Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar
keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis, dan kritis
dalam mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan
ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan
model-model keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek
keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan Model Self Care (perawatan diri)
memberikan pengertian jelas bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan
kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan
kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit, yang ditekankan pada
kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri.
Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam keperawatan
di antaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas kemampuan. Self Care didasarkan atas
kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan, setiap
manusia menghendaki adanya Self Care (perawatan diri) dan sebagai bagian dari kebutuhan dasar
manusia. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki kebutuhan
masyarakat bahwa setiap manusia memiliki lima dasar kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis
(makan, minum), keamanan, cinta, harga diri dan aktualisasi diri. Seseorang mempunyai hak dan
tanggung jawab dalam perawatan diri sendiri dan orang lain dalam memelihara kesejahteraan.
Self Care (perawatan diri) merupakan perubahan tingkah laku secara lambat dan terus menerus
didukung atas pengalaman sosial sebagai hubungan interpersonal (hubungan antara satu individu
dengan individu lain).

B. RUMUSAN MASALAH
a) Definisi keperawatan menuirut orem?
b) Asumsi dassar keperawatan menurut Orem?
c) Sejarah keperawatan menurutu Orem?
d) Konsep dasar teori keperawatan mneurut Orem?
e) Pandangan teori terhadap pradigmma keperawatan ?
f) Aplikasi teori terhadap asuhan keperawatan?
g)kelebihan dan kekurangan teori ?
C. TUJUAN
a) Untuk mengetahui definisi keperawatan menuirut orem?
b) Untuk mengetahui asumsi dassar keperawatan menurut Orem?
c) Untuk mengetahui sejarah keperawatan menurutu Orem?
d) Unutk mengetahui konsep dasar teori keperawatan mneurut Orem?
e) Untuk mengetahui pandangan teori terhadap pradigmma keperawatan ?
f) Untuk mengetahui aplikasi teori terhadap asuhan keperawatan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keperawatan Menurut Orem

Keperawatan mandiri (selfcare) menurut Orem adalah suatu pelaksanaan kegiatan yang di prakarsai
dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit. (Orem 1980) pada dasarnya
diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan selfcare dan mereka mempunyai
hak untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu. Di bawah ini merupakan
contoh kasus identifikasi kebutuhan selfcare pada individu sebagai berikut.

Perawatan yang dapat diberikan berdasarkan model keperawatan Orem adalah:

1. Udara (educative/supportif)
Perawat harus mampu memberikan penjelasan Tn. Martin (50 tahun) tentang
hubungan penyakit Hipertensi dengan merokok yaitu menghisap udara yang mengandung zat
kimia aktif dari rokok.

2. Air (enducative/supportif)
Perawat harus mampu meyakinkan adanya hydration-rist yang cukup dari polidipsia (sering
haus) yang memicu Hiperglicemia (kadar gula yang tinggi dalam darah).
3. Activity and rest (adecative/supportif)
Perawat menginformasikan pada pasien tentang kegiatan aktivitas yang cocok untuk pasien
Diabetes Melitus.

4. Elimination (educative/supportif)
Klien membutuhkan monitoring bagaimana melakukan Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air
Kecil (BAK).

5. Food (portial compensatory)


Perawat menganjurkan atau mengatur pola diet yang cocok untuk pasien dengan Hipertensi
dan mengalami Diabetes Melitusserta mengontrol gula darah setelah makan.

6. Solitude and social interaction (partial compensatory)


Interaksi sosial dengan perawat dapat memberikan perubahan interaksi dengan tingkah
sosial yang mengarah pada perilaku yang adaptif (baik).
7. Hazard prevention (partial compensatory)
Perawat memberikan pendidikan pada pasien tentang kelebihan dan kekurangan pengobatan
yang akan diambil oleh pasien pada penyakit yang dialaminya saat ini.

8. Promote Normality (partial compensatory)


Perawat diharapkan dapat membantu pasien untuk mengembalikan diri pada kehidupan
normal pasien, sehingga menjadi normal kembali.

