu mengatakan seda
ng mencium sesuatu pada hal sebenarnya menurut orang lain tidak ada.

2. Proses terjadinya halusinasi

Bagaimana proses terjadinya halusinasi itu? Untuk lebih memahami pemahaman Anda
tentang halusinasi Kita akan belajar mengenai proses terjadinya halusinasi. Proses
terjadinya halusinasi akan dijelaskan dengan menggunakan konsep stress adaptasi Stuart
yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi. Untuk itu perhatikan uraian
materi berikut:stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi. Untuk itu perhatikan uraian
materi berikut:

a. Faktor predisposisi
Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya halusinasi adalah :
1. Faktor biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter mengalami gangguan
jiwa, adanya risiko bunuh diri, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat
penggunaan
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain (NAPZA).

2. Faktor psikologis
Pada pasien yang mengalami halusinasi, dapat ditemukan adanya kegagalan yang berulang,
korban kekerasan, kurangnya kasih sayang, atau overprotektif.

3. Sosial budaya dan lingkungan


Pasien dengan halusinasi didapatkan sosial ekonomi rendah, riwayat penolakan lingkungan p
ada usia perkembangan anak, tingkat pendidikan rendah, dan kegagalan dalam hubungan so
sial (perceraian, hidup sendiri), serta tidak bekerja.
b. Faktor presipitasi
Stressor presipitasi pada pasien dengan halusinasi ditemukan adanya riwayat penyakit
infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, kekerasan dalam keluarga, atau
adanya kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan
dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien serta konflik antar
masyarakat
3. Rentang respon neurobiologis
Bagaimana rentang respon neurobiologis pada halusinasi itu? Rentang respon neurobiologis
pada halusinasi akan dijelaskan sebagai berikut

Pikiran logis Proses pikir kadang tergangg Gangguan proses pikir


Persepsi akurat u waham.
Emosi konsisiten Ilusi Halusinasi.
Perilaku sesuai Emosi berlebihan. Isolasi sosial
Hub sosial harmonis
Kerusakan proses emos
Perilaku tidak sesuai

4. Tahap-tahap halusinasi

Bagaimana tahap-tahap halusinasi yang dialami pasien? Nah, saya yakin Anda ingin tahu
jawabannya. Untuk itu coba Anda diskusikan dengan teman sejawat, bagaimana tahap-tahap
halusinasi yang dialami pasien? Tuliskan jawaban Anda pada tabel dibawah ini.
Tabel 3, Tanda dan gejala intoksikasi

N Tahapan Karakteristik Perilaku


o

Nah, selanjutnya cocokkan atau bandingkan jawaban Anda dengan uraian materi berikut!
Adapun tahap-tahap halusinasi yang dialami pasien yaitu sebagai berikut:
A. Tahap 1
Pada tahap ini halusinasi yang dialami pasien bersifat menenangkan, pasien mengalami ansi
etas (kecemasan) tingkat sedang. Pada tahap ini halusinasi secara umum menyenangkan. Ba
gaimana karakteristiknya? Karakteristik tahap satu halusinasi ini ditandai dengan adanya per
asaan bersalah dalam diri pasien dan timbul perasaan takut. Pada tahap ini pasien mencoba
memusatkan pada penenangan pikiran untuk mengurangi ansietas. Individu mengetahui bah
wa pikiran dan sensori yang dialaminya dapat dikendalikan dan bisa diatasi
(non psikotik).

a) Bagaimana perilaku yang teramati? Perilaku yang teramati, yaitu:


b) Menyeringai/tertawa yang tidak sesuai.
c) Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara.
d) Respon verbal yang lambat, dan
e) Diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikan.

B. Tahap 2
Pada tahap ini halusinasi yang dialami pasien bersifat menyalahkan, ansietas tingkat ber
at dan halusinasi menjijikkan pasien. Bagaimana karakteristiknya? Adapun karakteristiknya p
engalaman sensori bersifat menjijikkan dan menakutkan, orang yang berhalusinasi mulai
merasa kehilangan kendali, mungkin berusaha untuk menjauhkan dirinya dari sumber yang d
ipersepsikan, individu mungkin merasa malu karena pengalaman sensorinya dan menarik diri
dari orang lain (non psikotik).
Bagaimana perilaku yang teramati? Perilaku yang teramati, yaitu :
Peningkatan susunan sarap otonom yang menunjukkan ansietas, misalnya: peningkatan Pen
yempitan kemampuan kosentrasi; dan
Dipenuhi dengan pengalaman sensori, mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan
antara halusinasi dan realita.

