Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umun Daerah


Kabupaten Hulu Sungai Selatan merupakan salah satu bagian dari wilayah
Pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan. Secara Geografis tercatat diantara
2°12´ - 2°7´ Lintang Selatan dengan 114°20´24´ - 114°50´18´´ bujur timur.
Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan batas wilayah meliputi sebelah utara
Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Tanha Bumbu, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapin, dan Sebelah
Barat berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Secara Administratif luas wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah
1.703.000 km² atau 4,56% dari wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Pembagian
wilayah Administratif terbagi atas 11 (sebelas) Kecamatan, 144 (seratus empat
belas) Desa, dan 4 (empat) Kelurahan.
Dalam tabel di bawah ini, terlihat jelas luas wilayah Kabupaten Hulu Sungai
Selatan yang dibagi perkecamatan. Adapun luas wilayah yang paling luas adalah
kecamatan Loksado, akan tetapi wilayah ini adalah wilayah pegunungan dengan
kondisi alam yang masih utuh, sehingga jumlah penduduknya sedikit, sementara
wilayah yang paling sempit adalah kecamatan Kandangan yang merupakan
ibukota kabupaten, yang memiliki jumlah penduduk terbanyak, hal ini
dikarenakan wilayah perkotaan dan pusat dari kegiatan Pemerintahan, bisnis dan
pendidikan.
Tabel 4.1
Luas Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan per Kecamatan
No Kecamatan Luas Wilayah (km²)
1 Padang Batung 20.993
2 Loksado 33.889
3 Telaga Langsat 5.808
4 Angkinang 5.840
5 Kandangan 1.071
6 Sungai Raya 8.096
7 Simpur 8.235
8 Kalumpang 13.507
9 Daha Selatan 322.82
10 Daha Utara 268.11
11 Daha Barat 149,62
Sumber Kecamatan Dalam Angka 2018
Tabel 4.2
Data Agregat Kependudukan Kabupaten Hulu Sungai Selatan per Kecamatan per
Desember 2018
Jumlah Jumlah Jumlah
No Kecamatan Jumlah KK
Laki-laki Perempuan Penduduk
1 Sungai Raya 9.168 9.408 6.687 18.576
2 Padang Batung 11.080 11.201 7.652 22.281
3 Telaga Langsat 5.478 5.391 3.774 10.869
4 Angkinang 9.866 9.855 6.626 19.721
5 Kandangan 25.252 25.740 17.401 50.992
6 Simpur 7.949 8.158 5.571 16.107
7 Daha Selatan 22.233 21.345 13.825 43.578
8 Daha Utara 17.467 16.769 10.419 34.236
9 Kalumpang 3.535 3.377 2.345 6.912
10 Loksado 4.634 4.511 2.802 9.145
11 Daha Barat 4.135 3.955 2.477 8.090
Total 120.797 119.710 79.579 240.507
Sumber Buku Kependudukan Tahun 2018 Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kab. HSS
Dari data di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak adalah
Kecamatan Kandangan yaitu sebesar 21,20%, disusul oleh Kecamatan Daha
Selatan sebesar 18,11% dan yang terakhir adalah kecamatan Kalumpang sebesar
2,87% dari jumlah penduduk 240.507 jiwa.
Tabel 4.3
Data Kependudukan perkecamatan berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2018
Tidak
Belum Tamat
Kecamatan tamat SLTP SLTA D1 D2 S1 S2 S3
sekolah SD
SD
Sungai Raya
Padang
Batung
Angkinang
Simpur
Kandangan
Daha Selatan
Daha Utara
Kalumpang
Loksado
Daha Barat
Telaga
Langsat
Total