Kilen dewasa dengan diabetes militus menurut teori self care Orem dipandang sebagai individu yang
memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup, memelihara
kesehatan dan mencapai kesejahteraan.
Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor internal(dari dalam diri
individu) dan eksternal (dari luar diri individu), faktor internal meliputi usia, tinggi badan, berat
badan, budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan dan pekerjaan. Adapun faktor luar
meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakan dimana klien tinggal.
Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang bersifat kontinunatau berkelanjutan.
Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai kondisi yang sejahtera.
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang di alami oleh klien dengan
Diabetes Melitus menurut Orem disebut dengan self care-deficit. Menurut Orem peran perawat dalam
hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu untuk merawat dirinya sendiri dan
mengklasifisikannya sesuai dengan klafisikasi kemampuan klien.

B. Asumsi Dasar Model Self Care Dorothea E. Orem

Menurut Tomey dan Alligood (2006) teori Orem di asumsikan dari lima asumsi yang mendasar
sebagai teori umum ilmu keperawatan yaitu:
a. Manusia memerlukan masukan- masukan berkelanjutan secara sengaja bagi diri mereka dan
lingkungannya agar bisa hidup dan berfungsi alami
b. Human agent memiliki kekuatan untuk dilatih dalam membentuk perawatan bagi dirinya dan
juga yang lain dalam upaya mengenali kebutuhan dan bagaimana membuat masukan yang
dibutuhkan.
c. Pengalaman manusia terkait dengan tindakan keperawatan bagi diri sendiri dan orang lain
melibatkan pengaturan fungsi masukan- masukan.
d. Human agent dilatih untuk menemukan, mengembangkan, dan meneruskan ke berbagai jalan
untuk mengidentifikasi kebutuhan- kebutuhan dan membuat masukan untuk dirinya dan orang lain.
e. Berbagai kelompok berhubungan dan bertanggungjawab menjaga anggota kelompok yang
kurangan pengalaman untuk dapat memberikan masukan
Teori Orem dikenal dengan ”teori self care deficit”. Teori ini disusun berdasarkan tiga teori
yang berhubungan yaitu: self care, self care deficit dan nursing system. Asumsi dasar dari ketiga hal
tersebut menurut Orem, adalah sebagai berikut:
1). Perawatan Sendiri (Self Care)
Menggambarkan atau menjelaskan tentang perawatan diri sendiri dalam suatu kontribusi
berkelanjutan pada orang dewasa bagi eksistensi, kesehatan dan kesejahteraannya. Dapat pula
diartikan sebagai latihan aktifitas yang individunya dalam memulai dan menampilkan kepentingan
mereka dalam mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan.
Mayo (1997) menyebutkan bahwa perawatan sendiri adalah suatu kebutuhan universal untuk
menjaga dan meningkatkan eksistensinya, kesehatannya, dan kesejahteraan hidupnya. Perawat
membantu klien untuk mencapai kemampuan perawatan diri dengan pemenuhan udara, air, makanan,
kebersihan, aktifitas dan istirahat, menyendiri dan interaksi sosial, pencegahan dari bahaya, dan
pengenalan fungsi makhluk hidup. Delapan syarat ini menampilkan macam- mcam perbuatan manusia
yang akan membawa pada kondisi internal dan eksternal yang dapat mempertahankan fungsi dan
struktur manusia. Ketika hal ini secara efektif tersedia, perawatan diri atau perawatan bergantung
yang terorganisir seputar syarat perawatan mandiri membantu perkembangan positif bagi kesehatan
dan kesejahteraan (Tommey & Alligood, 2006).
Didalam mencapai perawatan mandiri ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat
perawatan itu sendiri diartikan sebagai tujuan yang harus dicapai melalui berbagai usaha perawatan.
