Anda di halaman 1dari 15

1. I.

PENDAHULUAN

Islam merupakan agama yang santun karena dalam Islam sangat menjunjung tinggi pentingnya
akhlak, etika dan moral. Ketiganya adalah hal yang sangat penting karena telah mencakup segala
pengertian tingkahlaku, tabiat, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam
hubungannya dengan Allah Swt atau dengan sesama makhluk.

Timbulnya kesadaran serta pendirian Akhlak, etika dan moral merupakan pola tindakan yang
didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup yang selalu berpegang teguh pada akhlak, etika dan
moral adalah tindakan yang tepat dalam mewujudkan terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup
yang tidak sesuai dengan akhlak, etika dan moral yang baik merupakan tindakan yang menentang
kesadaran tersebut. Sebagai generasi penerus kita harus selalu berakhlak yang baik dalam kehidupan
sehari-hari demi terciptanya kehidupan yang rukun dan damai.

Untuk itu pada makalah ini akan sedikit kami paparkan mengenai pengertian, sumber-sumber serta
macam-macam akhlak, etika dan moral.

1. II. RUMUSAN MASALAH


1. Apa Pengertian Akhlak, Etika dan Moral?
2. Apa yang Menjadi Sumber Akhlak, Etika dan Moral ?
3. Apa Macam-macam Akhlak, Etika dan Moral ?
2. III. PEMBAHASAN

1. Pengertian Akhlak, Etika dan Moral

Secara etimologi akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar
dengan kata khaliq (pencipta), makhluk (yang diciptakan ) dan khalq(penciptaan).

Kesamaan akar kata di atas mengisyarakatkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya
keterpaduan antara kehendak (khaliq) dengan perilaku (makhluk). Atau dengan kata lain tata perilaku
seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlak yang hakiki
manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak (khaliq). Dari pengertian
etimologi tersebut, akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur
hubungan antar sesama manusia tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan
Tuhan dan bahkan dengan alam semesta.

Secara terminologis, menurut Imam Ghazali akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan
pemikiran. Contohnya, ketika menerima tamu bila seseorang membeda-bedakan tamu yang satu
dengan yang lain atau kadang kala ramah kadang kala tidak, maka orang tersebut belum bisa
dikatakan memiliki sifat memuliakan tamu. Sebab seseorang yang mempunyai akhlak memuliakan
tamu, tentu akan selalu memuliakan tamunya.[1]

Pengertian etika dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,Ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan
tentang asas-asas akhlak.

Adapun etika secara istilah telah dikemukakan oleh para ahli salah satunya yaitu Ki
HajarDewantara menurutnya etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di
dalam hidup manusia semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang
merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang merupakan perbuatan.[2]

Adapun moral secara etimologi berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti
adat kebiasaan. Didalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan
baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Selanjutnya moral secara terminologi adalah suatu
istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau
perbuatan yang secara layak dikatakan benar, salah, baik atau buruk.

Selanjutnya pengertian moral dijumpai pula dalam The Advanced Leaner’s Dictionary ofCurrent
English. Dalam buku ini dikemukakan beberapa pengertian moral sebagai berikut:

1. Prinsip-parinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk.
2. Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah.
3. Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk
memberikan batasan terhaap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau
salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang
dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik. [3]

1. Sumber dari Akhlak, Etika dan Moral.

Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan
tercela. Sumber akhlak adalah Al-Quran dan sunah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat
sebagaimana konsep etika dan moral. Dan bukan karena baik dan buruk dengan sendirinya
sebagaimana pandangan muktazilah.

Hati nurani atau fitrah dalam bahasa Al-Quran memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena
manusia diciptakan oleh Allah swt memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaan-Nya (QS. Arrum:
30). Karena fitrah itulah manusia cinta kepada kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran.
Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar,
misalnya pengaruh pendidikan dan linngkungan. Oleh sebab itu ukuran baik dan buruk tidak dapat
diserahkan sepenuhnya kepada hati nurani atau fitrah manusia semata. Fitrah hanyalah potensi dasar
yang perlu dipelihara dan dikembangkan.

