Anda di halaman 1dari 3

Bulan purnama, adalah sebuah fenomena alam yang selalu menggoda mata kita untuk melihatnya.

Banyak sekali hal yang dikaitkan dengan bulan purnama. Hal yang mistis misalnya, dalam dunia hiburan
kita telah menyaksikan berbagai imajinasi yang terkait dengan bulan purnama. Seperti perubahan
siluman serigala, munculnya bidadari-bidadari cantik dan lainnya.

Tak hanya menyentuh dunia mistis, dalam kehidupan sehari-hari, bulan purnama juga dikaitkan dengan
kesehatan manusia. Banyak rumor yang terdengar mengenai kesehatan terkait dengan bulan purnama.
Di balik keindahan pancaran cahayanya yang menyilaukan, ternyata bulan purnama menyimpan 5 efek
bagi kesehatan. Melansir dari prevention.com, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jean Luc
Margot (seorang astronot di UCLA) mengungkap 5 efek bulan purnama bagi tubuh manusia berikut ini.

Susah tidur

Apakah kamu pernah mengalami kesusahan untuk memejamkan mata saat tidur malam? Mungkin saja
bulan purnama adalah penyebabnya. Sebuah penelitian yang datang dari Swiss menemukan bahwa
orang-orang yang kurang tidur, tidak bisa tidur dan gelisah dalam tidurnya saat bulan sedang berpijar
terang alias bulan purnama.

Penelitian tersebut menunjukkan adanya keterkaitan antara sinar terang bulan purnama dengan
penurunan kadar melatonin dalam tubuh. Sebuah studi yang serupa sebelumnya pernah diterbitkan
dalam Sleep Medicine. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 tersebut menemukan bahwa banyak
orang mengeluhkan kesusahan tidur saat bulan purnama.

Perubahan suasana hati

Dalam bahasa latin, bulan disebut dengan luna yang berarti kegilaan. Menurut legenda, bulan purnama
memicu kambuhnya episode orang-orang yang mengalami gangguan bipolar dan tekanan psikologis
lainnya. Dalam pandangan ilmiah yang datang dari UCLA yang diterbitkan dalam Journal of Affective
Disorders mengaitkan bulan purnama dengan perubahan suasana hati.

Menurut mereka bulan purnama berkaitan dengan perubahan suasana hati seseorang dan hal inilah
yang membuat orang cenderung terjaga dalam tidurnya (tidur tidak nyenyak). Terkait dengan hal ini,
sebuah penelitian yang datang dari Perancis menemukan bahwa kasus bunuh diri lebih sering terjadi
pada bulan purnama dibandingkan pada bulan baru.

Meningkatkan keberhasilan operasi

Sebuah studi yang pernah dilakukan pada tahun 2004 oleh International Journal of Nursing menemukan
bahwa jumlah penerimaan pasien rumah sakit jiwa meningkat pada saat bulan purnama. Tetapi,
penelitian terbaru tahun ini yang dilakukan oleh Margot menganalisis bahwa penelitian tersebut
melakukan beberapa kesalahan statistik yang dapat mengubah hasilnya. Hasil penelitian yang benar
adalah tarikan gravitasi orang yang berdiri tiga kaki dari kamu ternyata 1.000 kali lebih kuat dibandingkan
dengan gravitasi bulan.Â

Penelitian sebelumnya yang dilakukan pada 2013 yang dipublikasikan dalam Interactive Cardiovascular
and Thoracic Surgery melihat sekitar 210 kasus pasien pulih dari operasi pada aorta. Para peneliti
menemukan bahwa pasien yang menjalani operasi pada bulan purnama cenderung mengalami
penurunan risiko kematian hingga 79%. Ini dibandingkan dengan mereka yang menjalani operasi pada
bulan baru.

