Anda di halaman 1dari 6

14

Suharto, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Pengolahan Limbah Batik Tulis Dengan Fitoremediasi Menggunakan


Tanaman Eceng Gondok (Eichornia Crassipes)

Batik Waste Reduction With Phytoremediation Using Water Hyacinth Plants


(Eichornia Crassipes)

Bambang Suharto1, Ruslan Wirosoedarmo1, Rio Hengky Sulanda2


1Dosen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang
65145
2Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Brawijaya , Jl. Veteran, Malang 65145.

*Email korespondensi : bambangs@ub.ac.id

ABSTRAK

Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap produk batik, mengakibatkan


perusahaan penghasil kain batik berlomba untuk meningkatkan kegiatan produksinya. Hal ini
menyebabkan air limbah buangan semakin menghawatirkan. Berdasarkan Keputusan
Gubernur Jawa Timur no 72 tahun 2013 tentang baku mutu limbah cair bagi industri atau
kegiatan usaha lainnya di Jawa Timur, khusus untuk industri tekstil, baku mutu limbah cair
untuk parameter COD 150 mg.L-1, parameter BOD 60 mg.L-1, dan untuk parameter TSS adalah
50 mg.L-1, dengan demikian untuk parameter COD yang mencapai 424 mg.L-1 pada limbah cair
batik ini telah sangat melebihi baku mutu limbah cair yang berlaku di Jawa Timur. Perlu
dilakukan suatu pengolahan limbah dalam mereduksi kandungan pencemar tersebut.
Fitoremediasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan dalam metode pengolahan limbah,
menggunakan tanaman Eceng gondok sebagai agen biologi dalam pengolahan limbah tersebut
dengan proses pemaparan. Proses pengolahan limbah cair batik menggunakan metode
Fitoremediasi dengan tanaman Eceng Gondok terbukti dapat menurunkan kadar BOD, COD,
dan TSS. Perlakuan terbaik berdasarkan jumlah eceng gondok dan lama waktu pemaparan
limbah batik paling efektif untuk kandungan BOD, COD dan TSS terdapat pada perlakuan
yang sama, yaitu pada lama pemaparan 12 hari dengan jumlah eceng gondok sebanyak 7 buah.

Kata kunci: Eceng gondok, fitoremediasi, limbah batik

Abstract

Along with the increasing public interest in the product batik, resulted the company producing batik are
racing to improve their production activities. This causes the waste water increasingly worrying. Based
on Keputusan Gubernur Jawa Timur no 72 tahun 2013 about effluent standards for industrial or other
business activities in East Java, especially for textile industries, effluent standards for COD parameter
150 mg.L-1, BOD parameter 60 mg.L-1, and TSS parameter 50 mg.L-1, thus for COD parameter that
reached 424 mg.L-1 in the liquid waste of batik has greatly exceeded the effluent quality standards in force
in East Java. Need to do a waste treatment in reducing the pollutant content. Phytoremediation is one
way that can be done in the method of waste treatment, using water hyacinth plants as biological agents
in wastewater treatment with the exposure process. Batik wastewater treatment process using
Phytoremediation with water hyacinth plants proven to reduce levels of BOD, COD, and TSS. The best
treatment based on the amount of water hyacinth and long exposure time batik waste most effective for
the content of BOD , COD and TSS are on the same treatment , which is on a long exposure of 12 days
with the amount of water hyacinth 7 pieces .