Semua keputusan syara’ tidak akan bertentangan dengan hati nurani manusia, karena kedua-duanya
berasal dari sumber yang sama yaitu Allah swt. Demikian juga dengan akal pikiran, Ia hanyalah salah
satu kekuatan yang dimilki manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan. Pandangan masyarakat
juga bisa dijadikan salah satu ukuran baik dan buruk. Masyarakat yang hati nuraninya sudah tertututp
dan akal pikiran mereka sudah dikotori oleh perilaku tercela tidak bisa dijadikan ukuran. Hanya
kebiasaan masyarakat yang baiklah yang dapat dijadikan ukuran.[4]

Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. Pertama, kalau
dalam pembicaraan etika untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk tolak ukur yang
digunakan atau sumbernya adalah akal pikiran atau rasio(filsafat), sedangkan dalam pembicaraan
moral tolak ukur yanng digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan
berlangsung dimasyarakat.[5]

Mengenai istilah akhlak, etika dan moral dapat dilihat perbedaannya dari objeknya, dimana akhlak
menitikberatkan perbuatan terhadap Tuhan dan sesama manusia, sedangkan etika dan moral hanya
menitikberatkan perbuatan terhadap sesama manusia saja. Maka istilah akhlak sifatnya teosentris,
meskipun akhlak itu ada yang tertuju kepada manusia dan makhluk-makhluk lain, namun tujuan
utamanya karena Allah swt. Tetapi istilah etika dan moral semata-mata sasaran dan tujuannya untuk
manusia saja. Karena itu, istilah tersebut bersifat antroposentris (kemanusiaan saja).

1. Macam-macam Akhlak, Etika dan Moral.


2. Macam-macam akhlak

Ulama akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan sifat para Nabi dan orang-orang sidiq,
sedangkan akhlak yang buruk merupakan akhlak setan dan orang-orang tercela. Maka pada dasarnya
akhlak itu dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Akhlak baik (al-akhlaqul mahmudah), yaitu perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan
makhluk-makhluk yang lain.
2. Akhlak buruk atau tercela (al-akhlakul madzmumah), yaitu perbuatan buruk terhaap Tuhan , sesama
manusia dan makhluk-makhluk yang lain.[6]

1. Macam-macam Etika

Dalam membahas etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis itu
sama halnya dengan berbicara tentang moral. Manusia disebut etis karena manusia secara utuh dan
menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan
pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara ssebagai makhluk
dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan
dengan etika, terdapat dua macam etika yaitu sebagai berikut:

1. Etika Deskriptif

Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang
dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif tersebut
berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu
fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang
kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan
kondisi tertentu yang memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.

1. Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia
atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini.
Jadi etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara
baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan
berlaku di masyarakat.

1. Etika metaetika

Merupakan sebuah cabang dari etika yang membahas dan menyelidiki serta menetapkan arti dan
makna istilah-istilah normatif yang diungkapkan lewat pertanyaan-pertanyaan etis yang
membenarkan atau menyalahkan suatu tindakan. Istilsh-istilah normatif yang sering mendapat
perhatian khusus, antara lain keharusan, baik, buruk, benar, salah, yang terpuji, tercela, yang adil,
yang semestinya.[7]
1. Macam- macam moral
1. Moral keagamaan

Merupakan moral yang selalu berdasarkan pada ajaran agama Islam.

2.Moral sekuler

Merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat duniawi semata-
mata.[8]

1. IV. KESIMPULAN

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan
gampang dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran. Sedangkan etika adalah ilmu
yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, terutama yang
mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai
tujuannya yang merupakan perbuatan. Dan jika moral adalah suatu tindakan yang sesuai dengan
ukuran tindakan yang umum diterima oleh kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.

