Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN PERILAKU HIGIENE

SANITASI TERHADAP KEJADIAN STUNTED PADA BALITA


USIA 7-24 BULAN DI DESA HARGOREJO KULON PROGO

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

HERNI OKTAVIANA
J 310 141 026

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN PERILAKU HIGIENE SANITASI
TERHADAP KEJADIAN STUNTED PADA BALITA USIA 7-24 BULAN
DI DESA HARGOREJO KULON PROGO

Herni Oktaviana J310141026


Pembimbing : 1. Dwi Sarbini, SST., M.Kes
2. Luluk Ria Rakhma, S.Gz., M.Gizi

Program Studi Ilmu Gizi Jenjang S1 Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57162
Email : hernioktaviana@yahoo.com

ABSTRAK

Stunted merupakan keterlambatan pertumbuhan linear. Masalah stunted


terkait dengan masalah gizi dan kesehatan ibu hamil dan menyusui, bayi yang
baru lahir dan anak di bawah dua tahun (baduta). Faktor yang mempengaruhi
antara lain pengetahuan gizi dan perilaku higiene sanitasi ibu. Pengetahuan gizi
ibu akan mempengaruhi asupan makan anak, sementara perilaku higiene
sanitasi ibu berkaitan dengan kejadian infeksi pada anak. Mengetahui hubungan
pengetahuan gizi dan perilaku higiene sanitasi terhadap kejadian stunted pada
balita usia 7-24 bulan di Desa Hargorejo Kulon Progo. Penelitian observasional
dengan rancangan cross-sectional dengan jumlah responden 47 orang yang
diperoleh dengan teknik systematic random sampling. Data pengetahuan gizi dan
perilaku higiene sanitasi didapatkan melalui teknik wawancara menggunakan
kuesioner. Analisa data menggunakan uji statistic Pearson. Sebagian besar
pengetahuan gizi ibu adalah baik (61,7%) dan sebagian besar perilaku higiene
sanitasi ibu juga baik (80,9%). Jumlah balita yang stunted sebesar 46,8%. Ibu
yang berpengetahuan gizi kurang memiliki balita stunted lebih rendah (44,4%)
dibanding ibu yang berpengetahuan gizi baik (48,3%). Ibu yang berperilaku
higiene sanitasi sedang memiliki balita stunted lebih rendah (44,4%) dibanding
ibu yang berperilaku higiene sanitasi baik (47,4%). Berdasarkan uji korelasi
Pearson diketahui bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu
dengan kejadian stunted (ρ=0,238) dan ada hubungan antara perilaku higiene
sanitasi ibu dengan kejadian stunted (ρ=0,017). Tidak ada hubungan antara
pengetahuan gizi ibu dengan kejadian stunted dan ada hubungan antara perilaku
higiene sanitasi ibu dengan kejadian stunted.

Kata Kunci : pengetahuan, gizi, perilaku, higiene sanitasi, stunted, balita

1
ABSTRACT

Stunted is a linear growth delay. Stunted often related to the nutrition


and the health in condition during pregnancy, lactation, a newborn and children
under two. Among mothers are two of the factors which can cause stunted, lack
of nutrition knowledge and bad higiene sanitation behavior. Mothers’ knowledge
about nutrition would affect food intake of children, while mothers’ higiene
sanitation behavior relate to incidence infection in children. To determine the
relationship of mothers’ knowledge about nutrition and higiene sanitation
behavior with the incidence of stunted in toddlers age 7-24 months in Hargorejo
Village, Kulon Progo Regency, Special Region of Yogyakarta. Observational
research with cross-sectional design using 47 respondents who were obtained by
the systematic random sampling technique. Mothers’ knowledge of nutrition and
higiene sanitation behavior data were obtained through the interview using a
questionnaire. To analyze the data, Pearson statistical test was used. Most of
mothers’ knowledge about nutrition was categorized as good (61,7%) and most
of mothers’ behavior on higiene sanitation was categorized as good (80,9%),
while 46,8% of the respondent were stunted. Mother with low knowledge about
nutrition have lower stunted toddler (44,4%) compared to that of with good
knowledge about nutrition (48,3%). Mother with middle higiene sanitation
behavior have lower stunted toddler (44,4%) compared to that of with good
higiene sanitation (47,4%). Based on the Pearson statistical test, if there is a
relationship between mothers’ higiene sanitation behavior with the incidence of
stunted (ρ=0,017) and there is no relationship between mothers’ knowledge
about nutrition with the incidence of stunted (ρ = 0,238). There is a relationship
between mothers’ higiene sanitation behavior with the incidence of stunted and
there is no relationship between mothers’ knowledge about nutrition with the
incidence of stunted.