Keywords: Batik waste, phytoremediation, water hyacinth


15
Suharto, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

PENDAHULUAN ini adalah ember yang memiliki diameter


50 cm dan tinggi 30 cm, digunakan untuk
Perkembangan tekstil di Indonesia wadah limbah dan eceng gondok, selang
mengalami peningkatan yang cukup yang memiliki panjang ± 10 m, yang
signifikan. Batik merupakan salah satu digunakan untuk mengalirkan air, lalu
produk tekstil yang ikut mengalami gelas ukur yang digunakan untuk
peningkatan yang cukup pesat, karena saat ini mengukur volume limbah batik, dan
model pakaian batik selalu mengikuti Jerigen dengan kapasitas 50 L, digunakan
perkembangan mode. Selain itu, batik sebagai wadah limbah. Air limbah batik
ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya yang digunakan sebagai bahan perlakuan
asli Indonesia oleh UNESCO. Hal tersebut dan diambil menggunakan metode grab
menambah kecintaan masyarakat akan jenis sampling, yaitu pengambilan sampel
kain ini meningkat. Seiring dengan semakin dilakukan dengan memasukkan limbah
banyaknya konsumen batik, perusahaan- yang diambil secara acak sebanyak satu
perusahaan batik yang ada melakukan kali pengambilan saja dan langsung
kegiatan produksi yang besar. Industri batik dimasukkan ke dalam wadah jerigen.
termasuk dalam industri tekstil yang paling Selanjutnya eceng gondok yang digunakan
banyak menggunakan air dalam proses sebagai fitoremediator, dipilih berdasarkan
produksinya, sebagai akibatnya limbah cair banyak jumlah tangkai yaitu dalam satu
yang dihasilkan mencapai 80% dari seluruh tanaman memiliki jumlah 10 tangkai, dan
jumlah air yang dipergunakan dalam air digunakan sebagai media aklimatisasi
pembatikan. dan membersihkan kotoran pada akar
Berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa tanaman eceng gondok. Penelitian ini
Timur no 72 tahun 2013 tentang baku mutu menggunakan metode Rancangan Acak
limbah cair bagi industri atau kegiatan usaha Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari
lainnya di Jawa Timur, khusus untuk industri dua faktor dengan tiga kali ulangan. Faktor
tekstil, baku mutu limbah cair untuk pertama yaitu besar biomassa eceng
parameter COD 150 mg.L-1, parameter BOD gondok (B) terdiri dari tiga level yaitu, B1
60 mg.L-1, dan untuk parameter TSS adalah 50 berisi 3 tanaman, B2 berisi 5 tanaman, dan
mg.L-1, dengan demikian untuk parameter B3 berisi 7 tanaman. Faktor yang kedua
COD yang mencapai 939.7 mg.L-1 pada yaitu lama pemaparan limbah (H) yang
limbah cair batik ini telah sangat melebihi terdiri dari tiga level yaitu, H1 selama 6
baku mutu limbah cair yang berlaku di Jawa hari, H2 selama 9 hari, dan H3 selama 12
Timur. Agar memenuhi baku mutu yang hari, sedangkan untuk pengulangan (A),
ditetapkan maka harus dilakukan pengolahan terdiri dari tiga level yaitu, A1 sebagai
terhadap limbah ini sebelum dibuang ke ulangan 1, A2 sebagai ulangan 2, dan A3
badan air. Salah satu langkah yang dapat sebagai ulangan 3. Berdasarkan kedua
dilakukan yaitu dengan memanfaatkan faktor tersebut didapatkan 9 kombinasi
tumbuhan air untuk menanggulangi jumlah perlakuan dengan 3 kali pengulangan,
pencemar dengan cara menyerap, dengan total perlakuan adalah sebanyak 27
mengumpulkan dan mendegradasi bahan- perlakuan. Parameter yang akan diuji yaitu
bahan pencemar tertentu yang terdapat dalam BOD, COD, dan TSS.
limbah tersebut, yang kita kenal dengan
fitoremediasi. Tumbuhan air yang bisa HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan untuk proses fitoremediasi adalah
eceng gondok. Kandungan dalam Air Limbah Batik
Tulis Sidoarjo
BAHAN DAN METODE Penelitian tersebut air limbah yang
digunakan di ambil secara acak pada UKM
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Batik Tulis Amali CH Sidoarjo dengan
Teknik Sumber Daya Alam dan Lingkungan, metode grab sampling. Pengambilan sampel
Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas dilakukan dengan memasukkan limbah
Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, yang diambil secara acak sebanyak satu
Malang. Alat yang digunakan pada penelitian kali pengambilan saja dan langsung
16
Suharto, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

