Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Kasus Hanlon, Inc.


1.1 Latar Belakang Perusahaan
Hanlon, Inc. merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur
yang menjual computer PC (Personal Computer/PC). Produk yang didistribusikan secara
nasional melalui outlet pengecer /retail seperti Abcess III dan Computer Country serta toko-
toko diskon lainnya. Hanlon, Inc. telah beroperasi selama 7 tahun. Firma Anda telah
mengaudit Hanlon, Inc. sejak berdirinya perusahaan tersebut. Berikut adalah laporan
keuangan untuk tiga tahun terakhir beserta data industry dapat dilihat di Exhibit 4.12 dan
4.13.
Hanlon merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang menjual computer PC
(personal Computer) yang pertama, dan ikut menikmati pertumbuhan yang signifikan selama
5 tahun pertama eksistensinya. Seiring dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang masuk
dalam industri tersebut, Hanlon, Inc. mulai mengalami penurunan pada earning.
Pada tahun keenam, Hanlon berjuang untuk mengatasi masalah aliran kas (Cash
Flow) dan terancam mengalami kerugian (Net loss). Keberhasilan negosiasi dengan
Hoopshire National Bank dan perusahaan Trust mengenai pinjaman sebesar USD 1 Milyar
dapat mengatasi masalah likuiditas untuk sementara waktu, dengan tingkat bunga pinjaman
sebesar 10% dan angsuran sebesar $100.000,- pertahun, dan dimulai pada tahun ke 8.

1.2 Pertanyaan
a. Buatlah laporan keuangan komperatif dengan menambahkan kolom pada Neraca
untuk persentase dari total asset, dan pada laporan laba rugi untuk persentase dari
penjualan.
b. Hitunglah rasio-rasio untuk 3 tahun diatas:
1. Inventory turnover
2. Accounts Receivable Turnover
3. Operating Margin
4. Persentase of long term debt to total capital structure (long-term debt plus
stockholders’ equity)
5. Current Ratio
6. Quick Ratio

c. Hitunglah Rata-rata industri mengacu pada data berikut:


1. Bandingkan rata-rata industri antara Hanlon, Inc dengan Industri
2. Bandingkan data tahun ini dengan tahun sebelumnya
3. Identifikasi area dimana diperlukan investigasi lebih lanjut
4. Indentifikasi penyebab perbedaan yang terdapat pada No. 3 diatas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tujuan Audit


Tujuan pengauditan umum atas laporan keuangan oleh auditor independen
merupakan pemberian opini atas kewajaran dimana laporan tersebut telah disajikan secara
wajar, dalam segala hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Auditor menjalankan pengauditan laporan keuangan dengan menggunakan
pendekatan siklus dalam melakukan pengujian audit atas transaksi-transaksi yang
mempengaruhi saldo akhir suatu akun serta melakukan pengujian audit atas saldo akun dan
pengungkapan terkait. Untuk setiap kelompok transaksi yang telah ditentukan, beberapa
tujuan audit harus terpenuhi sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa transaksi tersebut
telah dicatat dengan tepat. Hal ini dinamakan tujuan audit terkait transaksi, sebagai contoh,
terdapat tujuan audit terkait transaksi penjualan yang spesifik dan tujun audit terkait transaksi
retur penjualan dan pengurangan harga yang spesifik. Serupa dengan hal tersebut, beberapa
tujuan audit harus terpenuhi oleh masing-masing sakdo akun. Hal ini dinamakan tujuan audit
terkait saldo.
Misalnya terdapat tujuan audit spesifik terkait saldo akun piutang dagang dan tujuan
audit spesifik terkait saldo akun utang dagang. Hal ini akan dutunjukkan kemudian bahwa
tujuan audit terkait transaksi dan tujuan audit terkait saldo merupakan dua hal yang berbeda
namun sangat terkait erat satu sama lain. Kategori ketiga dari tujuan audit terkait dengan
penyajian dan pengungkapan informasi laporan keuangan. Hal ini dinamakan dengan tujuan
audit terkait penyajian dan pengungkapan. Sebagai contoh, terdapat tujuan audit spesifik
terkait penyajian dan pengungkapan akun piutang dagang dan wesel bayar

2.2. Bukti Audit


2.2.1 Pengertian bukti audit
Bukti adalah segala sesuatu yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah
informasi yang sedang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Informasi dapat berbeda-beda, dalam hal bukti ini mampu meyakinkan auditor apakah
laporan keuangan dinyatakan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Bahan
bukti mencakup informasi yang sangat meyakinkan, misalnya perhitungan fisik yang
dilakukan oleh auditor terhadap surat-surat berharga dan informasi yang kurang meyakinkan
misalnya jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada pegawai klien.