Keywords : knowledge, nutrition, behavior, higiene sanitation, stunted,


toddler

PENDAHULUAN Stunted merupakan salah


Pada usia balita satu bentuk kurang gizi yang berupa
pertumbuhan anak sangat pesat keterlambatan pertumbuhan linear.
sehingga memerlukan asupan zat Masalah stunted terkait dengan
gizi yang sesuai dengan kebutuhan masalah gizi dan kesehatan ibu
balita. Apabila asupan zat gizi tidak hamil dan menyusui, bayi yang baru
memenuhi kebutuhan balita maka lahir dan anak di bawah dua tahun
dapat berakibat kurang gizi (baduta). Masa-masa ini lebih
(Proverawati dan Kusumawati, dikenal dengan sebutan 1000 hari
2010). Kurang gizi sangat pertama kehidupan manusia.
berpengaruh terhadap Periode ini merupakan proses
perkembangan mental dan pertumbuhan dan perkembangan
kemampuan berpikir. Anak yang sistem dan organ tubuh manusia.
stunted mempunyai resiko Periode ini sangat sensistif karena
penurunan Intelligence Quotient (IQ) dampak yang ditimbulkan dapat
sebesar 10-15 poin (BAPPENAS, bersifat permanen dan tidak dapat
2011). dikoreksi (Direktorat Jendral Bina
Gizi, 2013).

2
Salah satu faktor yang METODE PENELITIAN
mempengaruhi stunted adalah Jenis penelitian ini adalah
pengetahuan gizi ibu yang kurang. observasional dengan rancangan
Ibu yang memiliki pengetahuan gizi cross-sectional. Penelitian ini
yang kurang memiliki dilaksanakan pada Bulan November
kecenderungan untuk memberikan 2015 dengan lokasi penelitian di
makanan kepada anaknya tanpa Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap,
memandang kandungan gizi, mutu Kabupaten Kulon Progo, Daerah
dan keanekaragaman makanan. Istimewa Yogyakarta. Populasi
Kecenderungan ini menyebabkan dalam penelitian ini adalah balita
asupan gizi anak kurang terpenuhi, usia 7-24 bulan.
sehingga dapat menghambat Teknik pengambilan sampel
tumbuh kembang anak yang dapat dalam penelitian ini menggunakan
menjadi manifestasi kejadian stunted systematic random sampling. Kriteria
(Suhardjo, 2003). inklusi yaitu ibu balita bersedia
Faktor lain yang menjadi responden, balita sehat
mempengaruhi stunted yaitu perilaku fisik, balita tidak mempunyai
higiene sanitasi makanan yang penyakit infeksi dan penyakit
kurang baik. Balita yang bawaan dan balita yang tidak diasuh
mengkonsumsi makanan dengan ibunya. Kriteria eksklusi yaitu ibu
higiene sanitasi yang kurang baik balita menyatakan mengundurkan
dapat menyebabkan penyakit diri. Jumlah sampel penelitian ini
infeksi. Penyakit infeksi biasanya adalah 47 sampel.
disertai gangguan seperti Data dalam penelitian ini
pengurangan nafsu makan dan meliputi data primer dan data
muntah-muntah sehingga asupan sekunder. Data primer meliputi
makan balita kurang terpenuhi. identitas responden, pengetahuan
Kondisi ini dapat menurunkan gizi ibu, perilaku higiene sanitasi ibu
keadaan gizi balita dan berimplikasi dan panjang badan balita. Data
buruk terhadap kemajuan sekunder meliputi jumlah balita dan
pertumbuhan anak (stunted) (MCA, gambaran umum Desa Hargorejo.
2014). Data pengetahuan gizi ibu
Hasil Riset Kesehatan diperoleh dengan wawancara
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menggunakan kuesioner dengan
menyebutkan prevalensi stunted di kategori baik kurang jika <80% dan
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) baik jika ≥80%. Data perilaku higiene
cukup tinggi yaitu berkisar antara 25- sanitasi ibu juga diperoleh dengan
30% (Balitbangkes, 2013). wawancara dengan kuesioner
Berdasarkan hasil laporan di dengan kategori kurang <26, sedang
Puskesmas Kokap I, Kabupaten 26-62 dan baik >62. Data panjang
Kulon Progo, prevalensi stunted di badan diperoleh dengan pengukuran
Desa Hargorejo pada tahun 2014 antropometri dibandingkan dengan
sebesar 41,12% pada kelompok indeks PB/U. antropometri PB/U
umur 7-24 bulan. Prevalensi ini dikategorikan stunted jika nilai z-
masih tinggi dibandingkan target score <-2 SD dan normal jika nilai z-
pemerintah terhadap kejadian score ≥2 SD.
stunted yakni sebesar 32%. Pengolahan dan analisis
data menggunakan software
statistika. Mengetahui hubungan
pengetahuan gizi dan perilaku

