Anda di halaman 1dari 12

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan budidaya ikan pada prinsipnya memodifikasi habitat serta

kebiasaan ikan di alam. Habitat dan kebiasaan ikan di alam diadaptasi dan

diadopsi pada wadah budidaya seperti di kolam, hatchery, bak, dan sebagainya.

Ikan mas pada saat memijah umumnya pada awal musim hujan dengan cara

menempelkan telur pada substrat yang terdapat di perairan. Kegiatan budidaya

ikan, kebiasaan ikan mas di alam tersebut di modifikasi dengan mengeringkan

kolam pemijahan dan diisi air baru. Selanjutnya pada kolam pemijahan tersebut di

pasang substrat berupa ijuk yang disebut kakaban sebagai tempat menempelkan

telur ikan mas.

Pengelolaan kegiatan budidaya ikan terdiri dari budidaya ikan secara

tradisional, semi intensif, dan intensif. Ketiga jenis pengelolaan budidaya ikan

tersebut berkaitan dengan teknologi yang digunakan untuk mengoptimalkan

sumberdaya sehingga meningkatkan produksi budidaya. Pengelolaan budidaya

ikan secara tradisional umumnya belum menggunakan teknologi dan belum

berorientasi ekonomi, hasil budidaya secara tradisional masih bersifat konsumtif.

Pengelolaan budidaya ikan secara semi intensif umumnya sudah

memperhitungkan daya dukung kolam dan sudah berorientasi ekonomi.

Pengelolaan budidaya ikan secara intensif prinsipnya adalah usaha

mengoptimalkan daya dukung kolam/tambak/perairan untuk mendapatkan hasil

seoptimal mungkin. Budidaya ikan secara intensif prinsipnya menggunakan

teknologi dan fasilitas lainnya untuk mendapatkan keuntungan yang optimal.


2

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan dari diadakannnya kegiatan wawancara dengan pemilik kolam ikan

di masyarakat dan kemudian dibuatkan laporan dalam bentuk paper adalah untuk

memperdalam dan lebih memahami ilmu mengenai budidaya perairan, dimulai

dari tahap pembenihan, pemberian pakan ikan, memanen ikan, hingga

memasarkan hasil budidaya ke pasaran sehingga ilmu yang telah didapatkan,

dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat dari diadakannnya kegiatan wawancara dengan pemilik kolam

ikan di masyarakat dan kemudian dibuatkan laporan dalam bentuk paper adalah

penulis lebih mengetahui dan dapat mempelajari kembali ilmu yang telah

didapatkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta bermanfaat bagi

lingkungan sekitar dan juga masyarakat.


3

II. ISI

2.1 Gambaran Umum Kolam Ikan

Nama pemilik dari kolam ikan yang dijadikan objek wawancara adalah

Usniati dengan dibantu oleh anaknya sendiri untuk menjaga kolam ikan tersebut.

Beliau memiliki 7 kolam di lahan yang dimiliki oleh beliau dan semuanya diisi

dengan benih ikan yang digunakan untuk kegiatan budidaya dan selama masa

pemeliharaan benih ikan menjadi ikan siap untuk dipasarkan dan memperoleh

keuntungan dari hasil penjualan ikan budidaya tersebut. Luas kolam beliau adalah

2 m2 ( 2 m x 1 m ).

Gambar 1. Foto Penulis dengan Pemilik Kolam Ikan

2.2 Penebaran Benih

Jenis ikan yang dibudidayakan di kolam ikan milik Ibu Usniati adalah ikan

patin, ikan gurame, ikan lele,dan ikan nila. Ukuran kolam ikan tersebut adalah 2
4

m2 ( 2 m x 1 m ). Satu kolam berbeda jenis ikannya dan 1 kolam hanya diisi

dengan 1 jenis ikan saja. Benih yang digunakan oleh Ibu Usniati berasal dari agen.

1. 1 kolam berisi ikan lele sebanyak rata-rata 10.000 ikan lele per kolamnya,

memiliki luas sebesar 2 m x 1 m atau sekitar 2 m2. Jumlah ikan lele di

kolam ini sebanyak 10.000 dengan ukuran ikan yang kecil.

2. 1 kolam berisi ikan nila sebanyak rata-rata 2.000 ikan patin, memiliki luas

sebesar 2 m x 1 m atau sekitar 2 m2. Jumlah ikan nila di kolam ini

sebanyak 2.000.

3. 1 kolam berisi ikan gurame sebanyak rata-rata 2.000 ikan gurame,

memiliki luas sebesar 2 m x 1 m atau sekitar 2 m2. Jumlah ikan gurame di

kolam ini sebanyak 2.000.

