Anda di halaman 1dari 32

KEJANG

Retno Mawarti
D4 Bidan Pendidik FIKes
UNISA Yogyakarta
Pengertian
• Kejang Eklamsia  kejang yang terjadi
pada ibu hamil >20mg

• Penyebab : PEB  Hypertensi, Proteinuri


Kejang eklamsia
• Kejang eklamsia dapat dibagi menjadi 2 fase.
1. Fase pertama adalah kejang sekitar 15-20 detik
yang ditandai dengan kedutan di sekitar wajah.
2. Fase kedua yang ditandai dengan kejang otot di
sekitar rahang, otot mata, dan akhirnya
menyebar ke seluruh tubuh selama sekitar 60
detik.
Penatalaksanaan Kejang
Eklampsia
• Air way
• Breathing
• Circulation
• Drug
- MgSO4 20% 4 gram IV hati-hati (bolus)/
- MgSO4 40% 5 gram I.M. Bokong ka dan ki
• Rujuk
• Pemberian MgSO4 diberikan selama 24
jam pasca kejang
• Penghentian pemberian MgSO4 bila
terjadi : bila freq pernafasan kurang
16x/mnt, jumlah urine < 30ml/jam dan ato
berwarna merah
• Tanda-tanda intoksikasi: lemas, paralisis,
somnolent.
Komplikasi
• Kerusakan SSP dan pendarahan intrakranial akibat kejang
yang muncul berulang. Gejala lain dari kerusakan sistem
saraf pusat adalah kebutaan kortikal, akibat kerusakan pada
korteks oksipital otak.
• Gagal ginjal akut dan gangguan ginjal lainnya.
• Gangguan kehamilan dan janin.
• Gangguan dan kerusakan hati (sindrom HELLP)
• Gangguan sistem peredaran darah, seperti koagulasi
intravena terdiseminasi (DIC).
• Penyakit jantung koroner dan stroke.
• Kemunculan kembali preeklamsia dan eklamsia pada
kehamilan berikutnya.
Kejang Epilepsi
• Epilepsi adalah gangguan kronik otak
dengan ciri timbulnya gejala2 yang datang
dalam serangan2 berulang
• Disebabkan muatan listrik abnormal sel2
saraf otak yang bersifat reversibel dengan
berbagai penyebab
• Kejang epilepsi tidak dipengaruhi
kehamilan
• Hypertensi
• Persalinan prematur
• BBLR
• Bayi dengan kelainan bawaan
• Kematian perinatal
Faktor predisposisi
• Idiopatik
• Faktor keturunan, genetik, kelainan
kongenital
• Gangguan metabolik, infeksi, neoplasma,
• Kelainan pembuluh darah, keracunan
Diagnosis
• Kejang
• Riwayat kejang sebelumnya
• Tekanan darah normal
• Protein uri normal
• Gambaran EEG abnormal
Penatalaksanan
• Umum
• Berikan obat epilepsi dosis rendah
• Hindari obat yang berpengaruh terhadap
kehamilan (cacat bawaan)
• Bila ibu kejang berikan 10mg diazepam iv
pelan2(2menit), bisa diulang sesudah 10
menit
• Segera rujuk
• Khusus
• Bila kejang berlanjut perhatikan
Airway,Breating
• Berikan 1 gram fenetoin IV larutkan dalam
NaCL 0,9% 50-100ml, selama 30menit
(18mg/kgBB) JANGAN MELARUTKAN FENITOIN
DALAM CAIRAN LAIN MENGGUMPAL/KRISTALISASI
• Bilas dengan NaCL 0.9% sebelum dan
sesudah infus fenitoin
• JANGAN berikan infus fenitoin melebihi
50mg/menit, karena bisa terjadi denyut jantung
irreguler, hipotensi, dan depresi pernafasan
• Jika ibu tahu riwayat epilepsi sebelumnya,
lanjutkan terapi yang didapat sebelumnya
• Jika tidak diketahui, berikan Fenitoin oral 100mg
2-3 kali/hari
• Suplemen asam folat oral dosis 600ug/hari
bersama terapi epilepsi dalam kehamilan
• Berikan vit k 1 mg pada neonatus
Sesak Nafas Asma

