Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga
Penyusunan Makalah ini sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk
Mendapatkan nilai Ujian Tengah Semester
Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan
ini kami sampaikan terima kasih atas kerja keras dan bantuannya :
Kami berharap makalah ini dapat memberikan inforamasi untuk semua dan khususnya
untuk kami mahasiswa 12.2D.07. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
JAKARTA,23 APRIL
2013
PENYUSUN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… i
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1
A.Latar Belakang……………………………………………………………. 1
B.Rumusan Masalah………………………………………………………… 1
C.Tujuan…………………………………………………………………….. 2
D. Metodologi………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
………………………………………………………….. 3
A. Asal mula tukang sapu …………………………………………………. 3
B. Peranan tukang sapu …………………………………………………… 5
C. Biografi ………………………………………………………………… 5
D. Wawancara …………….……………………………………………….. 7
E. Interaksi sosial tukang sapu dengan masyarakat ………………………. 8
F. Konsep kebersihan ……………………………………………………… 9
DOKUMENTASI ……………………………………………………………….. 12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya
di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, sampah selalu menjadi
masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton
sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu
saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu
terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat.
Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di sekitarnya.
Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan juga dapat mendatangkan
wabah penyakit. Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya.
Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah
menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berikut adalah pertanyaan yang terkait mengenai topik makalah ini sebagai rumusan masalah:
Dalam penulisan makalah ini, kami selaku penulis mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk menambah wawasan tentang kehidupan tukang sapu.
2. Mengetahui latar belakang tentang adanya tukang sapu.
3. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi munculnya tukang sapu.
4. Menghargai pekerjaan seorang tukang sapu.
5. Bagaimana kehidupan seorang tukang sapu.
6. Bagaimana interaksi soal tukang sapu dengan masyarakat sekitar.
D. Metodologi Penelitian
Metode adalah kegiatan yang digunakan dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Metode
yang terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah adalah metode yang sistematis dan sesuai
dengan kebutuhan masalahnya. Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini
adalah metode deskriptif. Deskriptif diartikan suatu sifat penyajian data yang mencirikan
masalah yang akan dibahas. Metode deskriptif adalah metode untuk menguraikan dan
menggambarkan dengan jelas permasalahan secara detail berdasarkan data yang terkumpul.
Dalam informasi mengenai pemulung dan lingkungan hdupnya, kami melakukan observasi
langsung di lapangan. Lapangan yang dimaksudkan adalah tempat tinggal pemulung itu sendiri
dan dalam hal ini adalah pemukiman pemulung di daerah Narogong, Rawalumbu, yang terletak
di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Dengan melakukan observasi langsung di lapangan, kami dapat
mengetahui secara langsung bagaimana kehidupan para pemulung dan bagaimana keseharian
mereka sebagai pemulung.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Jakarta adalah kota megapolitan, dimana menjadi salah satu tujuan favorit orang-orang
dari daerah yang mengharapkan hidup lebih baik, dengan mencoba peruntungannya. kota besar
yang didatangi oleh para pendatang, untuk mencari nafkah. Sehingga membuat kota Jakarta ini
penuh dengan masyarakat yang berdatangan dari daerah. Dengan banyaknya masyarakat yang
datang ke Jakarta ini membuat kota Jakarta semakin penuh sesak.
Dalam banyaknya masyarakat yang ada di Jakarta ini membuat kesadaran manusianya
berkurang untuk menjaga kebersihan lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya,
yang mengakibatkan Jakarta penuh dengan masalah seperti banjir.
Dengan masalah ini banyak orang yang memanfaatkan kesempatan itu untuk mencari
nafkah, seperti contohnya “tukang sapu” mereka senantiasa membersihkan tempat-tempat
yang banyak sampah. seperti tempat-tempat umum atau wisata yang sering menjadi pilihan
kebanyakan warga Jakarta untuk menikmati waktu senggangnya.
Kondisi dan keadaan yang membuat mereka memilih menjadi tukang sapu sehari hari
yang senantiasa selalu bekerja membersihkan lingkungan sekitar, dengan harapan
mendapatkan sedikit rezeki yang bisa dibawa pulang ke rumah untuk menyambung hidup.
membuat mereka menerima semua pemberian tuhan dan mejalankan kewajiban mereka demi
keluarganya. Mungkin ini memang jalan yang harus dipilih, walaupun menjadi profesi yang
lebih baik jika ada pastilah akan dipilihnya. Tapi mencari pekerjaan
di kota besar seperti Jakarta ini memanglah bukan suatu perkara yang mudah. Lulusan sarjana
saja masih banyak yang belum mendapatkan pekerjaan, apalagi seorang ibu ini yang hanya
lulusan sekolah dasar, yang bisa dibilang juga tidak memiliki kemampuan apapun. Ingin
mencari pekerjaan yang lebih seperti menjadi karyawan maka dia harus bersaing dengan ribuan
bahkan jutaan orang yang mempunyai latar belakang pendidikan lebih baik. Pastilah
kesempatan untuk mendapatkan itu sangatlah kecil.
