Disusun Oleh :
Kelompok 6
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
KATA PENGATAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah limpahan rahmat serta
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah keperawatan jiwa yang
berjudul” DEFISIT PERAWATAN DIRI”. Tak lupa sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita berada di zaman terang benderang ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Bu Liyanovitasari,S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku
dosen pembimbing keperawatan jiwa. Taklupa kami mengucapkan terima kasih
kepada rekan kelompok kami yang telah bekerjasama dalam mengerjakan
makalah ini, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan................................................................................................
A. Pengkajian...........................................................................................
B. Diagnosa................................................................................................
C. Intervensi..............................................................................................
D. Evaluasi................................................................................................
BAB I
PENDAHULUHAN
A. Latar Belakang
Perawatan diri aladah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraannya yang
sesuai dengan kondisinya. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi
pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan
aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Perawatan diri diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan
dan kesehatannya. Cara perawatan menjadi sulit karena ada gangguan
dengan kondisi fisik atau keadaan emosional seseorang. Selain itu
dipengaruhi faktor pribadi dan sosial budaya.
Dalam pasien dengan gangguan jiwa kurangnya perawatan diri
akibat adanya perubahan proses pikir sehingga dalam kemampuan
melakukan aktivitas perawatan diri menurun.
Penyebab devisit perawatan diri yaitu seperti pasien yang
dikucilkan di dalam keluarganya atau masyarakat, sehingga terjadi isolasi
sosial dan bahkan kehilangan kemampuan dan motivasi dalam melakukan
perawatan terhadap tubuhnya.
Penatalaksanaan defisit perawatan diri ada 2 yaitu ;
1. Farmakologi Obat anti psikosis, Obat anti depresi, Obat anti ansietas,
Obat anti insomnia
2. Terapi : Terapi keluarga, Terapi kelompok, Terapi musik
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Defisit Perawatan Diri
2. Penyebab Defisit Perawatan Diri
3. Jenis Defisit Perawatan Diri
4. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri
5. Tanda dan Gejala Masalah Defisit Perawatan Diri
6. Damapak Dari Masalah Defisit Perawatan Diri
7. Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri
8. Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Defisit Perawatan Diri
2. Untuk Mengetahui Penyebab Defisit Perawatan Diri
3. Untuk Mengetahui Jenis Defisit Perawatan Diri
4. Untuk Mengetahui Rentang Respon Defisit Perawatan Diri
5. Untuk Mengetahui Tanda dan Gejala Masalah Defisit Perawatan Diri
6. Untuk Mengetahui Damapak Dari Masalah Defisit Perawatan Diri
7. Untuk Mengetahui Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri
8. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri
BAB II
KONSEP TEORI
1. Fisik :
- Badan bau, pakaian kotor
- Rambut dan kulit kotor
- Kuku panjang dan kotor
- Gigi kotor disertai mulut bau
- Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
- Malas, tidak ada inisiatif
- Menarik diri, isolasi diri
- Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Social
- Interaksi kurang
- Kegiatan kurang
- Tidak mampu berperilaku sesuai norma
- Cara makan tidak teratur
- BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri
F. Damapak Dari Masalah Defisit Perawatan Diri
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak tidak terpeliharanya kebersihan perorangandengan baik,
gangguan fisik yang seering terjadi adalah: gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada kuku
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine
adalah gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
(Damaiyanti, 2012)
G. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
Obat anti psikosis : Penotizin
Obat anti depresi : Amitripilin
Obat anti ansietas : Diasepam, Bromozepam, Clobozam
Obat anti insomnia : Phneobarbital
2. Terapi
Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu
mengatasi masalah klien dengan memberikan perhatian
BHSP
Jangan memancing emosi klien
Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan
dengan keluarga
Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat
Dengarkan , bantu dan anjurkan pasien untuk
mengemukakan masalah yang dialaminya
Terapi kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan
sosial, atau aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain
untuk mengembalikan keadaan klien karena masalah sebagian
orang merupkan perasaan dan tingkah laku pada orang lain.
Terapi musik
Dengan musik klien terhibur, rileks dan bermain untuk
mengembalikan kesadaran pasien.
H. Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri
Effect Resiko perilaku kekerasan
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1) Data subjektif :
Klien mengatakan malas mandi karena airnya dingin, Klien
mengatakan malas makan sendiri dan tidak mampu untuk makan
sendiri. Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya
setelah BAK atau BAB dan Klien mengatakan dirinya malas
berdandan.
2) Data objektif :
Ketidakmampuan mandi atau membersihkan diri di tandai dengan
rambut kotor, gigi kotor, dan kulit berdaki dan berbau serta kuku
panjang dan kotor. Ketidakmampuan makan secara sendiri ditandai
dengan ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makanan
berceceran, dan makan tidak pada tempatnya. Ketidakmampuan BAB
atau BAK secara mandiri ditandi BAB atau BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB atau
BAK dan Ketidakmampuan berpakaian atau berhias ditandai dengan
rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai,
tidak bercukur (laki-laki) atau tidak berdandan (wanita).
3) Mekanisme Koping :
Regresi, penyangkalan, isolasi social menarik diri, intelektualisasi.
Defisit perawatan diri bukan merupakan bagian dari komponen pohon
masalah (causa,core problem,effect) tetapi sebagai masalah
pendukung.
Effect
Core Problem
Causa
Defisit Perawatan Diri
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit perawatan diri : mandi
2. Defisit perawatan diri : makan
3. Defisit perawatan diri : eliminasi BAB dan BAK
4. Defisit perawatan diri : berpakaian/berdandan
C. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan (NOC) (NIC)
1. Defisit perawatanS setelah 3x24 interaksi klien Bantuan perawatan diri :
diri : mandi menunjukkan tanda – Mandi/Kebersihan
tanda percaya pada Definisi : membantu
perawat : pasien melakukan
klien dapat membina kebersihan diri.
hubungan saling Aktivitas – aktivitas :
percaya Bina hubungan
klien dapat saling percaya
memahami Menjelaskan
pentingnya pentingnya menjaga
kebersihan diri kebersihan diri
klien dapat Menjelaskan alat –
mengetahui cara alat untuk menjaga
menjaga kebersihan kebersihan diri
diri Menjelaskan cara –
klien dapat cara melakukan
mempraktekan cara kebersihan diri
menjaga kebersihan Melatih pasien
diri mempraktekkan cara
menjaga kebersihan
diri
Memfasilitasi alat –
alat untuk
membersihkan diri
Berikan bantuan
sampai pasien benar
– benar mampu
merawat diri secara
mandiri
2. Defisit perawatan setelah 3x24 interaksi Bantuan perawatan diri :
diri : makan klien menunjukkan tanda – pemberian makan
tanda percaya pada Definisi : membantu
perawat : seseorang untuk makan
Pasien mampu Aktivitas – aktivitas :
melakukan makan Bina hubungan
dengan baik saling percaya
klien dapat membina Menjelaskan cara
hubungan saling mempersiapkan
percaya makan
klien dapat Menjelaskan cara
mengetahui cara dan makan yang tertib
alat makan yang Menjelaskan cara
benar merapikan peralatan
klien dapat makan setelah
melakukan kegiatan makan
makan Praktek makan
klien dapat sesuai dengan
memasukan kegiatan tahapan makan yang
makan dalam jadwal baik
kegiatan harian Sediakan makan dan
minum yang di
sukai pasien
Sediakan interaksi
sosial sosial yang
tepat
3. Defisit perawatan setelah 3x24 interaksi Bantuan perawatan diri :
diri : eliminasi klien menunjukkan tanda – Eliminasi (BAB/BAK)
(BAB/BAK) tanda percaya pada Definisi : membantu
perawat : dalam eliminasi
klien dapat membina Aktivitas – aktivitas :
hubungan saling Bina hubungan
percaya saling percaya
klien dapat Menjelaskan tempat
melakukan BAB dan BAB/BAK yang
BAK yang baik atau sesuai
secara mandiri Menjelaskan cara
klien dapat membersihkan diri
menjelaskan tempat BAB dan BAK