Yang menjadi sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela.
Sumber akhlak adalah Al-Quran dan sunah. Jika dalam etika untuk menentukan nilai perbuatan
manusia baik atau buruk tolak ukur yang digunakan atau sumbernya adalah akal pikiran atau rasio
(filsafat), sedangkan dalam pembicaraan moral tolak ukur yanng digunakan adalah norma-norma yang
tumbuh dan berkembang dan berlangsung dimasyarakat.

Akhlak terbagi menjadi dua macam, yaitu: akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah. Jika etika
terbagi menjadi tiga macam, yaitu: etika deskriptif, etika normatif dan etika metaetika.

Sedangkan moral terbagi menjadi moral keagamaan dan moral sekuler.

A.Pengertian Etika,Moral dan Akhlak

1. Pengertian Etika

Etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya,
terutama yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan
sampai mengenai tujuannya yang merupakan perbuatan. Etika merupakan istilah yang berasal dari
bahasa Yunani ethos yang berarti: adat istiadat Sebagai cabang dari filsafat, maka etika berangkat dari
kesimpulan logis dan rasio guna untuk menetapkan ukuran yang sama dan disepakati mengenai
sesuatu perbuatan, apakah perbuatan itu baik atau buruk, benar atau salah dan pantas atau tidak pantas
untuk dikerjakan. Etika dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari segala soal kebaikan (dan
keburukan) di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenal gerak-gerik fikiran dan
rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan, sampai mengenal tujuannya yang dapat
merupakan perbuatan.
2. Pengertian Moral

Secara bahasa moral berasal dari kata Latin “Mos” yang dalam bentuk jamaknya “Mores” yang
berarti juga adat atau cara hidup. Moral dan etika sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari-hari
ada sedikit perbedaan. Moral dan atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai,
sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada. moral juga merupakan istilah
yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik
atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut
bermoral, maka yang dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik.

Contoh :
Perbuatan itu bermoral

Sesuai dengan norma Etika

3. Pengertian Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa Arab “Akhlak” yang merupakan bentuk jamak dari “Khuluq”. Secara
bahasa “akhlak” berarti budi pekerti, tabi’at, watak. Dalam kebahasaan akhlak sering disinonimkan
dengan moral dan etika.Secara istilah, akhlak didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut :

a. Prof. Sr. Ahmad Amin mendefinisikan akhlak sebagai kehendak yang biasa dilakukan.
Artinya, segala sesuatu kehendak yang terbiasa dilakukan disebut akhlak.

b. Sementara itu Ibnu Maskawih mengemukakan bahwa akhlak adalah perilaku jiwa
seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan
(sebelumnya).

c. Sedangkan Al-Ghazali memberikan definisi, akhlak adalah segala sifat yang tertanam
dalam hati, yang menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan
pemikiran sebagai pertimbangan.

Dari definisi-definisi tersebut ada kesamaan dalam hal ini :

a. Akhlak berpangkal pada hati, jiwa atau kehendak, kemudian

b. Diwujudkan dalam perbuatan sebagai kebiasaan (bukan perbuatan yang dibuat-buat, tetapi
sewajarnya).
B.Macam-macam Moral,Etika, dan Akhlak

a) Macam-macam Etika

Dalam membahas etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis itu
sama halnya dengan berbicara tentang moral. Manusia disebut etis karena manusia secara utuh dan
menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan
pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara ssebagai makhluk
dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan
dengan etika, terdapat dua macam etika yaitu sebagai berikut:

Ø Etika Deskriptif

Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang
dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif tersebut
berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu
fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang
kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan
kondisi tertentu yang memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.

Ø Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia
atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini.
Jadi etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara
baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan
berlaku di masyarakat.

