Anda di halaman 1dari 11

RESUME KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN DI RUANAGAN IGD

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR

DI SUSUN OLEH:
NAMA : STEFANUS NGONGO
NIM : 2116007

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2019
LAPORAN PENDAHULUAN KEGAWAT DARURATAN DENGAN GANGGUAN HEMATURIA PADA
AN “R” DI RUANAGAN IGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR

DI SUSUN OLEH:
NAMA : STEFANUS NGONGO
NIM : 2116007

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut spesialis urologi dr Eddy Sunarno, SpU dari Rumah Sakit Balikpapan Husada (RSBH),k e n c i n g
darah baik yang k eliha tan sec ara nyata ata upun yang han ya dapat dilihat
d e n g a n mikroskop dalam bahasa medisnya disebut Hematuria. Penyebab hematuria dapat
disebabkanoleh kelainan di dalam sistem saluran kencing atau di luar sistem saluran kencing. Kelainan
yang berasal dari sistem saluran kencing antara lain berupa batu saluran kenci ng, tumor
jinak atautumor ganas seperti tumor ginjal, tumor ureter, tumor buli -buli, tumor prostat,
dan hiperplasia prostat jinak. Ditambahkan, nyeri yang menyertai hematuria dapat berasal dari nyeri di
salurankemih bagian atas berupa kolik atau gejala iritasi dari saluran kemih bagian bawah. Gejala
khasdari hematuria yang disebabkan tumor ginjal, prostat, dan kandung kencing adalah
hematuria yang hilang timbul dan hematuria tanpa disertai rasa nyeri. Lebih lanjut dikatakan, kencing
darahmerupakan pertanda dari penyakit yang perlu segera ditindak lanjuti secara serius.
Untuk itu,disarankan semua penderita kencing darah rutin melakukan pemeriksaan urine dan
mikroskopisy a n g t u j u a n n y a t a k l a i n a d a l a h u n t u k m e m a s t i k a n a d a n y a s e l d a r a h
m e r a h d a l a m u r i n e d a n tingkat keparahannya. Disebutkan, adapun penatalaksanaan
pertama mengatasai hematuria iniadalah dengan melakukan diagnosis masalah primer penyebab
hematuria.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.KONSEP MEDIS

1. Defenisi

Hematuria adalah didapatkannya sel-sel darah merah di dalam urine. Penemuan klinis sering di
dapatkan pada populasi orang dewasa, dengan prevalensi yang mulai dari 2,5% menjadi 20,0% .Secara
visual terdapatnya sel-sel darah merah di dalam urine dibedakan dalam 2 keadaan, yaitu:

1. Hematuria makroskopik
Hematuria makroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata dapat dilihat sebagai urine
yang berwarna merah, mungkin tampak pada awal miksi atau pada akhirnya yang berasal dari
daerah posterior uretra atau leher kandung kemih. (Wim de Jong, dkk, 2004) Hematuria
makroskopik yang berlangsung terus menerus dapat mengancam jiwa karena dapat
menimbulkan penyulit berupa: terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat aliran urine,
eksanguinasi sehingga menimbulkan syok hipovolemik/anemi, dan menimbulkan urosepsis.
(Mellisa C Stoppler, 2010)
2. Hematuria mikroskopik.
Hematuria mikroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata tidak dapat dilihat sebagai
urine yang berwarna merah tetapi pada pemeriksaan mikroskopik diketemukan lebih dari 2 sel
darah merah per lapangan pandang. (Mellisa C Stoppler, 2010) . Meskipun gross hematuria
didefinisikan didapatkannya sel-sel darah merah di dalam urine, ada kontroversi mengenai
definisi yang tepat dari hematuria mikroskopik. American Urological Association (AUA)
mendefinisikan hematuria mikroskopis klinis yang signifikan karena terdapat lebih dari 3 sel
darah merah (sel darah merah) pada lapangan pandang besar pada 2 dari 3 spesimen urin
dikumpulkan dengan selama 2 sampai 3 minggu. Namun, pasien yang berisiko tinggi untuk
penyakit urologi harus dievaluasi secara klinis untuk hematuria jika urinalisis tunggal
menunjukkan 2 atau lebih sel darah merah pada lapangan pandang besar.
2.Etiologi

Hematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan yang berada di dalam sistem urogenitalia
atau kelainan yang berada di luar sistem urogenitalia. Penyebab paling umum dari hematuria pada
populasi orang dewasa termasuk saluran kemih infeksi, batu saluran kemih, pembesaran prostat jinak,
dan keganasan dalam urologi. Namun, diferensial lengkap sangat luas, beberapa insiden khusus kondisi
yang berhubungan dengan hematuria bervariasi dengan umur pasien, jenis hematuria (gross atau
mikroskopis, gejala atau tanpa gejala), dan adanya faktor risiko keganasan.
Secara keseluruhan, sekitar 5% pasien dengan hematuria mikroskopis dan sampai dengan 40%
pasien dengan gross hematuria ditemukan pada neoplasma dari urinary tract. genitourinari. Sebaliknya,
pada hingga 40% pasien dengan asimptomatik mikrohematuria, sulit di identifikasikan penyebabnya.
Akibatnya, dokter harus mempertimbangkan hematuria yang tidak jelas penyebabnya dari tingkat mana
pun dan mampu mempertimbangkan kemungkinan suatu keganasan.
Kelainan yang berasal dari sistem urogenitalia antara lain adalah:
1. Infeksi antara lain pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistitis, dan uretritis
2. Tumor jinak atau tumor ganas yaitu: tumor ginjal (tumor Wilms), tumor grawitz, tumor pielum,
tumor ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, dan hiperplasia prostat jinak.
3. Kelainan bawaan sistem urogenitalia, antara lain : kista ginjal
4. Trauma yang mencederai sistem urogenitalia.
5. Batu saluran kemih. (Mellisa C Stoppler, 2010)
Kelainan-kelainan yang berasal dari luar sistem urogenitalia antara lain adalah:
1. Kelainan pembekuan darah (Diathesis Hemorhagic),
2. SLE
3. Penggunaan antikoagulan, atau proses emboli pada fibrilasi atrium jantung maupun endokarditis.
(Wim de Jong, dkk, 2004)
3.Patofisiologi

Berdasarkan lokasi yang mengalami kelainan atau trauma, dibedakan glomerulus dan ekstra
glomerulus untuk memisahkan bidang neflogi dan urologi. Darah yang berasal dari nefron disebut
hematuria glomerulus. Pada keadaan normal, sel darah merah jarang ditemukan pada urin. Adanya
eritrosit pada urin dapat terjadi pada kelainan hereditas atau perubahan struktur glomerulus dan integritas
kapiler yang abnormal.
Perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh urine: pada perempuan harus disingkirkan
penyebab hematuria lain misalnya menstruasi, adanya laserasi pada organ genitalia, sedangkan pada
laki-laki apakah disirkumsisi atau tidak.
Bila pada urinalisis ditemukan eritrosit, leukosit dan silinder eritrosit, merupakan tanda sugestif
penyakit ginjal akut atau penyakit ginjal kronik, perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut. Diagnosis banding
hematuria persisten antara lain glomerulonefritis, nefritis tubulointerstisial atau kelainan urologi. Adanya
silinder leukosit, leukosituria menandakan nefritis tubulointerstisial. Bila disertai hematuria juga
merupakan variasi dari glomerulonefritis. Pada kelompok faktor resiko penyakit ginjal kronik harus di
lakukan evaluasi pemeriksaan sedimen urin untuk deteksi dini.
Sebagai prosedur diagnostic pada penyakit ginjal salah satunya adalah uji dipstick untuk
mengetahui adanya darah samar merupakan uji penapisan yang baik untuk hematuria. Uji dipstick
mudah dilakukan sendiri oleh pasien untuk mengikuti perjalanan hematuria selama pengobatan.
4.Manifestasi Klinik

1. Urin yang disertai darah


2. yeri pada flank area (diantara iga dan panggul), punggung, perut bawah, atau kemaluan
3. yeri atau rasa panas saat berkemih
4. demam
5. mual muntah
6. berat badan menurun
7. nafsu makan menurun
8. sering kencing
9. Anyang-anyangan
10. Sensasi terbakar saat buang aire kecil
11. Urine berwarna kelabu disebabkan karena adanya nana bercamnpur urin