dimasukkan ke dalam wadah jerigen. Kondisi ini menunjukkan kandungan BOD yang
pada saat pengambilan sampel adalah limbah sangat tinggi untuk syarat limbah sesuai
baru saja keluar dari beberapa tahapan dengan Keputusan Gubernur Jawa Timur
pembuatan batik dan ditampung dalam suatu no 72 tahun 2013 tentang baku mutu
wadah. limbah cair bagi industri atau kegiatan
Limbah yang digunakan dalam penelitian usaha lainnya di Jawa Timur.
berasal dari proses pewarnaan batik, dalam
hal ini, limbah yang berasal dari proses
pewarnaan memiliki sifat sulit untuk
diuraikan. Menurut Dae-Hee et al. (1999)
dalam Al-kdasi (2004) Industri batik dan
tekstil merupakan salah satu penghasil
limbah cair yang berasal dari proses
pewarnaan, selain kandungan zat warna yang
tinggi, limbah industri batik dan tekstil juga
mengandung bahan-bahan sintetik yang
sukar larut atau sukar diuraikan, setelah Gambar 1. Grafik kandungan BOD
proses pewarnaan selesai akan dihasilkan
limbah cair yang berwarna keruh dan pekat. Gambar 1. menunjukan bahwa pada
Lokasi dimana proses pengambilan masing-masing sampel mengalami
sampel limbah yang digunakan ternyata penurunan kandungan BOD dari hari ke-6
belum terdapat instalasi penanganan limbah sampai dengan hari ke-12. Kandungan
(IPAL), hal ini menyebabkan pencemaran BOD terendah terdapat pada limbah batik
lingkungan yang berbahaya. Perlu dilakukan dengan perlakuan lama pemaparan 12 hari
adanya upaya pengolahan limbah sebelum
dan jumlah eceng gondok 7 buah sebesar
dibuang ke perairan bebas.
155.00 mg.L-1. Sedangkan kandungan BOD
tertinggi terdapat pada limbah batik
Tabel 1. Karakteristik Limbah Batik
dengan perlakuan lama pemaparan 6 hari
Kandungan Rata-Rata Baku mutu
dan jumlah eceng gondok 5 tanaman
Pencemar Nilai menurut
sebesar 330 mg.L-1. Berdasarkan Gambar 1
Kandungan Pergub
mengenai grafik kandungan BOD, sampel
Pencemar Jatim no.72
limbah terbaik terdapat pada perlakuan
tahun 2013
lama pemaparan 9 hari dan jumlah eceng
BOD (mg.L-1) 350 60 gondok 7 buah dengan kandungan BOD
COD (mg.L-1) 424 150 terendah sebesar 165.33 mg.L-1. Pada uji
TSS (mg.L-1) 375 50 lanjut menggunakan UJD 5% terhadap
perlakuan diketahui bahwa perlakuan
Pada Tabel 1 diketahui bahwa rata-rata B2H3 sama dengan B3H2, perlakuan B2H1
kandungan pencemar yang diperoleh selama sama dengan B2H2, B3H1, B3H3, perlakuan
3 kali ulangan yaitu BOD sebesar 350 mg.L-1,
B3H3 sama dengan B1H1 dan B1H3, serta
COD 424 mg.L-1, TSS 375 mg.L-1, hal ini
perlakuan B1H1 sama dengan perlakuan
sangat berada di atas baku mutu yang
B1H2. Pada uji lanjut UJD 5% terhadap
ditetapkan Peraturan Gubernur Jawa Timur
kombinasi perlakuan BxH diketahui bahwa
no 72 tahun 2013 mengenai baku mutu air
perlakuan B2M3 sama dengan B3H2,
limbah untuk industri tekstil, hal ini juga
didukung oleh Siregar (2005) limbah cair perlakuan B2H1 sama dengan B2H2, B3H1,
industri batik adalah karakteristik berwarna B3H3 sedangkan perlakuan B1H1, B1H2,
keruh, berbusa, pH tinggi, konsentrasi BOD B1H3 berbeda satu sama lain. Uji lanjut
tinggi, kandungan lemak alkali dan zat menggunakan BNT 5% terhadap lama
warna dimana di dalamnya terdapat pemaparan T1 berbeda dengan T2 dan T3,
kandungan logam berat. sedangkan uji lanjut BNT 5% terhadap
jumlah eceng gondok B3 berbeda dengan
Kandungan BOD B1 dan B2.
Analisa kandungan BOD awal pada limbah
batik didapatkan hasil sebesar 350 mg.L-1, hal
17
Suharto, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Kandungan COD industri atau kegiatan usaha lainnya di


Analisa kandungan COD awal pada limbah Jawa Timur.
batik didapatkan hasil sebesar 424 mg.L-1. Hal
ini menunjukkan kandungan COD yang
sangat tinggi untuk syarat limbah sesuai
dengan Keputusan Gubernur Jawa Timur no
72 tahun 2013 tentang baku mutu limbah cair
bagi industri atau kegiatan usaha lainnya di
Jawa Timur.