Ø Etika metaetika

Merupakan sebuah cabang dari etika yang membahas dan menyelidiki serta menetapkan arti dan
makna istilah-istilah normatif yang diungkapkan lewat pertanyaan-pertanyaan etis yang membenarkan
atau menyalahkan suatu tindakan. Istilsh-istilah normatif yang sering mendapat perhatian khusus,
antara lain keharusan, baik, buruk, benar, salah, yang terpuji, tercela, yang adil, yang semestinya.

b) Macam- macam moral

Ø Moral keagamaan

Merupakan moral yang selalu berdasarkan pada ajaran agama Islam.


Ø Moral sekuler
Merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat duniawi semata-mata.

c) Macam-macam akhlak

Ulama akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan sifat para Nabi dan orang-orang sidiq,
sedangkan akhlak yang buruk merupakan akhlak setan dan orang-orang tercela. Maka pada dasarnya
akhlak itu dibagi menjadi dua macam, yaitu:

Ø Akhlak baik (al-akhlaqul mahmudah), yaitu perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan
makhluk-makhluk yang lain.

Ø Akhlak buruk atau tercela (al-akhlakul madzmumah), yaitu perbuatan buruk terhadap Tuhan
,sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain.

C. Sumber dari Akhlak, Etika dan Moral.

Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan
tercela. Sumber akhlak adalah Al-Quran dan sunah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat
sebagaimana konsep etika dan moral. Dan bukan karena baik dan buruk dengan sendirinya
sebagaimana pandangan muktazilah.Hati nurani atau fitrah dalam bahasa Al-Quran memang dapat
menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah swt memiliki fitrah bertauhid,
mengakui keesaan-Nya (QS. Arrum: 30). Karena fitrah itulah manusia cinta kepada kesucian dan
selalu cenderung kepada kebenaran. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi
dengan baik karena pengaruh dari luar, misalnya pengaruh pendidikan dan linngkungan. Oleh sebab
itu ukuran baik dan buruk tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada hati nurani atau fitrah manusia
semata. Fitrah hanyalah potensi dasar yang perlu dipelihara dan dikembangkan.Semua keputusan
syara’ tidak akan bertentangan dengan hati nurani manusia, karena kedua-duanya berasal dari sumber
yang sama yaitu Allah swt. Demikian juga dengan akal pikiran, Ia hanyalah salah satu kekuatan yang
dimilki manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan. Pandangan masyarakat juga bisa dijadikan
salah satu ukuran baik dan buruk. Masyarakat yang hati nuraninya sudah tertututp dan akal pikiran
mereka sudah dikotori oleh perilaku tercela tidak bisa dijadikan ukuran. Hanya kebiasaan masyarakat
yang baiklah yang dapat dijadikan ukuran.
Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. Pertama, kalau
dalam pembicaraan etika untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk tolak ukur yang
digunakan atau sumbernya adalah akal pikiran atau rasio (filsafat), sedangkan dalam pembicaraan
moral tolak ukur yanng digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan
berlangsung dimasyarakat.Mengenai istilah akhlak, etika dan moral dapat dilihat perbedaannya dari
objeknya, dimana akhlak menitikberatkan perbuatan terhadap Tuhan dan sesama manusia, sedangkan
etika dan moral hanya menitikberatkan perbuatan terhadap sesama manusia saja. Maka istilah akhlak
sifatnya teosentris, meskipun akhlak itu ada yang tertuju kepada manusia dan makhluk-makhluk lain,
namun tujuan utaetika dan moral semata-mata sasaran dan tujuannya untuk manusia saja. Karena itu,
istilah tersebut bersifat antroposentris (kemanusiaan saja).
D.Persamaan dan Perbedaan Antara Etika,Moral dan Akhlak

· Persamaan

Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moral yang dapat dipaparkan sebagai berikut:

v Pertama, akhlak, etika, dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan,
tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik.

v Kedua, akhlak, etika, moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar
martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas akhlak, etika, moral
seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.

v Ketiga, akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan
faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang
dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan
pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu menerus, berkesinambangan, dengan tingkat keajegan
dan konsistensi yang tinggi.

