Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA II

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI DEFISIT


PERAWATAN DIRI

Dosen Pengampu : Liyanovitasarri, S.Kep., Ns., M.Kep.

Disusun Oleh :

Kelompok 6

1. Adi Krisna Saputra (010117A003)


2. Anggun Putri Ramadhani (010117A008)
3. Fifi Amara Mastia (010117A029)
4. Lailina Wahdah (010117A045)
5. Larassati (010117A047)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2019
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah limpahan rahmat serta
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah keperawatan jiwa yang
berjudul” DEFISIT PERAWATAN DIRI”. Tak lupa sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita berada di zaman terang benderang ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Bu Liyanovitasari,S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku
dosen pembimbing keperawatan jiwa. Taklupa kami mengucapkan terima kasih
kepada rekan kelompok kami yang telah bekerjasama dalam mengerjakan
makalah ini, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Selasa, 10 September 2019

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan................................................................................................

BAB II KONSEP TEORI

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri.......................................................


B. Penyebab Defisit Perawatan Diri..........................................................
C. Jenis Defisit Perawatan Diri.................................................................
D. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri.............................................
E. Tanda dan Gejala Masalah Defisit Perawatan Diri.............................
F. Damapk Dari Masalah Defisit Perawatan Diri.................................
G. Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian...........................................................................................
B. Diagnosa................................................................................................
C. Intervensi..............................................................................................
D. Evaluasi................................................................................................
BAB I

PENDAHULUHAN

A. Latar Belakang
Perawatan diri aladah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraannya yang
sesuai dengan kondisinya. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi
pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan
aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Perawatan diri diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan
dan kesehatannya. Cara perawatan menjadi sulit karena ada gangguan
dengan kondisi fisik atau keadaan emosional seseorang. Selain itu
dipengaruhi faktor pribadi dan sosial budaya.
Dalam pasien dengan gangguan jiwa kurangnya perawatan diri
akibat adanya perubahan proses pikir sehingga dalam kemampuan
melakukan aktivitas perawatan diri menurun.
Penyebab devisit perawatan diri yaitu seperti pasien yang
dikucilkan di dalam keluarganya atau masyarakat, sehingga terjadi isolasi
sosial dan bahkan kehilangan kemampuan dan motivasi dalam melakukan
perawatan terhadap tubuhnya.
Penatalaksanaan defisit perawatan diri ada 2 yaitu ;
1. Farmakologi Obat anti psikosis, Obat anti depresi, Obat anti ansietas,
Obat anti insomnia
2. Terapi : Terapi keluarga, Terapi kelompok, Terapi musik
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Defisit Perawatan Diri
2. Penyebab Defisit Perawatan Diri
3. Jenis Defisit Perawatan Diri
4. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri
5. Tanda dan Gejala Masalah Defisit Perawatan Diri
6. Damapak Dari Masalah Defisit Perawatan Diri
7. Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri
8. Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Defisit Perawatan Diri
2. Untuk Mengetahui Penyebab Defisit Perawatan Diri
3. Untuk Mengetahui Jenis Defisit Perawatan Diri
4. Untuk Mengetahui Rentang Respon Defisit Perawatan Diri
5. Untuk Mengetahui Tanda dan Gejala Masalah Defisit Perawatan Diri
6. Untuk Mengetahui Damapak Dari Masalah Defisit Perawatan Diri
7. Untuk Mengetahui Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri
8. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri
BAB II

KONSEP TEORI

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri


Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan serta toileting) kegiatan itu
harus bisa dilakukan secara mandiri ( Herman, 2011).
Defisit perawatan diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki
manusia dalam melengkapi kebutuhannya dalam kelangsungan hidupnya
sesuai kondisi kesehatannya. (Damaiyanti dan Iskandar, 2012).
Personal Hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis
(Poter dan Perry, 2005).
B. Penyebab Defisit Perawatan Diri
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan : Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu
b. Biologis : Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun : Klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian
dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.
C. Jenis Defisit Perawatan Diri
Menurut (Damaiyanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan ata menyelesaikan
aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas sendiri
4. Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatn kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas eliminasi sendiri.
D. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri
Adatif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan diri Tidak melakukan perawatan


seimbang kadang tidak diri pada saat stres

1. Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan


mampu ntuk berperilaku adatif maka pola perawatan yang dilakukan
klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri
2. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien
mendapatan stressor kadang-kadang pasien tidak menperhatikan
perawatan dirinya
3. Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli
dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresso (Ade, 2011)
E. Tanda Dan Gejala Masalah Defisit Perawatan Diri
Menurut Damaiyanti (2012) sebagai berikut:
1. Mandi/hygine
Klien mengalami ketidakmapuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran
air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengerikan tubuh, serta
masuk dan keluar kamar mandi
2. Berpakaian
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil
potongan pakian, menangalkan pakaian, serta memperoleh atau
menukar pakaian.
3. Makan
Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapat makanan, membuka container,
memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanandari wadah
lalu memasukan ke mulut, melengkapi makanan,mencerna makanan
menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas,
serta mencerna cukup makanan dengan aman
4. Eliminasi
Klien memiliki kebatasan atau krtidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil atau bangkit dari jamban,
memanipulasi pakaian toileting, membersihkan diri setelah BAK/BAB
dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.

Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien adalah:

1. Fisik :
- Badan bau, pakaian kotor
- Rambut dan kulit kotor
- Kuku panjang dan kotor
- Gigi kotor disertai mulut bau
- Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
- Malas, tidak ada inisiatif
- Menarik diri, isolasi diri
- Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Social
- Interaksi kurang
- Kegiatan kurang
- Tidak mampu berperilaku sesuai norma
- Cara makan tidak teratur
- BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri
F. Damapak Dari Masalah Defisit Perawatan Diri
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak tidak terpeliharanya kebersihan perorangandengan baik,
gangguan fisik yang seering terjadi adalah: gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada kuku
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine
adalah gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
(Damaiyanti, 2012)
G. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
 Obat anti psikosis : Penotizin
 Obat anti depresi : Amitripilin
 Obat anti ansietas : Diasepam, Bromozepam, Clobozam
 Obat anti insomnia : Phneobarbital
2. Terapi
 Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu
mengatasi masalah klien dengan memberikan perhatian
 BHSP
 Jangan memancing emosi klien
 Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan
dengan keluarga
 Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat
 Dengarkan , bantu dan anjurkan pasien untuk
mengemukakan masalah yang dialaminya
 Terapi kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan
sosial, atau aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain
untuk mengembalikan keadaan klien karena masalah sebagian
orang merupkan perasaan dan tingkah laku pada orang lain.
 Terapi musik
Dengan musik klien terhibur, rileks dan bermain untuk
mengembalikan kesadaran pasien.
H. Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri
Effect Resiko perilaku kekerasan

Core Problem Defiist perawatan diri

Cause Harga diri rendah Kronis

Koping Individu Tidak Efektif


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1) Data subjektif :
Klien mengatakan malas mandi karena airnya dingin, Klien
mengatakan malas makan sendiri dan tidak mampu untuk makan
sendiri. Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya
setelah BAK atau BAB dan Klien mengatakan dirinya malas
berdandan.
2) Data objektif :
Ketidakmampuan mandi atau membersihkan diri di tandai dengan
rambut kotor, gigi kotor, dan kulit berdaki dan berbau serta kuku
panjang dan kotor. Ketidakmampuan makan secara sendiri ditandai
dengan ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makanan
berceceran, dan makan tidak pada tempatnya. Ketidakmampuan BAB
atau BAK secara mandiri ditandi BAB atau BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB atau
BAK dan Ketidakmampuan berpakaian atau berhias ditandai dengan
rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai,
tidak bercukur (laki-laki) atau tidak berdandan (wanita).
3) Mekanisme Koping :
Regresi, penyangkalan, isolasi social menarik diri, intelektualisasi.
Defisit perawatan diri bukan merupakan bagian dari komponen pohon
masalah (causa,core problem,effect) tetapi sebagai masalah
pendukung.
 Effect
 Core Problem
 Causa
 Defisit Perawatan Diri
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit perawatan diri : mandi
2. Defisit perawatan diri : makan
3. Defisit perawatan diri : eliminasi BAB dan BAK
4. Defisit perawatan diri : berpakaian/berdandan
C. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan (NOC) (NIC)
1. Defisit perawatanS setelah 3x24 interaksi klien Bantuan perawatan diri :
diri : mandi menunjukkan tanda – Mandi/Kebersihan
tanda percaya pada Definisi : membantu
perawat : pasien melakukan
 klien dapat membina kebersihan diri.
hubungan saling Aktivitas – aktivitas :
percaya  Bina hubungan
 klien dapat saling percaya
memahami  Menjelaskan
pentingnya pentingnya menjaga
kebersihan diri kebersihan diri
 klien dapat  Menjelaskan alat –
mengetahui cara alat untuk menjaga
menjaga kebersihan kebersihan diri
diri  Menjelaskan cara –
 klien dapat cara melakukan
mempraktekan cara kebersihan diri
menjaga kebersihan  Melatih pasien
diri mempraktekkan cara
menjaga kebersihan
diri
 Memfasilitasi alat –
alat untuk
membersihkan diri
 Berikan bantuan
sampai pasien benar
– benar mampu
merawat diri secara
mandiri
2. Defisit perawatan setelah 3x24 interaksi Bantuan perawatan diri :
diri : makan klien menunjukkan tanda – pemberian makan
tanda percaya pada Definisi : membantu
perawat : seseorang untuk makan
 Pasien mampu Aktivitas – aktivitas :
melakukan makan  Bina hubungan
dengan baik saling percaya
 klien dapat membina  Menjelaskan cara
hubungan saling mempersiapkan
percaya makan
 klien dapat  Menjelaskan cara
mengetahui cara dan makan yang tertib
alat makan yang  Menjelaskan cara
benar merapikan peralatan
 klien dapat makan setelah
melakukan kegiatan makan
makan  Praktek makan
 klien dapat sesuai dengan
memasukan kegiatan tahapan makan yang
makan dalam jadwal baik
kegiatan harian  Sediakan makan dan
minum yang di
sukai pasien
 Sediakan interaksi
sosial sosial yang
tepat
3. Defisit perawatan setelah 3x24 interaksi Bantuan perawatan diri :
diri : eliminasi klien menunjukkan tanda – Eliminasi (BAB/BAK)
(BAB/BAK) tanda percaya pada Definisi : membantu
perawat : dalam eliminasi
 klien dapat membina Aktivitas – aktivitas :
hubungan saling  Bina hubungan
percaya saling percaya
 klien dapat  Menjelaskan tempat
melakukan BAB dan BAB/BAK yang
BAK yang baik atau sesuai
secara mandiri  Menjelaskan cara
 klien dapat membersihkan diri
menjelaskan tempat BAB dan BAK
BAB/BAK yang  Menjelaskan cara
sesuai membersihkan
 klien dapat tempat BAB dan
menjelaskan cara BAK
membersihkan diri  Bantu pasien ke
setelah BAB/BAK toilet untuk
eliminasi pada
interval waktu
tertentu
 Menjaga privasi
pasien saat eliminasi
4. Defisit perawatan setelah 3x24 interaksi Bantuan perawatan diri :
diri klien menunjukkan tanda – berpakaian/berdandan
:berpakaian/berdand tanda percaya pada Definisi : membantu
an perawat : pasien dalam berpakaian
 klien dapat membina dan berdandan
hubungan saling Aktivitas – aktivitas :
percaya  Bersedia memberikan
 klien dapat bantuan dalam
menjelaskan berpakaian, sesuai
pentingnya deengan kebutuhan
berhias/berdandan  Bantu pasien untuk
 klien dapat melakukan merias diri
cara berhias/berdandan  Puji usaha untuk
 klien dapat memasukan berpakaian sendiri
kegiatan pada pasien
berhias/berdandan  Untuk pasien laki –
dalam jadwal kegiatan laki meliputi :
harian - Berpakaian
- Menyisir
rambut
- Mencukur
 Untuk pasien
wanita, latihan
meliputi :
- Berpakaian
- Menyisir
rambut
Berhias
D. Proses Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan
1. Defisit perawatan diri : mandi
SP1 Pasien : mendiskusikan pentingnya kebersihan diri/mandi, cara –
cara merawat diri dan melatih pasien tentang cara – cara perawatan
kebersihan diri/mandi.
Proses komunikasi dalam pelaksanaan tindakan :
Fase Orientasi
1) Salam teraupetik:
selamat pagi bapak atau ibu, perkenalkan nama saya Faradillah.
Saya senag dipanggil Fara. Nama bapak atau ibu siapa? Senangnya
dipanggil siapa? Saya mahasiswi stikes pertamedika yang akan
merawat bapak atau ibu, saya praktek disini selama 5 hari. Hari ini
saya dinas pagi diruangan ini dari jam 7 pagi sampai 2 siang. Dari
tadi, saya lihat bapak atau ibu menggaruk-garuk badannya, gatal ya
? bagaimana kalo kita bicara tentang kebersihan diri? Berapa lama
kita bicara ? 15 menit ya.... mau dimana .. ? disini saja ya ?
2) Evaluasi atau validasi:
Bagaimana perasaan bapak atau ibu hari ini?
Bagaimana semalam tidurnya ?
3) Kontrak
Topik : bapak atau ibu saya ingin berbincang-bincang
tentang kondisi bapak atau ibu selama perawatan
Waktu : bapak atau ibu kita akan berbincang-bincang jam
berapa? Dan berapa lama? Bagaimana jika jam 08.00-08.15?
Tempat : dimana kita berbincang-bincang, bagaimana kalau
kita berbincang-bincang ditaman?
Tujuan : kita berbincang-bincang agar kita saling mengenal

Fase Kerja

Bapak atau ibu ada apa garuk-garuk ? Apakah bapak atau ibu
sudah mandi hari ini? Apa alasan bapak atau ibu sehingga tidak bisa
merawat diri? kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah
apa menurut bapak yang bisa muncul ? betul ada kudis,kutu.... dan
lain-lain.

Menurut bapak atau ibu kita mandi harus bagaimana? Sebelum


mandi apa yang perlu kita siapakan ? benar sekali, bapak atau ibu perlu
menyiapkan handuk,sikat gigi, sampo, sabun, dan sisir. Bagaimana
kalau sekarang kita kekamar mandi, saya akan membimbing bapak
atau ibu melakukannya. Sekarang, buka pakaian dan siram seluruh
tubuh bapak atau ibu termaksud rambut lalu ambil sampo gosokan
pada kepala bapak atau ibu sampai berbusa, lalu bilas sampai bersih.
Bagus sekali! Selanjutnnya ambil sabun, gosokan diseluruh tubuh
secara merata, lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat
gigi pakai odol, giginya disikat mulai dari atas sampai bawah. Gosok
seluruh gigi bapak atau ibu mulai darri depan sampai belakang. Bagus,
lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir, siram lagi seluruh bapak
atau ibu sampai bersih lalu keringkan dengan anduk. Bapak atau ibu
bagus sekali melakukannya.

Fase Terminasi

1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan


Evaluasi klien (subyektif)
Bagaimana perasaan bapak atau ibu setelah berbincang-bincang
dengan saya dan tahu cara merawat kebersihan diri?
Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)
Cobak bapak atau ibu sebutkan kembali cara menjaga kebersihan
diri.
2) Rencana tindak lanjut
Saya harap bapak atau ibu melakukan cara menjaga kebersihan
diri dan jangan lupa masukkan dalam jadwal kegiatan harian.
3) Kontrak yang akan datang
Topik :bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang-
bincang lagi tentang cara makan yang baik.
Waktu :bagaimana klau kita berbincang-bincang kembali
hari ini jam 10.00 selama 15 menit, apakan bapak atau ibu setuju?
Tempat :besok kita akan berbincang-bincang dimana,
bagaimana kalau diruang makan?
Baiklah samapai bertemu lagi. Selamat pagi bapak atau ibu.
2. Defisit perawatan diri : makan
SP2 Pasien : percakapan melatih pasien makan secra mandiri
 Menjelaskan cara mempersiapkan makan
 Menjelaskan cara makan yang tertib
 Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
 Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
 Sediakan makan dan minum yang di sukai pasien
 Sediakan interaksi sosial sosial yang tepat

Proses komunikasi dalam pelaksanaan tindakan :

Fase Orientasi

1) Salam teraupetik:
Selamat pagi bapak atau ibu, tampak rapi hari ini. Pagi ini kita
akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan
langsung diruang makan ya ! Mari.. itu sudah datang makananya
2) Evaluasi atau validasi:
Bagaimana bapak atau ibu sudah mandi hari ini ?
Alat apa saja yang dibutuhkan ketika mau mandi ?
3) Kontrak
Topik : bapak atau ibu saya ingin berbincang-bincang
tentang cara dan alat makan yang benar
Waktu : bapak atau ibu kita akan berbincang-bincang jam
berapa? Dan berapa lama? Bagaimana jika jam 08.00-08.15?
Tempat : dimana kita berbincang-bincang, bagaimana kalau
kita berbincang-bincang diruang makan ?
Tujuan : kita berbincang-bincang agar bapak atau ibu dapat
makan mandiri
Fase Kerja
Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? dimana
bapak atau ibu makan? Sebelum makan kita harus cuci tangan
memakai sabun. Ya, mari kita praktikan! Bagus, setelah itu kita
duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu.
Silakan bapak atau ibu yang pimpin! Bagus. Mari kita makan! Saat
makan kita harus menyuap makanan satu persatu dengan pelan-
pelan. Ya,ayo….sayurnya dimakan ya. Setelah makan kita bereskan
piring dan gelas yang kotor. Ya betul.. dan akhiri dengan cuci
tangan. Ya bagus!
Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subyektif)
Bagaimana perasaan bapak atau ibu setelah berbincang-bincang
dengan saya dan setelah kita makan bersama
Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)
Coba bapak atau ibu sebutkan kembali apa saja yang harus kita
lakukan pada saat makan
2) Rencana tindak lanjut
Saya harap bapak atau ibu melakukan makan mandiri dan jangan
lupa masukkan dalam jadwal kegiatan harian.
3) Kontrak yang akan dating
Topik :bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan
berbincang-bincang lagi tentang cara toileting yang baik.
Waktu :bagaimana klau kita berbincang-bincang kembali
hari ini jam 08.00 selama 30 menit, apakan bapak atau ibu
setuju?
Tempat :besok kita akan berbincang-bincang dimana,
bagaimana kalau diruang taman?
Baiklah samapai bertemu lagi. Selamat pagi bapak atau ibu.
3. Defisit perawatan diri : eliminasi (BAB/BAK)
SP3 Pasien : percakapan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
 Bina hubungan saling percaya
 Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
 Menjelaskan cara membersihkan diri BAB dan BAK
 Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
 Bantu pasien ke toilet untuk eliminasi pada interval waktu
tertentu
 Menjaga privasi pasien saat eliminasi

Proses komunikasi dalam pelaksanaan tindakan :

Fase Orientasi

1) Salam teraupetik:
Selamat pagi bapak atau ibu, bagaimana perasaan hari ini? Baik..,
sudah di jalankan jadwal kegiatan nya?.. kita akan membicarakan
tentang cara buang air besar dan buang air kecil yang baik yah.
Kira-kira 30 menit yah..? di mana kita duduk?
2) Evaluasi atau validasi:
Bagaimana bapak/ibu makannya sudah habis 1 porsi?
Bapak atau ibu ketika makan apa saja yang harus dilakukan ?
3) Kontrak
Topik : bapak atau ibu saya ingin berbincang-bincang
tentang melakuan BAB/BAK secara mandiri
Waktu : bapak atau ibu kita akan berbincang-bincang jam
berapa? Dan berapa lama? Bagaimana jika jam 08.00-
08.30?
Tempat : dimana kita berbincang-bincang, bagaimana kalau
kita berbincang-bincang di taman?
Tujuan : kita berbincang-bincang agar bapak atau ibu dapat
melakukan BAB/BAK secara mandiri
Fase Kerja
1) Untuk pasien laki-laki:
Dimana biasanya bapak buang air besar dan buang air kecil? Benar
bapak buang air besar atau kecil yang baik itu di WC, kamar mandi
atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan
kotorannya. Jadi kita tidak boleh buang air besar atau kecil di
sembarang tempat. Sekarang, apakan bapak tau bagaimana cara
cebok? Yang perlu diingat saat mencebok adalah bapak
membersihkan bokong atau kemaluan dengan air yang bersih dan
pastikan tidak ada tinja atau air kencing yang tersis di tubuh bapak.
Setelah bapak selesai cebok, jangan lupa tinja atau air kencing yang
ada di WC di bersihkan. Caranya siram tinja atau air kencing yang ada
di WC secukupnya sampai tinja atau air kencing itu tidak tersisa di
WC. Setelah itu cuci tangan dengan menggunakan sabun.
2) Untuk perempuan
Cara membilas yang bersih stelah ibu buang air besar yaitu dengan
menyiram air ke arah depan ke belakang. Jangan terbalik yah..cara
seperti ini berguna untuk mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada
di bokong ke bagian kemaluan kita. Setelah ibu selesai cebok, jangan
lupa tinja atau air kencing yang ada di WC di bersihkan. Caranya
siram tinja atau air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai air
kencing atau tinja tidak tersisa di WC. Lalu cuci tangan dengan
menggunakan sabun
Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subyektif)
Bagaimana perasaan bapak atau ibu setelah berbincang-bincang
tentang cara buang air besar atau kecil yang baik
Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)
Coba bapak atau ibu jelaskan ulang tentang cara BAB/BAK yang
baik
2) Rencana tindak lanjut
Saya harap bapak atau ibu melakukan toileting yang baik dan
jangan lupa masukkan dalam jadwal kegiatan harian.
3) Kontrak yang akan dating
Topik :bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan
berbincang-bincang lagi tentang cara berhias/berdandan.
Waktu :bagaimana klau kita berbincang-bincang kembali
hari ini jam 08.00 selama 30 menit, apakan bapak atau ibu setuju?
Tempat :besok kita akan berbincang-bincang dimana,
bagaimana kalau di ruang tamu?
Baiklah samapai bertemu lagi. Selamat pagi bapak atau ibu
4. Defisit perawatan diri : berdandan/berhias
SP4 Pasien : percakapan saat melatih pasien laki – laki/perempuan
berdandan.
 Bantu pasien untuk merias diri
 Puji usaha untuk berpakaian sendiri pada pasien
 Untuk pasien laki – laki meliputi :
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Mencukur
 Untuk pasien wanita, latihan meliputi :
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Berhias
Proses komunikasi dalam pelaksanaan tindakan :
Fase Orientasi
1) Salam teraupetik:
Selamat pagi bapak atau ibu, bagaimana perasaan hari ini? Baik..,
sudah di jalankan jadwal kegiatan nya?.. hari ini kita akan latihan
berhias/berdandan, mau di mana latihan nya? Bagaimana kalau di
ruang tamu? Bagaimana kalau kita melkaukan nya selama 30
menit?
2) Evaluasi atau validasi:
Bagaimana bapak/ibu hari ini sudah BAB/BAK?
Bapak atau ibu ketika BAB/BAK apa saja yang harus dilakukan?
3) Kontrak
Topik : bapak atau ibu saya ingin berbincang-bincang
tentang melakuan berhias/berdandan
Waktu : bapak atau ibu kita akan berbincang-bincang jam
berapa? Dan berapa lama? Bagaimana jika jam 08.00-
08.30?
Tempat : dimana kita berbincang-bincang, bagaimana kalau
kita berbincang-bincang di ruang tamu?
Tujuan : kita berbincang-bincang agar bapak atau ibu dapat
melakukan berhias/berdandan
Fase Kerja
Apa yang bapak atau ibu lakukan setelah selesai mandi? Apakah
bapak atau ibu sudah ganti baju? Untuk berpakaian, pilihlah pakaian
yang bersih dan kering berganti pakaian yang bersih 2 hari sekali.
Sekarng bapak atau ibu ganti bajunya. Ya, bagus seperti itu. Apakah
bapak atau ibu menyisir rambut? Bagaimana cara bersisir? Coba kita
peraktekkan liat ke cermin, bagus sekali. Apakah bapak suka
bercukur? Berapa hari sekali bercukur? Betul 2 kali seminggu.
Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subyektif)
Bagaimana perasaan bapak atau ibu setelah berhias/berdandan?
Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)
Coba bapak atau ibu sebutkan cara berhias/berdandan diri yang
baik sekali lagi.
2) Rencana tindak lanjut
Saya harap bapak atau ibu melakukan berhias/berdandan yang
baik dan jangan lupa masukkan dalam jadwal kegiatan harian.
3) Kontrak yang akan dating
Topik :bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan
berbincang-bincang lagi tentang kondisi bapak/ibu yang lain.
Waktu :bagaimana klau kita berbincang-bincang kembali
hari ini jam 08.00 selama 30 menit, apakan bapak atau ibu setuju?
Tempat :besok kita akan berbincang-bincang dimana,
bagaimana kalau di taman?
Baiklah samapai bertemu lagi. Selamat pagi bapak atau ibu.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam


memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (
Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, eliminasi).

Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan


dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang
perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya.

Jenis–Jenis Perawatan Diri

1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan


2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
3. Kurang perawatan diri : Makan
4. Kurang perawatan diri : eliminasi (BAB/BAK)

B. Saran
Penulis membuat makalah ini , agar pembaca dapat mengetahui
tentang Laporan Pendahuluan dan Strategi Penatalaksanaan pada pasien
dengan gangguan jiwa defisit perawatan diri. Penulis masih menyadari
kekurangan dari makalah ini. Kritik dan saran sangat membangun bagi
penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Depkes, R. (2000). Keperawatan Jiwa : Teori dan Tindakan keperawatan Jiwa.

Jakarta: Depkes RI.

Herman ade. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. yogyakarta: nuha

medika.

Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai