18186-Article Text-35360-1-10-20171005 PDF
18186-Article Text-35360-1-10-20171005 PDF
Chemistry in Education
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined
Abstract
Chemistry learning is not enough with classroom theory, it is required a real practice in
laboratory. The existence of practice activity requires an appropriate tool for assessing
students’ learning activity during practicing. The purpose of this research is to know the
influence of the implementation of performance assessment for students’ learning activity
through practicing. The methodology of this research uses post testonly control group
design. The first data analysis shows that the population has the same homogeneity and it
has normal distribution. The population of this research is the eleventh year students of
SMA N 1 Cawas in academic year 2015/2016, it uses cluster random sampling, it is
obtained XI UNG 3 class as an experimental class and XI MIA 2 class as a control class.
The result of the data analysis of psychomotor aspect is the students’ mean of both control
class and experimental class for practice (1) into (2) is increasing. From affective aspect,
experimental class has higher mean than control class, they are 88,75 and 80,56. After post
testing, it is known that the mean of the students’ learning result of cognitive aspect
experimental class is better than control class, they are 84,40 and 70,40. The conclusion of
this research shows that implementation performance assessment has positive influence for
students’ learning activity.
© 2017 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi:
Email: muharomah038@gmail.com ISSN NO 2252-6609
Nur’aini Muharomah/Chemistry in Education 6 (2) (2017)
Pendahuluan kritis dan kreatif. Keberhasilan keterampilan
Pendidikan sains menekankan pada dasar sangat tergantung dari kualitas program
pemberian pengalaman secara langsung pada latihan dan asesmennya (Sudria dan Siregar,
proses pembelajaran, hal ini diharapkan menjadi 2009).
wahana bagi siswa untuk mempelajari diri Dalam penelitian lainnya (Nasuka,
sendiri dan alam sekitarnya. Pengalaman dapat 2010) performance assessment diwujudkan
diperoleh antara lain melalui kegiatan berdasarkan pada empat asumsi pokok yaitu:
praktikum. Kegiatan praktikum merupakan (1) asesmen kinerja yang didasarkan pada
salah satu bentuk strategi pembelajaran yang partisipasi aktif siswa, (2) tugas-tugas yang
menuntut siswa untuk dapat menerapkan diberikan atau dikerjakan oleh siswa yang
pengetahuan yang telah didapatkannya dalam merupakan bagian tidak terpisahkan dari
suatu proses kegiatan ilmiah. keseluruhan proses pembelajaran, (3) asesmen
Menurut Benyamin S. Bloom (Arifin, tidak hanya untuk mengetahui posisi siswa
dkk, 2003), perubahan tingkah laku yang pada suatu saat dalam proses pembelajaran,
diharapkan dapat terjadi pada diri siswa setelah tetapi asesmen juga dimaksudkan untuk
menyelesaikan kegiatan pembelajaran mempelajari proses pembelajaran itu sendiri,
diklasifikasikan menjadi tiga domain/ranah, (4) dengan mengetahui lebih dulu kriteria yang
yaitu domain kognitif (pengetahuan), domain akan digunakan untuk mengukur dan menilai
psikomotor (keterampilan fisik/otot atau keberhasilan proses pembelajarannya, siswa
motorik), dan domain afektif (sikap). akan secara terbuka dan aktif berupaya untuk
Adanya kegiatan praktikum, tentunya mencapai tujuan pembelajaran.
memerlukan kegiatan evaluasi untuk menilai Performance assessment melakukan
bagaimana kemampuan siswa dalam melakukan penilaian dengan menggunakan penilaian
praktikum. Namun, kenyataanya penilaian yang subyektif yang menyangkut mutu kinerja atau
dilakukan dalam kegiatan praktikum baru hasil kerja yang ditunjukkan oleh siswa. Untuk
sebatas tes tertulis dan penilaian laporan menjamin reliabilitas dari sebuah penilaian
praktikum. Gabel (Rustaman dan Wulan, 2007), yang subyektif maka dikembangkan rubrik atau
mengungkapkan bahwa tes tertulis tidaklah kriteria penilaian. Rubrik dapat dipergunakan
cukup dalam menilai kemampuan siswa pada sebagai alat atau pedoman penilaian kinerja
kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum dapat atau hasil kerja siswa. Dengan demikian
digunakan untuk lebih memahami teori dan implementasi rubrik performance assessment
mengembangkan keterampilan dasar. diharapkan akan memudahkan guru dalam
Keterampilan dikembangkan melalui latihan- mengukur nilai psikomotorik (kinerja) siswa.
latihan menggunakan alat, mengobservasi, Rubrik dapat membantu guru untuk
mengukur dan kegiatan lainnya (Rustaman, menentukan tingkat ketercapaian kinerja yang
2005). diharapkan. Rubrik dapat pula menjadi
Berdasarkan wawancara dan observasi pendorong atau motivator siswa dalam proses
yang telah dilakukan di SMA N 1 Cawas, pembelajaran. Selain itu, nilai afektif siswa juga
kegiatan pembelajaran kimia belum melibatkan dapat dilihat dengan cara mengamati karakter
siswa sebagai subjek belajar yang aktif dan apa saja yang muncul selama kegiatan
pelaksanaan praktikum yang berlangsung masih praktikum.
bersifat verifikasi karena hanya membuktikan Permasalahan dalam penelitian ini
konsep atau prinsip yang telah dipelajari adalah berapa besarnya pengaruh implementasi
sebelumnya. Menurut guru Kimia di SMA N 1 performance assessment terhadap aktivitas belajar
Cawas, masalah yang selama ini terjadi adalah siswa melalui kegiatan praktikum. Tujuan dari
siswa masih belum mampu melakukan penelitian ini adalah mengetahui berapa
praktikum secara mandiri dan siswa kurang besarnya pengaruh implementasi performance
memahami apa yang sebenarnya mereka assessment terhadap aktivitas belajar siswa
lakukan dalam kegiatan praktikum melalui kegiatan praktikum.
Selain itu, guru seringkali mendapat Metode Penelitian
kendala dalam menilai keterampilan kinerja Penelitian ini dilakukan di SMA N 1
tersebut. Keterampilan kinerja kimia sangat Cawas pada materi laju reaksi mulai tanggal 26
penting dalam kegiatan praktikum kimia untuk Oktober sampai dengan 26 November 2016.
menumbuhkan rasa percaya diri dalam belajar Desain penelitian yang digunakan adalah post
kimia (pengetahuan, sikap, tindakan) secara
43
Nur’aini Muharomahi/Chemistry in Education 6 (2) (2017)
test only control group design (Sugiyono, 2010). lembar angket penilaian afektif, serta lembar
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas angket tanggapan siswa.
XI MIA SMA N 1 Cawas tahun ajaran Metode analisis yang digunakan pada
2015/2016. Analisis data awal terhadap nilai penelitian ini adalah analisis data awal dan
mid semester gasal menunjukkan bahwa analisis data akhir. Analisis data tahap awal
populasi normal dan homogeny. Pengambilan terdiri dari uji normalitas, dan uji homogenitas.
sampel dilakukan dengan teknik cluster random Analisis data tahap akhir terdiri dari uji
sampling. Dengan cara undian, didapatkan kelas normalitas, uji kesamaan varians, uji perbedaan
XI UNG 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas rata-rata, uji hipotesis, analisis deskriptif data
MIA 2 sebagai kelas kontrol. lembar observasi aspek psikomotorik, analisis
Salah satu materi kimia yang didukung deskritif data lembar refleksi diri aspek afektif,
dengan kegiatan praktikum adalah materi laju dan analisis deskriptif data angket tanggapan
reaksi, dengan praktikum “faktor-faktor yang siswa.
mempengaruhi laju reaksi”. Variabel bebas pada
Hasil dan Pembahasan
penelitian ini adalah implementasi performance
Implementasi performance assessment
assessment pada kegiatan praktikum.
untuk menilai keterempilan kinerja (aspek
Implementasi performance assessment ini
psikomotorik) terdiri atas 3 aspek, yaitu (1)
disosialisasikan pada kelas eksperimen,
persiapan praktikum, (2) keterampilan
sedangkan kelas kontrol tidak. Variabel terikat
melakukan praktikum, dan (3) kegiatan setelah
dalam penelitian ini ialah aktivitas belajar siswa
praktikum. Ketiga aspek tersebut memiliki
pada kegiatan praktikum. Kelayakan instrumen
kriteria rata-rata nilai aspek yang berbeda untuk
rubrik performance assessment dinilai oleh ahli
masing-masing kelas dan dua kali praktikum
(dosen pembimbing) menggunakan lembar
yang dilakukan. Nilai ketiga aspek performance
validasi.
assessment tersebut diperoleh dari nilai rata-rata
Metode pengumpulan data yang oleh 3 observer. Nilai rata-rata dari 3 observer
digunakan adalah metode observasi untuk ditambah dengan nilai laporan akhir praktikum
mengamati aktivitas belajar siswa aspek dianalisis menggunakan analisis nilai akhir,
psikomotorik dan jalannya kegiatan sehingga diperoleh nilai rata-rata kinerja
pembelajaran, tes digunakan untuk mengetahui (psikomotorik).
tingkat pemahaman siswa (aspek kognitif) yang
Penilaian aspek psikomotorik
selanjutnya akan dianalisis, angket untuk lembar
digunakan untuk mengetahui keterampilan
refleksi diri aspek afektif sikap siswa dan
siswa selama kegiatan praktikum berlangsung.
dokumentasi untuk memperoleh data populasi,
Hasil belajar ranah psikomotorik dari kedua
nilai, serta kumpulan foto saat proses
kelas secara keseluruhan disajikan pada Tabel 1
pembelajaran. Instrumen dianalisis dengan
dan 2.
validitas instrumen, validitas butir soal, dan
reliabilitas. Instrumen yang digunakan meliputi Untuk nilai rata-rata psikomotorik
silabus, rencana pembelajaran, soal posttest, praktikum (1) siswa kelas eksperimen sebesar
lembar observasi rubrik performance assessment, 78,44 dengan nilai tertinggi 84,44 dan nilai
44
Nur’aini Muharomah/Chemistry in Education 6 (2) (2017)
terendah 75,56; sedangkan nilai rata-rata Aspek 2 yaitu kejujuran, nilai rata-rata
psikomotorik siswa kelas kontrol adalah 56,81 kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
dengan nilai tertinggi 65,28 dan nilai terendah kontrol. Tingginya nilai rata-rata kelas
46,94. Untuk nilai rata-rata kinerja eksperimen menunjukkan bahwa siswa di kelas
(psikomotorik) pada praktikum (2) siswa kelas tersebut lebih jujur dalam menuliskan data hasil
eksperimen sebesar 87,33 dengan nilai tertinggi pengamatan dan laporan praktikum.
91,67 dan nilai terendah 83,33; sedangkan nilai Aspek 3 yaitu kemandirian dan aspek 4
rata-rata kinerja (psikomotorik) siswa kelas yaitu rasa ingin tahu, baik kelas eksperimen
kontrol adalah 60,00 dengan nilai tertinggi 68,33 maupun kontrol mendapat nilai rata-rata yang
dan nilai terendah 53,33. Berdasarkan tabel sama. Dari hasil tersebut dapat dikatakan siswa
tersebut dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas di kedua kelas sudah mampu menyelesaikan
kontrol hanya ada sedikit peningkatan, tugas secara individu, dan sebagai siswa rasa
sedangkan pada kelas eksperimen dapat dilihat ingin tahu mereka cukup bagus dalam
adanya peningkatan yang cukup signifikan dari melakukan praktikum.
praktikum (1) ke praktikum (2).
Aspek 5 yaitu bertanggung jawab
Kriteria kinerja siswa pada praktikum (1) terdapat perbedaan yang mencolok, nilai rata-
kelas eksperimen dan kontrol termasuk dalam rata kelas eksperimen jauh lebih unggul
kriteria rendah. Untuk praktikum (2) kelas daripada kelas kontrol. Siswa di kelas kontrol
eksperimen termauk dalam kriteria tinggi dan masih belum bisa dikatakan memiliki rasa
kelas kontrol termasuk dalam kriteria rendah. tanggungjawab untuk membersihkan alat dan
Kelas eksperimen pada praktikum (1) memiliki tempat praktikum (kegiatan setelah praktikum).
nilai rata-rata aspek psikomotorik dengan
Aspek 6 yaitu kerjasama, kedua kelas
kriteria rendah, lalu pada praktikum (2) nilai
sudah mendapat nilai rata-rata tinggi namun
rata-rata kelas meningkat termasuk ke dalam
kelas eksperimen masih tetap lebih unggul.
kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
Pada kelas eksperimen kerjasama tiap
rubrik performance assessment yang digunakan
kelompok sudah sangat bagus, sedangkan
dapat berpengaruh positif terhadap penilaian
untuk kelas kontrol masih ada beberapa
kinerja (aspek psikomotorik) siswa.
kelompok yang kurang dapat bekerjasama.
Penilaian afektif siswa diperoleh dari
Nilai afektif siswa diperoleh dari angket
sikap siswa selama mengikuti proses
refleksi diri diisi oleh siswa yang berbentuk
pembelajaran di kelas maupun laboratorium.
check list. Berdasarkan analisis data aspek afektif
Nilai rata-rata afektif siswa kelas kontrol dan
pada kelas eksperimen diperoleh dua aspek
eksperimen dari keenam aspek tersebut disajikan
dengan kriteria sangat baik dan empat aspek
disajikan dalam Gambar 1.
dengan kriteria baik. Pada kelas kontrol
Berdasarkan Gambar 1 terlihat hasil diperoleh dua aspek dengan kriteria sangat
penilaian aspek 1 yaitu kedisiplinan, perbedaan baik, tiga aspek dengan kriteria baik dan satu
nilai rata-rata antara kelas eksperimen dan aspek dengan kriteria cukup.
kontrol tidak terlalu jauh tetapi nilai kelas
Penilaian aspek kognitif pada
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
penelitian ini berdasarkan nilai posttest kedua
kontrol. Disiplin di sini mengacu pada ketepatan
kelas. Hasil nilai posttest selengkapnya disajikan
siswa datang ke kelas dan juga pengumpulan
pada tabel 3.
tugas yang diberikan oleh guru.
Gambar 1. Perbandingan Nilai Rata-rata masing-masing Aspek Afektif antara Kelas Kontrol dan
Eksperimen
45
Nur’aini Muharomahi/Chemistry in Education 6 (2) (2017)