BAB/BAK yang Menjelaskan cara
sesuai membersihkan
klien dapat tempat BAB dan
menjelaskan cara BAK
membersihkan diri Bantu pasien ke
setelah BAB/BAK toilet untuk
eliminasi pada
interval waktu
tertentu
Menjaga privasi
pasien saat eliminasi
4. Defisit perawatan setelah 3x24 interaksi Bantuan perawatan diri :
diri klien menunjukkan tanda – berpakaian/berdandan
:berpakaian/berdand tanda percaya pada Definisi : membantu
an perawat : pasien dalam berpakaian
klien dapat membina dan berdandan
hubungan saling Aktivitas – aktivitas :
percaya Bersedia memberikan
klien dapat bantuan dalam
menjelaskan berpakaian, sesuai
pentingnya deengan kebutuhan
berhias/berdandan Bantu pasien untuk
klien dapat melakukan merias diri
cara berhias/berdandan Puji usaha untuk
klien dapat memasukan berpakaian sendiri
kegiatan pada pasien
berhias/berdandan Untuk pasien laki –
dalam jadwal kegiatan laki meliputi :
harian - Berpakaian
- Menyisir
rambut
- Mencukur
Untuk pasien
wanita, latihan
meliputi :
- Berpakaian
- Menyisir
rambut
Berhias
D. Proses Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan
1. Defisit perawatan diri : mandi
SP1 Pasien : mendiskusikan pentingnya kebersihan diri/mandi, cara –
cara merawat diri dan melatih pasien tentang cara – cara perawatan
kebersihan diri/mandi.
Proses komunikasi dalam pelaksanaan tindakan :
Fase Orientasi
1) Salam teraupetik:
selamat pagi bapak atau ibu, perkenalkan nama saya Faradillah.
Saya senag dipanggil Fara. Nama bapak atau ibu siapa? Senangnya
dipanggil siapa? Saya mahasiswi stikes pertamedika yang akan
merawat bapak atau ibu, saya praktek disini selama 5 hari. Hari ini
saya dinas pagi diruangan ini dari jam 7 pagi sampai 2 siang. Dari
tadi, saya lihat bapak atau ibu menggaruk-garuk badannya, gatal ya
? bagaimana kalo kita bicara tentang kebersihan diri? Berapa lama
kita bicara ? 15 menit ya.... mau dimana .. ? disini saja ya ?
2) Evaluasi atau validasi:
Bagaimana perasaan bapak atau ibu hari ini?
Bagaimana semalam tidurnya ?
3) Kontrak
Topik : bapak atau ibu saya ingin berbincang-bincang
tentang kondisi bapak atau ibu selama perawatan
Waktu : bapak atau ibu kita akan berbincang-bincang jam
berapa? Dan berapa lama? Bagaimana jika jam 08.00-08.15?
Tempat : dimana kita berbincang-bincang, bagaimana kalau
kita berbincang-bincang ditaman?
Tujuan : kita berbincang-bincang agar kita saling mengenal
Fase Kerja
Bapak atau ibu ada apa garuk-garuk ? Apakah bapak atau ibu
sudah mandi hari ini? Apa alasan bapak atau ibu sehingga tidak bisa
merawat diri? kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah
apa menurut bapak yang bisa muncul ? betul ada kudis,kutu.... dan
lain-lain.
Fase Terminasi
Fase Orientasi
1) Salam teraupetik:
Selamat pagi bapak atau ibu, tampak rapi hari ini. Pagi ini kita
akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan
langsung diruang makan ya ! Mari.. itu sudah datang makananya
2) Evaluasi atau validasi:
Bagaimana bapak atau ibu sudah mandi hari ini ?
Alat apa saja yang dibutuhkan ketika mau mandi ?
3) Kontrak
Topik : bapak atau ibu saya ingin berbincang-bincang
tentang cara dan alat makan yang benar
Waktu : bapak atau ibu kita akan berbincang-bincang jam
berapa? Dan berapa lama? Bagaimana jika jam 08.00-08.15?
Tempat : dimana kita berbincang-bincang, bagaimana kalau
kita berbincang-bincang diruang makan ?
Tujuan : kita berbincang-bincang agar bapak atau ibu dapat
makan mandiri
Fase Kerja
Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? dimana
bapak atau ibu makan? Sebelum makan kita harus cuci tangan
memakai sabun. Ya, mari kita praktikan! Bagus, setelah itu kita
duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu.
