PENDAHULUAN
1
2
dan makmur, serta material dan spiritual yang merata untuk mencapai suatu
masyarakat yang bebas dari penindasan, bebas dari kemiskinan dan bebas dari
mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
sebagai orang perorangan dan/ atau badan hukum, sangat diperlukan dana dalam
jumlah yang besar. Untuk melaksanakan hal tersebut tidaklah mudah, salah satu
faktor krusial yang umum dialami oleh masyarakat adalah faktor permodalan.
Siapapun orangnya baik pribadi maupun badan usaha tentu memerlukan dana atau
Ada banyak lembaga keuangan yang dapat memberi bantuan dana, seperti
kenyataannya tidak semua pelaku usaha dapat dengan mudah mengakses sumber
dana dari setiap jenis sumber dana tersebut. Kesulitan memperoleh dana tersebut
3
Rochmat Soemitro, Pengantar Ekonomi dan Ekonomi Pancasila, (Bandung: Refika Ofset,
1991), h. 178.
3
yang tidak mudah dapat dipenuhi oleh pihak yang membutuhkan dana.
Bank yang selama ini sudah dikenal luas oleh masyarakat ternyata tidak
mengakses dana dari bank disebabkan antara lain karena jangkauan penyebaran
kemampuan permodalan bank itu sendiri4. Hal ini tentu saja menjadi halangan
oleh para pelaku usaha yang tidak memiliki dana untuk menjalankan usahanya,
lembaga pembiayaan merupakan salah satu sumber dana alternatif yang penting
akan pelayanan yang cepat, prosedur yang tidak rumit dan persyaratan yang
mudah sehingga semua masyarakat yang ingin meminjam dana untuk modal
suatu Lembaga Pembiayaan Desa yang disebut dengan Usaha Ekonomi Desa
dana usaha kepada masyarakat desa dan dikelola sendiri oleh masyarakat desa
tersebut.
4
Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. ke-2, h. 3.
4
dikelola oleh masyarakat desa sebagai pintu masuk bagi kelompok masyarakat di
dengan persyaratan yang mudah, murah dan cepat, sehingga hasilnya secara nyata
5
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 6 Tahun 1998 Tentang Usaha
Ekonomi Desa Simpan Pinjam, Pasal 5.
6
Standar Operasional Prosedur (SOP) Program Pengembangan Usaha Ekonomi Desa
Provinsi Jawa Timur Tahun 2011, h. 1.
5
kegiatan usaha UED-SP diatur dalam pasal 5 Permendagri Nomor 6 Tahun 1998.
Pasal 5
a) “Memberikan pinjaman uang untuk kegiatan usaha masyarakat desa/
kelurahan yang dinilai produktif”
b) “Menerima pinjaman uang dari masyarakat desa/ kelurahan sebagai
anggota UED-SP”
c) “Ikut serta memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada anggota
UED-SP dalam kaitan kegiatan usahanya”
d) “Melaksanakan koordinasi dengan lembaga perbankan/ perkreditan
lainnya dalam pelaksanaan simpan pinjam”7
usahanya adalah memberikan pinjaman dana usaha kepada pemanfaat dana yang
perjanjian tertulis yang wajib dipatuhi oleh kedua belah pihak. Perjanjian antara
7
Permendagri Nomor 6 Tahun 1998, Pasal 5.
6
dari buku III KUHPerdata, yaitu yang secara khusus diatur mulai dari pasal 1313
yang berbunyi:
“Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”8
kedua belah pihak yang telah sepakat mengikatkan dirinya pada suatu perjanjian,
Dari rumusan tersebut berarti bahwa setiap pihak wajib mematuhi ketentuan
dalam perjanjian yang telah disepakati, apabila salah satu pihak tidak memenuhi
kewajibannya maka pihak lain dapat menuntut pihak yang tidak memenuhi
kewajibannya tersebut10.
pinjaman dana usaha oleh UED-SP kepada masyarakat pemanfaat dana usaha
pemanfaat dana sudah jelas disebutkan bahwa pihak peminjam (debitur) akan
8
Soebekti, Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2007),
Cet. ke-38, h. 338.
9
Ibid, h. 342.
10
Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis Memahami Prinsip Keterbukaan (Aanvullend
Recht) dalam Hukum Perdata, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 281.
7
membayar angsuran setiap bulan kepada pihak pemberi pinjaman (kreditur) yang
tertuang dalam perjanjian tertulis dan telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Namun pada kenyataannya seperti halnya pada semua bidang usaha selalu
ada tantangan dan resiko dalam pemberian kredit/ pinjaman tersebut. Tantangan
dan resikonya adalah tidak semua pinjaman berjalan lancar sebagaimana mestinya
keseluruhan pinjaman selama satu tahun. Apabila dilihat dari jumlah orang yang
menunggak ada sebanyak 28 orang dari 122 orang pemanfaat dana dengan nilai
dana/ peminjam sebagai pihak kedua (debitur) kepada UED-SP sebagai pihak
pertama yaitu tidak membayar angsuran bulanan yang telah disepakati dalam
Dari uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut
tentang pelaksanaan kegiatan usaha UED-SP Sendayan Makmur ini dalam bentuk
11
Budi Hartono, Perlindungan Debitur KPM & KPR Menghadapi Penagihan Utang dan
Lelang Jaminan oleh Kreditur, (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 2009), h. 1.
8
B. Batasan Masalah
seperti yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah di atas maka
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis paparkan, maka yang
Sendayan Makmur?
Sendayan Makmur.
Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak pengelola UED-
Sarjana Hukum.
E. Metode Penelitian
masyarakat12.
perjanjian pinjaman dana usaha pada UED-SP Sendayan Makmur. Jika dilihat
dari jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini, maka penelitian yang
Sendayan Makmur.
2. Lokasi Penelitian
penulis mengambil lokasi penelitian ini adalah, karena pada UED-SP Sendayan
12
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. ke-5, h. 87.
11
45 orang.
yang diambil menjadi sampel adalah sebesar 61 % dari jumlah anggota beserta
Tabel. 1
Populasi dan Sampel
No Sub populasi Populasi Sampel Persentase
1. Pengelola UED-SP 4 1 25 %
2. Masyarakat Pemanfaat Dana 45 29 64 %
Jumlah 49 30 61 %
Sumber: Data Pengelola UED-SP Sendayan Makmur
13
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2003), Cet. ke-5, h. 121.
12
5. Sumber data
Dalam penelitian ini ada 3 jenis data yang digunakan oleh penulis antara
lain:
a. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari narasumber
c. Data tertier yaitu data yang diperoleh dari ensiklopedia dan sejenisnya yang
berfungsi mendukung data primer dan data sekunder seperti kamus hukum,
a. Pengamatan (Observasi)
b. Wawancara (Interview)
14
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif: suatu tinjauan singkat, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2007), h. 13.
13
tetapi penulis tidak terlampau terikat pada aturan-aturan ketat. Penulis bebas
c. Angket
d. Studi kepustakaan
7. Analisa data
merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu apa
yang dinyatakan responden secara tertulis atau lisan dan prilaku nyata.
faktor yang nyata dan diakhiri dengan penarikan suatu kesimpulan yang juga
F. Sistematika Penulisan
sistematika penulisan.
Bab II Gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi, gambaran umum desa
hapusnya perjanjian.