5.Komplikasi

1. Retensi urine karena bekuan darah


2. Infeksi
3. Anemia yang berat, bila hematuria profus atau berlangsung lama
4. Infeksi saluran kincing Kondisi ini menyerang beberapa bagian sistem ekskresi di tubuh Anda,
seperti ginjal dan saluran kencing. Infeksi biasanya disebabkan oleh bakteri seperti E. coli.
5. Batu gingal adalah endapan keras yang terbentuk dari zat yang ada di air kencing. Prosesnya
disebut nephrolithiasis. Penyakit batu ginjal atau kencing batu ini biasanya berukuran sangat kecil
atau bisa mencapai sekitar beberapa inci. Ukuran batu yang lebih besar yang mengisi saluran
yang membawa kencing dari ginjal ke kandung kemih disebut batu staghorn.

6.Pemeriksaan Penunjung
1. Pemeriksaan darah yang dilakukan yakni penentuan kadar kreatinin, ureum dan elektrolit untuk
mengetahui faal ginjal; fosfatase asam yang mungkin meningkat pada metastase prostat, dan
fosfatase alkali yang dapat meningkat pada setiap jenis metastase tulang. Kadar kalsium, fosfat,
asam urat dan hormon paratiroid ditentukan bila terdapat kemungkinan urolithiasis.
2. Pemeriksaan urine dilakukan untuk pemeriksaan mikroskopik, bakteriologik dan sitologik.
Pemeriksaan urinalisis dapat mengarah kepada hematuria yang disebabkan oleh faktor
glomeruler ataupun non glomeruler. Pemeriksaan hapusan darah tepi dapat menunjukkan proses
mikroangiopati yang sesuai dengan sindrom hemolitik-uremik, trombosis vena ginjal, vaskulitis,
atau SLE. Pada keadaan terakhir, adanya autoantibodi dapat ditunjukkan dengan reaksi Coombs
positif, adanya antibodi antinuclear, leukopenia dan penyakit multisistem. Trombositopenia dapat
diakibatkan oleh berkurangnya produksi trombosit (pada keganasan) atau peningkatan konsumsi
trombosit (SLE, purpura trombositopenik idiopatik, sindrom hemolitik-uremik, trombosis vena
ginjal). Walaupun morfologi SDM urin dapat normal pada perdarahan saluran kemih bawah dan
dismorfik pada perdarahan glomerular, morfologi sel tidak secara pasti berhubungan dengan
lokasi hematuria.
3. Pada pemeriksaan pH urine yang sangat alkalis menandakan adanya infeksi organisme pemecah
urea di dalam saluran kemih, sedangkan pH urine yang sangat asam mungkin berhubungan
dengan batu asam urat.
4. Sitologi urine diperlukan untuk mencari kemungkinan adanya keganasan sel-sel urotelial.
5. IVP adalah pemeriksaan rutin yang dianjurkan pada setiap kasus hematuria & sering digunakan
untuk menentukan fungsi ekskresi ginjal. Umumnya, menghasilkan gambaran terang saluran
kemih dari ginjal sampai dengan kandung kemih, asal faal ginjal memuaskan. Pemeriksaan ini
dapat menilai adanya batu saluran kemih, kelainan bawaan saluran kemih, tumor urotelium,
trauma saluran kemih, serta beberapa penyakit infeksi saluran kemih.
6. USG berguna untuk menetukan letak dan sifat massa ginjal dan prostat (padat atau kista),
adanya batu atau lebarnya lumen pyelum, penyakit kistik, hidronefrosis, atau urolitiasis ureter,
kandung kemih dan uretra, bekuan darah pada buli-buli/pielum, dan untuk mengetahui adanya
metastasis tumor di hepar. Ultrasonografi dari saluran kemih sangat berguna pada pasien
dengan hematuria berat, nyeri abdomen, nyeri pinggang, atau trauma. Jika hasil penelitian awal
ini tetap normal, disarankan dilakukan pemeriksaan kreatinin dan elektrolit serum.
7. Arteriografi dilakukan bila ditemukan tumor ginjal nonkista untuk menilai vaskularisasinya
walaupun sering digunakan CT-Scan karena lebih aman dan informative. Bagian atas saluran
kemih dapat dilihat dengan cara uretrografi retrograd atau punksi perkutan.
8. Payaran radionuklir digunakan untuk menilai faal ginjal, misalnya setelah obstruksi dihilangkan
9. Pemeriksaan endoskopi uretra dan kandung kemih memberikan gambaran jelas dan kesempatan
untuk mengadakan biopsy
10. Sistometrografi biasanya digunakan untuk menentukan perbandingan antara isi dan tekanan di
buli-buli
11. Sistoskopi atau sisto-uretero-renoskopi (URS) dikerjakan jika pemeriksaan penunjang di atas
belum dapat menyimpulkan penyebab hematuria. (Wim de Jong, dkk, 2004)
7.Clinical Pathway