Besar Padat Tebar Ikan Setiap Kolam

1. Kolam dengan Luas 2 m2 dan Ikan Sebanyak 10.000 ekor

Jumlah Ikan yang Ditebar ( Ekor )


Padat Tebar 
Luas Kolam ( m 2 )

10.000
Padat Tebar 
2

Padat Tebar  5000 ekor / m2 ( Tidak efektif ).

2. Kolam dengan Luas 2 m2 dan Ikan Sebanyak 2.000 ekor

Jumlah Ikan yang Ditebar ( Ekor )


Padat Tebar 
Luas Kolam ( m 2 )

2.000
Padat Tebar 
2

Padat Tebar  1000 ekor / m2 ( Tidak efektif ).


5

3. Kolam dengan Luas 2 m2 dan Ikan Sebanyak 2.000 ekor

Jumlah Ikan yang Ditebar ( Ekor )


Padat Tebar 
Luas Kolam ( m 2 )

2.000
Padat Tebar 
2

Padat Tebar  1000 ekor / m2 ( Tidak efektif ).

Peningkatan kepadatan ikan akan diikuti oleh penurunan kelangsungan

hidup ikan. Semakin tinggi kepadatan ikan akan diikuti oleh penurunan kelarutan

oksigen ( DO ) dalam media pengangkutan. Penurunan kandungan oksigen ini

disebabkan semakin banyak dan ukuran ikan yang kecil. Ikan yang berukuran

kecil membutuhkan oksigen lebih banyak daripada ikan yang berukuran besar

dengan bobot populasi yang sama.

Ikan patin dan ikan rawa lainnya memiliki alat pernapasan tambahan.

Kondisi ini yang menyebabkan ikan yang memiliki alat pernapasan tambahan

dapat bertahan hidup hingga kandungan oksigen di bawah 1 ppm. Keberhasilan

ikan dalam menekan aktivitas metabolisme menyebabkan penghematan ikan

dalam mengkonsumsi oksigen. Semakin tinggi kepadatan ikan akan diikuti oleh

peningkatan kandungan CO2. Hal ini disebabkan oleh jumlah ikan yang

mengeluarkan hasil ekskresi semakin banyak dan ikan tidak pingsan secara

sempurna. Pada proses pemingsanan ikan, produksi urin akan meningkat setelah 2

jam penyembuhan dan pada saat ini ikan bergerak sangat aktif. Kondisi inilah

yang pada akhirnya dapat meningkatkan kandungan CO2 dalam media.


6

2.3 Pakan

Frekuensi pemberian pakan terhadap jenis ikan sangatlah berbeda antara

jenis ikan yang satu dengan jenis ikan yang lainnya. Khusus ikan nila, pemberian

pakan dilakukan selama 2 kali sehari, sedangkan ikan lele, pemberian pakan

dilakukan selama 3 kali sehari, yaitu pagi, sore, dan malam. Pakan yang diberikan

kepada ikan-ikan yang ada di kolam Ikan adalah pelet buatan dengan jenis pelet

800.

Gambar 2. Keadaan Isi dari Kolam Ikan

Gambar 3. Penampang Keseluruhan Kolam Ikan


7

Kegiatan budi daya ikan, pakan merupakan komponen biaya yang sangat

besar, menyita di atas 60 % dari biaya yang diperlukan untuk produksi. Pakan ada

tiga (3) macam, yaitu pakan alami, pakan tambahan, dan pakan buatan.

Keberadaan pakan alami sangat diperlukan dalam budi daya ikan terutama dalam

pembenihan, karena akan menunjang sintasan benih ikan. Pakan alami yang

umum digunakan meliputi jenis fitoplankton, zooplankton, dan bentos.

Istilah pakan lazim dipergunakan untuk menyebut makanan ternak

(hewan, ikan peliharaan). Istilah ini dipakai untuk membedakan bahan pangan dan

makanan, meskipun keduanya memberikan konotasi sebagai sumber energi yang

diperlukan oleh organisme hidup. Umumnya bahan pangan tidak dapat langsung

dimakan, melainkan setelah melalui proses pengolahan, sedangkan makanan hasil

dari proses pengolahan bahan pangan yang siap dimakan. Sumber energi yang

diolah lebih dulu sebelum dapat dimakan disebut bahan pangan. Dilihat dari nilai

gizinya, makanan adalah hasil pengolahan dan perbaikan nilai estetis atau

keindahan dari bahan pangan yang biasa dikonsumsi manusia, sedangkan hasil

olahan bahan pangan yang dikonsumsi hewan dan ikan dinamakan pakan.

Atas dasar asumsi di atas dapat diberikan batasan istilah pakan ikan, yaitu

campuran dari berbagai bahan pangan baik nabati maupun hewani yang diolah

sedemikian rupa sehingga mudah dimakan dan sekaligus merupakan sumber

energi bagi ikan. Kata lain, pakan ikan adalah makanan yang khusus dibuat atau

diproduksi agar mudah dan tersedia untuk dimakan dan dicerna dalam proses

pencernaan ikan sehingga menghasilkan energi yang dapat dipergunakan untuk

aktivitas hidup, sedangkan kelebihan energi yang dihasilkan akan disimpan dalam

bentuk daging, yaitu untuk pertumbuhan.


8

Kehidupan sehari-hari terdapat 3 golongan pakan ikan, yaitu (1) pakan

alami, (2) pakan tambahan, dan (3) pakan buatan. Pakan alami merupakan pakan

hidup bagi ikan yang tumbuh di alam tanpa campur tangan manusia secara

langsung. Makanan yang dihasilkan di dalam perairan di tempat ikan pemangsa

pakan alami itu dipelihara atau hidup, atau makanan yang dihasilkan di luar

tempat ikan pemangsanya hidup atau dipelihara. Pakan tambahan adalah makanan

yang dihasilkan di luar tempat ikan pemangsanya hidup atau dipelihara,

sedangkan pakan buatan adalah hasil prosesing berbagai bahan baku sedemikian

rupa sehingga sukar dikenal lagi bahan asalnya.

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budi daya ikan adalah

ketersediaan pakan. Sewaktu penyediaan pakan harus diperhatikan beberapa

faktor, yaitu jumlah dan kualitas pakan, kemudahan untuk menyediakannya, serta

lama waktu pengambilan pakan yang berkaitan dengan jenis ikan maupun

umurnya. Semua kegiatan budi daya pakan alami, menuntut tersedianya benih

dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dan berkesinambungan. Guna mencukupi

kebutuhan tersebut, usaha pembenihan perlu ditingkatkan produksinya dalam hal

penyediaan pakan untuk larva atau benih ikan agar kesintasannya tinggi dan

pertumbuhannya baik. Pakan alami banyak ragamnya, yang bertujuan untuk

menjaga kesehatan dan perkembangan ikan.

Tujuan pemberian pakan bagi ikan adalah untuk memperoleh nilai tambah

atau meningkatkan hasil panen. Tanpa pemberian pakan, panen terbatas pada daya

dukung alamiah lahan budi daya. Pakan mutlak diberikan jika dibudidayakan

secara intensif dengan kepadatan tinggi. Pemberian pakan alami berkualitas baik

dan dalam jumlah yang cukup akan memperkecil persentase larva atau benih ikan
9

yang mati. Hal ini disebabkan pakan alami mengandung nilai gizi yang

dibutuhkan bagi pertumbuhan hidup benih ikan. Pakan alami juga sangat

diperlukan bagi larva setelah persediaan kuning telur habis.

Fungsi utama pakan adalah untuk kesintasan ikan dan pertumbuhan. Pakan

yang dimakan oleh ikan pertama-tama digunakan bagi kesintasan dan apabila ada

kelebihannya akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Jadi, apabila menghendaki

pertumbuhan ikan yang optimal maka ikan harus diberikan pakan yang bergizi.

Usaha budi daya perikanan sudah berkembang sangat pesat, baik budi

daya ikan air tawar, air payau, maupun laut. Perkembangan usaha budi daya

perikanan, baik yang dikelola secara semi intensif maupun intensif, perlu

didukung adanya penyediaan pakan yang berkualitas agar menghasilkan ikan

ukuran ekonomis dalam waktu yang relatif cepat. Meramu pakan ikan untuk

kepentingan sendiri atau untuk kepentingan kelompok merupakan usaha yang

sangat positif karena dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi di bidang usaha

perikanan. Meramu pakan ikan pada hakekatnya dapat dilakukan secara terapan.

Ikan memerlukan zat-zat gizi untuk melengkapi kebutuhan protein, energi,

mineral, vitamin, dan lain-lainnya. Zat-zat gizi tersebut digunakan untuk proses

pertumbuhan, produksi, reproduksi, dan pemeliharaan tubuhnya

Segala sesuatu yang dimakan dinamakan bahan pangan, namun tidak

semua yang dapat dimakan mengandung manfaat. Komponen bahan makanan

yang dapat dicerna, diserap, dan bermanfaat bagi tubuh disebut nutrisi. Nutrisi

dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan energi, membangun dan memperbaiki

jaringan tubuh dan mengatur proses dalam tubuh. Terdapat lima jenis nutrisi,

yaitu protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Makanan pada manusia
10

disebut pangan (foods), sedangkan makanan untuk hewan disebut dengan pakan

(feeds).

2.4 Analisis Usaha Budidaya Kolam Ikan

Input Kegiatan Budidaya

Modal Awal : Rp 100.000.000

Harga Benih

1. Ikan gurame 2 inci, yaitu Rp 1000, dengan total 2000 benih, Rp 2.000.000.

2. Ikan nila 3 inci, yaitu Rp 1800, dengan total 2000 benih, Rp 3.600.000.

3. Ikan lele 3,4 inci, yaitu Rp 120, dengan total 5000 benih, Rp 600.000.

4. Ikan lele 3,5 inci, yaitu Rp 140, dengan total 5000 benih, Rp 700.000.

Total input kegiatan budidaya : 106.900.000.

Output Kegiatan Budidaya

Ikan lele sebanyak 300 kg dijual dengan harga Rp 20.000, menghasilkan

Rp6.000.000 selama masa pemeliharaan dalam kegiatan budidaya. Ikan nila

sebanyak 100 kg dijual dengan harga Rp 30.000, menghasilkan Rp3.000.000

selama masa pemeliharaan dalam kegiatan budidaya. Ikan gurami sebanyak 50 kg

dijual dengan harga Rp 35.000, menghasilkan Rp1.750.000 selama masa

pemeliharaan dalam kegiatan budidaya.

Keuntungan ( Profit ) Kegiatan Budidaya

Profit = output kegiatan budidaya – input kegiatan budidaya

Profit = Rp 10.750.000 – Rp 6.900.000

Profit = Rp 3.850.000
11

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jenis ikan yang dibudidayakan di dalam kolam ikan yang telah dijelaskan

dalam tulisan sebelumnya ada 4 jenis ikan, yaitu ikan patin, ikan gurame, ikan

lele,dan ikan nila. Luas kolam ikan tersebut adalah 2 m2 ( 2 m x 1 m ). Nama

pembudidaya sekaligus pemilik kolam ikan tersebut adalah Ibu Usniati yang

dibantu oleh anaknya sendiri untuk menjaga kolam ikan tersebut. Satu kolam

berbeda jenis ikannya dan 1 kolam hanya diisi dengan 1 jenis ikan saja. Benih

yang digunakan oleh Ibu Usniati berasal dari agen dengan padat tebar yang tinggi

dan tidak efektif.

Frekuensi pemberian pakan ikan nila dilakukan selama 2 kali sehari,

sedangkan ikan lele, pemberian pakan dilakukan selama 3 kali sehari, yaitu pagi,

sore, dan malam. Pakan yang diberikan kepada ikan-ikan yang ada di kolam ikan

adalah pelet buatan dengan jenis pelet 800. Selama kegiatan budidaya maupun

pemeliharaan ikan, ibu Usniati memperoleh profit ( keuntungan ) sebesar Rp

3.850.000.

3.2 Saran

Penulisan paper ini belum dikatakan sempurna dan diperlukan saran dari

pembaca untuk melengkapi kekurangan dari paper ini dan bisa dijadikan acuan

maupun referensi dalam pembuatan paper dengan topik yang berkaitan dengan

budidaya perairan dari paper yang telah dibuat tersebut.


12

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Junius. 2016. Pengantar Ilmu Perikanan dan Kelautan ( Budi Daya
Perairan ) . Banjarmasin : Lambung Mangkurat University Press.

Buku Kerja Praktikum Dasar - Dasar Akuakultur. 2017. Malang : Universitas


Brawijaya.

Dasar - Dasar Budidaya Perairan. 2013. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai

  • Database Semua Jurusan
    Database Semua Jurusan
    Dokumen48 halaman
    Database Semua Jurusan
    Izza Ahyani Harahap 1804112707
    Belum ada peringkat
  • Peserta Training FMPD PDF
    Peserta Training FMPD PDF
    Dokumen1 halaman
    Peserta Training FMPD PDF
    Izza Ahyani Harahap 1804112707
    Belum ada peringkat
  • Book 1
    Book 1
    Dokumen9 halaman
    Book 1
    Izza Ahyani Harahap 1804112707
    Belum ada peringkat
  • Kapal Izza
    Kapal Izza
    Dokumen30 halaman
    Kapal Izza
    Izza Ahyani Harahap 1804112707
    Belum ada peringkat
  • Isi 2
    Isi 2
    Dokumen13 halaman
    Isi 2
    Izza Ahyani Harahap 1804112707
    Belum ada peringkat
  • Kapal
    Kapal
    Dokumen12 halaman
    Kapal
    Izza Ahyani Harahap 1804112707
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen12 halaman
    Jurnal
    Izza Ahyani Harahap 1804112707
    Belum ada peringkat
  • Bubu Ambai
    Bubu Ambai
    Dokumen7 halaman
    Bubu Ambai
    Izza Ahyani Harahap 1804112707
    Belum ada peringkat