3
Sehingga pekerjaan yang berat terasa ringan dan nikmat ia jalani, seakan tak ada beban
ataupun malu dalam hidup mereka. Mereka memilih pekerjaan ini memang karena kondisi
yang membuat mereka harus menerimanya. Tidak semua orang bisa menerima keadaan ini,
hanya orang-orang yang berjiwa besar lah yang tetap menjalani hidup dengan optimis dan
selalu bersyukur bagaimana keadaannya.
Tetapi jika tukang sampah tidak datang selama 2 atau 3 hari saja. Apa akibatnya? Ibu-
bu resah. Mekanisme kehidupan yang telah berlangsung selama ini langsung terganggu
keseimbangannya. Ingat kasus sampah di Bandung bukan? Itu menunjukkan begitu pentingnya
sosok seorang tukang sampah. Keberadaannya diperlukan, ketidakhadirannya dirindukan.
Semua orang memerlukannya jasanya.
4
Saat ini kabarnya, untuk menghargai dan menghormati para jasa tukang sampah, para
anggota dewan di Indonesia juga tengah mengusulkan pembangunan perumahan khusus untuk
para tukang sampah di seluruh Indonesia dengan dana sebesar 1,168 trilyun rupiah. Dan
tampaknya rakyatpun mendukung sepenuhnya proyek prestisius yang mengundang decak
kagum dunia itu. Sebuah negara yang demikian menghargai jasa-jasa warganya sendiri.
Lalu kamipun tersadar dari gurauan untuk kemudian berharap dalam hati, adakah
kemungkinan para anggota dewan yang terhormat di negeri kami bisa tergugah hatinya?
Bisakah kemudian beliau-beliau berubah pikiran membatalkan rencana membangun gedung
mewah dan ngotot mengalihkannya menjadi proyek nasional untuk membangun perumahan
khusus untuk para tukang sampah di seluruh negeri kami? kami menduga hampir seluruh
rakyat negeri kami akan lebih setuju dengan proyek ini. Dan negeri kamipun kembali menjadi
negeri yang bermartabat di mata dunia.
C. Biografi
Dalam kehidupan masyarakat, Cacian, makian menjadi makanan sehari-hari bagi Ibu
beranak 3 yang bernama Ibu Nur halifah. Betapa tidak, setiap kali dirinya menjalankan tugas
sebagai tukang sapu jalanan, tepatnya Di Monume Nasional, ada saja orang yang masih
membuang sampah sembarangan bahkan ada saja yang sengaja membuang sampah didepan
dirinya .
Namun, Ibu Nur Halifah ini tetap sabar meski terkadang banyak orang yang tidak
menghargainya. Meski begitu Ibu beranak 3 ini tidak pernah membalas dengan marah atau
memaki atas perlakuan orang orang yang tidak menghargainya. Perlakuan seperti ini malah
dianggap sebagai ujian pada dirinya apakah dia sabar atau tidak menghadapinya.
“Saya tetap bersyukur, dengan pekerjaan ini. Karena saya bisa menyekolahan 3 anak
saya samapai lulus Sekolah Menengah Atas, tidak ada niat untuk berhenti dari pekerjaannya,
ungkapan dari hati kecil Ibu Nur Halifah saat ditemui di Monumen Nasional, Jakarta Pusat.
Diakui sejak menjalankan profesi sebagai tukang sapu jalanan dimonas selama 2 tahun yang
lalu,Meski begitu ibu nur halifah asal magelang, Jawa Tengah tidak pernah mau berhenti
sebagai tukang sapu.
“Saya ini bekerja Banting Tulang hanya untuk menyekolahkan anak-anak saya, berkat
kami-kami ini jalanan yang tadinya kotor karena sampah jadi bersih. Tapi kenapa masih ada
saja orang yang tidak menyadari kebersihan lingkungan, namun saya tetap memaklumi dan
sabar saja,”tutur Ibu bernak tiga itu. Menurutnya, kebersihan itu merupakan tangggungjawab
bersama.