3
higiene sanitasi ibu terhadap pegunungan di kawasan Bukit
kejadian stunted menggunakan uji Menoreh. Desa ini berada di wilayah
korelasi Pearson. kerja Puskesmas Kokap I. Kasus
balita stunted di puskesmas ini
HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 28,57% pada tahun 2014,
Desa Hargorejo berada di sementara target puskesmas adalah
Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon kurang dari 20%, sehingga kasus ini
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. masuk perencanaan program gizi
Desa ini memiliki luas 1.543,45 Ha pada tahun 2015.
dengan kondisi gerografis berupa

1. Analisis Univariat
a. Karakteristik balita
Distribusi karakteristik balita dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Distribusi Karakteristik Balita
Variabel Frekuensi Persentase ( % )
Jenis Kelamin :
Laki-laki 21 44,7
Perempuan 26 55,3
Usia :
7-11 bulan 23 48,9
12-24 bulan 24 51,1

Berdasarkan Tabel 1 (55,3%). Berdasarkan usia, distribusi


diketahui bahwa sebagian besar balita yang berusia 7-11 bulan dan
balita berjenis kelamin perempuan 12-24 bulan hampir sama.

b. Karakteristik ibu
Distribusi karakteristik ibu balita dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Distribusi Karakteristik Ibu
Variabel Frekuensi Persentase ( % )
Usia :
<20 tahun 2 4,3
21-29 tahun 22 46,8
>29 tahun 23 48,9
Pendidikan :
SMP 15 31,9
SMA 21 44,7
PT 11 23,4
Pekerjaan :
PNS/TNI/POLRI 7 14,9
Swasta 3 6,4
Wiraswasta 1 2,1
Buruh 10 21,3
IRT 26 55,3

4
Berdasarkan Tabel 2, sebagian besar ibu berpendidikan
sebagian besar ibu berusia >29 sekolah menengah atas (SMA)
tahun, distribusi golongan ini hampir (44,7%), dan berdasarkan pekerjaan
sama dengan golongan usia 21-29 ibu,sebagian besar ibu bekerja
tahun. Berdasarkan tingkat sebagai ibu rumah tangga (55,3%).
pendidikan diketahui bahwa

c. Distribusi pengetahuan gizi, perilaku higiene sanitasi dan kejadian


stunted
Distribusi pengetahuan gizi, perilaku higiene sanitasi dan
kejadian stunted dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3.
Distribusi Ibu Menurut Pengetahuan Gizi
Variabel Jumlah Persentase (%)
Pengetahuan Gizi
Kurang 18 38,3
Baik 29 61,7
Perilaku Higiene Sanitasi
Sedang 9 19,1
Baik 38 80,9
Kejadian Stunted
Stunted 22 46,8
Normal 25 53,2