C. Tahap 3
Pada tahap ini pengendalian, ansietas tingkat berat. Pengalaman sensori menjadi penguasa.
Bagaimana karakteristiknya? Adapun karakteristiknya pasien yang berhalusinasi pada tahap
ini menyerah untuk melawan pengalaman halusinasi dan membiarkan halusinasi menguasa
i dirinya. Isi halusinasi dapat berupa permohonan, individu mungkin mengalami kesepian jika
pengalaman tersebut berakhir. ( Psikotik ).

Bagaimana perilaku yang teramati? Perilaku yang teramati, yaitu :Lebih cenderung mengikuti
petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya dari pada Kesulitan berhubungan dengan orang
lain; dan
Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik, gejala fisik dari ansietas berat,
seperti: berkeringat, tremor, ketidakmampuan mengikuti petunjuk.
D. Tahap 4
Pada tahap ini halusinasi sudah sangat menaklukkan bagi pasien, ansietas tingkat panik.
Secara umum halusinasi menjadi lebih rumit dan saling terkait dengan delusi. Bagaimana kar
akteristiknya? Adapun karakteristiknya pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individ
u tidak mengikuti perintah, halusinasi bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari apabil
a tidak diintervensi terapeutik (psikotik).
Bagaimana perilaku yang teramati? Perilaku yang teramati, yaitu :
Perilaku menyerang- teror seperti panik;
Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain;
Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti: amuk, agitasi, menarik diri;
Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang komplek;
Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang.
5. Jenis jenis halusinasi
Anda telah mengetahui dan mempelajari mengenai pengertian, proses terjadinya halusinasi,
rentang respon dan tahap-tahap halusinasi. Saya yakin Anda telah memahaminya,
bukan!.
Materi selanjutnya yang akan Anda pelajari adalah jenis-jenis halusinasi. Untuk itu perhatika
n
tabel dibawah ini mengenai jenis-jenis halusinasi.

Tabel 2, Jenis-jenis halusinasi

Jenis Halusinasi Data Objektif Data Subjektif


Mendengar suara
Halusinasi Pendengaran menyuruh
Bicara atau tertawa Kegaduhan
sendiri
Marah-marah tanpa sebab
Menutup telinga

H Menunjuk-nunjuk kearah tidak Melihat bayangan sinar


jelas atau monster
Halusinasi Penglihatan
Halusinasi Penghidung Mengisap-isap seperti sedang Membaui baubauan
membau sesuatu
Halusinasi Penghidung
Halusinasi Perabaan
Halusinasi Pengecap

6. Tanda dan gejala

Bagaimana tanda dan gejala pasien halusinasi itu? Tanda dan gejala halusinasi dapat
Anda nilai dari hasil observasi terhadap pasien serta ungkapan pasien. Sekarang coba
Anda
identifikasi tanda dan gejala pasien halusinasi itu? Tuliskan jawaban Anda pada tabel berikut
:

Tabel 3, Tanda dan gejala pasien halusinasi

Selanjutnya cocokkan atau bandingkan jawaban Anda dengan tanda dan gejala pasien
halusinasi sebagai berikut. Adapun tanda dan gejala pasien halusinasi adalah sebagai
berikut :

a. Data subyektif, pasien mengatakan:


1. Mendengar suara-suara atau kegaduhan.
2. Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
3. Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
4. Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun, melihat hantu atau
monster.
5. Mencium bau-bauan seperti bau darah, urin, feses, kadang-kadang bau itu
menyenangkan
6. Merasakan rasa seperti darah, urin atau feses, dan
7. Merasa takut atau senang dengan halusinasinya.
b. Data obyektif antara lain yaitu:

1. Bicara atau tertawa sendiri.


2. Marah-marah tanpa sebab.
3. Mengarahkan telinga ke arah tertentu.
4. Menutup telinga.
5. Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu.
6. Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas.
7. Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu.
8. Menutup hidung.
9. Sering meludah.
10. Muntah, dan
11. Menggaruk-garuk permukaan kulit

Selamat Anda telah menyelesaikan materi konsep halusinasi dan saya percaya Anda
telah memahaminya dengan baik. Selanjutnya Anda akan belajar mengenai asuhan
keperawatan gangguan sensori persepsi halusinasi. Anda ingat proses keperawatan
pasien gangguan
sensori persepsi halusinasi ini melalui tahap-tahap sebagai berikut:
Proses Keperawatan Gangguan
Sensori Peraepsi
1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal di dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Pengkajian dil
akukan dengan cara wawancara dan observasi pada pasien dan keluarga. Tanda dan gejala ga
ngguan sensori persepsi halusinasi ini dapat Anda temukan dengan menggunakan atau melaku
kan wawancara. Adapun pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara itu antara lain sebagai berik
ut.