Gambar 3. Grafik kandungan TSS

Gambar 3. menunjukan bahwa pada


masing-masing sampel mengalami
penurunan kandungan TSS. Kandungan
TSS terendah terdapat pada limbah batik
dengan perlakuan lama pemaparan 12 hari
Gambar 2. Grafik kandungan COD
dan jumlah eceng gondok 7 buah sebesar
Gambar 2 menunjukan bahwa pada 122.67 mg.L-1, sedangkan kandungan TSS
masing-masing sampel mengalami tertinggi terdapat pada limbah batik
penurunan kandungan COD. Kandungan dengan perlakuan lama pemaparan 6 hari
terendah terdapat pada limbah batik dengan dan jumlah eceng gondok 3 buah sebesar
perlakuan lama pemaparan 12 hari dan 266.67 mg.L-1. Berdasarkan Gambar 3
jumlah eceng gondok 7 buah sebesar 150.33 tentang grafik kandungan TSS, sampel
mg.L-1, sedangkan kandungan COD tertinggi limbah terbaik terdapat pada perlakuan
terdapat pada limbah batik dengan perlakuan lama pemaparan 12 hari dan jumlah eceng
lama pemaparan 6 hari dan jumlah eceng gondok 7 buah dengan kandungan COD
gondok 3 buah sebesar 389.33 mg.L-1. terendah sebesar 122.67 mg.L-1. Pada uji
Berdasarkan Gambar 2 mengenai grafik lanjut UJD 5% terhadap perlakuan
kandungan COD, sampel limbah terbaik diketahui bahwa perlakuan B1H3 sama
terdapat pada perlakuan lama pemaparan 12 dengan B2H2, B2H3, B3H2, perlakuan
hari dan jumlah eceng gondok 7 buah dengan B2H2 sama dengan B1H2, B3H1, serta
kandungan COD terendah sebesar 150.33 perlakuan B1H1 sama dengan B2H1. Pada
mg.L-1. Hasil uji lanjut UJD 5% terhadap uji lanjut menggunakan BNT 5% terhadap
perlakuan diketahui bahwa perlakuan B2H3 lama pemaparan dan jumlah eceng gondok
sama dengan B3H3, perlakuan B1H3 sama masing-masing berbeda satu sama lain.
dengan B2H1, B2H2, B3H1 dan B3H3 Pada penelitian ini dpat diketahui
sedangkan perlakuan B1H1 sama dengan bahwa lama pemaparan berpengaruh nyata
B1H2. Pada uji lanjutan menggunakan BNT terhadap kandungan COD, BOD dan TSS.
5% terhadap lama pemaparan B1 berbeda Lama pemaparan berpengaruh sangat
dengan B2 dan B3. Sedangkan uji lanjut BNT nyata yaitu COD (150.33 mg.L-1), BOD
5% terhadap jumlah tanaman masing-masing (165.33 mg.L-1) dan TSS (122.67 mg.L-1).
memiliki perbedaan. Jumlah eceng gondok berpengaruh nyata
terhadap kandungan BOD (165.33 mg.L-1),
Kandungan TSS berpengaruh sangat nyata terhadap COD
Analisa kandungan TSS awal pada limbah (150.33 mg.L-1) serta TSS (122.67 mg.L-1).
batik didapatkan hasil sebesar 375 mg.L-1, hal Sedangkan interaksi antara Lama
ini menunjukkan kandungan TSS yang sangat Pemaparan dan Jumlah Eceng Gondok
tinggi untuk syarat limbah sesuai dengan berpengaruh sangat nyata terhadap
Keputusan Gubernur Jawa Timur no 72 tahun kandungan COD, BOD dan TSS. Perlakuan
2013 tentang baku mutu limbah cair bagi terbaik berdasarkan jumlah eceng gondok
dan lama waktu pemaparan limbah batik
18
Suharto, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

