Anda di halaman 1dari 5

Setiap kehamilan selayaknya memang direncanakan dan diharapkan

keberlangsungannya. Namun, banyak orang yang nyatanya tak mampu


mencapai kondisi ideal tersebut. Alhasil, mereka menerima karunia luar biasa
itu dengan terpaksa. Oleh karena itu, agar tidak timbul keterpaksaan tersebut,
hendaknya dilakukan antisipasi terlebih dahulu, antara lain dengan penggunaan
kontrasepsi. Kontrasepsi merupakan upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.
Penggunaan kontarsepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi
fertilitas. Pada umumnya klien pasca persalinan ingin menunda kehamilan
berikutnya paling sedikit 2 tahun lagi, atau tidak ingin tambahan anak lagi.
Konseling tentang keluarga berencana atau metode kontrasepsi sebaiknya
diberikan sewaktu asuhan antenatal maupun pasca persalinan. Konseling
tentang KB dimulai pada saat kunjungan asuhan antenatal (perawatan
kehamilan) ke fasilitas pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan (dokter /
bidan). Dimana pada saat melakukan asuhan antenatal tersebut ibu akan
mendapatkan konseling selain konseling KB, juga tentang gizi dan ASI eksklusif,
serta konseling tentang persiapan persalinan oleh tenaga kesehatan. KB pasca
persalinan merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk mengatur
kelahiran, menjaga jarak kehamilan dan menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, agar dapat mengatur kehamilan melalui penggunaan alat / obat
kontrasepsi setelah melahirkan. Pasca persalinan / masa nifas adalah suatu
masa yang dimulai sejak bayi lahir diikuti dengan ke luarnya plasenta (ari-ari).
Berakhir sampai rahim pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya
40 hari. Berikut adalah kontrasepsi bagi ibu pasca persalinan yang menyusui :
Kontrasepsi yang tidak mengandung hormonal merupakan pilihan utama. -
Segera setelah plasenta lahir : MAL, IUD, MOW - Sebelum 2 X 24 jam : MOW - 6
minggu : IUD, MOW, Kontrasepsi progestin ( Pil, Suntik, Implant ) - 3 bulan : IUD,
MOW, Kontrasepsi progestin ( Pil, Suntik, Implant ) - 6 bulan : semua jenis
kontrasepsi baik hormonal maupun non hormonal sesuai dengan pilihan dan
kondisi ibu. Kontrasepsi bagi ibu pasca persalinan yang tidak menyusui Jenis alat
kontrasepsi yang dapat diberikan sama dengan jenis alat kontrasepsi untuk ibu
menyusui, kecuali MAL. Pil kombinasi estrogen-progesteron dapat diberikan
lebih awal, tidak diberikan sebelum minggu ke-3 pasca persalinan, implant dan
suntikan KB 3 bulanan diberikan segera setelah melahirkan.
A. Metode amenorea laktasi ( MAL ) MAL adalah suatu cara yang mengandalkan
pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan
makanan atau minuman apa pun lainnya. MAL dapat dipakai sebagai
kontrasepsi bila menyusui secara penuh dan lebih efektif bila pemberian ≥ 8x
sehari sampai 6 bulan, belum haid, umur bayi kurang dari 6 bulan dan harus
dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya. Cara kerja :
penundaan/penekanan ovulasi Keuntungan MAL : • Efektivitas tinggi
(keberhasilan 98% pada enam bulan pascapersalinan) / Segera efektif • Tidak
mengganggu senggama • Tidak ada efek samping secara sistemik • Tidak perlu
pengawasan medis • Tidak perlu obat atau alat • Tanpa biaya Keuntungan lain :
Untuk bayi : • Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindungan
lewat ASI) • Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh
kembang bayi yang optimal • Terhindar dari keterpaparan terhadap
kontaminasi dari air, susu lain atau formula, atau alat minum yang dipakai.