1. Apakah ibu/bapak mendengar suara-suara?


2. Apakah bapak/ibu melihat bayangan-bayangan yang menakutkan?
3. Apakah ibu/bapak mencium bau tertentu yang menjijikkan?
4. Apakah ibu/bapak meraskan sesuatu yang
menjalar ditubuhnya?
5. Apakah ibu/bapak merasakan sesuatu yang menjijikkan dan tidak mengenakkan?
6. Seberapa sering bapak//ibu mendengar suara-suara
7. Kapan bapak/ ibu mendengar suara atau melihat bayang-bayang?
8. Pada situasi apa bapak/ibu mendengar suara atau melihat bayang-bayang?
9. Bagaimana perasaaan bapak/ibu mendengar suara atau melihat bayangan tersebut?
10. Apa yang sudah bapak/ibu lakukan, ketika mendengar suara dan melihat bayangan tersebut
?Nah, selain itu tanda dan gejala halusinasi ini dapat Anda temukan atau peroleh melalui p
engamatan atau observasi sebagai berikut:
1. Pasien tampak bicara atau tertawa sendiri
2. Marah-marah tanpa sebab
3. Memiringkan atau mengarahkan telinga ke arah tertentu atau menutup telinga.
4. Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
5. Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
6. Menghidu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu.
7. Menutup hidung.
8. Sering meludah
9. Muntah
10. Menggaruk permukaan kulit

2. Diagnosis keperawatan
Apa langkah selanjutnya yang Anda lakukan?
Langkah kedua dalam asuhan keperawatan adalah menetapkan diagnosis keperawatan
yang dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala gangguan sensori persepsi halusinasi yang
ditemukan. Data hasil observasi dan wawancara dilanjutkan dengan menetapkan diagnosa k
eperawatan. Tabel di bawah ini merupakan contoh analisa data dan rumusan masalah.

Tabel 4, Analisa data dan rumusan masalah


No Data Masalah Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian menunjukkan tanda dan gejala gangguan sensori p


ersepsi halusinasi, maka diagnosis keperawatan yang ditegakkan adalah :

Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi

Apa langkah selanjutnya yang dapat Anda lakukan? Langkah selanjutnya setelah Anda
membuat analisa serta rumusan masalah adalah membuat pohon masalah. Coba Anda
berikan contoh! Berikut ditampilkan contoh bagan pohon masalah, tentunya Anda diharapkan
dapat menempatkan pengelompokkan masalah sebagai penyebab, masalah utama dan
kelompok masalah sebagai efek, sebagai berikut
Gambar 1 : Bagan Pohon masalah
Gangguan Persepsi Sensori
Efek/Akibat Halusinasi
Perilaku Kekerasan

Gn Sensori Persepsi
Masalah Utama Halusinasi

Isolasi Sosial
Penyebab

Nah, berdasarkan gambar bagan di atas, sekarang coba Anda diskusikan dengan teman sekelo
mpok Anda untuk membuat dan menyusun Diagnosa keperawatan pada kasus klien gangguan
persepsi sensori halusinasi berdasarkan pohon masalah diatas. Tuliskan jawaban Anda pada kol
om berikut ini:
Diagnosa keperawatan pada kasus klien gangguan persepsi sensori halusinasi
: ..............................

......................................................................................................................
...............................................
......................................................................................................................
................................................

......................................................................................................................
................................................