Sumber Buku Kependudukan Tahun 2018 Dinas Kependudukan dan Pencatatan


Sipil Kab. HSS
Mencermati data diatas , Data penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan menurut
tingkat pendidikan yang tertinggi adalah Sekolah Dasar yaitu 80.592 orang,
sedangkan yang belum sekolah yaitu 47.148 orang, yang paling sedikit yaitu
tingkat pendidikan S.3 berjumlah 4 orang, yang berdomisili di kecamatan
Kandangan 2 orang, Kecamatan Angkinang 1 orang dan 1 orang di kecamatan
Simpur, Menurut Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, angka di atas
khususnya yang belum sekolah da pendidikan Sekolah Dasar bukan menunjukkan
keadaan yang sebenarnya, hal ini karena masih jarang penduduk yang
memperbaharui data pendidikannya, mereka baru merubah Kartu Keluarga
apabila diperlukan, misalnya ada penamban anggota keluarga baru, ada
kepindahan atau ada kematian, selain itu sangat jarang sekali warga
memperbaharui data pendidikan di Kartu Keluarganya, sehingga pendidikan awal
dan yang terendah menjadi banyak.
Beranjak dari data diatas, sesuai dengan orientasi dilapangan dan pertimbangan
Geografis wilayah, Kepadatan penduduk, dan Tingkat pendidikan maka lokasi
penelitian adalah di Kecamatan Daha Selatan (daerah rawa), Kecamatan Telaga
Langsat (Daerah Pegunungan) dan Kecamatan Kandangan (daerah daratan).
Dari ketiga kecamatan tersebut terdapat 6 (enam) Kampung KB yang telah
dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam periode
Tahun 2017-2018. Namun lokus penelitian adalah Kampung KB Desa Parigi
Kecamatan Daha Selatan, Kampung KB Desa Ambutun Kecamatan Telaga
Langsat, dan Kampung KB Desa Lungau Kecamatan Kandangan.
4.1.1. Desa Parigi Kecamatan Daha Selatan
4.1.1.1. Sejarah Desa
Pada awalnya Desa Parigi menjadi satu kesatuan wilayah dengan desa Habirau
Tengah dan Desa Habirau, Pada tahun 1970 desa Parigi dipecah menjadi 2 ( dua)
wilayah yang diberi nama Desa Parigi dan Desa Habirau, seiring dengan
perkembangan desa dan bertambahnya jumlah penduduk, maka pada tahun 1975
Desa Parigi dan Desa Habirau dimekarkan menjadi 3 (tiga) wilayah pemerintahan
desa, yakni desa Parigi, Desa Habirau Tengah dan Desa Habirau. Sejak saat
itudesa Parigi menjadi salah satu desa definitif dari 16 (enam belas) desa yang ada
di kecamatan Daha Selatan.
4.1.1.2.Demografis
Luas wilayah desa Parigi adalah 1.650 Ha, yang terbagi dalam 5 (lima) RT dan 2
(dua) RK, Jarak desa ke kecamatan adalah 3,5 Km/10 menit, sedangkan jarak ke
kabupaten Hulu Sungai Selatan 34 Km/45 menit sedangkan jarak ke ibu kota
Provinsi Kalimantan Selatan 163 Km/340 menit.
Adapun batas desa Parigi adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan desa Baruh Jaya
Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Muning Tengah
Sebelah Barat berbatasan dengan desa Banua Hanyar
Sebelah Timur berbatsan dengan desa Habirau Tengah
Desa Parigi mempunyai jumlah penduduk sebanyak 2.715 yang terdiri dari laki-
laki 1.342 orang dan perempuan 1.373 orang dengan kepadatan penduduk 543
orang/RT dengan jumlah KK 689, Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Desa Parigi Kecamatan Daha Selatan berdasarkan Kategori
Usia Tahun 2018
Jumlah Penduduk
No. Uraian
Laki-laki Perempuan
1 Usia 0 – 15 Tahun 463 398
2 Usia 16 – 55 Tahun 871 826
3 Usia diatas 55 Tahun 146 151
Total 1480 1375

4.1.1.3. Sektor Pendidikan


Tingkat Pendidikan masyarakat desa Parigi rata-rata adalah SD dan sebagian kecil
ada yang tamat SLTP dan SLTA, disamping itu masih terdapat masyarakat yang
buta huruf, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5
Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Parigi Tahun 2018
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk
1 Tidak/Belum Sekolah 734
2 Belum Tamat SD/ Sederajat 162
3 Tamat SD / Sederajat 340
4 Tamat SLTP / Sederajat 847
5 Tamat SLTA / Sederajat 697
6 Diploma / Sarjana 75
Jumlah 2855
Kegiatan Pendidikan yang diselenggarakan di desa Parigi yang tersedia hingga
saat ini adalah hanya sampai tingkat SMP, berikut data sarana dan prasarana dan
tenaga pengajar di desa Parigi
Tabel 4.6
Sarana Prasarana dan Pengajar di desa Parigi
Tenaga Pengajar
No Sarana Pendidikan Jumlah
PNS Honorer
1 TK / PAUD 1 0 5
2 TPA 2 0 9
3 SD 2 16 5
4 SMP 1 7 9
Total 6 23 28