2.2.2. Keputusan bukti audit


Keputusan utama yang harus dihadapi oleh setiap auditor adalah menentukan
ketepatan jenis dan jumlah bahan bukti yang dikumpulkan untuk memenuhi ketentuan bahwa
komponen laporan keuangan klien dan laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan
dengan wajar dan bahwa klien menjalankan pengendalian internal yang efektif terhadap
laporan keuangan.
Terdapat 4 jenis keputusan mengenai bahan bukti apakah yang harus diperoleh dan berapa
banyak yang harus dikumpulkan :
1. Prosedur pengauditan yang mana yang akan digunakan
Sebuah prosedur audit merupakan instruksi-instruksi terperinci yang menjelaskan
bahan bukti audit yang harus diperoleh selama melaksanakan pengauditan. Merupakan
hal yang umum untuk menyebutkan prosedur tersebut secara terperinci dan jelas sehingga
auditor dapat mengikuti instruksi-instruksi yang diharuskan selama melakukan
penaguditan
2. Berapa ukuran sampel yang dipilih untuk prosedur tertentu
Setelah prosedur audit ditentukan, auditor dapat membedakan ukuran sampel dari
satu keseluruh unsur dalam populasi yang sedang diuji. Ukuran sampel untuk prosedur
tertentu dapat berbeda-beda dari pengauditan yang satu ke yang lainnya.
3. Unsur-unsur mana yang akan dipilih dari populasi
Setelah menentukan ukuran sampel untuk suatu prosedur audit, auditor harus
menentukan unsur yang mana dalam populasi yang akan diuji.
4. Kapan menjalankan prosedur tersebut
Audit atas laporran keuangan biasanya mencakup suatu periode, misalnya
setahun. Biasanya sebuah pengauditan tidak akan selesai beberapa minggu atau beberapa
bulan. Waktu pelaksanaan prosedur audit dapat berebda-beda dari periode akuntansi awal
sampai setelah periode akuntansi ini selesai
a. Prosedur Audit
Prosedur audit merupakan instruksi –instruksi terperinci yang menjelaskan bahan
bukti audit yang harus diperoleh selama melaksanakan pengauditan. Merupakan
hal yang umum untuk menyebutkan prosedur tersebut secara terperinci dan jelas
sehingga dapat mengikuti intruksi-intruksi yang di haruskan dalam selama
melakukan pengauditan.
 Ukuran Sampel
Setelah prosedur audit di tentukan, auditor dapat membedahkan ukuran sampel
satu keseluru unsur dalam populasi yang sedang di uji. Dalam melakukan
prosedur audit untuk verifikasi pengeluaran kas.
 Pos- Pos yang Dipilih
Setelah menentukan ukuran sampel untuk suatu prosedur audi, auditor akan
menentukan unsur yang mana dalam populasi yang akan di uji .
b. Penetapan Waktu
Audit atas laporan keuangan biasanya mencakup suatu periode, misalnya setelah
biasanya, sebuah pengauditan tidak akan selesai hingga beberapa minggu atau
beberapa bulan setelah akhir tahun. Waktu pelaksanaan prosedur audit dapat
berbedah-beda dari periode akuntansi awal sampai lama setelah periode
akuntansi selesai sebagai penentuan waktu di pengaruhi oleh kapan klien
membutuhkan audit untuk di selesaikan.
c. Program Audit
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk sebuah area audit atau
keseluruhan audit. Program audit selalu memuat sebuah daftar prosedur audit dan
biasanya mencakup ukuran sampel, unsur-unsur yang akan di pilih dan waktu
untuk melaksanakan pengujian tersebut. Biasanya , terdapat sebuah program audit
mencakup beberapa prosedur audit, untuk setiap komponen yang di audit.
Sehingga akan ada program audit untuk akun piutang dagang, satu program audit
untuk penjualan dan sebagainya.