Tidak mempengaruhi kelahiran

Kamu pasti pernah mendengar tentang mitos yang mengatakan bahwa bulan purnama berefek pada
peningkatan jumlah kelahiran bayi. Pada penelitian ynag dilakukan oleh Margot selama lima tahun yang
melibatkan sekitar 167.000 kelahiran di Phoenix tidak menemukan bukti untuk hubungan antara tingkat
kelahiran dan bulan purnama.Â

Hal yang sama juga ditemukan oleh penelitian yang dilakukan di Jerman. Para peneliti tidak menemukan
hubungan antara bulan purnama dengan tingkat kelahiran, komplikasi persalinan ataupun jenis kelamin
bayi. Margot menjelaskan bahwa hingga kini tidak ada bukti yang menunjukkan hubungan antara tingkat
kelahiran dengan bulan purnama.Â

Memicu kejang

Sebuah penelitian yang dilakukan di Brazil dan diterbitkan dalam Epilepsy & Behavior menganalisis
kematian mendadak dari serangan epilepsi selama delapan tahun. Mereka menemukan bahwa sekitar
70% kematian karena epilepsi terjadi pada bulan purnama. Tetapi penelitian lain yang juga diterbitkan
dalam jurnal yang sama menemukan bahwa bulan purnama tidak berpengaruh pada serangan epilepsi.Â

Sebuah survei yang dilakukan tahun 2013 menemukan bahwa pencarian informasi melalui internet
mengenai epilepsi meningkat hingga 11% pada bulan purnama. Tetapi hal ini tidak bisa dijadikan acuan
untuk menunjukkan kambuhnya kejang pada penderita epilepsi. Asumsi yang diajukan untuk hal ini
adalah orang-orang mengalami kesulitan tidur pada bulan purnama dan membutuhkan internet untuk
mencari penyebabnya. (mdk/SRA)

Mengatur siklus menstruasi

Siklus menstruasi pada wanita usia reproduksi berlangsung sekitar 28 hari--mirip dengan panjang fase
lunar (29 hari). Namun sebuah studi dalam jurnal Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica 2011
menemukan fakta menarik terkait siklus menstruasi dari 826 wanita berusia 16 sampai 25 tahun.

Hampir 30 persen dari perempuan tersebut ternyata menstruasi di sekitar bulan purnama.
Pengelompokan terbesar berikutnya wanita menstruasi selama fase tertentu bulan hanya 12,5 persen
dari peserta.
Memang ada mitos bahwa makan banyak cokelat bisa bikin cepat gemuk. Namun jangan lantas percaya
dengan mitos-mitos semacam itu. Ada banyak mitos salah seputar cokelat yang masih dipercaya. Salah
satunya adalah mitos yang mengungkap bahwa makan cokelat bisa bikin jerawatan. Ini adalah mitos
belaka. Penelitian tak menunjukkan adanya kaitan antara makan cokelat dengan munculnya jerawat.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association menyimpulkan
bahwa makan banyak cokelat tak akan membuat jerawat tumbuh.

Penelitian justru menemukan manfaat cokelat untuk kesehatan kulit dengan meningkatkan perlindungan
terhadap sirkulasi darah ke kulit dan menjaga kesehatan kulit di permukaan. Selain mitos tersebut, masih
banyak lagi mitos salah seputar cokelat.

Cokelat bikin gemuk

Jangan khawatir, makan cokelat sesekali tak akan mengganggu diet Anda. Salah satu kuncinya adalah
selalu menyeimbangkan kalori yang Anda konsumsi dengan aktivitas fisik yang dilakukan untuk
membakar energi. Rata-rata cokelat mengandung 200 - 220 kalori yang sebenarnya cukup rendah
dibandingkan makanan berkalori lainnya. Intinya, jangan mengonsumsi terlalu banyak cokelat saat
berdiet. Namun bukan berarti cokelat haram untuk dikonsumsi meski Anda sedang berdiet.

Merdeka.com - kedelai adalah salah satu jenis makanan yang tentu sudah sangat familiar bagi
masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, salah satu makanan khas Indonesia, yaitu tempe, terbuat dari
kedelai. Selain itu, kedelai juga digunakan sebagai bahan utama untuk makanan lain seperti susu kedelai
atau membuat tahu.

Selama ini kedelai diketahui memiliki banyak manfaat kesehatan. Namun tak sedikit pula hal yang masih
belum jelas mengenai kedelai seperti apakah kedelai aman untuk pria? Apakah benar kedelai bisa
menyebabkan kanker payudara? Hal-hal semacam ini kemudian menjadi mitos yang masih dipercaya
oleh banyak orang.

Ada beberapa mitos yang cukup populer dan banyak dipercayai oleh masyarakat Indonesia. Padahal
mitos tersebut keliru dan tak sepenuhnya benar. Berikut adalah beberapa mitos tentang kedelai yang
sebaiknya berhenti Anda percayai, seperti dilansir oleh Huffington

Anda mungkin juga menyukai