Syarat-syarat ini dikelompokkan menjadi :
a. Syarat umum perawatan sendiri (Universal self care requisites)
Merupakan hal umum bagi seluruh manusia meliputi pemenuhan kebutuhan udara, air,
makanan, kebersihan, aktifitas dan istirahat, menyendiri dan interaksi sosial, pencegahan dari bahaya,
dan pengenalan fungsi mahluk hidup. Delapan syarat-syarat ini akan mempengaruhi perbuatan
manusia yang akan membawa pada kondisi internal dan eksternal yang dapat mempertahankan fungsi
dan struktur manusia, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan manusia dan
kedewasaannya. Jika hal ini tersedia secara efektif, perawatan diri atau perawatan bergantung yang
terorganisir seputar syarat-syarat universal perawatan mandiri membantu perkembangan positif bagi
kesehatan dan kesejahteraan.
b. Syarat perkembangan perawatan sendiri (Developmental self care requisites)
Adalah bagaimana mempelajari proses-proses kehidupan, pendewasaan, dan pencegahan
terhadap kondisi-kondisi yang merusak kedewasaan atau dapat mengurangi efek-efek tersebut.
Masing-masing tahap perkembangan manusia mulai dari fetal termasuk kelahiran, neonatal, infant,
anak-anak dan remaja, dewasa, kehamilan pada remaja maupun dewasa memiliki karakteristik
kebutuhan perawatan diri yang berbeda-beda. Kemampuan perawatan diri yang mandiri atau
ketergantungan sesuai tahapannya sangat mempengaruhi proses perkembangan yang pada akhirnya
akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan kesejahteraan.
c. Syarat deviasi kesehatan perawatan sendiri (Health deviation self care requisites)
Biasa disebut juga dengan self-care needs. Adalah bagaimana memenuhi kebutuhan manusia
dengan menghubungkan faktor genetik dan gangguan yang menetap, gangguan struktur dan fungsi
manusia atau ketidakmampuan, atau efek dari pengobatan dan tindakan. Orem (2007) menyebutkan
bahwa self-care needs memiliki tiga kategori yaitu: (1) Universal, adalah kebutuhan yang dimiliki
oleh setiap individu, (2) Developmental, yaitu kebutuhan yang diakibatkan adanya maturasi atau
perkembangan dari suatu kondisi, dan (3) Health Deviation, yaitu kebutihan yang diakibatkan karena
adanya suatu penyakit, injury, kondisi sakit maupun perawatannya.
Penyakit atau luka tidak hanya berpengaruh pada mekanisme-mekanisme struktur spesifik
secara fisiologis atau psikologis tetapi juga bersatu dengan fungsi kemanusiaan. Bukti deviasi-deviasi
kesehatan membawa tuntutan apa yang harus dilakukan untuk memulihkan ke keadaan normal. Jika
orang-orang dengan deviasi-deviasi kesehatan menjadi kompeten dalam mengatur sistem perawatan
mandiri maka mereka harus dapat menerapkan pengetahuan medis yang relevan bagi perawatan
mereka sendiri.
Terkait dengan upaya untuk mencapai kemandirian memenuhi syarat-syarat deviasi kesehatan
perawatan diri maka muncul totalitas upaya-upaya perawatan sendiri yang ditampilkan untuk
beberapa waktu agar menemukan cara dan metode-metode yang valid dan berhubungan dengan
perangkat operasi atau penanganan atau dikenal dengan istilah terapi kebutuhan perawatan sendiri
(therapeutic self care demand).
2). Ketidakmampuan Perawatan Mandiri (Self Care Deficit)
Wikipedia (2012) menyebutkan bahwa Self Care Deficit adalah suatu kondisi manakala
seseorang mengalami ketidakmampuan atau ketidakpedulian pada dirinya sendiri. Ketidak mampuan
klien ini memerlukan agen keperawatan yang mempunyai kemampuan khusus untuk memberikan
perawatan yang akan menggantikan kerugian atau memberikan bantuan dalam mengatasi penurunan
kesehatan
Terkait hal tersebut dikenal adanya agen keperawatan yang mempunyai kemampuan khusus