Untuk ibu : • Mengurangi pendarahan pasca persalinan • Mengurangi risiko
anemia • Meningkatkan hubungan psikologi ibu dan bayi Keterbatasan • Perlu
persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit
pasca persalinan • Mungkin sulit dilaksanankan karena kondisi sosial •
Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
Tidak melindungi terhadap infeksi menular seksual (IMS) termasuk virus
hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS Yang dapat menggunakan MAL adalah ibu yang
menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan dan belum
mendapat haid setelah melahirkan. Sebaliknya yang seharusnya tidak
menggunakan MAL adalah ibu yang sudah mendapat haid setelah bersalin, tidak
menyusui secara eksklusif, bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan, ibu yang
bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.
B. Kontrasepsi kombinasi (hormon estrogen dan progesteron) Bentuk
pemberian kontrasepsi kombinasi dapat berbentuk tablet atau injeksi.
Kontrasepsi oral biasanya dikemas dalam satu kotak yang berisis 21 atau 22
tablet, dan sebagian kecil berisi 28 tablet. Minipil digunakan tanpa masa istrahat
yang terdiri dari 35 tablet. Sediaan depo injeksi dapat berupa injeksi mikro
kristalin (depoprovera) atau cairan minyak dari asam lemak sterioid ester.
Sediaan estrogen – gestagen dibagi menjadi kombinasi monofasik, bertingkat,
dan sekuensial bifasik.
C. Pil kombinasi Adalah pil kontrasepsi yang berisi estrogen maupun
progesteron. Dosis estrogen ada yang 0,05; 0,08 dan 0,1 mg per tablet.
Sedangkan dosis dan jenis progesteronnya bervariasi dari masing-masing pabrik
pembuatnya. Cara kerja : • Menekan sekresi gonadotropin dari hipofise secara
terus – menerus, sehingga tidak terjadi ovulasi. • Merubah konsistensi lendir
serviks menjadi tebal dan kental, sehingga penetrasi dan transportasi sperma
akan terhalang, sulit, atau tidak mungkin sama sekali. • Merubah peristaltik tuba
dan rahim, sehingga mengganggu motilitas tuba untuk ovum dan transportasi
sperma. Menimbulkan perubahan pada endometrium, sehingga tidak
memungkinkan terjadinya nidasi. • Merubah kepekaan indung telur terhadap
rangsangan-rangsangan gonadotropin. Manfaat : • Memiliki efektivitas yang
tinggi, dapat dipercaya jika dimakan sesuai aturan pakainya • Pemakai pil dapat
hamil lagi, bilamana dikehendaki kesuburan kembali dengan cepat • Tidak
mengganggu hubungan seksual • Resiko terhadap kesehatan sangat kecil •
Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang, tidak terjadi nyeri
haid • Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin
menggunakannya untuk mencegah kehamilan • Dapat digunakan sejak usia
remaja hingga menopause • Mudah dihentikan setiap saat • Dapat digunakan
sebagai kontrasepsi darurat • Dikatakan dapat mengurangi angka kejadian
kanker ovarium Kekurangan : • Pil harus dimakan setiap hari, kurang cocok bagi
wanita yang pelupa • Mual, terutama pada 3 bulan pertama • Perdarahan
bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama • Pusing, nyeri
payudara, berat badan naik sedikit • Tidak boleh diberikan pada perempuan
menyusui (mengurangi ASI) • Meningkatkan tekanan darah, retensi cairan,
sehingga resiko stroke, dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam
sedikit meningkat • Tidak mencegah IMS Yang dapat menggunakan pil
kombinasi : • Usia reproduksi, telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak
• Gemuk atau kurus • Setelah melahirkan dan tidak menyusui • Setelah
melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan semua cara
kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut • Pascakeguguran,
anemia, nyeri haid hebat, siklus haid tidak teratur • Riwayat kehamilan ektopik,
kelainan payudara jinak, DM tanpa komplikasi, penyakit tiroid, penyakit radang
panggul dll • Varises vena Yang tidak boleh menggunakan pil kombinasi : • Hamil
atau dicurigai hamil, menyusui eksklusif • Perdarahan pervaginam yang belum
diketahui • Penyakit hati akut • Perokok usia > 35 tahun • Riwayat penyakit
jantung, stroke, tekanan darah > 180/110 mmhg, riwayat gangguan pembekuan
darah atau DM > 20 tahun, kanker payudara, migrain dan gejala neurologi fokal
• Tidak dapat menggunakan pil secara teratur. Waktu mulai menggunakan pil
kombinasi : • Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan
tersebut tidak hamil. • Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid • Boleh
menggunakan pada hari ke-8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi
yang lain mulai hari ke-8 sampai hari ke-14 atau tidak melakukan hubungan
seksual sampai paket pil tersebut habis. Setelah melahirkan : • Setelah 6 bulan
pemberian ASI eksklusif • Setelah 3 bulan dan tidak menyusui • Pasca keguguran
(segera atau dalam waktu 7 hari) • Bila berhenti menggunakan kontrasepsi
injeksi, dan ingin menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan
tanpa perlu menunggu haid.