Retno Mawarti
Pengertian
• Asma adalah keadaan klinis yang ditandai
oleh masa penyempitan bronkus yang
reversibel, dipisahkan oleh masa di mana
ventilasi jalan nafas terhadap berbagai
rangsang. (Sylvia Anderson (1995 : 149)
• Asma adalah radang kronis pada jalan nafas
yang berkaitan dengan obstruksi reversible
dari spasme, edema, dan produksi mucus
dan respon yang berlebihan terhadap
stimuli. (Varney, Helen. 2003)
Etiologi
Alergen Alergi

Otot saluran nafas mengkerut

Selaput lendir menebal Sesak / Asthma

Dinding saluran nafas bengkak

Saluran nafas menyempit


Perubahan sistem pernafasan selama
kehamilan disebabkan
a. Perubahan hormonal
 Volume tidal meningkat dari 450 cc menjadi 600 cc
sehingga terjadi peningkatan ventilasi per menit.
Peningkatan volume tidal ini diduga disebabkan oleh
efek progesteron terhadap resistensi saluran nafas dan
dengan meningkatkan sensitifitas pusat pernafasan
terhadap karbondioksida.
b. Faktor Mekanik
Kehamilan membesar

Peningkatan diafragma terutama setelah


TMT II

Turunnya kapasitas residu fungsional

Pola pernapasan berubah dari pernapasan


abdomen menjadi torakal sehingga
kebutuhan O2 maternal meningkat
Gejala Asma
• Mulai dari wheezing - bronkokonstriksi berat.
• Hipoksia ringan dikompensasi dengan hiperventilasi. Jika
bertambah berat kelelaha retensi O2.
• Tanda gagal napas : asidosis, hiperkapnea, adanya
pernapasan dalam, takikardi, pulsus paradoksus, ekspirasi
memanjang, penggunaan otot asesoris pernapasan,
sianosis sentral, sampai gangguan kesadaran.
• Manifestasi klinis asma yaitu dispnea, kesesakan dada,
wheezing, dan batuk malam hari. Pasien melaporkan gejala
seperti gangguan tidur dan nyeri dada.
• Batuk yang memicu spasme dapat
BERBAHAYA.
• Beberapa penderita asma hanya dimulai
wheezing tanpa batuk.
• Beberapa yang lain tidak pernah
wheezing tetapi hanya batuk selama
serangan terjadi.
• Selama serangan asma, mukus menjadi
kering dan sukar.
DERAJAT ASMA
• TINGKAT PERTAMA
secara klinis normal, tetapi asma timbul jika ada faktor
pencetus

• TINGKAT KEDUA
penderita asma tidak mengeluh dan pada pemeriksaan fisik
tanpa kelainan tetapi fungsi parunya menunjukkan obstruksi
jalan nafas

• TINGKAT KETIGA
penderita tidak ada keluhan tetapi pada pemeriksaan fisik
maupun maupun fungsi paru menunjukkan tanda-tanda
obstruksi jalan nafas.
• TINGKAT KEEMPAT
penderita mengeluh sesak nafas, batuk dan
nafas berbunyi. Pada pemeriksaan fisik
maupun spirometri akan dijumpai tanda-
tanda obstruksi jalan napas.

• TINGKAT KELIMA
status asmatikus, yaitu suatu keadaan
darurat medik berupa serangan akut asma
yang berat, bersifat refrakter terhadap
pengobatan yang biasa dipakai.
Modifikasi asma berdasarkan National
Asthma Education Program (NAEPP)
• Asma Ringan
Singkat (< 1 jam ) eksaserbasi symptomatic < dua kali/minggu
Puncak aliran udara ekspirasi > 80% diduga akan tanpa gejala

• Asma Sedang
Gejala asma kambuh >2 kali / mingggu
Kekambuhan mempengaruhi aktivitasnya
Kekambuhan mungkin berlangsung berhari-hari
Kemampuan puncak ekspirasi /detik dan kemampuan volume
ekspirasi berkisar antara 60-80%.