4.1.1.4. Sektor Kesehatan


Untuk layanan kesehatan di Desa Parigi cukup memenuhi kebutuhan masyarakat
untuk memeriksa kesehatan dan berobat, hal ini dapat dilihat dengan adanya
Poskesdes dan Posyandu, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4.7
Sarana dan Prasarana Kesehatan Di Desa Parigi
No. Prasarana Kesehatan Jumlah Keterangan
1 Poskesdes 1 Rumah Sewa
2 Posyandu 2 Rumah Sewa

Adapun untuk tenaga kesehatan yang mendukung dalam pelayanan kesehatan


terdiri dari Bidan di Desa, Mantri/Perawat dan Kader Kesehatan, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.8
Jumlah Tenaga Kesehatan di desa Parigi
No. Tenaga Kesehatan Jumlah Keterangan
1 Bidan di Desa 2 PNS
2 Dukun Kampung 1 Terlatih
3 Kader Posyandu 10 Terlatih
4.1.1.5. Sektor Budaya
Di sektor budaya, Desa Parigi dengan karakter masyarakatnya yang religius, tentu
lebih cenderung bernuansa keagamaan. Hal ini terlihat dari banyaknya kelompok-
kelompok yang menggiatkan aktivitas keagamaan, seperti majelis pengajian,
yasinan dan seni maulidul rasul dan sebagainya. Pada dasarnya hal ini merupakan
potensi yang sangat besar jika dibina dan diberdayakan secara terencana dan
saling bersinergi.
4.1.1.6. Profil Kampung KB
Kampung KB Desa Parigi dicanangkan pada hari Rabu, 22 November 2018,
dengan kriteria pertimbangan wilayah daerah aliran sungai, wilayah padat
penduduk, kumuh dan capaian KB Aktif MKJP yang masih kurang. Dengan
Payung Hukum Surat Keputusan Camat Daha Selatan Nomor 23/KCDS-IX/2018
tentang Pembentukan Kampung KB desa Parigi Kecamatan Daha Selatan, dan
ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Hulu Sungai Selatan Nomor 188.45/
/kum/2018, tentang Penetapan Kampung KB Pada setiap Kecamatan di
Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2018.
Secara administratif, Desa Parigi merupakan bagian dari wilayah Kecamatan
Daha Selatan, Sementara secara geografis, Desa Parigi berada sangat dekat
dengan pusat pemerintahan Kecamatan Daha Selatan, Kondisi ini menyebabkan
Desa Parigi memiliki kerakteristik dinamika sosial berikut problem tersendiri.
Desa Parigi merupakan salah satu Desa dipinggiran rawa dengan lahan pertanian
yang besar dan taraf ekonomi masyarakat yang menengah kebawah.
Data Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada 2018
memperlihatkan bahwa Kecamatan Daha Selatan menempati posisi no 2 teratas
dalam hal jumlah penduduk. Kenyataan ini mengindikasikan bahwa problem
kepadatan penduduk, sebarannya dan pengelolaan kependudukan menjadi
persoalan teramat sangat serius, terutama di desa yang memiliki akses mudah atau
berbatasan langsung dengan pusat pusat pelayanan publik, Ketiga problem
kependudukan tersebut jika tidak tertangani dengan baik dan benar, akan sangat
potensial memicu terjadinya problem-problem ikutan (rentetan dampak) lainnya
seperti kemiskinan, kesehatan, pendidikan, lingkungan sosial, kriminalitas dan
lain sebagainya.
Dengan luas wilayah yang tetap dan pertumbuhan penduduk yang terus
bertambah, jelas menjadi persoalan serius yang dihadapi pemerintah Desa Parigi.
Tidak saja hari ini, tetapi terlebih lagi pada tahun-tahun mendatang.
Pemberdayaan memang harus dilakukan. Penduduk Desa Parigi perlu
mendapatkan sentuhan melalui intensifikasi program yang lebih cerdas. Maklum,
angka pendidikan yang masih jeblok dan tingkat kesejahteraan yang tidak begitu
bagus seharusnya menginspirasi banyak pihak untuk berbuat sesuatu di desa
Parigi.
Simak saja, masih ada 272 keluarga tergolong pra-sejahtera dan sejahtera 1 dari
total 13.422 KK. Cakupan pemenuhan air bersih pun miris. Hanya 8.201 keluarga
dari 14.422 keluarga yang punya akses itu. Hal ini terjadi lantaran belum seluruh
mitra kerja melaksanakan kegiatan secara terpadu di Kampung KB Desa Parigi.
Kondisi ini diperparah lagi dengan tak ada lagi biaya operasional para Kader
Tribina. Gerakan pembangunan fisik dan mental warga kampung Kelompok
UPPKS juga tidak lagi mendapat bantuan modal.
Untunglah Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga mendapat respon sangat baik dari masyarakat. Hal ini mengindikasikan