2.2.3 Kendalan bukti


Penentu keandalan bahan bukti adalah ketepatan dan kecukupan.
a. Ketepatan
Ketepatan bukti merupakan pengukuran terhadap kualitas bahan bukti yang
berarti bahan bukti tersebut relevan dan andal dalam memenuhi tujuan audit untuk
kelompok-kelompok transaksi, saldo-saldo akun dan pengungkapan yang terkait. Jika
bahan bukti dianggap sangat tepat, akan sangat membantu dalam meyakinkan auditor
bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
- Relevansi bukti
Bahan bukti harus terkait dengan atau relevan terhadap tujuan audit yang telah
disajikan sebelumnya oleh auditor sebelum bahan bukti tersebut dapat dikatakan tepat.
Relevansi hanya terkait dengan tujuan audit khusus karena bahan bukti dapat menjadi
relevan untuk satu tujuan audit namun tidak untuk tujuan yang lain.
- Keandalan bukti
Keandalan bukti mengacu pada tingkat dimana bahan bukti dapat dipercaya atau
layak dipercaya. Keandalan bergantung pada enam karakteristik keandalan bahan bukti
sebagai berikut:
 Independensi pemberi informasi
 Efektifitas pengendalian internal klien
 Pengetahuan langsung auditor
 Kualifikasi individu yang memberikan informasi
 Tingkat objektifitas
 Ketepatan waktu
b. Kecukupan
Kuantitas bahan bukti yang didapatkan mencerminkan kecukupan. Kecukupan
bahan bukti umumnya diukur berdasarkan ukuran sampel yang dipiliholeh auditor. Untuk
suatu prosedur audit yang dipilih, bahan bukti yang didapatkan dari sampel yang
berjumlah 100 biasanya dianggap lebih memadai dari sampel yang berjumlah 50.

2.2.4 Jenis bukti audit


Dalam menetukan prosedur audit mana yang akan digunakan, auditor dapat memilih
dari delapan kategori umum bukti audit yang disebut dengan jenis-jenis bukti. Setiap
prosedur audit membutuhkan satu atau lebih jenis bukti berikut :
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor
atas aset berwujud. Jenis bukti ini seribg kali dikaitkan dengan persediaan dan ka, namun
dapat pula diterapkan untuk memverifikasi surat-surat berharga, piutang dagang dan aset
tetap
b. Konfirmasi
Konfirmasi adalah jawaban lisan atau tertulis yang diterima dari pihak ketiga yang
independen untuk melkukan verifikasi atas keakuratan informasi yang diminta oleh
auditor
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pemeriksaan auditor atas dokumen-dokumen dan catatan klien
untuk membuktikan informasi yang harus atau sebaiknya dimasukkan dalam laporan
keuangan.
d. Prosedur analitis
Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah
saldo-saldo akun atau data lain yang muncul telah disajikan secara wajar dibandingkan
dengan perkiraann auditor.
e. Tanggung jawab dengan klien
Tanggung jawab merupakan diperolehnya jawaban tertulis atas informasi dari klien
sebagai jawaban atas pertanyaan yang diberikan auditor. Meskipun bukti yang cukup
andal diperoleh dari klien melalui tanya jawab, namun biasanya bukti ini tidak cukup
untuk menarik kesimpulan karena tidak berasal dari sumber yang independen dan dapat
bias sesuai dengan keinginan klien.
f. Perhitungan ulang
Perhitungan ulang mencakup pengecekan ulang atas contoh-contoh perhitungan yang
dilakukan klien

g. Pengerjaan ulang
Pengerjaan ulang merupakan pengujian yang dilakukan oleh seorang auditor independen
terhadap prosedur pembukuan atau pengendalian yang awalnya dilakukan sebagai bagian
dari pembukuan entitas dan sistem pengendalian internal
h. Pengamatan
Pengamatan adalah penggunaan pasca indera untuk menilai aktivitas-aktivitas klien.