3. Tindakan keperawatan.
Bagaimana Anda menetapkan tindakan keperawatan gangguan sensori persepsi halusina
si? Setelah menetapkan diagnose keperawatan langkah selanjutnya adalah menentukan tindaka
n keperawatan gangguan sensori persepsi halusinasi. Tindakan keperawatan yang Anda buat di
tujukan untuk pasien dan keluarga. Saat melakukan asuhan keperawatan baik di Rumah Sakit
maupun di Puskesmas dan kunjungan rumah, perawat
menemui keluarga terlebih dahulu sebelum menemui pasien. Bersama keluarga, perawat mengi
dentifikasi masalah yang dialami pasien dan keluarganya. Setelah itu, perawat menemui pasien
untuk
melakukan pengkajian dan melatih cara untuk mengatasi gangguan sensori persepsi halusinasi
yang dialami pasien.
Jika pasien mendapatkan terapi psikofarmaka, maka hal pertama yang dilatih perawat adalah te
ntang pentingnya kepatuhan minum obat. Setelah perawat selesai melatih pasien, maka perawa
t kembali menemui keluarga dan melatih keluarga untuk merawat pasien, serta menyampaikan
hasil tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien. Apa tugas yang harus dilakukan oleh kelua
rga? Adapun tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu untuk mengingatkan pasien melatih kema
mpuan mengatasi masalah yang telah diajarkan oleh perawat.

Setelah perawat selesai melatih pasien, maka perawat kembali menemui keluarga dan melatih
keluarga untuk merawat pasien, serta menyampaikan hasil tindakan yang telah
dilakukan terhadap pasien dan tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu untuk
membimbing pasien melatih kemampuan mengatasi gangguan sensori persepsi
halusinasi yang telah diajarkan oleh perawat.

Tindakan keperawatan untuk pasien gangguan persepsi sensori halusinasi. Apa tujuannya?
Tujuannya adalah pasien mampu :

1. Membina hubungan saling percaya.


2. Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan
menghardik.
3. Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat
4. Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap, dan
5. Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktifitas sehari-hari.

Apa tindakan keperawatan yang dapat Anda lakukan? Adapun tindakan keperawatannya
adalah:
a. Membina hubungan saling percaya dengan cara:
• Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
• Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang perawat sukai,
• Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
• Buat kontrak asuhan apa yang perawat akan lakukan bersama pasien, berapa lama akan diker
jakan dan dimana akan dilakukan.
• Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan tera
pi
• Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
• Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

b. Membantu pasien menyadari ganguan sensori persepsi halusinasi


• Tanyakan pendapat pasien tentang halusinasi yang dialaminya: tanpa mendukung, dan me
nyangkal halusinasinya
• Mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadinya, situasi pencetus, perasaan, respon dan up
aya yang sudah dilakukan pasien untuk menghilangkan atau mengontrol halusinasi.
c. Melatih pasien cara mengontrol halusinasi :
Secara rinci tahapan melatih pasien mengontrol halusinasi dapat dilakukan sebagai berikut:
• Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, Melakukan aktifitas sehari-hari,
bercakap-cakap dengan anggota keluarga atau orang lain, 6 (enam) benar minum obat
• Berikan contoh cara menghardik, cara melakukan aktifitas harian seperti melipat baju dll,
6 (enam) benar minum obat, bercakap-cakap
• Berikan kesempatan pasien mempraktekkan cara mengontrol halusinasi diatas
• Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien.
• Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah melakukan tindakan
keperawatan kegagalannya. Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap
semangat meningkatkan latihannya.

4. Evaluasi kemampuan pasien dan keluarga

Bagaimana Anda melakukan evaluasi? Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang

sudah di lakukan untuk pasien halusinasi adalah sebagai berikut :


Pasien mampu :
• Mengungkapkan isi halusinasi yang dialaminya
• Menjelaskan waktu dan frekuensi halusinasi yang dialami.
• Menjelaskan situasi yang mencetuskan halusinasi
• Menjelaskan perasaannya ketika mengalami halusinasi.

Menerapkan 4 cara mengontrol halusinasi, yaitu:


a) menghardik halusinasi, b) mematuhi program pengobatan,
c) bercakap dengan orang lain di sekitarnya bila timbul halusinasi,dan
d) menyusun jadwal kegiatan dari bangun tidur di pagi hari sampai mau tidur pada malam
hari selama 7 hari dalam seminggu dan melaksanakan jadwal tersebut secara mandiri.
• Menilai manfaat cara mengontrol halusinasi dalam mengendalikan halusinasi.

Keluarga mampu:
• Menjelaskan halusinasi yang dialami oleh pasien
• Menjelaskan cara merawat pasien halusinasi melalui empat cara mengontrol halusinasi
• Mendemonstrasikan cara merawat pasien halusinasi
• Menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pasien
• Menilai dan melaporkan keberhasilannnya merawat pasien.