D. IMPLANT Keuntungan Kontrasepsi Implan : Sangat efektif (0.05–11
kehamilan per 100 wanita dalam tahun pertama pemakaian) Segera bekerja
efektif (< 24 jam) Metode jangka panjang (perlindungan s/d 5 tahun)
Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian Tidak mengganggu
proses sanggama Tidak berpengaruh pada produksi ASI Kesuburan segera
pulih setelah dilepaskan Efek samping minimal Klien hanya kembali apabila
ada masalah Tidak perlu pemeriksaan tambahan untuk klien Dapat dipasang
oleh petugas kesehatan terlatih (dokter, bidan atau perawat) Tidak
mengandung estrogen Waktu Penggunaan : Setiap waktu wanita tersebut
dinyatakan tidak hamil Dalam 7 hari pertama menstruasi Pascapersalinan:
sesudah 6 bulan jika memakai metode laktasi amenorea (MLA) setelah 6
minggu jika memberikan ASI tetapi tidak memakai MLA Segera setelah 6
minggu jika tidak memberikan ASI Dalam 11 hari pertama pascakeguguran
E. IUD Jenis IUD di Indonesia ada beberapa macam, diantaranya : • Lippes Loop
• CuT 380A --------- jenis ini yang digunakan oleh BKKBN • Nova T Cara kerja IUD
: CuT-380A mencegah fertilisasi → ion tembaga menurunkan motilitas dan
fungsi sperma, mengganggu cairan tuba dan uterus, mencegah sperma
mencapai tuba dan membuahi sel telur. IUD tembaga menyebabkan trauma
lokal di endometrium karena respon tubuh terhadap benda asing → perubahan
biokimiawi sehingga dihasilkan lingkungan dalam uterus yang toksik dan letal
terhadap sperma dan embrio. Keuntungan penggunaan IUD : Efektivitas tinggi,
perlindungan jangka panjang dari kehamilan (10-12 th). Fertilitas cepat
kembali setelah pengangkatan. Tidak ada efek samping hormonal. Secara
ekonomis tidak mahal dibandingkan jangka waktu pemakaian. Nyaman, tidak
membutuhkan tindakan setiap hari dan tidak ada kunjungan ulang untuk
kontrol. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Rumor dalam
masyarakat : * Ngeri ada benda asing dalam badan. * Dapat geser2 sampai
keluar dari kandungan. * Harus dilepas 5 tahun lagi. * Ada yang keluar sendiri. *
Ada yang masih bisa hamil. Waktu pemasangan IUD : 1. Dalam 48 jam pasca
persalinan (termasuk segera setelah plasenta lahir) 2. Bila 4 minggu/lebih pasca
persalinan belum haid langsung dipasang IUD (tidak perlu kontrasepsi
perlindungan). 3. Bila 4 minggu/lebih pasca persalinan sudah haid dipasang
dalam 7 hari haid, atau jika dipasang >7 hari haid perlu menunda hubungan seks
atau kontrasepsi perlindungan selama 7 hari. 4. Persalinan bedah cesar IUD
dipasang setelah plasenta lahir, sebelum menjahit dinding rahim. WHO (Medical
Eligibility Criteria for Contraceptive Use, 2008)

Anda mungkin juga menyukai