yang memungkinkan mereka memberikan perawatan yang akan menggantikan kerugian atau bantuan
dalam mengatasi turunan kesehatan atau perawatan mandiri. Agen keperawatan (Nursing agency)
yaitu karakteristik orang yang mampu memenuhi status perawatan dalam kelompok-kelompok sosial.
Sementara itu Orem (2007) menyebutkan juga bahwa self care agency adalah individu yang dapat
memberikan bantuan dalam kegiatan perawatan diri. Ada tambahan tiga istilah yang berhubungan
dengan ”Self care agency”,yaitu ”agent”, ”self care agent”, ”dependent care agent”. ”Agent” adalah
orang yang mengambil tindakan. ”Self care agent” adalah penyedia perawatan mandiri. “Dependent
care agent” adalah penyelenggara perawatan (misalnya keluarga).
3. Sistem-sistem Keperawatan (Nursing Systems)
Sistem-sistem keperawatan dibentuk ketika para perawat menggunakan kemampuan-
kemampuan mereka untuk menetapkan, merancang, dan memberikan perawatan kepada pasien
(sebagai individu atau kelompok) Aksi-aksi ini atau sistem-sistem keperawatan ini mengatur nilai
kemampuan atau latihan kemampuan individu dihubungkan dengan self care dan mempertemukan
syarat-syarat perawatan sendiri bagi individu dengan cara terapi yang tepat.
menunjukkan bahwa pengembangan self care dibutuhkan Therapeutic self- care demand yang
merupakan totalitas upaya- upaya perawatan sendiri dengan menggunakan metode yang valid dan
berhubungan dengan perangkat atau penanganan. Aplikasinya dibutuhkan agen perawatan sendiri,
agen yang merawat secara mandiri, dan agen perawatan dependen (Tommey & Alligood, 2006).
Dapat dijelaskan juga bahwa self care deficit disebabkan keterbatasan yang ada pada individu untuk
memenuhi kebutuhan self care-nya (karena sakit, kelelahan atau karena penyebab lain). Self care
deficit terjadi bila agen self care tidak dapat memenuhi kebutuhan self care individu dan memberikan
self care secara therapeutik.
Orem mengemukakan adanya tiga tipe sistem keperawatan, yaitu: Sistem keperawatan
penyeimbang menyeluruh, sebagian, atau mendukung/mendidik, semua tergantung pada siapa yang
dapat atau harus menjalankan aksi-aksi self care tersebut. Adapun pejelasan dari masing-masing
sistem adalah:
a) Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh (Wholly / totally compensatory nursing
system)
Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh dibutuhkan ketika perawat harus menjadi
peringan bagi ketidakmampuan total seorang pasien dalam hubungan kegiatan merawat yang
membutuhkan tindakan penyembuhan dan manipulasi. Perawat mengambil alih pemenuhan
kebutuhan self care secara menyeluruh kepada pasien yang tidak mampu, misal: pada pasien koma
atau pasien bayi.
b) Sistem Penyeimbang Sebagian (Partially / Partly compensatory nursing system)
Perawat mengambil alih beberapa aktifitas yang tidak dapat dilakukan oleh pasien dalam
memenuhi kebutuhan self care-nya, dijalankan pada saat perawat dan pasien menjalankan intervensi
perawatan atau tindakan lain yang melibatkan tugas manipulatif atau penyembuhan, misal: pasien usia
lanjut, pasien stroke dengan kelumpuhan.
c) Sistem Mendukung/Mendidik (Supportif / Educatif nursing system)
Perawat memberikan pendidikan kesehatan atau penjelasan untuk memotivasi melakukan self
care, tetapi yang melakukan self care adalah pasien sendiri, misal: mengajarkan pasien merawat
lukannya, mengajarkan bagaimana menyuntik insulin.Diperlukan pada situasi dimana pasien harus
belajar untuk menjalankan ketentuan yang dibutuhkan secara eksternal atau internal yang ditujukan
oleh therapeutic self care, namun tidak dapat melakukan tanpa bantuan. Metode bantuan diantaranya:
tindakan, panduan, pelajaran, dukungan dan memberikan lingkungan yang membangun