· Perbedaan

Selain ada persamaan antara akhlak, etika, moral dan susila sebagaimana diuraikan di atas terdapat
pula beberapa segi perbedaan yang menjadi ciri khas masing-masing dari keempat istilah tersebut.
Berikut ini adalah uraian mengenai segi-segi perbedaan yang dimaksud:

v Akhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al-Qur’an dan al-Sunnah. Nilai-nilai yang
menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai
dalam akhlak bersifat universal dan bersumber dari ajaran Allah. Sementara itu, etika merupakan
filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai, dan kesusilaan tentang baik dan buruk. Jadi, etika
bersumber dari pemikiran yang mendalam dan renungan filosofis, yang pada intinya bersumber dari
akal sehat dan hati nurani. Etika besifat temporer, sangat tergantung kepada aliran filosofis yang
menjadi pilihan orang-orang yang menganutnya.

BAB III

PENUTUP
A.Kesimpulan

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan
gampang dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran. Sedangkan etika adalah ilmu
yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, terutama yang
mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai
tujuannya yang merupakan perbuatan. Dan jika moral adalah suatu tindakan yang sesuai dengan
ukuran tindakan yang umum diterima oleh kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.Yang menjadi
sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela. Sumber akhlak
adalah Al-Quran dan sunah. Jika dalam etika untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau
buruk tolak ukur yang digunakan atau sumbernya adalah akal pikiran atau rasio (filsafat), sedangkan
dalam pembicaraan moral tolak ukur yanng digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan
berkembang dan berlangsung dimasyarakat.

Akhlak terbagi menjadi dua macam, yaitu: akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah. Jika etika
terbagi menjadi tiga macam, yaitu: etika deskriptif, etika normatif dan etika metaetika. Sedangkan
moral terbagi menjadi moral keagamaan dan moral sekuler.

B.Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu dan meningkatkan etika,moral dan akhlak kita
semua dalam berbagai pihak dan tentunya menuju yang lebih baik dari yang biasanya.

Diupayakan untuk seluruh masyarakat yang berkaitan dengan bidang pendidikan agar tetap selalu
meningkatkan etika,moral dan akhlaknya dalam melakukan sesuatu agar dapat menuju masyarakat
yang madani dan menuju suatu perubahan yang lebih baik tentunya.

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN SERTA KETERKAITAN AKHLAK, ETIKA, MORAL,


KESUSILAAN DAN KESOPANAN

https://ismailmg677.wordpress.com/2014/01/08/perbedaan-antara-akhlak-etika-dan-moral/

Nilai Moral Dalam Kehidupan

Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya.

Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar
dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar
dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah
dimiliki.

Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.

Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

Bersahabat/komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

Cinta Damai

Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya.

Gemar membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.

Peduli lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya,
dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

Peduli sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa

Fungsi Moral Bagi Kehidupan Manusia

Nilai moral dan hukum mempunyai keterkaitan yang sangat erat sekali. nilai dianggap penting oleh
manusia itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu dan hasrus diaplikasikan dalam
perbuatan.moralitas diidentikan dengan perbuatan baik dan perbuatan buruk(etika) yang mana cara
mengukurannya adalah melalui nilai- nilai yang terkandung dalam perbuatan tersebut

Pada dasarnya nilai, moral, dan hukum mempunyai fungsi yaitu untuk melayani manusia. pertama,
berfungsi mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesame sebagai
bagian dari masyarakat. kedua, menarik perhatian pada permaslahan-permasalahan moral yang kurang
ditanggapi manusia. Ketiga, dapat menjadi penarik perhatian manusia kepada gejala “Pembiasaan
emosional”

Selain itu fungsi dari nilai, moral dan hukum yaitu dalam rangka untuk pengendalian dan pengaturan.
Pentingnya system hukum ialah sebagai perlindungan bagi kepentingan-kepentingan yang telah
dilindungi agama, kaidah kesusilaan dan kaidah kesopanan karena belum cukup kuat untuk
melindungi dan menjamin mengingat terdapat kepentingan-kepentingan yang tidak teratur.untuk
melindungi lebih lanjut kepentingan yang telah dilindungi kaidah-kaidah tadi maka diperlukanlah
system hukum. Hukum yang mengatur kehidupan masyarakat dan nyata berlaku dalam masyarakat ,
disebut hukum positif.

Istilah hukum positif dimaksudkan untuk menandai “diferensi”(perbedaan) dan hukum terhadap
kaidah-kaidah lain dalam masyarakat tampil lebih jelas tegas, dan didukung oleh perlengkapan yang
cukup agar diikuti oleh anggota masyarakat .sebagai attribut positif ini ialah:

Bukanlah kaidah social yang mengambang atau tidak jelas bentuk dan tujuannya sehingga dibutuhkan
lembaga khusus yang bertujuan merumuskan dengan jelas tujuan yang hendak dicapai oleh hukum.

Bahkan tatkala terjadi dilema di dalam hukum sendiri, yang dapat disebabkan karena adanya konflik,
baik dari lembaga-lembaga hukum, sarana prasarana hukum bahkan rendahnya budaya hukum dalam
masyarakat, maka setiap orang (masyarakat dan aparatur hukum) harus mengembalikannya pada rasa
keadilan hukum masyarakat, artinya harus mengutamakan moralitas masyarakat.
http://beritajambi.co/read/2017/03/12/970/pengertian-moral--nilai-dan-fungsi-moral-bagi-kehidupan-
manusia

Etika adalah sebah cabang filsafat yang membicarakan tentang nilai dan norma yang menentukan
perilaku manusia dalam hidupnya. etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan
norma yang menentukan dan terwujud dalam sikap serta pola prilaku hidup manusia, baik sebagai
pribadi maupun sebagai anggota kelompok.

etika mempunyai tiga arti. pertama: etika dalam arti nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya.kedua: etika
dalam arti kumpulan asas atau nilai moral. dalam artian ini etika dimaksudkan sebagai kode etik.
ketiga: etika dalam arti ilmu tentang yang baik atau buruk. etika menjadi ilmu apabila kemungkinan-
kemungkinan etis (asas dan nilai yang dianggap baik dan buruk).

Istilah moral lebih sering digunakan untuk menunjukkan kode, tingkah laku, adat, atau kebiasaan dari
individu atau kelompok, seperti apabila orang membicarakan tentang moral orang lain.

dalam hal ini Moral adalah hal yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang baik
sebagai kewajiban atau norma. moral dapat diartikan sebagai sarana untuk mengukur benar-tidaknya
atau baik-tidaknya tindakan manusia.

Etika dan moral mempunyai fungsi sama, yaitu memberi orientasi bagaimana seseorang harus
melangkah dalam hidup ini. perbedaannya, moralitas langsung mengatakan kepada seseorang, "inilah
cara anda harus melangkah", sedangkan etika mempersoalkan " apakah saya harus melangkah dengan
cara itu"? dan "mengapa saya melangkah dengan cara itu"?. etika sebagai ilmu tentang tingkah laku
manusia, tidak saja mempertanyakan alasan terjadinya dan baik tidaknyatindakan itu, melainkan juga
apa akibatnya secara lahir dan batin.

Norma berarti ukuran, garis pengaruh, atau aturan, kaidah bagi pertimbangan dan penilaia. nilai yang
menjadi milik bersama dalam suatu masyarakat dan telah tertanam secara emosional yang mendalam
sehingga menjadi norma yang tersepakati bersama.

Nilai berarti berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, dan kuat. nilai adalah kualitas suatu hal yang
menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dihargai, dan dapat menjadi obyek
kepentingan.

Akhlak adalah istilah yang berasal dari kata bahasa arab yang diartikan sama dengan budi pekerti.
pada dasarnya, akhlak mengajarkan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan sesama
manusia. Inti ajaran akhlak adalah berlandaskan pada niat atau itikad untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu sesuai dan mencari rida Allah. Nilai-nilai yang dijunjung tinggi antara lain, kasih sayang,
kebenaran, kebaikan, kejujuran, keindahan, amanah, tidak menyakiti orang lain dan sejenisnya.

Tujuan dan Fungsi Moral

Secara umum, tujuan dan fungsi moral adalah untuk mewujudkan harkat dan martabat kepribadian
manusia melalui pengamalan nilai-nilai dan norma. Adapun beberapa tujuan dan fungsi moral adalah
sebagai berikut:

Untuk menjamin terwujudnya harkat dan martabat pribadi seseorang dan kemanusiaan.

Untuk memotivasi manusia agar bersikap dan bertindak dengan penuh kebaikan dan kebajikan yang
didasari atas kesadaran kewajiban yang dilandasi moral.

Untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial antar manusia, karena moral menjadi landasan rasa
percaya terhadap sesama.

Membuat manusia lebih bahagia secara rohani dan jasmani karena menunaikan fungsi moral sehingga
tidak ada rasa menyesal, konflik batin, dan perasaan berdosa atau kecewa.

Moral dapat memberikan wawasan masa depan kepada manusia, baik sanksi sosial maupun
konsekuensi dalam kehidupan sehingga manusia akan penuh pertimbangan sebelum bertindak.

Moral dalam diri manusia juga dapat memberikan landasan kesabaran dalam bertahan dalam setiap
dorongan naluri dan keingingan/ nafsu yang mengancam harkat dan martabat pribadi.

Baca juga: Arti Integritas

Jenis dan Wujud Moral

Wujud moral dalam diri seseorang dapat terlihat dari penampilan dan perilakunya secara keseluruhan.
Adapun beberapa macam moral adalah sebagai berikut:

1. Moral Ketuhanan

Moral Ketuhanan adalah semua hal yang berhubungan dengan keagamaan/ religius berdasarkan ajaran
agama tertentu dan pengaruhnya terhadap diri seseorang.

Wujud moral ketuhanan, misalnya melaksanakan ajaran agama yang dianut dengan sebaik-baiknya.
Contoh; menghargai sesama manusia, menghargai agama lain, dan hidup rukun dengan yang berbeda
agama.
2. Moral Ideologi dan Filsafat

Moral ideologi dan filsafat adalah semua hal yang berhubungan dengan semangat kebangsaan,
loyalitas kepada cita-cita bangsa dan negara.

Wujud moral ideologi dan filsafat, misalnya menjunjung tinggi dasar negara Indonesia yaitu
Pancasila. Contoh; menolak ideologi asing yang ingin mengubah dasar negara Indonesia.

3. Moral Etika dan Kesusilaan

Moral Etika dan Kesusilaan adalah semua hal yang berkaitan dengan etika dan kesusilaan yang
dijunjung oleh suatu masyarakat, bangsa, dan negara secara budaya dan tradisi.

Wujud moral etika dan kesusilaan, misalnya menghargai orang lain yang berbeda pendapat, baik
dalam perkataan maupun perbuatan. Contoh; mengucapkan salam kepada orang lain ketika bertemu
atau berpapasan.

4. Moral Disiplin dan Hukum

Moral Disiplin dan Hukum adalah segala hal yang berhubungan dengan kode etika profesional dan
hukum yang berlaku di masyarakat dan negara.

Wujud moral disiplin dan hukum, misalnya melakukan suatu aktivitas sesuai dengan aturan yang
berlaku. Contoh; selalu menggunakan perlengkapan yang diharuskan dan mematuhi rambu-rambu lalu
lintas ketika berkendara di jalan raya.

Anda mungkin juga menyukai