bahwa tingkat pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat dari waktu ke
waktu membaik. Tingkat partisipasi masyarakat sebagai akseptor KB adalah
kenyataan yang harus direspon secara benar dan berkelanjutan.
Ini adalah potret Desa Parigi sebelum hadirnya Kampung KB. Memang tidak
begitu menggembirakan, meski intervensi terus dilakukan. Kehadiran Kampung
KB ternyata mampu mempercepat gerakan pembangunan fisik dan mental warga
desa.
Kondisi Pasca Pelaksanaan
Respon yang baik itu menjadi modal awal keberhasilan Kampung KB Desa Parigi
meraih predikat bergengsi sebagai Kampung KB Percontohan tingkat Kabupaten
Hulu Sungai Selatan pada tahun 2018. Semua itu berkat kerja bareng mitra Kerja
BKKBN. Sebut saja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Hulu Sungai
Selatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Dinas Pendidikan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Dinas Sosial , Dinas Pertanian dan PKK
Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Program yang telah dilaksanakan berupa pembangunan fisik, sanitasi air bersih,
pembangunan pintu gerbang Kampung KB. Pembentukan kelompok BKB
Holistik Integratif, (BKB, PAUD dan Posyandu), PIK Remaja, dan pemberdayaan
ekonomi keluarga dengan kelompok UPPKS. Dan sederet pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat menuju keluarga yang memiliki ketahanan.
Kegiatan Kelompok Kampung KB Di Desa Parigi dipusatkan di aula serba guna.
Kegiatannya bergiliran setiap hari, tak hanya itu Aula serba guna juga berfungsi
sebagai pusat data KKBPK di desa ini, di sana terpampang papan “Profil
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga, yang
diperbaharui setiap bulan, di sisi lain tampak berderet peta keluarga masing-
masing RT di desa tersebut. Hasil pendataan terbaru dipasang di dinding Rumah
Dataku untuk memudahkan kader dalam menggarap keluarga sasaran. Menurut
Kepala Desa Parigi “ Herry Asmuni, Kampung KB ini merupakakan kolaborasi
Pemerintah Pusat, Daerah dan Masyarakat, Pemerintah memberikan dana
stimulan sementara sisanya swadaya masyarakat, yang semuanya tidak berbentuk
uang tunai. Masyarakat membantu mulai tenaga sampai dengan bahan bangunan,
hingga akhirnya bangunan serbaguna ini dapat berdiri “
Dengan Kelompok kegiatan seperti Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja,
Bina Keluarga Lansia, Pusat Informasi dan Konseling, dan Usaha Peningkatan
Perekonomian Keluarga Sejahtera yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.9
Kelompok Ketahanan Keluarga di Desa Parigi
No. Poktan Jumlah Nama Ketua
1 Bina Keluarga Balita 1 Noviansyah
2 Bina Keluarga Remaja 1 Ardiansyah
3 Bina Keluarga Lansia 1 Sherly
4 Pusat Informasi dan Konseling 1 Alfian Noor
5 Usaha Peningkatan Perekonomian Keluarga
Sejahtera
Program-program pembangunan Desa Parigi dilakukan dengan berdasarakan pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dan Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahunan. Selain itu program pembangunan Desa
Parigi dilakukan berdasarkan Usulan-usulan dari tingkat RT yang di
musyawarahkan. Dan ditampung pada kegiatan Musyawarah Desa. Kemudian
antar usulan-usulan dari RT tersebut dibawa dalam Musyawarah
Desa/Musrenbangdes. Semua program kegiatan ini dijadikan Bank Data Kegiatan
Pembangunan berkala yang belum masuk dalam RKPDesa. Kegiatan
pembangunan fisik untuk Desa Parigi masih sekitar sarana dan prasarana
infrastruktur dan pemberdayaan SDM Masyarakat.
Kegiatan sarana dan prasarana Perhubungan, Pertanian dan perikanan serta
Pemerintahan masih menjadi Prioritas ataupun Agenda Kegiatan Pembangunan
Fisik Desa untuk menunjang perekonomian Desa.
Selama Pemerintahan Kepala Desa Hery Asmuni, saat ini Pemerintah Desa
Parigi, sudah menganggarkan untuk kegiatan Kampung KB, melalui dana APB
des disamping dana yang bersumber dari BOKB. Berikut sumber dana untuk
kegiatan Kampung KB dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.10
Sumber Dana untuk Kegiatan Kampung KB di Desa Parigi Tahun 2018
No. Sumber Dana Jumlah Dana (Rp) Kegiatan
1 APB des 2018 37.522.577 ATK,
Belanja Cetak dan