C. Sejarah keperawatan menurut orem


Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika. Dorothe Orem lahir
di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan
Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf
keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia
menerima gelar Doktor pada tahun 1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di
Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi
keperawatan. Ia pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”,
pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.

Pengertian Keperawatan Menurut Orem

Menurutnya teori keperawatan adalah :

Pelayanan manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana
mengaturnya secara terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari
penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).

Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempunyai
kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kabutuhan hidup,
memlihara kesehatan dan kesejahteraannya, oleh karena itu teori ini dikenal sebagai Self Care
(perawatan diri) atau Self Care Defisit Teori. Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri,
sedangkan bayi, lansia, dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas Self Care
mereka.

D. Konsep dasar teori keperawatan menut orem

Keyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :

1 Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerusmemperthankan self care
untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atukoping dan efeknya.

2.Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care


yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembang
an.

3.Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan selfcare dan perawat
termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
4. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukanuntuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalammempertahankan self care yang
mencakup integritas struktural, fungsi dan perkembangan

E. Paradigma Keperawatan Menurut Dorothea E.Orem

1) Manusia
Orem mengemukakan pandangannya tentang manusia dalam kaitannya dengan teori self care,
sebagai berikut:
a. Individu sebagai kesatuan unit yang menjalankan fungsi biologis, simbolik dan sosial dengan
melakukan aktifitas self care untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan.
b. Setiap individu memerlukan self care dan mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri selama masih mungkin dan pada dasarnya kebutuhan self care merupakan tanggung jawab
individu untuk memenuhinya.
c. Pada keadaan normal dan maturitas yang cukup individu bertindak sebagai agen self care untuk
dirinya. Pada bayi, orang tua bertindak sebagai agen self care dan pada individu yang sakit atau
cacat, maka keluarga dan perawat menjadi agen self care bagi mereka.
d. Individu mempunyai kemampuan untuk berkembang dan belajar dalam memenuhi kebutuhan
self care-nya.Hal ini dipengaruhi oleh usia (kematangan) kapasitas mental, sosial, budaya
masyarakat dan status emosi individu.
e. Manusia berbeda dari makhluk lainnya dalam kapasitasnya untuk merefleksikan dirinya dan
lingkungannya, mampu mensimbolisasi apa yang dialami, menggunakan kreasi simbol (ide, kata)
dalam berfikir dan berkomunikasi, membimbing untuk melakukan sesuatu dan membuatnya
berguna untuk dirinya dan orang lain
2) Lingkungan
Pandangan Orem berkaitan dengan lingkungan, yaitu: Lingkungan merupakan segala sesuatu
yang berada di sekitar pasien yang menpengaruhi dan berinteraksi dengan individu. Lingkungan
menurut Orem terdiri dari lingkungan fisik, kimia, biologi dan sosial yang dapat mempengaruhi
individu memenuhi kebutuhan self care secara optimal.
Disamping lingkungan fisik, kimia, biologi dan sosial Orem mengemukan juga bahwa terdapat
lingkungan positif dan lingkungan negatif. Lingkungan posistif menurutnya, adalah lingkungan yang
dapat menunjang individu memenuhi kebutuhan self care dan lingkungan negatif yang menghambat
pemenuhan kebutuhan self care-nya.
3) Sehat atau Kesehatan
Orem mengemukakan pandangan bahwa sehat merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan
perkembangan struktur tubuh dan fungsi mental secara terintegrasi dan menyeluruh termasuk aspek
fisik, psikologis, interpersonal dan sosial. Status kesehatan ditunjukan melalui kemampuan individu
mencegah sakit, mempertahankan / meningkatkan status kesehatan, mengobati penyakit dan
mencegah komplikasi.
Orem juga memandang bahwa sehat merupakan tanggung jawab individu untuk mencapainya,
bila individu dapat memenuhi kebutuhan self care-nya secara baik dan optimal maka individu tersebut
dapat dikatakan sehat. Sehat merupakan hasil dari pengalaman individu menghadapi dan mengatasi
stimulus yang timbul seperti tuntutan kebutuhan, dorongan dan keinginan. Dikatakan bahwa
kesejahteraan merupakan simbul kesehatan yang ditandai dengan keberhasilan individu
mengembangkan diri dan memanfaatkan sumber daya yang ada yang dimanifestasikan melalui
kemampuan menunjukkan eksistensinya serta dipengaruhi oleh persepsinya.
4) Keperawatan
Keperawatan menurut Orem merupakan rangkaian aktifitas yang bersifat therapeutik didasari
oleh teori keperawatan. Sistem keperawatan diartikan sebagai produk atau hasil dari aktifitas perawat
sebagai agent self care pasien serta memenuhi kebutuhan self care secara therapeutik. Didalam sistem
keperawatan, perawat memberi gambaran, merancang dan memfasilitasi kebutuhan self care pasien
dan mencari cara bentuk terapeutik perawat sehingga dapat mengeliminir self care deficit dari pasien.
Adapun tujuan keperawatan menurut orem, adalah:
a. Mempertahankan kebutuhan self care sesuai kemampuan klien dan meminimalkan dari self care
deficit.
b. Meningkatkan kemampuan pasien dalam pemenuhan self care.
c. Membantu orang lain untuk memberikan bantuan self care jika pasien tidak mampu.
perawat sebagai self care agent (nursing agency) mempunyai tugas memberikan tindakan
keperawatan yang meliputi: tindakan langsung, memberikan pendidikan kesehatan, membimbing
pasien dan keluarga, memotivasi pasien dan keluarga dan memfasilitasi lingkungan yang dapat
menunjang pemenuhan self care.

F. Aplikasi teori terhadap asuhan keperawatan


Contoh aplikasi teori

APLIKASI KONSEP SELF CARE OREM DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA


DENGAN KASUS DIABETES MELLITUSKasusKeluarga Tn. H terdiri dari seorang ibu berusia 35
tahun, ayah beruasi 38 tahun, dan 2 anak yang berusia 10 tahun dan 8 tahun. Anak yang berusia 10
tahun menderita penyakit Asthma. Pada saat kunjungan rumah perawat mendapatkan data bahwa ibu
sulit memenuhi therapeutic self care demand pada anak yang sakit dan merawat anak yang sehat dan
tidak mampu melakukan perawatan yang selayaknya / seharusnya. Tn H berusaha untuk memenuhi
kebutuhan yang seharusnya ,tetapi tidak mampu untuk memenuhi perawatan anggota keluarganya.
Ny. H memiliki pengalaman yang kurang dalam mempertahankan intake makanan yang adekuat,
kemudian keseimbangan antara istirahat dan aktifitas, dan keseimbangan antara solitude ( kesepian )
dan interaksi social. Hasilnya keluarga ini tidak dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarganya. Tn.
H tidak dapat berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan dependen care anak – anaknya atau
membantu istrinya untuk memenuhi self care. Fungsi keluarga ini mengalami gangguan karena situasi
dependen care dan self care.

a PengkajianFaktor Personal

Nama : kelg Tn HUsia : 38 th

Sex : laki –laki Budaya : suku jawa

status perkawinan : kawin

agama : Islam pekerjaan : wiraswasta

Universal Self Care

a. Tempat tinggal : rumah sendiri dengan ukuran 5 x 13 m, kamar 2 ruang keadaan rumah cukup
rapi

b. makanan : kurang dapat memberikan intake yang adekuat , ketidakseimbangan antara istirahat
dan aktifitas.

c. Sosialisasi : kurang berinteraksi dengan lingkungan

Developmental Self Care Keluarga dengan anak usia sekolah yang salah satunya menderita penyakit
kronisTahap tumbuh kembang anak usia sekolah terganggu Peran sebagai orang tua terganggu dalam
memenuhi kebutuhan anggota keluargaFungsi sosialisasi terganggu

Health Deviationskeluarga tidak mampu merawat anak yang sakit asthma.Keluarga tidak mampu
memenuhi kebutuhan anak sakit seperti : nutrisi, istirahat, sosialisasi

Self Care DeficitsKetidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

IntervensiTujuan adalah terpenuhinya kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti: nutrisi, istirahat
dan aktifitas, sosialisasi dan meningkatnya kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit.
Rencana TindakanTingkatkan motivasi, pengetahuan dan ketrampilan keluarga melalui:Manajemen
nutrisiMonitoring aktifitas dan istirahatMonitoring social interaksiManajemen koping
keluargaPendidikan kesehatan tentang penyakit asma: pengertian, penyebab/pencetus kekambuhan,
penanganan saat kambuh di rumah.

G. Kelebihan dan kekurangan teori

Teori Orem menyediakan dasar yang komprehensif untuk tindakan keperawatan. Teori ini dapat
digunakan dalam keperawatan profesional pada area pendidikan, tindakan klinis, administrasi, riset,
dan system informasi keperawatan.

Kekuatan umum yang dimiliki teori ini adalah aplikasinya untuk pelaksanaan praktek keperawatan
sebagai pekerja klinik baru. Konsep self-care, nursing system, dan self-care deficit mudah dipahami
oleh mahasiswa keperawatan dan dapat dikembangkan dengan ilmu pengetahuan dan penelitian.

Kelemahan dari model Orem adalah ia berpendapat bahwa kesehatan bersifat statis, namun dalam
kenyataannya kesehatan itu bersifat dinamis dan selalu berubah.

Kesan lain dari model konsep ini adalah untuk penempatan pasien dalam system mencakup kapasitas
individu untuk gerakan fisik.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk praktik dalam memenuhi
kebutuhan dasar manusia. Antara teori satu dengan teori yang lainnya tidaklah saling bertentangan
,melainkan saling berkaitan.Orem dengan self care,dependent care nursing teorinya mencoba
memberikan pelayanan keperawatan dengan memunculkan potensi dari tiap klien dalam memenuhi
kondisinya yang terganggu. Dalam teori ini disebutkan bahwa kemampuan seseorang dalam
memberikan pelayanan terhadap dirinya sendiri ity akan di pengaruhi oleh kebutuhan dasar yang
dependen artinya kebutuhan dasar manusia akan tetap porsi kebutuhannya dalam kondisi apapun
seorang klien. Model konseptual orem adalah suatu model keperawatan yang menekankan pada
kemampuan keluarga untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai kemampuan
untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya.

Kekuatan yang paling utama dari teori orem ini adalah pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga di lakukan dengan efektif dan efisien karena terlebih dahulu melihat kemampuan self care
yang dimiliki oleh keluarga tersebut.

Sedangkan kelemahannya adalah perlu adanya pengetahuan dan teknologi keperawatan yang
baik dan terstandarisasi guna pelaksanaan teori ini secara komprehensif dan holistik.

B. SARAN

Penerapan Teori Orem pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan harus terus di
kembangkan dan ditingkatkan menjadi beberapa teori keperawatan yang penerapannya sesuai dengan
kondisi pasien.Model teori Dorothea E.Orem dapat diaplikasikan pada praktek keperawatan pada unit
pada semua unit pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

http://erik-acver-qincai.blogspot.com/2009/03/biografi-dorothea-elizabeth-orem.html

https://dewikuntigeo.wordpress.com

https://slideplayer.info/slide/12210258/

https://nengriza9.wordpress.com/2012/12/21/teori-keperawatan-dorothy-orem/

Anda mungkin juga menyukai