2.3 Prosedur Analitis


Penekanan pada prosedur analitis dalam definisi PSA 32 adalah atas ekspektasi yang
disusun oleh auditor. Agar prosedur analitis ini menjadi relevan dan andal auditor dapat
menyimpulkan bahwa penjualan yang tercatat telah disajikan dengan benar semua penjualan
mendapatkan komisi dan bahwa rata-rata tarif komisi aktual dapat dengan segera ditentukan
Lima jenis prosedur analitis
1. Membandingkan klien dengan data industri
Manfaat yang paling penting atas perbandingan industri adalah untuk membantu
memahami bisnis klien dan sebagai indikasi adanya kemungkina kegagalan keuangan.
Kecil kemungkinan perbandingan industri tersebut dapat membantu auditor dalam
menemukan potensi salah saji dalam laporan keuangan
2. Membandingkan data klien dengan data yang sama pada periode tahun sebelumnya
Beragam variasi prosedur analitis memungkinkan auditor melakukan perbandingan
terhadap data klien dengan data yang sama pada satu periode atau lebih sebelumnya .
berikut ada beberapa contoh umum :
a. membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya
b. membandingkan rincian total saldo dengan perincian yang sama pada tahun
sebelumnya
c. menghitung rasio dan hubungan persentasi untuk perbandingan dengan tahun
sebelumnya
3. Membandingkan data klien dengan hasil ekspektasi klien
4. Membandingkan data klien dengan hasil ekspektasi auditor
Perbandingan umum lainnya atas data klien dengan hasil ekspektasi muncul ketika
auditor menghitung ekspektasi saldo untuk perbandingan dengan saldo aktual.
5. Tanya jawab dengan klien
Tanya jawab merupakan di perolehkan jawaban tertulis atau informasi dari klien sebagai
jawaban atas pertanyaan yang di berikan auditor . meskipun bukti yang cukup andal di
peroleh dari klien melalui tanya wajab, dan biasanya bukti ini tidak cukup untuk menarik
kesimpulan karena tidak berasal dari sumber yang independen.dan dapat bias sesuai
keinginan klien. Oleh karena itu ketika auditor mendapat bukti dari tanya jawab, biasanya
juga penting mendapatkan bukti dari prosedur lainnya (bukti-bukti pendukung
merupakan bukti tambahan untuk mendukung bukti awal).
6. Perhitungan ulang
Perhitungan ulang mencakup pengecekan ulang atas contoh contoh perhitungan yang di
lakukan klien. Pengecekan ulang atas perhitungan klien terdiri dari pengujian atas
kekurangan matematik klien dan mencakup prosedur-prosedur seperti peningkatan
faktur-faktur penjualan dan persediaan , penambahan jurnal—jurnal dan catatan
pendukung, dan pengecekan atas perhitungan beban depresiasi dan beban-beban di bayar
di muka. Sebagian besar perhitungan ulang yang dilakukan auditir saat ini di lakukan
dengan program komputer audit.
7. Pengerjaan ulang
Merupakan pengujian yang di lakukan oleh seorang auditor independen terhadap
prosedur pembukuan atau pengendalian yang awalnya dilakukan sebagai bagian dari
pembukuan dan sistem pengendalian internal. Perhitungan ulang mencakup pengecekan
ulang atau perhitungan matematis, sedangkan pengerjaan ulang mencakup pengecekan
atas prosedur lain.
8. Pengamatan
Pengamatan adalah penggunaan panca indera untuk menilai aktivitas-aktivitas audit
sepanjang melakukan penugasan terhdap klien. Auditor dapat mengungjungi pabrik klien
untuk mendapatkan gambaran umum fasilitas yang di miliki oleh klien dan mengamati
bagaimana setiap orang melakukan tugas-tugas pembukuannya dan menentukan orang
tersebut melakukan tugas dengan benar.