Infeksi saluran
kemih:
pielonefritis,
glomerulonefritis,
Ureteritis, sistisis

Hematuria
Batu saluran
kemih

Pembesaran
prostat jinak

Kelainan luar
sistem
urogenitalia:diatesi
s hemoragic,SLE

Gg Eliminasi urine
Tumor jinak atau
tumor ganas:Tumor
prostat,hyperplasia
prostat,tumor ureter, Nyeri akut

Gg Rasa
nyaman
B.KONSEP KEPERAWATAN

1.Pengkajian Keperawatan

a) Identitas Pasien :Nama,umur,jenis kalamin,pekerjaan,agama,pendidikan pekejaan,dll


b) Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pengkajian Primer
1. Airway apakah tidak ada sumbatan jalan napas
2. Breathing apakah pasien menggunakan pernpasasn dada
3. Circulation apakah ada Hipotensi/hipertensi,Takipnue,Hipotermi,Pucat,Ekstremitas
dingin,Penurunan capillary refill,Produksi urin menurun,Nyeri,Pembesaran kelenjar getah
bening
c) Pemeriksaan Fisik
1. Bentuk kepala
tidak ada cedera, tidak ada bekas luka, rambut beruban, muka klien terlihat meringis
menahan sakit, tegang, klien gelisah, suara klien gemetar.
2. Sistem pernapasan
Bentuk hidung simetris, keadaan bersih, sekret (-), eillia (+), pelt (-), septum nasal ditengah,
polip (-) mukosa hidung merah muda, pergerakan dada simetris, pengembangan paru baik,
vokal pomitus kiri dan kanan sama, frekuensi nafas 20 x/menit, bunyi nafas vesikuler, tidak
ada suara tambahan.
3. Sistem kardio vaskuler
Bentuk kounjungtiva,apakah ada edema sclera, bentuk jantung,
4. Sistem Pencernaan arna bibir pucat,
mukosa mulut, jumlah gigi lengkap, pembesaran tonsil , uvula di tengah bergerak bekas
pendarahan gusi ,kemampuan mengunyah dan menelan, kelenjar getah bening,bentuk
abdomen, bunyi abdomen, pada palpasi hepar dan lien, BAB berapa kali sehari, konsistensi
, BB sekarang, TB.
5. Sitem persyarafan
Kesadaran kompos, nyeri kepala, GCS , orientasi terhadap orang, fungsi nerveus kranial
kelainan.
6. Sistem Endokrin
apakah ada pembesaran kelenjar tyroid dan getah bening, ada poliuria, polipipsi, polipagia,
7. Sisten Integumen
Keadaan kulit bersih, suhu, warna kulit, ruam , kulit lembab, tidak ada lecet/lesi.
8. Sistem Muskuloskeletal
Benrtuk ROM
2.Diagnosa Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan

2. Gangguan Eliminasi urin

3. Gangguan Rasa Nyaman

4. Nyeri Akut/Kronik
DAFTAR PUSTAKA

1. Graham. 2002. Episodic gross hematuria in association with allergy symptoms in a child. Clin
Nephrol
2. Russo.1998. Gross hematuria of uncommon origin: the nutcracker syndrome. Am J Kidney
3. http://www.aafp.org/afp/20010315/1145.html

4. R. Sjamsuhidajat, Wim, de Jong. Saluran kemih dan alat kelamin lelaki,Trauma penis. Buku ajar
Ilmu Bedah edisi 2, Jakarta, 2004; hal 773

5. Wim de Jong,)dkk, 2004. Mellisa C Stoppler, 2010). buku ajar kedokteran sistem perkemihan
Jakarta selemba medika

Anda mungkin juga menyukai