NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
HERNI OKTAVIANA
J 310 141 026
ABSTRAK
1
ABSTRACT
2
Salah satu faktor yang METODE PENELITIAN
mempengaruhi stunted adalah Jenis penelitian ini adalah
pengetahuan gizi ibu yang kurang. observasional dengan rancangan
Ibu yang memiliki pengetahuan gizi cross-sectional. Penelitian ini
yang kurang memiliki dilaksanakan pada Bulan November
kecenderungan untuk memberikan 2015 dengan lokasi penelitian di
makanan kepada anaknya tanpa Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap,
memandang kandungan gizi, mutu Kabupaten Kulon Progo, Daerah
dan keanekaragaman makanan. Istimewa Yogyakarta. Populasi
Kecenderungan ini menyebabkan dalam penelitian ini adalah balita
asupan gizi anak kurang terpenuhi, usia 7-24 bulan.
sehingga dapat menghambat Teknik pengambilan sampel
tumbuh kembang anak yang dapat dalam penelitian ini menggunakan
menjadi manifestasi kejadian stunted systematic random sampling. Kriteria
(Suhardjo, 2003). inklusi yaitu ibu balita bersedia
Faktor lain yang menjadi responden, balita sehat
mempengaruhi stunted yaitu perilaku fisik, balita tidak mempunyai
higiene sanitasi makanan yang penyakit infeksi dan penyakit
kurang baik. Balita yang bawaan dan balita yang tidak diasuh
mengkonsumsi makanan dengan ibunya. Kriteria eksklusi yaitu ibu
higiene sanitasi yang kurang baik balita menyatakan mengundurkan
dapat menyebabkan penyakit diri. Jumlah sampel penelitian ini
infeksi. Penyakit infeksi biasanya adalah 47 sampel.
disertai gangguan seperti Data dalam penelitian ini
pengurangan nafsu makan dan meliputi data primer dan data
muntah-muntah sehingga asupan sekunder. Data primer meliputi
makan balita kurang terpenuhi. identitas responden, pengetahuan
Kondisi ini dapat menurunkan gizi ibu, perilaku higiene sanitasi ibu
keadaan gizi balita dan berimplikasi dan panjang badan balita. Data
buruk terhadap kemajuan sekunder meliputi jumlah balita dan
pertumbuhan anak (stunted) (MCA, gambaran umum Desa Hargorejo.
2014). Data pengetahuan gizi ibu
Hasil Riset Kesehatan diperoleh dengan wawancara
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menggunakan kuesioner dengan
menyebutkan prevalensi stunted di kategori baik kurang jika <80% dan
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) baik jika ≥80%. Data perilaku higiene
cukup tinggi yaitu berkisar antara 25- sanitasi ibu juga diperoleh dengan
30% (Balitbangkes, 2013). wawancara dengan kuesioner
Berdasarkan hasil laporan di dengan kategori kurang <26, sedang
Puskesmas Kokap I, Kabupaten 26-62 dan baik >62. Data panjang
Kulon Progo, prevalensi stunted di badan diperoleh dengan pengukuran
Desa Hargorejo pada tahun 2014 antropometri dibandingkan dengan
sebesar 41,12% pada kelompok indeks PB/U. antropometri PB/U
umur 7-24 bulan. Prevalensi ini dikategorikan stunted jika nilai z-
masih tinggi dibandingkan target score <-2 SD dan normal jika nilai z-
pemerintah terhadap kejadian score ≥2 SD.
stunted yakni sebesar 32%. Pengolahan dan analisis
data menggunakan software
statistika. Mengetahui hubungan
pengetahuan gizi dan perilaku
3
higiene sanitasi ibu terhadap pegunungan di kawasan Bukit
kejadian stunted menggunakan uji Menoreh. Desa ini berada di wilayah
korelasi Pearson. kerja Puskesmas Kokap I. Kasus
balita stunted di puskesmas ini
HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 28,57% pada tahun 2014,
Desa Hargorejo berada di sementara target puskesmas adalah
Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon kurang dari 20%, sehingga kasus ini
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. masuk perencanaan program gizi
Desa ini memiliki luas 1.543,45 Ha pada tahun 2015.
dengan kondisi gerografis berupa
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik balita
Distribusi karakteristik balita dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Distribusi Karakteristik Balita
Variabel Frekuensi Persentase ( % )
Jenis Kelamin :
Laki-laki 21 44,7
Perempuan 26 55,3
Usia :
7-11 bulan 23 48,9
12-24 bulan 24 51,1
b. Karakteristik ibu
Distribusi karakteristik ibu balita dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Distribusi Karakteristik Ibu
Variabel Frekuensi Persentase ( % )
Usia :
<20 tahun 2 4,3
21-29 tahun 22 46,8
>29 tahun 23 48,9
Pendidikan :
SMP 15 31,9
SMA 21 44,7
PT 11 23,4
Pekerjaan :
PNS/TNI/POLRI 7 14,9
Swasta 3 6,4
Wiraswasta 1 2,1
Buruh 10 21,3
IRT 26 55,3
4
Berdasarkan Tabel 2, sebagian besar ibu berpendidikan
sebagian besar ibu berusia >29 sekolah menengah atas (SMA)
tahun, distribusi golongan ini hampir (44,7%), dan berdasarkan pekerjaan
sama dengan golongan usia 21-29 ibu,sebagian besar ibu bekerja
tahun. Berdasarkan tingkat sebagai ibu rumah tangga (55,3%).
pendidikan diketahui bahwa
Tabel 4.
Statistik Deskriptif Berdasarkan Pengetahuan Gizi
Statistik Deskriptif Skor Pengetahuan Gizi (%)
Mean 79,88
Standar Deviasi 12,38
Nilai Minimal 54,55
Nilai Maksimal 95,45
5
cukup tinggi yaitu SMA sehingga Berdasarkan Tabel 3,
terdapat kemungkinan apabila sebagian besar ibu memiliki perilaku
pendidikan juga turut mempengaruhi higiene sanitasi yang baik (80,9%).
Hasil perilaku higiene sanitasi ibu
tingkat pengetahuan ibu yang baik.
dapat dilihat secara deskriptif pada
Tabel 5.
Tabel 5.
Statistik Deskriptif Berdasarkan Perilaku Higiene Sanitasi
Skor
Statistik Deskriptif
Perilaku Higiene Sanitasi
Mean 71,12
Standar Deviasi 11,42
Nilai Minimal 43,02
Nilai Maksimal 86,50
Tabel 6.
Statistik Deskriptif Z-score Berdasarkan Indeks PB/U
Statistik Deskriptif Nilai PB/U
Mean -1.58
Standar Deviasi 1.29
Nilai Minimal -4,30
Nilai Maksimal 1.20
6
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan kejadian stunted dengan pengetahuan gizi
Distribusi kejadian stunted berdasarkan pengetahuan gizi ibu
balita dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7.
Distribusi Kejadian Stunted Berdasarkan Pengetahuan Gizi
Status Gizi Total
Pengetahuan
Stunted Normal ρ
Gizi n (%)
n (%) n (%)
Kurang 8 44,4 10 55,6 18 100
0,238*
Baik 14 48,3 15 51,7 29 100
*Uji Korelasi Pearson
Berdasarkan data pada terpenuhi dengan baik. Pengetahuan
Tabel 7, balita stunted yang ibunya gizi bukan merupakan faktor
berpengetahuan kurang sebesar langsung yang mempengaruhi
44,4%, sedangkan balita stunted stunted. Faktor langsung yang
yang ibunya berpengetahuan baik mempengaruhi stunted adalah
sebesar 48,3%. Balita stunted yang asupan makan dan kejadian infeksi
ibunya berpengetahuan kurang (BAPPENAS, 2011).
memiliki kecenderungan sama Tidak adanya hubungan
dengan balita stunted yang ibunya antara kejadian stunted balita
berpengetahuan baik. Hasil analisa dengan pengetahuan gizi ibu ini
statistik didapatkan nilai ρ sebesar sejalan dengan penelitian dari
0,238 (>0,05) sehingga dapat Agustina (2015) mengenai
disimpulkan tidak ada hubungan hubungan pengetahuan ibu dengan
antara kejadian stunted balita stunted pada balita di wilayah kerja
dengan pengetahuan gizi ibu. Puskesmas Sosial Palembang. Hasil
Tidak adanya hubungan penelitian tersebut menyebutkan
antara kejadian stunted dengan bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan gizi ibu kemungkinan pengetahuan gizi ibu dengan
karena meskipun sebagian besar ibu kejadian stunted pada balita.
tahu tentang gizi, namun belum Proporsi kejadian stunted lebih
tentu menerapkannya dalam sehari- banyak ditemukan pada balita yang
hari, sehingga kondisi pangan memiliki ibu dengan tingkat
keluarga, khususnya anak, belum pengetahuan yang kurang.
7
Berdasarkan data pada sebelum dimasak, mencuci buah-
Tabel 8 dapat dilihat balita stunted buahan yang akan diberikan dengan
yang ibunya berperilaku sedang air masak dan memanaskan kembali
sebesar 44,4%, hampir sama bahan makanan yang telah lama (>2
dengan balita stunted yang ibunya jam) ketika akan diberikan lagi
berperilaku baik yaitu sebesar kepada anak.
47,4%, jadi balita stunted yang
ibunya berperilaku sedang memiliki KESIMPULAN
kecenderungan yang sama dengan 1. Sebagian besar ibu memiliki
balita stunted yang ibunya pengetahuan yang baik yaitu
berperilaku kurang. Hasil analisa sebanyak 61,7%.
statistika menunjukkan nilai ρ=0,017 2. Sebagian besar ibu memiliki
(<0,05), sehingga terdapat perilaku yang baik yaitu sebanyak
hubungan antara kejadian stunted 80,9%.
dengan perilaku higiene sanitasi ibu. 3. Distribusi balita stunted dan balita
Higiene sanitasi makanan normal hampir sama yaitu 46,8%
memberikan dampak positif pada dan 53,2%.
keadaan status gizi anak. Anak 4. Tidak ada hubungan antara
yang mengkonsumsi makanan kejadian stunted dengan
dengan kebersihan yang kurang baik pengetahuan gizi (ρ=0,238).
dapat menimbulkan penyakit 5. Ada hubungan antara kejadian
infeksiyang biasanya disertai dengan stunted dengan perilaku higiene
pengurangan nafsu makan dan sanitasi (ρ=0,017).
muntah-muntah. Kondisi ini dapat
menurunkan keadaan gizi balita dan DAFTAR PUSTAKA
berimplikasi buruk terhadap Agustina, A. 2015. Faktor-faktor
kemajuan pertumbuhan anak, yang Risiko Kejadian Stunted
dapat bermanifestasi menjadi pada Balita (24-59 bulan) di
stunted (MCA, 2014). Wilayah Kerja Puskesmas
Penelitian sejalan yang Sosial Palembang Tahun
dilakukan Renyoet et al (2010) 2014. Skripsi. Fakultas
mengenai hubungan praktik Kesehatan Masyarakat
pemberian makan dan higiene dan Universitas Sriwijaya.
sanitasi dengan kejadian stunted Diakses dari
anak usia 6-23 bulan. Hasil http://www.akademik.unsri.a
penelitian tersebut didapatkan nilai ρ c.id/paper12/download/pap
sebesar 0,001 dan 0,000, maka er/TA_10101001052.doc
dapat dikatakan bahwa terdapat pada tanggal 25 Maret
hubungan antara praktik pemberian 2015.
makan dan higiene dan sanitasi Astari, LD., Nasoetion, A. dan
dengan kejadian stunted. Dwiriani, CM. 2005.
Penelitian yang sejalan juga Hubungan Karakteristik
dilakukan Astari et al (2005) yang Keluarga, Pola Pengasuhan
menyatakan bahwa terdapat dan Kejadian Stunted Anak
hubungan antara sanitasi pangan Usia 6-12 Bulan. Media Gizi
terhadap kejadian stunted pada dan Keluarga. 29(2) : 40-46.
balita. Praktek-praktek sanitasi Diakses dari
pangan yang diteliti meliputi http://repository.ipb.ac.id/ha
kebersihan ibu sebelum memasak, ndle/123456789/52282
kebersihan bahan mentah makanan pada tanggal 4 April 2015.
8
Balitbangkes. 2013. Riset Kesehatan Mubarak, WI. 2007. Promosi
Dasar 2013. Kemenkes. Kesehatan Sebuah
Jakarta : 252-253. Pengantar Proses Belajar
BAPPENAS. 2011. Rencana Aksi Mengajar dalam
Nasional Pangan dan Gizi Pendidikan. Graha Ilmu.
2011-2015. BAPPENAS. Yogyakarta.
Jakarta: 10. Diakses dari Notoatmojo, S. 2007. Promosi
http://www.bappenas.go.id/i Kesehatan dan Ilmu
d/berita-dan-siaran- Perilaku. Rineka Cipta.
pers/kegiatan- Jakarta.
utama/rencana-aksi- Renyoet, BS., Hadju, V.,
nasional-pangan-dan-gizi- Rochmiwati, NS. Hubungan
2011-2015/ pada tanggal 24 Pola Asuh dengan Kejadian
September 2015. Stunting Anak Usia 6-23
Direktorat Jendral Bina Gizi. 2013. Bulan di Wilayah Pesisir
Kerangka Kebijakan Kecamatan Tallo Kota
Gerakan Nasional Makassar. Diakses dari
Percepatan Perbaikan Gizi repository.unhas.ac.id/bitstr
dalam Rangka Seribu Hari eam/handle/123456789/551
Pertama Kehidupan. 3/Jurnal.pdf pada tanggal
Kemenko Kesra. Jakarta : 30 Oktober 2015.
10. Diakses dari Suhardjo. 2003. Berbagai Cara
http://kgm.bappenas.go.id/d Pendidikan Gizi. Bumi
ocument/datadokumen/41_ Aksara. Jakarta : 25.
DataDokumen.pdf pada
tanggal 18 Oktober 2015.
Juliyanti, W., Meriwati., Wahyu, T.
2013. Hubungan
Pengetahuan Ibu. Asupan
Protein dan Asupan Zink
dengan Stunting (Pendek)
pada Batita Usia 12-36
bulan.
MCA. 2014. Gambaran Umum
Proyek Kesehatan dan Gizi
Berbasis Masyarakat
(PKGBM) untuk Mencegah
Stunting. Diakses dari
http://mca-
indonesia.go.id/wp-
content/uploads/2013/12/Bu
ku-Gambaran-Umum-ok.pdf
pada tanggal 6 Maret 2015.