Penggandaan
Sosialisasi Program KKBPK
Uang Saku peserta Sosialisasi
Rumah Dataku
Operasional BKB
2 BOKB 2018 Forum Musyawarah Desa
Lokakarya Mini
Operasional PKB
Operasional PKBD dan Sub
PKBD
Operasional Balai KKBPK
Desa Parigi boleh sedikit membusungkan dada menyambut keberhasilan yang
mereka raih, namun, ada orang – orang yang lain, yang boleh jadi punya
kebanggaaan berkali lipat, mereka adalah para Kader dan Penyuluh Keluarga
Berencana.
Desa Parigi di bawah binaan PKB Khairil Anwar, S. Ag, yang membawahi 8
(delapan) desa binaan yang ada di Daha Selatan, dibantu oleh 1 (satu) orang
PKBD dan 1 (satu) orang Sub PKBD dengan 10 (sepuluh) orang kader Kesehatan
dalam melaksanakan kegiatan Kampung KB. Sosialisasi dan pelayanan tiada henti
yang mereka lakukan dari hari ke hari membuahkan hasil yang cukup
memuaskan. Khairil adalah salah satu PKB handal di Kabupaten Hulu Sungai
Selatan yang terpilih menjadi Duta KB pada tahun 2017. Dedikasinya terhadap
Program KB sangat nyata, dalam hal memberi motivasi dan konseling kepada
para akseptor, sehingga para akseptor dapat menentukan sendiri metode
kontrasepsi pilihan mereka.
Konsistensi Program kampung KB di desa Parigi, berhasil meningkatkan jumlah
partisipasi masyarakat menjadi akseptor KB hingga 73,9%, Program ini juga
mempermudah penyaluran beragam bantuan bagi peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.
Dari .... Pasangan Usia Subur di desa Parigi, 1246 orang menjadi akseptor
KB. Peningkatan jumlah Akseptor KB cukup signifikan pasca Pencangan
Kampung KB. Keberhasilan suatu pembangunan didesa tidak lepas dari peran
serta masyarakat, namun jika hanya mengandalkan dukungan swadaya juga belum
mampu atau belum bisa diukur tingkat keberhasilannya antara masyarakat dengan
Pemerintah. Intinya harus ada kebersamaan, saling pengertian, saling percaya dan
saling mempunyai dan rasa memiliki.
Pemerintah Kabupaten Melalui Dinas Dinas Terkait juga memberikan
Bantuan Kepada Kelompok nelayan di desa Parigi. Pada Tahun 2018, ada 2
Kelompok nelayan Di Desa Parigi Mendapatkan bantuan berupa Perahu Motor
sebanyak Kurang lebih 21 Buah.
Selain itu Di Bidang Kesehatan, Desa Parigi Mendapatkan Alokasi
anggaran Untuk WC Komunal dari APBN Sebesar Rp. 360.000.000,-. Dan
Bantuan Stimulan Rumah Swadaya Sebesar Rp. 13.800.000,-
Setiap pelaksanaan kegiatan pembangunan dipastikan ada kendala. Ini
dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pelaksanaan
pembangunan tersebut. Untuk mengantisipasi dan menyelesaikan masalah
tersebut diadakan musyawarah agar masyarakat mengerti dan memahami serta
mendukung sepenuhnya dan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut sehingga
masyarakat merasa ikut memiliki pada pekerjaan tersebut sehingga kegiatan dapat
berjalan sesuai rencana disamping itu Permasalahan yang dihadapi dalam
Pelaksanaan Pemberdayaan masyarakat adalah kurangnya motivasi masyarakat
untuk mengikuti pelatihan pemberdayan. Serta terbatasnya waktu, anggaran
keuangan dalam melaksanakan pelatihan, sehingga tidak semua potensi
masyarakat dapat dilatih.
4.1.2. Desa Ambutun Kecamatan Telaga Langsat
4.1.2.1.Demografis
Luas wilayah desa Ambutun adalah 519,00 Ha, yang terbagi dalam 5 (lima) RT
dan 2 (dua) RK, Jarak desa ke kecamatan adalah 2,5 Km/10 menit, sedangkan
jarak ke kabupaten Hulu Sungai Selatan 8 Km/25 menit sedangkan jarak ke ibu
kota Provinsi Kalimantan Selatan 120 Km/300 menit.
Adapun batas desa Ambutun adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan desa Hamak
Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Madang
Sebelah Barat berbatasan dengan desa Hamak
Sebelah Timur berbatsan dengan desa Telaga Sili-sili
Desa Ambutun mempunyai jumlah penduduk sebanyak 686 orang, yang terdiri
dari laki-laki 326 orang dan perempuan 360 orang dengan kepadatan penduduk
132,18 per KM dengan jumlah KK 236 , Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Desa Ambutun Kecamatan Telaga Langsat berdasarkan
Kategori Usia Tahun 2018
Jumlah Penduduk
No. Uraian
Laki-laki Perempuan
1 Usia 0 – 15 Tahun
2 Usia 16 – 55 Tahun
3 Usia diatas 55 Tahun
Total

