KSMF:
Dr. Sonny Trisnadi, Sp. An
John F. B, David C. M, John D. W. Morgan & Mikhails: Clinical Anesthesiology. McGraw – Hill Education; Lange. 2018. 2
John F. B, David C. M, John D. W. Morgan & Mikhails: Clinical Anesthesiology. McGraw – Hill Education; Lange. 2018. 3
DEFINISI
● Airway Management / penatalaksanaan jalan nafas ialah memastikan
jalan napas terbuka.
4
Emergency → Call For HELP !!
5
TANDA OBSTRUKSI
6
Tanda-tanda obstruksi total:
Serupa dengan obstruksi partial, akan tetapi gejalanya lebih hebat dan stridor justru
menghilang
● Retarksi lebih jelas
● gerak paradoksal lebih jelas
● Kerja otot nafas tambahan meningkat dan makin jelas.
● Balon cadangan tidak kembang kempis lagi.
● Sianosis lebih cepat timbul.
7
PEMBUKAAN JALAN NAFAS MANUAL
● Head Tilt and Chin Lift Maneuver
8
● Jaw Thrust Maneuver
John D. , Brian K Costa, Anthony J Asciutto. Approaches to Manual Ventilation. Respiratory Care. 2014 9
PEMBUKAAN JALAN NAFAS DENGAN ALAT BANTU
10
Nasopharyngeal airway (NPA)
● Dapat digunakan pada pasien
sadar/setengah sadar
● Indikasi lain: kesulitan penggunaan
OPA seperti ada trauma disekitar
mulut atau trismus
● Tidak merangsang muntah
● Hati-hati pasien dengan fraktura
basis cranii
● U/ dewasa 7 mm atau jari
kelingking kanan
John D, Brian K Costa, Anthony J Asciutto. Approaches to Manual Ventilation. Respiratory Care. 2014 11
John F. B, David C. M, John D. W. Morgan & Mikhails: Clinical Anesthesiology. McGraw – Hill Education; Lange. 2018. 12
VENTILASI MANUAL
13
Bag Mask Ventilation
Indikasi :
● Henti napas
● Napas spontan tidak adekuat
● Mengurangi kerja napas dengan membantu memberikan
tekanan positif pada saat inspirasi pasien
John D. , Brian K Costa, Anthony J Asciutto. Approaches to Manual Ventilation. Respiratory Care. 2014 14
ALAT BANTU NAPAS TINGKAT LANJUT
15
Indikasi:
● Ventilasi manual tidak memungkinkan atau tidak efektif pada henti jantung
● Pasien gagal napas, hipoksia hipoksemia yang memerlukan oksigen aliran tinggi yang
gagal dengan alat-alat ventilasi non invasive
● Pasien koma atau dibawah pengaruh obat anestesi
Kesulitan:
● Leher pendek berotot
● Mandibula menonjol
● Maksila atau gigi depan menonjol
● Uvula tidak terlihat (skor Mallampati 3 atau 4)
● Gerak sendi temporomandibular terbatas
● Gerak vertebra servikal terbatas
16
John F. B, David C. M, John D. W. Morgan & Mikhails: Clinical Anesthesiology. McGraw – Hill Education; Lange. 2018. 17
Persiapan:
● Informed Consent
● STATICS
Scope → Stethoscope + Laryngoscope
Tracheal tubes
Airway Management → OPA + Bag Valve Mask with O2
Tape
Introducer → Stylet,
Connector → Cuff inflation syringe / Spuit Cuff / Spuit Kunci
Suction apparatus
18
Endotracheal Tube
John F. B, David C. M, John D. W. Morgan & Mikhails: Clinical Anesthesiology. McGraw – Hill Education; Lange. 2018. 19
Laringoskop
John F. B, David C. M, John D. W. Morgan & Mikhails: Clinical Anesthesiology. McGraw – Hill Education; Lange. 2018. 20
Prosedur
21
NASOPHARYNGEAL AIRWAY
22
LARYNGEAL MASK AIRWAY (LMA)
23
24
Intubasi Orotrakea:
25
Intubasi Nasotrakea:
26
→ Ukuran tube 7 mm pada wanita, 8 mm untuk pria
→ lubang hidung kanan lebih dipilih → bevel dari tube tracheal akan bertemu septum
nasal yang datar → mengurangi kemungkinan kerusakan.
→ Komplikasi:
● Serupa dengan intubasi oral trakheal.
● Perdarahan hidung
● Robekan submukosa
● Pergeseran tonsil atau adenoid
● Infeksi sinus frontalis dan maksilaris dan bakteriemia setelah intubasi
nasotrakheal jangka panjang
27
Awake Intubation:
Indikasi: Antisipasi pada pasien dengan risiko aspirasi atau keraguan terhadap kemampuan
ventilasi paru
Jalan napas atas → anestesi topikal
▪ Lidokain spray ke hidung atau orofaring,
▪ lidokain 4% kumur atau nebulizer untuk anestesi diatas laring
▪ Blok saraf laringeal superior bilateral → anestesi supraglotis
▪ Injeksi trans trakea → untuk glotis dan trakea atas
28
Flexible Fibreoptic Bronchoscope
● Untuk mengintubasi pasien ketika teranestesi atau sadar (setelah anestesi topical yang cukup)
● Peralatan standar intubasi fiberoptik: pelindung mulut, anestesi topical, peralatan suction dan
sebuah laryngoscope fiberoptik fleksibel yang steril dilengkapi dengan sumber cahaya, sebuah
tracheal tube yang sudah dilumasi diletakkan pada laryngoscope fiberoptik
● Identifikasi trachea pada pintu atas trachea biasa digunakan sebagai tanda bahwa
penempatannya sudah tepat
29
John F. B, David C. M, John D. W. Morgan & Mikhails: Clinical Anesthesiology. McGraw – Hill Education; Lange. 2018. 30
Laryngeal Mask Airway
● Pemasangan laringeal mask sering reaksi reflek orofaring & laringofaring → induksi propofol
IV → hambat refleks laring
● Laringeal mask tidak melindungi jalan napas dari regurgitasi / Aspirasi paru
Kontraindikasi:
● Keterbatasan membuka mulut
● Pasien dengan perut yang penuh
● Hiatus hernia
● Gastrooesophageal refluks
● Obstruksi usus halus
● Obesitas
● Peningkatan resistensi jalan napas
● Kemampuan paru yang rendah
31
Komplikasi:
• Obstruksi jalan napas → ok malposisi dari laryngeal
mask airway atau k/ epiglotis terdorong kebelakang
shg menutupi pintu masuk laring.
• Laringospasme, batuk, brokhospasme
• Gastrooesophageal refluks, sore throat, perubahan
fungsi pita suara sementara
John F. B, David C. M, John D. W. Morgan & Mikhails: Clinical Anesthesiology. McGraw – Hill Education; Lange. 2018. 32
Esophageal-Tracheal Combitube
John F. B, David C. M, John D. W. Morgan & Mikhails: Clinical Anesthesiology. McGraw – Hill Education; Lange. 2018. 33
Cricothyrotomy
34
35
😉
THANKS!
36