Anda di halaman 1dari 5

Mendidik Generasi Alpha

A. Pengantar

Seiring berjalannya waktu maka peradaban semakin berkembang, dimana teknologi


semakin maju dan canggih. Hal itu dikarenakan oleh manusia yang semakin cerdas dan kreatif
dalam menciptakan sesuatu. Zaman dahulu mesin hanya digunakan untuk membantu manusia,
namun pada zaman sekarang justru manusia menjadi tergantung kepada mesin. Bahkan
kemajuan teknologi pada era digital ini sudah berubah dibandingkan dahulu sehingga segalanya
dapat dilakukan dengan cara yang mudah dan cepat. Maka segala kejadian dan aktivitas manusia
selalu terkoneksi dengan dunia digital.
Kemajuan teknologi yang pesat ini tentu akan mempengaruhi karakter manusia, mulai
dari gaya belajar, materi yang dipelajari di sekolah, sampai dengan pergaulan mereka sehari-hari.
Ruang dan waktu tidak lagi menjadi batasan, jarak semakin tidak berarti dan pergaulan tidak lagi
ditentukan dari faktor lokasi. Perbedaan zaman pun melahirkan banyak perbedaan kehidupan
masing-masing generasi dan tidak bisa menyamakan generasi muda zaman dahulu dan sekarang
karena kondisinya sudah berbeda.
Di zaman yang semakin berkembang ini lahirlah generasi baru setelah generasi X,Y, dan
Z yaitu generasi Alpha. Generasi baru ini lahir di zaman yang sudah canggih dan generasi ini
sudah dapat menikmati segala fasilitas yang memadai. Segala kecanggihan yang sudah ada dan
dirasakan oleh generasi Alpha maka sebagai orang muda katolik perlu mendidik dan merasul di
era digital ini. Maka dengan lahirnya generasi Alpha sekarang ini, penulis mengajak pembaca
untuk mengenal tentang generasi Alpha sebagai generasi yang baru dan apa yang harus diperbuat
kepada mereka. Jadi penulis merumuskan dengan berbagai pertanyaan sederhana, yakni:
1. Siapa itu generasi Alpha?
2. Bagaimana karakteristik dari generasi Alpha?
3. Bagaimana cara mendidik mereka?
4. Bagaimana ?

B. Mengenal Generasi Alpha


B.1 Mengenal Generasi Alpha

Generasi Alpha adalah generasi yang lahir dari 2010-2024.1 Penamaan Alpha dibuat
karena generasi yang lahir sebelumnya telah menggunakan nama Generasi Z sehingga daftar
nama alfabet habis maka para ilmuwan menggunakan alfabet Yunani. 2 Mereka adalah anak-anak
dari generasi Y atau generasi Z.3 Generasi Alpha ini tergolong masih anak-anak sekitar 0-9 tahun.
Pada rentang usia itu seorang anak tengah berada pada masa pertumbuhan baik secara fisik,
kognitif, maupun moral yang belum sempurna. Maka seorang anak dinilai belum memiliki
kemampuan untuk membentengi diri dari berbagai efek buruk yang ada di sekitarnya.4

Generasi ini pula dekat dengan teknologi dan memanfaatkannya sebagai sarana untuk
mendapatkan informasi, melakukan komunikasi secara instan, bermain game, dan lain
sebagainya. Generasi Alpha ini dapat tumbuh menjadi generasi yang lebih pintar dibandingkan
generasi-generasi sebelumnya karena mereka lahir di mana segalanya sudah canggih.

B.2 Karakteristik Generasi Alpha5

Generasi "Alpha" terdiri dari individu dengan karakteristik perilaku berfokus pada
kreativitas, dinamika, kepemimpinan, dan pengaruh mereka akan bertanggung jawab untuk
memilih karier mereka di masa depan.6 Selain itu generasi ini juga memiliki beberapa
karakteristik seperti:
 Terbiasa dengan teknologi

1 Mark McCrindl, The ABC of XYZ: Understanding the Global Generations (Australia: UNSW Press, 2009), 222.

2 Mark McCrindl, The ABC of XYZ: Understanding the Global Generations (Australia: UNSW Press, 2009), 220.

3 Thompson Augusto dos Reis, “Study on The Alpha Generation And The Reflections of Its Behavior in the
Organizational Environment,” Journal of Research in Humanities and Social Science 6 (2018): 10.

4 Dyna Herlina dkk., Digital Parenting Mendidik Anak di Era Digital (Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), 4.

5 https://kumparan.com/@kumparanmom/karakter-anak-generasi-alfa-dan-tips-menghadapinya-
1551961868673713559

6 Thompson Augusto dos Reis, “Study on The Alpha Generation And The Reflections of Its Behavior in the
Organizational Environment,” Journal of Research in Humanities and Social Science 6 (2018): 17.
Generasi Alpha lahir pada saat teknologi sudah canggih dan sudah merupakan hal yang
biasa. Karena itu, sejak masih bayi pun mereka sudah akrab gadget seperti smartphone, tablet,
atau laptop.