Berdasarkan Tabel 3, pengetahuan gizi ibu dapat dilihat


sebagian besar ibu berpengetahuan secara deskriptif pada Tabel 4.
gizi yang baik (61,7%). Hasil

Tabel 4.
Statistik Deskriptif Berdasarkan Pengetahuan Gizi
Statistik Deskriptif Skor Pengetahuan Gizi (%)
Mean 79,88
Standar Deviasi 12,38
Nilai Minimal 54,55
Nilai Maksimal 95,45

Berdasarkan Tabel 4, rata- Tingkat pengetahuan


rata skor pengetahuan gizi ibu seseorang dapat dipengaruhi oleh
adalah 79,88%, nilai ini mendekati usia dan tingkat pendidikan
80% sehingga bisa dikatakan bahwa (Mubarak, 2007). Usia ibu di Desa
ibu memiliki pengetahuan gizi yang Hargorejo yang masih tergolong
baik. Nilai minimal dari skor muda memungkinkan lebih mudah
pengetahuan gizi ibu adalah 54,55% menerima berbagai informasi.
yang berarti pengetahuannya Tingkat pendidikan turut pula
kurang, sedangkan nilai maksimal menentukan mudah tidaknya
dari skor pengetahuan gizi ibu seseorang menyerap dan
adalah 95,45% yang berarti memahami informasi yang diperoleh.
pengetahuan ibu baik. Sebagian besar ibu berpendidikan

5
cukup tinggi yaitu SMA sehingga Berdasarkan Tabel 3,
terdapat kemungkinan apabila sebagian besar ibu memiliki perilaku
pendidikan juga turut mempengaruhi higiene sanitasi yang baik (80,9%).
Hasil perilaku higiene sanitasi ibu
tingkat pengetahuan ibu yang baik.
dapat dilihat secara deskriptif pada
Tabel 5.
Tabel 5.
Statistik Deskriptif Berdasarkan Perilaku Higiene Sanitasi
Skor
Statistik Deskriptif
Perilaku Higiene Sanitasi
Mean 71,12
Standar Deviasi 11,42
Nilai Minimal 43,02
Nilai Maksimal 86,50

Rata-rata skor perilaku kemungkinan jika pengetahuan para


higiene sanitasi ibu sebesar 71,12, ibu cukup baik dan juga mudah
yang berarti bahwa ibu memiliki memahami informasi yang diperoleh,
perilaku yang baik. Nilai minimal Informasi-informasi tersebut mereka
skor perilaku higiene sanitasi ibu terapkan di dalam kehidupan sehari-
adalah 43,02 yang berarti perilaku hari dalam wujud perilaku sehingga
ibu termasuk dalam kategori sedang, menjadi kebiasaan.
sedangkan nilai maksimal perilaku Berdasarkan Tabel 3,
ibu adalah 86,50 yang berarti distribusi balita yang stunted dan
perilaku ibu dikategorikan baik. normal hampir sama. Hasil z-score
Perilaku seseorang dapat indeks PB/U sebagai indikator
dipengaruhi oleh pengetahuan penentuan kejadian stunted dapat
(Notoatmojo, 2007). Sebagian besar dilihat secara deskriptif pada Tabel
ibu menamatkan pendidikannya 6.
sampai jenjang SMA, terdapat

Tabel 6.
Statistik Deskriptif Z-score Berdasarkan Indeks PB/U
Statistik Deskriptif Nilai PB/U
Mean -1.58
Standar Deviasi 1.29
Nilai Minimal -4,30
Nilai Maksimal 1.20

Rata-rata z-score balita kategori stunted, sedangkan nilai


adalah -1,58 yang berarti status gizi maksimalnya adalah 1,20 yang
balita dalam kategori normal. Nilai berarti status gizi balita termasuk
minimal z-score adalah -4,30 yang normal.
berarti balita termasuk dalam