paling efektif untuk kandungan BOD, COD Sumber Air oleh Eceng gondok. Jurnal
dan TSS terdapat pada perlakuan yang sama, Kimia Lingkungan. Vol.3, No.2
yaitu pada lama pemaparan 12 hari dengan Mahida, U.N. 2004. Pencemaran Air dan
jumlah eceng gondok sebanyak 7 buah. Pemanfaatan Limbah Industri. Rajawali.
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Metcalf & Eddy, 2004. Wastewater
Engineering: Treatment, Disposal,
Al-Kdasi, A., Idris, A., Saed, K. dan Guan, and Reuse, 4th edition. McGraw-Hill
C.T., 2004. Treatment of textile wastewater Publishing Company Ltd. New York.
by advanced oxidation processes. Global Moersidik, 2006. Analisis Kualitas Air.
Nest the Int. J. 6: 222-230. Universitas terbuka. Jakarta.
Alaerts, G. and S.S Santika. 2007. Metode Pivetz, B.E. 2001. Phytoremediation of
Penelitian Air. Usaha Nasional. Contaminated Soil and Ground
Surabaya. Water at Hazardous Waste
Ahmad, S . 2009. Pengaruh Sifat Payau Dan Sites.Ground Water Issue.
Kesadahan Sumber Air oleh Eceng gondok. Environmental Protection Agency.
Yrama Widya. Bandung United States.
Cunningham, James , and William 2007. Purwaningsih, 2008, Pengolahan Limbah Cair
Promises and Prospects of Industri Batik CV. Batik Indah
Phytoremediation. Plant Physial 110: Raradjonggrang Yogyakarta Dengan
715-719. Mc Graw-Hill Companies. Metode Elektrokoagulasi Ditinjau Dari
USA. Parameter Chemical Oxygen Demand
Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata (COD) Dan Warna. Tugas Akhir.
Pedesaan Departemen Permukiman Jurusan Teknik Lingkungan.
dan Prasarana Wilayah. 2003. Universitas Islam Indonesia.
Panduan dan Petunjuk Praktis Yogyakarta.
Pengelolaan Drainase Perkotaan. Direktorat Salt, D.E., R.D. Smith & I. Raskin. 2006.
Jenderal tata Perkotaan dan Tata Pedesaan Annual Review Plant Physiology and
Departemen Permukiman dan Prasarana Plant Molecular Biology :
Wilayah. Jakarta Phytoremediation. Annual Reviews.
Driyanti, Rahayu, 2007. Telaah kualitas dan USA. 501–662
Kuantitas Limbah Industri Tapioka Serta Sastrawijaya. 2009. Phytoremediasi Greywater
Cara Pengendalian di Daerah Bogor dan Dengan Tanaman Kayu Apu (Pistia
Sekitarnya. Desertasi. Fakultas Pasca stratiotes) Dan Tanaman Kiambang
Sarjana. IPB. Bogor. (Salvinia molesta) Serta Pemanfaatannya
Erakhrumen & Agbontalor, A. Untuk Tanaman Selada (Lactuca sativa)
2007. Phytoremediation: An Secara Hidroponik. Skripsi. IPB. Bogor.
Environmentally SoundTechnology for Siregar, S. A. 2005. Instalasi Pengolahan Air
Pollution Prevention, Control and Limbah. Kanisius. Yogyakarta.
Remediation in Developing Sugiharto, 2008. Dasar-dasar Pengelolaan
Countries. Educational Research and Limbah Industri. UI-Press. Jakarta
Review. Sumada, Ketut. 2012. Konsep Pengolahan Air
Ginting ,Perdana. 2005. Sistem Pengelolaan Limbah. UPN. Surabaya. Dilihat pada
Lingkungan dan Limbah Industri. Yrama 20 Maret 2015.
Widya. Bandung. http://ketutsumada.blogspot.com/2
Hasim. 2003. Eceng Gongok Pembersih Polutan 012/03/konsep-pengolahan-air-
Logam Berat. Kompas dalam kolom limbah.html
Inspirasi. Jakarta Vymazal, J. 2008. Waterwaste Treatment in
Ignasius DA. Sutapa , 2008. Lumpur Aktif : Constructed Wetlands with Horizontal
Alternatif Pengolah Limbah Cair. Jurnal Sub Surface Flow. Czech Republic
Studi Pembangunan, Kemasyarakatan :Springer
& Lingkungan; No.3; 25-38, Peneliti Wardhana, W.A., 2004. Dampak Pencemaran
Puslitbang Limnologi-LIPI. Cibinong. Lingkungan. Penerbit Andi.
Nugraheni P, Yulinah Trihadaningrum. 2002. Yogyakarta
Pengaruh Sifat Payau Dan Kesadahan
19
Suharto, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Zimmels, Y., Kirzhner, F. dan Malkovskaja, A.