• Asma Berat
Gejala terus menerus menganggu aktivitas sehari-hari
Puncak aliran ekspirasi dan kemampuan volume ekspirasi
kurang dari 60% dengan variasi luas
Diperlukan kortikosteroid oral untuk menghilangkan gejala.
Patofisiologi
ALERGI
Pengaruh kehamilan terhadap asma

Pengaruh kehamilan terhadap Efek kehamilan pada


asma TIDAK SAMA. asma tidak dapat
Timbul saat UK 24-36 minggu. diprediksi.
BERKURANG, saat akhir
kehamilan.

Peningkatan Frekuensi dan


hormon ASMA beratnya
serangan asma
progesteron

Peningkatan
hormon estrogen Jenis Kelamin Riwayat asma
Janin sebelum hamil
Pengaruh asma terhadap kehamilan
Serangan asma berat
dan asma yang tidak
Umumnya, asma terkontrol dapat
tidak mempengaruhi menyebabkan
janin. HIPOKSIA JANIN

Kelahiran
Prematur

KEHAMILAN
Usia kehamilan SC
muda

Hipertensi Abrupsio Korioamnio


pada
Plasenta nitis
Kehamilan
Diagnosis dan pemantauan penyakit

 Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala episodic


obstruksi aliran jalan napas
 Derajat asma dikelompokkan berdasarkan
frekuensi dan derajat berat gejalanya,
termasuk gejala malam, episode serangan,
dan faal paru.
 Pasien asma persisten harus dievaluasi minimal
setiap bulannya selama kehamilan. Evaluasi
termasuk riwayat penyakit (frekuensi gejala, asma
malam hari, gangguan aktivitas, serangan dan
penggunaan obat ), auskultasi paru, serta faal paru
• Uji spirometri dilakukan pada diagnosis
pertama kali, dan dilanjutkan dengan
pemantauan rutin pada kunjungan
pasien selanjutnya, tetapi pengukuran APE
dengan peak flow meter biasanya sudah
cukup. Pasien dengan VEP1 60-80%
prediksi meningkatkan risiko terjadinya
asma pada kehamilan, dan pasien dengan
VEP1 kurang dari 60% prediksi memiliki
risiko yang lebih tinggi
Penalaksanaan asma pada kehamilan

• Penyesuaian terapi untuk mengatasi gejala.


• Pengobatan untuk mencegah serangan dan
penanganan dini bila terjadi serangan.
• Pemberian obat sebaiknya inhalasi, untuk
menghindari efek sistemik pada janin.
• Pemeriksaan fungsi paru ibu.
• Pada pasien yang stabil, NST dilakukan
pada akhir trimester II/awal trimester III.
• Konsultasi anestesi untuk persiapan
persalinan.
Penatalaksanaan asma kronis pada kehamilan
harus mencakup :

• Penilaian obyektif fungsi paru dan


kesejahteraan janin
• Menghindari faktor pencetus asma
• Edukasi
• Terapi farmakologi selama kehamilan (asma
intermiten, asma persisten ringan, asma
persisten sedang, dan asma persisten berat)
Gadar Sesak Nafas
1. Airway
2. Brithing
3. Circulation (sesuai keadaan)
4. Drug Cari penyebab
5. Edukasi
6. Pencegahan
DOA SESUDAH BELAJAR

‫م‬
‫حيِ م‬
‫ن ِالرر م‬
‫م م‬
‫ح م‬ ‫م ِاللر م‬
‫ه ِالرر ح‬ ‫س م‬
‫بم ح‬

‫ط ل‬
ِ ‫ل‬ ‫ل ِمباَ م‬ ‫وأممرمناَ ِاحلمباَ م‬
‫ط م‬ ‫واحرزحقمناَ ِاتم تـِّمباَ م‬
‫عه ِ ِ م‬ ‫قاَ ِ م‬ ‫ح لت‬
‫ق ِ م‬ ‫م ِأممرمناَ ِاحل م‬
‫ح ر‬ ‫مالل ره ر‬
‫جمتمناَبمه‬ ‫واحرزحقمناَ ِا ح‬ ‫م‬

Ya Alloh Tunjukkanlah kepada kami kebenaran


sehinggga kami dapat mengikutinya Dan
tunjukkanlah kepada kami kejelekan sehingga kami
dapat menjauhinya

Anda mungkin juga menyukai