6
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan kejadian stunted dengan pengetahuan gizi
Distribusi kejadian stunted berdasarkan pengetahuan gizi ibu
balita dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7.
Distribusi Kejadian Stunted Berdasarkan Pengetahuan Gizi
Status Gizi Total
Pengetahuan
Stunted Normal ρ
Gizi n (%)
n (%) n (%)
Kurang 8 44,4 10 55,6 18 100
0,238*
Baik 14 48,3 15 51,7 29 100
*Uji Korelasi Pearson
Berdasarkan data pada terpenuhi dengan baik. Pengetahuan
Tabel 7, balita stunted yang ibunya gizi bukan merupakan faktor
berpengetahuan kurang sebesar langsung yang mempengaruhi
44,4%, sedangkan balita stunted stunted. Faktor langsung yang
yang ibunya berpengetahuan baik mempengaruhi stunted adalah
sebesar 48,3%. Balita stunted yang asupan makan dan kejadian infeksi
ibunya berpengetahuan kurang (BAPPENAS, 2011).
memiliki kecenderungan sama Tidak adanya hubungan
dengan balita stunted yang ibunya antara kejadian stunted balita
berpengetahuan baik. Hasil analisa dengan pengetahuan gizi ibu ini
statistik didapatkan nilai ρ sebesar sejalan dengan penelitian dari
0,238 (>0,05) sehingga dapat Agustina (2015) mengenai
disimpulkan tidak ada hubungan hubungan pengetahuan ibu dengan
antara kejadian stunted balita stunted pada balita di wilayah kerja
dengan pengetahuan gizi ibu. Puskesmas Sosial Palembang. Hasil
Tidak adanya hubungan penelitian tersebut menyebutkan
antara kejadian stunted dengan bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan gizi ibu kemungkinan pengetahuan gizi ibu dengan
karena meskipun sebagian besar ibu kejadian stunted pada balita.
tahu tentang gizi, namun belum Proporsi kejadian stunted lebih
tentu menerapkannya dalam sehari- banyak ditemukan pada balita yang
hari, sehingga kondisi pangan memiliki ibu dengan tingkat
keluarga, khususnya anak, belum pengetahuan yang kurang.

b. Hubungan perilaku higiene sanitasi dengan kejadian stunted


Distribusi kejadian stunted berdasarkan pengetahuan gizi ibu
balita dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8.
Distribusi Kejadian Stunted dengan Perilaku Higiene Sanitasi
Perilaku Status Gizi Total
Higiene Stunted Normal ρ
n (%)
Sanitasi n (%) n (%)
Sedang 4 44,4 5 55,6 9 100
0,017*
Baik 18 47,4 20 52,6 38 100
*Uji Korelasi Pearson

7
Berdasarkan data pada sebelum dimasak, mencuci buah-
Tabel 8 dapat dilihat balita stunted buahan yang akan diberikan dengan
yang ibunya berperilaku sedang air masak dan memanaskan kembali
sebesar 44,4%, hampir sama bahan makanan yang telah lama (>2
dengan balita stunted yang ibunya jam) ketika akan diberikan lagi
berperilaku baik yaitu sebesar kepada anak.
47,4%, jadi balita stunted yang
ibunya berperilaku sedang memiliki KESIMPULAN
kecenderungan yang sama dengan 1. Sebagian besar ibu memiliki
balita stunted yang ibunya pengetahuan yang baik yaitu
berperilaku kurang. Hasil analisa sebanyak 61,7%.
statistika menunjukkan nilai ρ=0,017 2. Sebagian besar ibu memiliki
(<0,05), sehingga terdapat perilaku yang baik yaitu sebanyak
hubungan antara kejadian stunted 80,9%.
dengan perilaku higiene sanitasi ibu. 3. Distribusi balita stunted dan balita
Higiene sanitasi makanan normal hampir sama yaitu 46,8%
memberikan dampak positif pada dan 53,2%.
keadaan status gizi anak. Anak 4. Tidak ada hubungan antara
yang mengkonsumsi makanan kejadian stunted dengan
dengan kebersihan yang kurang baik pengetahuan gizi (ρ=0,238).
dapat menimbulkan penyakit 5. Ada hubungan antara kejadian
infeksiyang biasanya disertai dengan stunted dengan perilaku higiene
pengurangan nafsu makan dan sanitasi (ρ=0,017).
muntah-muntah. Kondisi ini dapat
menurunkan keadaan gizi balita dan DAFTAR PUSTAKA
berimplikasi buruk terhadap Agustina, A. 2015. Faktor-faktor
kemajuan pertumbuhan anak, yang Risiko Kejadian Stunted
dapat bermanifestasi menjadi pada Balita (24-59 bulan) di
stunted (MCA, 2014). Wilayah Kerja Puskesmas
Penelitian sejalan yang Sosial Palembang Tahun
dilakukan Renyoet et al (2010) 2014. Skripsi. Fakultas
mengenai hubungan praktik Kesehatan Masyarakat
pemberian makan dan higiene dan Universitas Sriwijaya.
sanitasi dengan kejadian stunted Diakses dari
anak usia 6-23 bulan. Hasil http://www.akademik.unsri.a
penelitian tersebut didapatkan nilai ρ c.id/paper12/download/pap
sebesar 0,001 dan 0,000, maka er/TA_10101001052.doc
dapat dikatakan bahwa terdapat pada tanggal 25 Maret
hubungan antara praktik pemberian 2015.
makan dan higiene dan sanitasi Astari, LD., Nasoetion, A. dan
dengan kejadian stunted. Dwiriani, CM. 2005.
Penelitian yang sejalan juga Hubungan Karakteristik
dilakukan Astari et al (2005) yang Keluarga, Pola Pengasuhan
menyatakan bahwa terdapat dan Kejadian Stunted Anak
hubungan antara sanitasi pangan Usia 6-12 Bulan. Media Gizi
terhadap kejadian stunted pada dan Keluarga. 29(2) : 40-46.
balita. Praktek-praktek sanitasi Diakses dari
pangan yang diteliti meliputi http://repository.ipb.ac.id/ha
kebersihan ibu sebelum memasak, ndle/123456789/52282
kebersihan bahan mentah makanan pada tanggal 4 April 2015.