.2006. Application of Eichhornia crassipes
and Pistia stratiotes for treatment of urban
sewage in Israel. Journal of Environmental
Management, Vol. 81, p. 420-428.

Anda mungkin juga menyukai

  • Rundown Panitia FIXXX
    Rundown Panitia FIXXX
    Dokumen4 halaman
    Rundown Panitia FIXXX
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • .ppt
    .ppt
    Dokumen16 halaman
    .ppt
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • Management Bioregion
    Management Bioregion
    Dokumen13 halaman
    Management Bioregion
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen2 halaman
    COVER
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • L
    L
    Dokumen12 halaman
    L
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • Tugas Sanling
    Tugas Sanling
    Dokumen10 halaman
    Tugas Sanling
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Dokumen8 halaman
    ABSTRAK
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • Turunnya Iman Dan Taqwa
    Turunnya Iman Dan Taqwa
    Dokumen7 halaman
    Turunnya Iman Dan Taqwa
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen16 halaman
    Tugas 1
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • Kafir Dzolim Munafik
    Kafir Dzolim Munafik
    Dokumen28 halaman
    Kafir Dzolim Munafik
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • IMAN DAN TAQWA
    IMAN DAN TAQWA
    Dokumen34 halaman
    IMAN DAN TAQWA
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • Tugas 2
    Tugas 2
    Dokumen18 halaman
    Tugas 2
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • Kerupuk Jamur
    Kerupuk Jamur
    Dokumen7 halaman
    Kerupuk Jamur
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • Instrumen Kadar O2
    Instrumen Kadar O2
    Dokumen1 halaman
    Instrumen Kadar O2
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Dua Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa 1
    Kelompok Dua Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa 1
    Dokumen7 halaman
    Kelompok Dua Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa 1
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • Kafir Dzolim Munafik
    Kafir Dzolim Munafik
    Dokumen28 halaman
    Kafir Dzolim Munafik
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • Perubahan Materi
    Perubahan Materi
    Dokumen14 halaman
    Perubahan Materi
    firaamirpatha
    Belum ada peringkat
  • Unsur Golongan VI A
    Unsur Golongan VI A
    Dokumen36 halaman
    Unsur Golongan VI A
    dhiya9
    67% (3)
  • Cover Makalah Pendidikan Pancasila Kel 2
    Cover Makalah Pendidikan Pancasila Kel 2
    Dokumen1 halaman
    Cover Makalah Pendidikan Pancasila Kel 2
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • SIFAT MUKMIN
    SIFAT MUKMIN
    Dokumen7 halaman
    SIFAT MUKMIN
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Dua Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa 1
    Kelompok Dua Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa 1
    Dokumen7 halaman
    Kelompok Dua Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa 1
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • Panca Sila
    Panca Sila
    Dokumen13 halaman
    Panca Sila
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen4 halaman
    Daftar Pustaka
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • Fungsi Alat Lab Kimia
    Fungsi Alat Lab Kimia
    Dokumen24 halaman
    Fungsi Alat Lab Kimia
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • Doc
    Doc
    Dokumen1 halaman
    Doc
    PadPadlianur
    Belum ada peringkat
  • Doc
    Doc
    Dokumen1 halaman
    Doc
    PadPadlianur
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen6 halaman
    Penda Hulu An
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat
  • Pulau Kelapa
    Pulau Kelapa
    Dokumen1 halaman
    Pulau Kelapa
    Nathan Robbins
    Belum ada peringkat
  • Absensi Panitia - 2
    Absensi Panitia - 2
    Dokumen2 halaman
    Absensi Panitia - 2
    ReSta QquueentienmaRsya CalliStha
    Belum ada peringkat