5. Dokumentasi asuhan keperawatan


Bagaimana Anda melakukan dokumentasi asuhan keperawatan? Pendokumentasian wajib
dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan pasien dan keluarga (pelaku rawat). C
oba Anda berikan contoh! Berikut contoh pendokumentasian asuhan keperawatan gangguan
sesnsori persepsi halusinasi. Untuk itu simak baik-baik tabel berikut:

Tabel 5, Pendokumentasian asuhan keperawatan gangguan sesnsori pe


rsepsi halusinasi

Inplementasi Evaluasi

Tanggal : Bulan : T:ahun Pukul :


Data Evaluasi
Data pasien dan kemampuan. S : Pasien
Pasien mengatakan sudah melakukan ca
Pasien mengatakan masih mendengar ra mengontrol halusinasi 3 kali sehari da
suara-suara tetapi sudah jarang dan tidak n minum obat secara teratur sesuai petu
njuk suster 3 kali sehari dan mengajak a
setiap hari datangnya. Pasien mengatakan suda nggota keluarga yang lain untuk bercaka
h melakukan cara mengontrol halusinasi p-cakap.
dengan menghardik dan minum obat secara ter
atur sesuai dengan petunjuk

Rangkuman

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan kesehatan
jiwa yang terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan. Setelah data
dikelompokkan baik data subjektif maupun data objektif, maka masalah dirumuskan.
Dalam kaitan ini perlu
dibuat daftar masalah keperawatan kesehatan jiwa sesuai dengan pengkajian, pohon
masalah, dan menegakkan diagnosa keperawatan dengan menyimpulkan core problem
(masalah utama).
Langkah selanjutnya setelah menegakkan diagnosa keperawatan adalah:
1) membuat rencana tindakan keperawatan,
2) melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan,
3) mengevaluasi keberhasilan klien dan keluarga; dan
4) menuliskan pendokumentasian pasien sesuai dengan format yang ada.

Tes Formatif

Untuk menilai kemampuan Anda dalam memahami materi di atas, jawablah


pertanyaan dibawah ini dengan memilih satu jawaban yang paling benar.
1. Ny Yuni datang diantar oleh keluarganya karena menolak makan dan mengatakan makan di
atas Ny Yuni mengalami halusinasi : ...
a. Pendengaran
b. Penglihatan
c. Penciuman
d. Pengecapan
e. Perabaan

2. Manakah Pengkajian halusinasi yang tidak perlu ditanyakan pada pasien halusinasi :

a. Isi halusinasi
b. Waktu terjadinya halusinasi
c. Frekuensi terjadinya halusinasi
d.Situasi yang menimbulkan halusinasi
e. Obat yang sering diminum oleh pasien

3. Pada intervensi keperawatan, perawat melatih Ny Yuni untuk mengatakan, “Saya tidak mau
dengar! Kamu tidak ada!” adalah salah satu cara mengontrol halusinasi dengan ....

a. Menghardik halusinasi
b. Bercakap-cakap dengan orang lain
c. Melakukan aktivitas yang terarah
d.Menggunakan obat secara teratur
e. Meningkatkan kontak dengan realita

4. Sejak Kecil Tn A mengatakan tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tua, orang t
ua selalu membeda-bedakan Tn A dengan kakak dan adiknya serta selalu dikatakan bahwa T
n A anak yang membawa sial bagi keluarga. Berdasarkan data diatas, predisiposisi Tn A men
galami gangguan Jiwa karena faktor ...
a. Genetik
b. Biologis
c. Psikologis
d. Neurobiologis
e. Neuro Transmiter

5. Tindakan keperawatan yang pertama harus dilakukan oleh perawat ketika bertemu dengan N
y I dan keluarga adalah ....

a. Mengajarkan aktifitas yang dapat dilakukan klien untuk mengontrol


halusinasi
b. Menjelaskan tentang system pendukung yang ada di lingkungan
c. Mengajarkan keluarga tentang halusinasi
d. Menjelaskan tentang cara menghardik
e. Menjelaskan tentang obat

Sebelum anda membaca kunci jawaban berikut ini, jawablah dulu sendiri atau diskusikan bersa
ma teman jawaban pertanyaan diatas.

Anda mungkin juga menyukai