Berikut ini adalah dua contoh yang bisa dilakukan oleh seorang auditor :
a. auditor dapat membuat perhitungan sendiri mengenai beban bunga dari wesel bayar
jangka panjang dengan mengalikan saldo akhir bulan di wesel bayar dengan rata-
rata tingkat bunga bulanan
b. auditor dapat menghitung rata-rata berjalan akun penyisihan piutang tak tertagih
sebagai Persentase akun piutang dagang, dan kemudian menerapkannya pada saldo
piutang dagang kotor diakhir tahun pengauditan
9. Membandingkan data klien dengan ekspektasi hasil menggunakan data non keuangan
Fokus utama dalam penggunaan data non keuangan adalah keakuratan data itu sendiri.

a. Proses konfirmasi
Proses konfirmasi adalah Proses perolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung
dari pihak ketiga sebagai jawaban atas suatu permintaan informasi tentang unsur tertentu
yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan.
- Terdapat dua bentuk permintaan konfirmasi:
a. Konformasi bentuk positif adalah komunikasi yang ditujukan kepada pihak ketiga
untuk meminta konfirmasi secara langsung apakah saldo yang disebutkan dalam
konfirmasi benar atau salah
b. Konfirmasi bentuk negative adalah komunikasi yang ditujukan kepada pihak
ketiga tetapi hanya meminta respon jika debitur tidak menyetujui jumlah yang
dinyatakan dalam konformasi

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perbandingan Hanlon, Inc dengan Rata-rata industry


1. Inventory turnover
Rasio ini diperoleh dengan membandingkan harga pokok penjualan dengan rata-rata
persediaan. Apabila suatu perusahaan mempunyai rasio perputaran persediaan yang lebih
rendah dibanding ratio rata-rata industrinya, maka hal ini akan menunjukkan adanya
persediaan yang sudah usang atau persediaan terlalu tinggi yang berarti lambatnya penjualan
atau terlalu banyaknya persediaan ditangan, sehingga dapat mengurangi kemampuan
perusahaan memperoleh laba.
Tingkat perputaran atau Turn over 1,3x menunjukkan bahwa setiap tahun rata-rata
persediaan Hanlon, Inc. mengalami penurunan atau kurang bisa mengatur perputaran
persediaannya. Sehingga jika dilihat dalam tahun x7 selama 259 hari lebih lambat
perputarannya jika dibandingkan rata-rata industry selama 120 hari atau 3x, jadi bisa
dikatakan bahwa dalam menjual produknya Hanlon, Inc sangat buruk karena terlambat
dalam perputaran persediaannya.
2. Account Receivable Turnover
Turnover atau ratio antara penjualan dan piutang rata-rata adalah 6,25 menunjukkan
bahwa penagihan piutang kira-kira 6,25 kali dalam satu tahun. Jika dibandingkan dengan
rata-rata industry adalah 10 kali sehingga bisa disimpulkan bahwa Hanlon, Inc. tidak efektif
dalam menagih piutangnya. Rasio 625% menunjukkan bahwa setiap Rp6,25 penjualan maka
sebesar Rp1,- tidak dapat ditagih sampai akhir tahun tersebut.
3. Debt to equity RatioS
Ratio ini menunjukkan berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan hutang. Bagi perusahaan makin besar ratio ini maka akan makin
menguntungkan, tetapi bagi pihak bank makin besar ratio ini berarti akan semakin besar
resiko yang ditanggung atas kegagalan perusahaan yang mungkin terjadi. Nah, jika dilihat
pada perusahaan Hanlon, Inc ratio debt equity adalah 171,7% dengan rata-rata industry 50%.
Dapat disimpulkan bahwa perusahaan Hanlon, Inc memiliki hutang $1,71 dan modal $1,-
sehingga dengan modal tersebut Hanlon tidak bisa menutupi hutangnya yang jauh lebih
besar dibandingkan modalnya sendiri dengan rata-rata industry hutang $1 dan modal $2.
4. Current ratio
Ratio lancar menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka
pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang tersebut dalam jangka
pendek. Suatu perusahaan dengan ratio lancar yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat
dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari
aktiva lancar yang tidak menguntungkan. Jika dilihat pada Hanlon, Inc. untuk tahun x7
menunjukkan bahwa dengan rata-rata industry sebesar $2,00 atau 200% sedangkan
perusahaan hanya mempunyai kemampuan untuk melunasi hutangnya sebesar $1,73 atau
173% maka dapat disimpulkan bahwa Hanlon, Inc. akan mengalami kesulitan untuk
membayar hutangnya sesuai dengan jatuh tempo yang telah disepakati.
5. Quick ratio
Ratio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutangnya, apakah
cepat atau lambat. Dari hasil rasio cepat yang ada pada Hanlon, Inc. dapat disimpulkan
bahwa perusahaan mempunyai aset lancar inventory sebesar $0,62 untuk melunasi hutang
lancar sebesar $1. Hal ini tidak baik karena perusahan tidak memiliki likuiditas yang baik.
6. Pofit Margin
Dari hasil rasio margin laba pada Hanlon, Inc. dapat disimpulkan bahwa perusahaan
tersebut sangat profitable pada tahun x7 dimana tingkat provitabilitasnya sebesar 12,2% dari
penjualan. Hal ini lebih baik dibandingkan dengan rata-rata industry sebesar 5%.