5
Berbekal keyaninan itulah makanya ia menerima perlakuan yang kurang baik dari
Pengunjung Monumen Nasional. Meski begitu ia teteap menerima pekerjaan dan pahitnya
Jakarta hanya untuk menyekolahi anak anaknya.
6
Dalam kepemilikan media komunikasi, dalam hal ini penggunaan telepon genggam, hanya
beberapa pemulung saja yang memiliki telepon genggam.Biasanya mereka adalah pemulung
masih remaja dan menggunakan telepon genggam untuk berkomunikasi dengan teman-
temannya.
D. Wawancara.
Di usianya yang sudah mulai lanjut, ibu nur sepantasnya sudah merasakan hidup
nyaman di rumah tanpa harus bekerja, dan membantingtulang dibawah terik matahari setiap
harinya. Rasa lelah selalu menyertai disetiap waktunya. Karna mungkin ibu nur ini sudah tidak
muda lagi. Terlebih dia hanyalah seorang wanita biasa,
Dalam wawanca yang kami lakukan kepada ibu ini, kami mendapatkan data-data
seperti dibawah ini :
Nama : Ibu Nurhalifah
Pekerjaan : Tukang sampah atau tukang sapu Monumen
Nasional
Keluarga : mempunyai 3 anak, Laki 2 dan perempuan 1.
Alamat rumah : Pintu air II, Jakarta Pusat.
Jam kerja : Shift, 3 shift kerja dalam 24 jam, pagi, siang dan
malam.
Ketika kami bertanya kepada sang ibu tua itu, “ ibu, kenapa jadi tukang sapu ? ”, dan
jawaban ibu itu cukup singkat “ karena keadaan ekonomi” , ibu nur rela membersihkan
sampah”, menyapu jalanan, dalam lingkungan monas, yang ramai di kunjungi pengunjung,
dengan ikhlas ibu nur menjalani pekerjaannya, hanya untuk menafkahi ke 3 anaknya. Seorang
istri yang kewajibannya hanya merawat anak-anak dan mengurus rumah. Kini harus membantu
suami untuk bekerja untuk memenuhi perekonomian keluarganya. Dia seorang yang begitu
kuat menjadi tukang sapu sekaligus menjalani kewajibannya sebagai seorang istri. Kurangnya
keahlian untuk melamar pekerjaan membuat ibu ini memilih menjadi seorang tukang sapu,
faktor pendidikan pun juga tidak mendukung untuk ibu nur bekerja pada pekerjaan yang lebih
baik. Tapi bagaimanapun Allah tidak akan membebani hambanya diluar batas kemampuannya.
7
Sebaiknya manusia sadar akan bahaya sampah, dan pentingnya menyelah-nyelah
sampah, untuk di daur ulang dan tidak merugikan banyak orang, dengan adanya masalah terkait
dengan sampah, maka banyak penyakit dan kerugian yang timbul akibat sampah tersebut,
sudah seayaknya kita yang ikut menjaga kebersihan, tidak hanya tukang sapu saja.
8
F. KONSEP KEBERSIHAN PADA LINGKUNGAN
Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia
dan merupakan unsur yang fundamental dalam ilmu kesehatan dan pencegahan. Yang
dimaksud dengan kebersihan lingkungan adalah menciptakan lingkungan yang sehat sehingga
tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti demam berdarah, muntaber dan lainnya. Ini
dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan nyaman.
Bila sudah terbiasa menjaga kebersihan maka jika melihat tempat yang tidak bersih
perlu segera kita bersihkan agar hilang dari pandangan mata. Semakin banyak kotoran yang
dibiarkan menumpuk semakin tidak baik untuk dilihat yang lebih bahaya lagi akan
mendatangkan berbagai penyakit atau wabah di sekitarnya. Dalam hubungan ini masyarakat
sekitar mutlak diperlukan dalam menciptakan lingkungan masyarakat bersih dan sehat. Kondisi
bersih sangat mendukung kenyamanan dan menerik, sebaliknya tempat yang kotor menjadikan
kondisi suram dan menjengkelkan.
Untuk dari itu seharusnya kita senantiasa membersihkan lingkungan sekitar kita, untuk
menghindari dari segala macam bahaya yang timpul akibat sampah yang tidak di buang pada
tempatnya. Tidak hanyalah tukang sapu/tukang sampah yang sewajibnya membersihkan dan
menyapu tempat-tempat yang terdapat sampah. jika kita membuang sampah pada tempatnya,
semakin sedikit sampah-sampah yang bergeletakan dijalanan.