Silakan bapak atau ibu yang pimpin! Bagus. Mari kita makan! Saat
makan kita harus menyuap makanan satu persatu dengan pelan-
pelan. Ya,ayo….sayurnya dimakan ya. Setelah makan kita bereskan
piring dan gelas yang kotor. Ya betul.. dan akhiri dengan cuci
tangan. Ya bagus!
Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subyektif)
Bagaimana perasaan bapak atau ibu setelah berbincang-bincang
dengan saya dan setelah kita makan bersama
Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)
Coba bapak atau ibu sebutkan kembali apa saja yang harus kita
lakukan pada saat makan
2) Rencana tindak lanjut
Saya harap bapak atau ibu melakukan makan mandiri dan jangan
lupa masukkan dalam jadwal kegiatan harian.
3) Kontrak yang akan dating
Topik :bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan
berbincang-bincang lagi tentang cara toileting yang baik.
Waktu :bagaimana klau kita berbincang-bincang kembali
hari ini jam 08.00 selama 30 menit, apakan bapak atau ibu
setuju?
Tempat :besok kita akan berbincang-bincang dimana,
bagaimana kalau diruang taman?
Baiklah samapai bertemu lagi. Selamat pagi bapak atau ibu.
3. Defisit perawatan diri : eliminasi (BAB/BAK)
SP3 Pasien : percakapan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
Bina hubungan saling percaya
Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
Menjelaskan cara membersihkan diri BAB dan BAK
Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
Bantu pasien ke toilet untuk eliminasi pada interval waktu
tertentu
Menjaga privasi pasien saat eliminasi
Fase Orientasi
1) Salam teraupetik:
Selamat pagi bapak atau ibu, bagaimana perasaan hari ini? Baik..,
sudah di jalankan jadwal kegiatan nya?.. kita akan membicarakan
tentang cara buang air besar dan buang air kecil yang baik yah.
Kira-kira 30 menit yah..? di mana kita duduk?
2) Evaluasi atau validasi:
Bagaimana bapak/ibu makannya sudah habis 1 porsi?
Bapak atau ibu ketika makan apa saja yang harus dilakukan ?
3) Kontrak
Topik : bapak atau ibu saya ingin berbincang-bincang
tentang melakuan BAB/BAK secara mandiri
Waktu : bapak atau ibu kita akan berbincang-bincang jam
berapa? Dan berapa lama? Bagaimana jika jam 08.00-
08.30?
Tempat : dimana kita berbincang-bincang, bagaimana kalau
kita berbincang-bincang di taman?
Tujuan : kita berbincang-bincang agar bapak atau ibu dapat
melakukan BAB/BAK secara mandiri
Fase Kerja
1) Untuk pasien laki-laki:
Dimana biasanya bapak buang air besar dan buang air kecil? Benar
bapak buang air besar atau kecil yang baik itu di WC, kamar mandi
atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan
kotorannya. Jadi kita tidak boleh buang air besar atau kecil di
sembarang tempat. Sekarang, apakan bapak tau bagaimana cara
cebok? Yang perlu diingat saat mencebok adalah bapak
membersihkan bokong atau kemaluan dengan air yang bersih dan
pastikan tidak ada tinja atau air kencing yang tersis di tubuh bapak.
Setelah bapak selesai cebok, jangan lupa tinja atau air kencing yang
ada di WC di bersihkan. Caranya siram tinja atau air kencing yang ada
di WC secukupnya sampai tinja atau air kencing itu tidak tersisa di
WC. Setelah itu cuci tangan dengan menggunakan sabun.
2) Untuk perempuan
Cara membilas yang bersih stelah ibu buang air besar yaitu dengan
menyiram air ke arah depan ke belakang. Jangan terbalik yah..cara
seperti ini berguna untuk mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada
di bokong ke bagian kemaluan kita. Setelah ibu selesai cebok, jangan
lupa tinja atau air kencing yang ada di WC di bersihkan. Caranya
siram tinja atau air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai air
kencing atau tinja tidak tersisa di WC. Lalu cuci tangan dengan
menggunakan sabun
Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subyektif)
Bagaimana perasaan bapak atau ibu setelah berbincang-bincang
tentang cara buang air besar atau kecil yang baik
Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)
Coba bapak atau ibu jelaskan ulang tentang cara BAB/BAK yang
baik
2) Rencana tindak lanjut
Saya harap bapak atau ibu melakukan toileting yang baik dan
jangan lupa masukkan dalam jadwal kegiatan harian.
3) Kontrak yang akan dating
Topik :bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan
berbincang-bincang lagi tentang cara berhias/berdandan.
Waktu :bagaimana klau kita berbincang-bincang kembali
hari ini jam 08.00 selama 30 menit, apakan bapak atau ibu setuju?
Tempat :besok kita akan berbincang-bincang dimana,
bagaimana kalau di ruang tamu?
Baiklah samapai bertemu lagi. Selamat pagi bapak atau ibu
4. Defisit perawatan diri : berdandan/berhias
SP4 Pasien : percakapan saat melatih pasien laki – laki/perempuan
berdandan.
Bantu pasien untuk merias diri
Puji usaha untuk berpakaian sendiri pada pasien
Untuk pasien laki – laki meliputi :
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Mencukur
Untuk pasien wanita, latihan meliputi :
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Berhias
Proses komunikasi dalam pelaksanaan tindakan :
Fase Orientasi
1) Salam teraupetik:
Selamat pagi bapak atau ibu, bagaimana perasaan hari ini? Baik..,
sudah di jalankan jadwal kegiatan nya?.. hari ini kita akan latihan
berhias/berdandan, mau di mana latihan nya? Bagaimana kalau di
ruang tamu? Bagaimana kalau kita melkaukan nya selama 30
menit?
2) Evaluasi atau validasi:
Bagaimana bapak/ibu hari ini sudah BAB/BAK?
Bapak atau ibu ketika BAB/BAK apa saja yang harus dilakukan?
3) Kontrak
Topik : bapak atau ibu saya ingin berbincang-bincang
tentang melakuan berhias/berdandan
Waktu : bapak atau ibu kita akan berbincang-bincang jam
berapa? Dan berapa lama? Bagaimana jika jam 08.00-
08.30?
Tempat : dimana kita berbincang-bincang, bagaimana kalau
kita berbincang-bincang di ruang tamu?
Tujuan : kita berbincang-bincang agar bapak atau ibu dapat
melakukan berhias/berdandan
Fase Kerja
Apa yang bapak atau ibu lakukan setelah selesai mandi? Apakah
bapak atau ibu sudah ganti baju? Untuk berpakaian, pilihlah pakaian
yang bersih dan kering berganti pakaian yang bersih 2 hari sekali.
Sekarng bapak atau ibu ganti bajunya. Ya, bagus seperti itu. Apakah
bapak atau ibu menyisir rambut? Bagaimana cara bersisir? Coba kita
peraktekkan liat ke cermin, bagus sekali. Apakah bapak suka
bercukur? Berapa hari sekali bercukur? Betul 2 kali seminggu.
Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subyektif)
Bagaimana perasaan bapak atau ibu setelah berhias/berdandan?
Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)
Coba bapak atau ibu sebutkan cara berhias/berdandan diri yang
baik sekali lagi.
2) Rencana tindak lanjut
Saya harap bapak atau ibu melakukan berhias/berdandan yang
baik dan jangan lupa masukkan dalam jadwal kegiatan harian.
3) Kontrak yang akan dating
Topik :bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan
berbincang-bincang lagi tentang kondisi bapak/ibu yang lain.
Waktu :bagaimana klau kita berbincang-bincang kembali
hari ini jam 08.00 selama 30 menit, apakan bapak atau ibu setuju?
Tempat :besok kita akan berbincang-bincang dimana,
bagaimana kalau di taman?
Baiklah samapai bertemu lagi. Selamat pagi bapak atau ibu.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis membuat makalah ini , agar pembaca dapat mengetahui
tentang Laporan Pendahuluan dan Strategi Penatalaksanaan pada pasien
dengan gangguan jiwa defisit perawatan diri. Penulis masih menyadari
kekurangan dari makalah ini. Kritik dan saran sangat membangun bagi
penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Herman ade. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. yogyakarta: nuha
medika.