4.1.2.2. Sektor Pendidikan


Tingkat Pendidikan masyarakat desa Ambutun rata-rata adalah SD dan sebagian
kecil ada yang tamat SLTP dan SLTA, disamping itu masih terdapat masyarakat
yang buta huruf, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5
Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Ambutun Tahun 2018
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk
1 Tidak/Belum Sekolah 23
2 Belum Tamat SD/ Sederajat 50
3 Tamat SD / Sederajat 280
4 Tamat SLTP / Sederajat 97
5 Tamat SLTA / Sederajat 4
6 Diploma / Sarjana 2
Jumlah 456
Kegiatan Pendidikan yang diselenggarakan di desa Ambutun yang tersedia
hingga saat ini adalah hanya sampai tingkat SD, berikut data sarana dan prasarana
di desa Ambutun

Tabel 4.6
Sarana Prasarana Pendidikan di desa Ambutun
No Sarana Pendidikan Jumlah
1 TK / PAUD 1
2 TPA 1
3 SD 1
4 SMP 0
Total 3

4.1.2.3. Sektor Kesehatan


Untuk layanan kesehatan di Desa Ambutun cukup memenuhi kebutuhan
masyarakat untuk memeriksa kesehatan dan berobat, hal ini dapat dilihat dengan
adanya Poskesdes dan Posyandu, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini

Tabel 4.7
Sarana dan Prasarana Kesehatan Di Desa Ambutun
No. Prasarana Kesehatan Jumlah Keterangan
1 Poskesdes 1 PemerintahDesa
2 Posyandu 2 Pemerintah Desa

Adapun untuk tenaga kesehatan yang mendukung dalam pelayanan kesehatan


terdiri dari Bidan di Desa, Mantri/Perawat dan Kader Kesehatan, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.8
Jumlah Tenaga Kesehatan di desa Ambutun
No. Tenaga Kesehatan Jumlah Keterangan
1 Bidan di Desa 1 PNS terlatih CTU
2 Dukun Kampung 1 Terlatih
3 Kader Posyandu 10 Terlatih

4.1.2.3. Sektor Budaya


Di sektor budaya, Desa Ambutun dengan karakter masyarakatnya yang religius,
tentu lebih cenderung bernuansa keagamaan. Hal ini terlihat dari banyaknya
kelompok-kelompok yang menggiatkan aktivitas keagamaan, seperti majelis
pengajian, yasinan dan seni maulidul rasul dan sebagainya. Pada dasarnya hal ini
merupakan potensi yang sangat besar jika dibina dan diberdayakan secara
terencana dan saling bersinergi.
4.1.2.4. Profil Kampung KB
Kampung KB Desa Ambutun dicanangkan pada hari , dengan kriteria
pertimbangan wilayah daerah pegunungan, kumuh dan capaian KB Aktif MKJP
yang masih kurang. Dengan Payung Hukum Surat Keputusan Camat Telaga
Langsat Nomor 23/KCDS-IX/2018 tentang Pembentukan Kampung KB desa
Ambutun Kecamatan Daha Selatan, dan ditetapkan melalui Surat Keputusan
Bupati Hulu Sungai Selatan Nomor 188.45/ /kum/2018, tentang Penetapan
Kampung KB Pada setiap Kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun
2018.
Secara administratif, Desa Ambutun merupakan bagian dari wilayah Kecamatan
Telaga Langsat, Sementara secara geografis, Desa Ambutun berada sangat dekat
dengan pusat pemerintahan Kecamatan Telaga Langsat, Kondisi ini menyebabkan
Desa Ambutun memiliki kerakteristik dinamika sosial berikut problem tersendiri.
Data Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada 2018
memperlihatkan bahwa Kecamatan Telaga Langsat menempati posisi no 2
terbawah.
Respons terhadap kehadiran Kampung KB sangat beragam, ada yang menyambut
nya dengan sangat antusias dan ada yang hanya alakadarnya. Pemberdayaan
memang harus dilakukan. Penduduk Desa Ambutun perlu mendapatkan sentuhan
melalui intensifikasi program yang lebih cerdas. Maklum, angka pendidikan yang
masih jeblok dan tingkat kesejahteraan yang tidak begitu bagus seharusnya
menginspirasi banyak pihak untuk berbuat sesuatu di desa Ambutun.
Simak saja, masih ada keluarga tergolong pra-sejahtera dan sejahtera 1 dari total
251 KK. Cakupan pemenuhan air bersih pun miris. Hanya 7 keluarga dari 251
keluarga yang punya akses itu. Hal ini terjadi lantaran belum seluruh mitra kerja
melaksanakan kegiatan secara terpadu di Kampung KB Desa Ambutun. Kondisi
ini diperparah lagi dengan tak ada lagi biaya operasional para Kader Tribina.
Gerakan pembangunan fisik dan mental warga kampung Kelompok UPPKS juga
tidak lagi mendapat bantuan modal.
Ini adalah potret Desa Ambutun sebelum hadirnya Kampung KB. Memang tidak
begitu menggembirakan, meski intervensi terus dilakukan. Kehadiran Kampung
KB ternyata belum mampu mempercepat gerakan pembangunan fisik dan mental
warga desa.
Kondisi Pasca Pelaksanaan
Perbedaan antara sudut pandang keilmuaan dan keagamaan tentang Program KB
untuk dijadikan solusi dalam membangun keluarga tidaklah semudah kita
membalik telapak tangan, agar program KB ini dapat diterima dengan baik di
masyarakat.
Berkurangnya ujung tombak program di lapangan dalam hal ini PKB menjadi
faktor utama surutnya pelaksanaan program di tingkat lapangan, kondisi ini
diperparah dengan kendornya semangat Kader KB dalam melaksanakan motivasi
dan penyuluhan program KKBPK di tengah masyarakat luas.
Kegiatan Kampung KB di desa Ambutun berjalan stagnan, sehingga tidak ada
pencapaian target yang memuaskan, di samping itu kegiatan tribina tidak
terjadwal dengan baik.
Kurangnya respon dari pemangku kebijakan desa Ambutun, sehingga program
KKBPK belum terprioritaskan dalam hal penganggaran.
4.1.3. Desa Lungau Kecamatan Kandangan
4.2. Paparan Data Hasil Wawancara

Anda mungkin juga menyukai