 Memiliki kecerdasan tinggi


Generasi Alfa juga mampu memiliki kecerdasan tinggi melampaui generasi-generasi
sebelumnya. Selain karena kemudahan mengakses informasi, orang tua dari Generasi Alpha juga
sudah lebih melek mengenai gizi dan sudah memberikan nutrisi yang terbaik anaknya bahkan
sejak mereka masih di dalam kandungan sehingga anak-anak generasi Alpha memiliki
kecukupan dalam gizi. Maka pemikiran mereka pun menjadi lebih sehat karena segalanya
tercukupi.

 Perilaku bermain yang berubah


Munculnya permainan-permainan canggih yang menarik untuk anak-anak Generasi
Alpha pun turut membuat pola perilaku bermain berubah. Bila anak Milenial masih memiliki
banyak kesempatan untuk bermain ke luar rumah, maka anak Generasi Alpha lebih banyak
menghabiskan waktu di dalam rumah.

 Jauh dari buku dan majalah


Buku dan majalah fisik kini mulai tergantikan dengan buku elektronik atau e-book.
Bahkan buku pengantar di sekolah pun kini bisa diunggah dan dimaskkan ke dalam gadget
sehingga anak tidak perlu lagi membaca buku fisik.

B.3 Cara Mendidik Mereka

Generasi Alpha merupakan generasi baru yang masih anak-anak dan mereka lahir di
zaman modern yang sudah berteknologi maju. Kehadiran mereka tentu akan menjadi penerus
bangsa maka agar menjadi penerus yang baik perlu adanya perhatian kepada mereka dengan cara
mendidik mereka. Maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendidik mereka yaitu:

 Memberi Pendidikan Agama


Agama memang penting untuk diajarkan kepada mereka agar mereka memiliki iman
walaupun belum sepenuhnya mengerti tetapi setidaknya mengenal akan pribadi Tuhan sendiri
sehingga

 Mengajak Bercerita atau Mengobrol Bersama


Mengajak mengobrol atau bercerita mempunyai makna penting bagi perkembangan anak,
sebab dapat meningkatkan keterampilan komunikasi dengan orang lain. Ketika mengajak
bercerita banyak sekali pengetahuan yang dapat diberikan kepada anak, Pada dasarnya anak suka
sekali bertanya. Melalui bercakap-cakap dapat mengajarkan aturan, nilai, dan norma yang
berlaku di masyarakat, agar anak dapat menjalin hubungan dan dapat diterima oleh lingkungan
sosial sekitar dengan baik.7 moral pokoke

 Mengajak Bermain sambil Belajar Sesuatu

Bermain merupakan sarana bagi anak-anak untuk belajar mengenal lingkungan


kehidupannya. Pada saat bermain, anak-anak mencobakan gagasan-gagasan mereka, bertanya
serta mempertanyakan berbagai persoalan, dan memperoleh jawaban atas persoalan-persoalan
mereka. Melalui permainan menyusun balok misalnya anak-anak belajar menghubungan ukuran
suatu obyek dengan lainnya. Mereka belajar memahami bagaimana balok yang besar menopang
balok yang kecil. Mereka belajar konsep bagaimana hal-hal yang lebih besar mampu menopang
hal-hal yang lebih kecil. Bermain tidak sekedar bermain-main. Bermain memberikan kesempatan
pada anak untuk mengembangkan kemampuan emosional, fisik, sosial dan nalar mereka.8

 Bersikap Kritis
Kritis dalam berpikir penting diajarkan pada anak-anak. Mereka menghadapi media
digital yang memuat berbagai konten dan pesan dari seluruh penjuru dunia dengan nilai-nilai
yang berbeda. Maka perlu menanamkan nilai-nilai kehidupan pada anak-anak. Jika hal itu
berhasil dilakukan maka anak-anak akan mengembangkan pola pikir dan sikap kritis dalam
bermedia dan mampu memanfaatkan fasilitas media yang serba canggih untuk kegiatan-kegiatan
positif.

Penutup
7

8 https://www.academia.edu/6799580/Psikologi_Pendidikan_Anak
Generasi Alpha adalah anak-anak generasi milenial yang lahir setelah tahun 2010. Mereka
merupakan generasi yang paling akrab dengan internet sepanjang masa. Generasi yang paling
akrab dengan teknologi digital dan generasi yang diklaim paling cerdas dibanding generasi
generasi sebelumnya. Meskipun demikian, mereka dinilai memiliki kekurangan, seperti: bossy,
dominan, suka mengatur, tak suka berbagi, tidak mau mengikuti aturan, teknologi menjadi
bagian dari hidup mereka, dan tidak akan mengetahui dunia tanpa jejaring sosial; dan
kemampuan berkomunikasi langsung jauh berkurang. Pada sisi lain, media digital menawarkan
kesempatan yang luas dan memberikan manfaat yang positif, di samping risiko-risiko digital.
Disinilah peranan orang tua sangat dibutuhkan. Anak- anak harus terbuka terhadap pendidikan
sikap terhadap media, agar dapat menolak godaan terbawa arus, terbawa bujukan teman- teman
dan eksploitasi komersial. Mereka harus diarahkan untuk menggunakan internet dengan
bertanggungjawab, dan agar tidak terjerumus ke dalam konsumerisme, pornografi dan fantasi-
fantasi kekerasan dan pengucilan diri.

Anda mungkin juga menyukai