3.2. perbandingan data tahun ini dengan tahun sebelumnya:

Pada rasio Inventory turnover, rata2 industri adalah 3 atau setiap 120 hari.
pada tahun X5 4,29 (atau inventory berputar setiap 85 hari)
pada tahun X6 2,28 (atau inventory berputar setiap 157 hari)
pada tahun X7 1,39 (atau inventory berputar setiap 259 hari)

Pada ratio account receivable turnover, rata industri adalah 10 atau setiap 36 hari
sedangkan Hanlon :
pada tahun X5 13.95 (atau collection of account receivable setiap 26 hari)
pada tahun X6 9.42 (atau collection of account receivable setiap 38 hari)
pada thun X7 6.25 (atau collection of account receivable setiap 57 hari)
Pada debt equity ratio, rata-rata industri adalah 50%, sedangkan Hanlon berada diatas rata-rata industri.
Pada current ratio, rata-rata industri adalah 200%, sedangkan Hanlon berada dibawah
rata-rata kecuali pada tahun X5.

Pada profit margin, Hanlon berada di atas rata2 industri kecuali pada tahun X6

3.3 Prediksi untuk masa yang akan datang:


1. Profit Margin tahun X7 (unaudited) Hanlon Inc. naik secara signifikan dibanding tahun
X6 (audited). Sedangkan kenaikan sales tidak sebanding dengan kenaikan profit Hanlon
Inc.
2. Total debt lebih besar dibandingkan dengan total equity jika dibandingkan dengan rata
rata industry. Hal ini akan menunjukan likuiditas Hanlon Inc. lebih rendah dibandingkan
dengan rata-rata industry.
3. Perputaran piutang perusahaan pada tahun x7 lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata
industri atau bisa dikatakan bahwa Hanlon Inc. tidak efisien dalam menagih piutang
sehingga mengakibatkan adanya piutang yang tidak dapat ditagih.
3.4 Faktor-Faktor Penyebab perbedaan Hal tersebut diatas:
1. Untuk Neraca X7 pada Hanlon, Inc. banyak terdapat kesalahan dikarenakan dalam
penyajian laporan keuangan tersebut data-data keuangannya belum diaudit.
2. Hanlon Inc. pada tahun X7 baru saja mendapat pinjaman hutang dari Bank Internasional
sehingga mengakibatkan DER (debt to equity ratio) naik secara signifikan.
3. Hanlon, Inc. tidak efektif dalam menagih piutangnya jika dibandingkan dengan rata-rata
industry. Hal ini terjadi karena piutang pada tahun X7 dibayarkan setelah 58 hari (360
hari/6,25) dan rata-rata industry menagih piutangnya dalam 36 hari (360 hari/10).

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
d. Kesimpulan
Pada kasus diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa :
1. Internal kontrol perusahaan kurang berjalan.
2. Penjualan fiktif yang terjadi pada Hanlon
3. Kelangsungan hidup (going concern) perusahaan ini dipertanyakan

e. Saran
1. Auditor harus melakukan investigasi lebih lanjut, sehingga opini yang diberikan sesuai
dengan bukti-bukti yang lengkap yang diperoleh dari prosedur audit yang sempurna.
2. Hanlon harus menambah modal untuk menyelamatkan perusahaan jika perusahaan
Hanlon tetap ingin Going Concern.

Anda mungkin juga menyukai