OLEH
KELOMPOK 6 :
FARADILA P201701093
ARTIKA P201701075
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi ......................................................................................................
B. Klasifikasi .................................................................................................
C. Etiologi ......................................................................................................
D. Faktor – Faktor Resiko Penyebab Osteoporosis ..................................
E. Patofisiologis .............................................................................................
F. Manifestasi Klinis ....................................................................................
G. Pemeriksaan Diagnostik .........................................................................
H. Penatalaksanaan ......................................................................................
I. Pencegahan ................................................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
A. Definisi
B. Klasifikasi
1. Osteoporosis Primer
Tipe 1 adalah tipe yang timbul pada wanita pascamenopause
Tipe 2 terjadi pada orang lanjut usia baik pria maupun wanita
2. Osteoporosis Skunder
Disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :
Kelainan hepar
Kurang gerak
Merokok
3. Osteoporosis Idiopatik
Yaitu : Osteoporosis yang tidak di ketahui penyebabnya dan di
temukan pada usia kanak-kanak (juvenil), usia remaja (adolesen), pria
usia pertengah.
C. Etiologi
b. Jenis Kelamin
Osteoporosis tiga kali lebih sering terjadi pada wanita
dibandingkan pria, perbedaan ini disebabkan oleh faktor hormonal
dan rangka tulang yang lebih kecil.
c. Faktor Genetik
Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat
kepadatan tulang. Beberapa orang mempunyai tulang yang cukup
besar dan yang lain kecil. Sebagai contoh, orang kulit hitam pada
umumnya mempunyai struktur tulang lebih kuat dan berat dari
pada bangsa kulit putih. Jadi seseorang yang mempunyai tulang
kuat biasanya jarang terserang osteoporosis.
d. Riwayat Keluarga Atau Keturunan
Riwayat keluarga juga mempengaruhi penyakit
osteoporosis, pada keluarga yang mempunyai riwayat osteoporosis,
anak-anak yang dilahirkannya cenderung mempunyai penyakit
yang sama.
e. Bentuk Tubuh
Kerangka tubuh dan skoliosis vertebra yang lemah juga
dapat menyebabkan penyakit osteoporesis. Keadaan ini terutama
terjadi pada wanita antara usia 50-60 tahun dengan identitas tulang
yang rendah dan di atas usia 70 tahun dengan keadaan tubuh yng
tidak ideal.
c. Estrogen
Berkurangnya estrogen dari dalam tubuh akan
mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan kalsium. Hal ini
disebabkan oleh karena menurunnya eflsiensi absorbsi kalsium dari
makanan dan juga menurunnya konservasi kalsium di ginjal.
f. Gaya hidup.
Aktifitas fisik yang kurang dan imobilisasi dengan
penurunan penyangga berat badan merupakan stimulus penting
bagi resorpsi tulang. Beban fisik yang terintegrasi merupakan
penentu dari puncak massa tulang.
E. Patofisiologi
F. Manifestasi Klinis
Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata.
Nyeri timbul mendadak
Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang
Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur
Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan dan akan bertambah saat
melakukan aktivitas
Deformitas vertebra thorakalis Penurunan tinggi badan
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan non-invasif yaitu ;
2. Pemeriksaan analisis aktivasi neutron yang bertujuan untuk
memeriksa kalsium total dan massa tulang.
3. Pemeriksaan absorpsiometri
4. Pemeriksaan komputer tomografi (CT)
5. Pemeriksaan biopsi yaitu bersifat invasif dan berguna untuk
memberikan informasi mengenai keadaan osteoklas, osteoblas,
ketebalan trabekula dan kualitas meneralisasi tulang. Biopsi
dilakukan pada tulang sternum atau krista iliaka.
6. Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia darah dan kimia
urine biasanya dalam batas normal.sehingga pemeriksaan ini tidak
banyak membantu kecuali pada pemeriksaan biomakers osteocalein
(GIA protein).
H. Penatalaksanaan
A. Kesimpulan
B. Saran
K.St Pamoentjak, Dr. Med. Ahmad (2003). Kamus Kedokteran Arti Dan
Keterangan Istilah. Jakarta.
Lukman & Nurna Ningsih. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika.
Sudoyo, Aru dkk. 2009. Buku Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3 Edisi 5. Jakarta :
Internal Publishing.
Tandra, H. 2009. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Osteoporosis
Mengenal, Mengatasi Dan Mencegah Tulang Keropos. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.