8
Balitbangkes. 2013. Riset Kesehatan Mubarak, WI. 2007. Promosi
Dasar 2013. Kemenkes. Kesehatan Sebuah
Jakarta : 252-253. Pengantar Proses Belajar
BAPPENAS. 2011. Rencana Aksi Mengajar dalam
Nasional Pangan dan Gizi Pendidikan. Graha Ilmu.
2011-2015. BAPPENAS. Yogyakarta.
Jakarta: 10. Diakses dari Notoatmojo, S. 2007. Promosi
http://www.bappenas.go.id/i Kesehatan dan Ilmu
d/berita-dan-siaran- Perilaku. Rineka Cipta.
pers/kegiatan- Jakarta.
utama/rencana-aksi- Renyoet, BS., Hadju, V.,
nasional-pangan-dan-gizi- Rochmiwati, NS. Hubungan
2011-2015/ pada tanggal 24 Pola Asuh dengan Kejadian
September 2015. Stunting Anak Usia 6-23
Direktorat Jendral Bina Gizi. 2013. Bulan di Wilayah Pesisir
Kerangka Kebijakan Kecamatan Tallo Kota
Gerakan Nasional Makassar. Diakses dari
Percepatan Perbaikan Gizi repository.unhas.ac.id/bitstr
dalam Rangka Seribu Hari eam/handle/123456789/551
Pertama Kehidupan. 3/Jurnal.pdf pada tanggal
Kemenko Kesra. Jakarta : 30 Oktober 2015.
10. Diakses dari Suhardjo. 2003. Berbagai Cara
http://kgm.bappenas.go.id/d Pendidikan Gizi. Bumi
ocument/datadokumen/41_ Aksara. Jakarta : 25.
DataDokumen.pdf pada
tanggal 18 Oktober 2015.
Juliyanti, W., Meriwati., Wahyu, T.
2013. Hubungan
Pengetahuan Ibu. Asupan
Protein dan Asupan Zink
dengan Stunting (Pendek)
pada Batita Usia 12-36
bulan.
MCA. 2014. Gambaran Umum
Proyek Kesehatan dan Gizi
Berbasis Masyarakat
(PKGBM) untuk Mencegah
Stunting. Diakses dari
http://mca-
indonesia.go.id/wp-
content/uploads/2013/12/Bu
ku-Gambaran-Umum-ok.pdf
pada tanggal 6 Maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai