Anda di halaman 1dari 16

Asuhan Keperawatan Anak

dengan Dengue Haemorhagic


Fever (DHF)
Disusun oleh :
* Amadea Stacia Y ( 010117A005 )
* Anggita Devi P. ( 010117A007 )
Apa itu Dengue Haemorhagic Fefer
(DHF)
Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang
tergolong arbovirus dan masuk kedalam
tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa
dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri
sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.
Etiologi Dengue Haemorhagic Fever
(DHF)
 Virus Dengue
Dengue haemoragic Fever (DHF) disebabkan oleh arbovirus (Arthopodborn
Virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepthy. Virus Nyamuk
aedes aegypti berbentuk batang, stabil pada suhu 37oC. Adapun ciri-ciri nyamuk
penyebar demam berdarah menurut (Nursalam ,2008) adalah:
• Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih.
• Hidup didalam dan sekitar rumah.
• Menggigit dan menghisap darah pada waktu siang hari.
• Senang hinggap pada pakaian yang bergantung didalam kamar
• Bersarang dan bertelur digenangan air jernih didalam dan sekitar rumah
seperti bak mandi, tempayan vas bunga.
 Vektor
Nyamuk Aedes Aegypti merupakan vektor penularan virus dengue dari
penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti
merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah
pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk
Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana –
bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di
luar rumah di lubang – lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun
dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina
lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada
waktu pagi hari dan senja hari.

 Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan
mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih
mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue
tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang
pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi
ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang
mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat
imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta.
Patofisiologi DHF
Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty dimana virus tersebut akan masuk ke dalam aliran darah,
maka terjadilah viremia (virus masuk ke dalam aliran darah).
Kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah
kompleks virus antibody yang tinggi akibatnya terjadilah
peningkatan permeabilitas pembuluh darah karena reaksi
imunologik. Virus yang masuk ke dalam pembuluh darah dan
menyebabkan peradangan pada pembuluh darah vaskuler atau
terjadi vaskulitis yang mana akan menurunkan jumlah trombosit
(trombositopenia) dan factor koagulasi merupakan factor terjadi
perdarahan hebat. Keadaan ini mengkibatkan plasma merembes
(kebocoran plasma) keluar dari pembuluh darah sehingga darah
mengental, aliran darah menjadi lambat sehingga organ tubuh tidak
cukup mendapatkan darah dan terjadi hipoksia jaringan.
 Pada keadaan hipoksia akan terjadi metabolisme anaerob , hipoksia dan
asidosis jaringan yang akan mengakibatkan kerusakan jaringan dan bila
kerusakan jaringan semakin berat akan menimbulkan gangguan fungsi
organ vital seperti jantung, paru-paru sehingga mengakibatkan hipotensi
, hemokonsentrasi , hipoproteinemia, efusi pleura, syok dan dapat
mengakibatkan kematian. Jika virus masuk ke dalam sistem
gastrointestinal maka tidak jarang klien mengeluh mual, muntah dan
anoreksia.
 Bila virus menyerang organ hepar, maka virus dengue tersebut
menganggu sistem kerja hepar, dimana salah satunya adalah tempat
sintesis dan osidasi lemak. Namun, karena hati terserang virus dengue
maka hati tidak dapat memecahkan asam lemak tersebut menjadi bahan
keton, sehingga menyebabkan pembesaran hepar atau hepatomegali,
dimana pembesaran hepar ini akan menekan abdomen dan
menyebabkan distensi abdomen. Bila virus bereaksi dengan antbody
maka mengaktivasi sistem koplemen atau melepaskan histamine dan
merupakan mediator factor meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah atau terjadinya demam dimana dapat terjadi DHF
dengan derajat I,II,III, dan IV
.
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala penyakit DHF adalah :
• Meningkatnya suhu tubuh (Demam tinggi selama 5 – 7 hari
• Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
• Nyeri kepala menyeluruh atau berpusat pada supra orbita, retroorbita
• Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis,
hematoma.
• Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
• Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
• Pembengkakan sekitar mata.
• Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
• Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan
lemah).
Komplikasi DHF
 DHF mengakibatkan pendarahan pada semua organ tubuh,
seperti pendarahan ginjal, otak, jantung, paru paru, limpa dan
hati. Sehingga tubuh kehabisan darah dan cairan serta
menyebabkan kematian.
 Ensepalopati, Sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan
dengan perdarahan dan kemungkinan dapat disebabkan oleh
thrombosis pembuluh darah ke otak,
 Gangguan kesadaran yang disertai kejang.
Disorientasi , prognosa buruk.
Klasifikasi DHF
Berdasarkan standar WHO (2002), DHF dibagi menjadi empat derajat
sebagai berikut:
 Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan,
uji turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
 Derajat II : Seperti derajat I namun di sertai perdarahan spontan di
kulitdan atau perdarahan lain.
 Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi
cepat dan lemah, tekanan darah menurun disertai kulit dingin, lembab
dan gelisah.
 Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi tidak teratur dan tekanan darah
yang tidak dapat diukur
Pemeriksaan penunjang
Darah
Trombosit menurun.
HB meningkat lebih 20 % = (pada Pria : 13,8-17,2g/dL ; pada Wanita 12,1-
15,1g/dL)
HT meningkat lebih 20 % = (pada Pria 38,8-50% ; pada Wanita 34,9-44,5%)
Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
Protein darah rendah
Ureum PH bisa meningkat
NA dan CL rendah
Imuno serologi
IgM : Terdeteksi pada hari ke 4-5, meningkat pada minggu ke 3
menghilang
setelah 60-90 hari
IgG : Pada infeksi primer IgG mula terdeteksi pada hari ke 14, infeksi
sekunder
pada hari ke 2
Radiologi
Rontgen thorax : Efusi pleura.
Penatalaksanaan Medis
1. Terapi
• DHF tanpa rejatan
Pada pasien dengan demam tinggi , anoreksia dan sering muntah
menyebabkan pasien dehidrasi dan haus, beri pasien minum 1,5 sampai 2
liter dalam 24 jam. Dapat diberikan teh manis, sirup, susu dan bila mau
lebih baik diberikan oralit. Apabila hiperpireksia diberikan obat anti piretik
dan kompres air biasa.Jika terjadi kejang, beri luminal atau anti konvulsan
lainnya.
• DHF dengan rejatan (syok)
Pada pasien rajatan berat pemberian infus diguyur dengan cara
membuka klem infus tetapi biasanya vena-vena telah kolaps sehingga
kecepatan tetesan tidak mencapai yang diharapkan, maka untuk
mengatasinya dimasukkan cairan secara paksa dengan spuit dimasukkan
cairan sebanyak 200 ml, lalu diguyur.
2. Tindakan medis yang bertujuan untuk pengobatan
 Kebutuhan cairan diberikan 200 ml/kg BB , diberikan secepat
mungkin dalam waktu 1-2 jam dan pada jam berikutnya harus
sesuai dengan tanda vital, jadar hematocrit, dan jumlah volume
urine.
 Terapi O2 2 liter /menit harus diberikan pada semua pasien syok
 Tranfusi darah dapat diberikan pada penderita yang mempunyai
keadaan perdarahan nyata, dimaksudkan untuk menaikkan
konsentrasi sel darah merah.
Pencegahan DHF
• Menguras bak mandi seminggu sekali.
• Membersihkan wadah penampung air lainnya.
• Memasang kelambu nyamuk.
• Jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama.
• Gunakan lotion atau krim antinyamuk.
• Gunakan pakaian tertutup saat keluar rumah.
• Melakukan fogging (penyemprotan obat nyamuk yang mampu menjangkau
area lebih luas)
• Pangkas dan bersihkan tanaman liar diperkarangan rumah.
• Lakukan vaksin DBD.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian :
• Identitas
• Riwayat kesehatan
• Keluhan utama
• Riwayat kesehatan sekarang
• Riwayat kesehatan sebelumnya
• Riwayat kesehatan lingkungan
• Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan laboratorium

Diagnosa Keperawatan
• Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (virus dalam
darah/viremia).
• Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam.
• Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya volume
cairan tubuh akibat perdarahan
• Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang
lemah.
• Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan faktor-faktor
pembekuan darah ( trombositopeni )
• Gangguan pemenuhan kubutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia.
• Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangya informasi.

Anda mungkin juga menyukai