DI INDONESIA
Disusun Oleh:
Damayanti
20170430220 / B
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Utang Luar Negeri
Utang luar negeri adalah sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh
dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang luar negeri dapat berupa
pemerintah, perusahaan atau perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang
diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara lain atau lembaga keuangan
internasional seperti IMF dan Bank Dunia (Ulfa, 2017).
Dari aspek materiil, utang luar negeri merupakan arus masuk modal dari luar
ke dalam negeri yang dapat menambah modal yang ada di dalam negeri. Aspek
formal mengartikan utang luar negeri sebagai penerimaan atau pemberian yang dapat
digunakan untuk meningkatkan investasi guna menunjang pertumbuhan ekonomi.
Sehingga berdasarkan aspek fungsinya, pinjaman luar negeri merupakan salah satu
alternatif sumber pembiayaan yang diperlukan dalam pembangunan (Astanti, 2015).
Aliran modal yang berasal dari luar negeri dapat disebut sebagai utang luar
negeri apabila memiliki ciri – ciri pokok, yaitu:
a. Aliran modal yang bukan didorong oleh tujuan untuk mencari keuntungan.
b. Dana tersebut diberikan kepada negara penerima atau peminjam dengan syarat
yang lebih ringan daripada yang berlaku di pasaran internasional.
Dilihat dari kewajiban pengembaliannya, utang luar negeri dapat dibedakan
menjadi pemberian (grant) dan pinjaman luar negeri (loan). kedua bentuk ini
meskipun
berbeda dalam hal syarat-syarat pengembalian, tetapi memiliki keterkaitan yang erat
antara bentuk pemberian dan pinjaman. Sebagian besar negara kreditur memberikan
dana secara cuma-cuma ke negara debitur apabila negara yang bersangkutan telah
memiliki ikatan yang lama dan kuat dalam hal pinjam meminjam dana. Bahkan
terkadang pertimbangan pemberian dana oleh negara kreditur didasarkan pada alasan
keamanan dan politik. Selain itu, pemberian tersebut tidak semata – mata dalam
bentuk uang, melainkan dalam bentuk barang dan pemberian tenaga ahli tertentu.
Sukirno (2002) mengatakan, ditinjau dari sudut manfaat, ada dua peran utama
bantuan luar negeri (utang luar negeri), yaitu:
a. Untuk mengatasi kekurangan mata uang asing.
b. Untuk mengatasi masalah kekurangan tabungan.
Kedua masalah tersebut biasa disebut dengan masalah jurang ganda (the two
problems), yaitu jurang tabungan (saving gap) dan jurang mata uang asing (foreign
exchange gap).
Dari perspektif negara donor setidaknya ada dua hal penting yang dianggap
memotivasi dan melandasi bantuan luar negeri ke negara-negara debitor. Kedua hal
tersebut adalah motivasi politik (political motivation) dan motivasi ekonomi
(economi motivation), dimana keduanya mempunyai keterkaitan yang sangat erat
yang satu dengan yang lainnya (Basri, 2003: 101).
Pengelolaan utang yang dilakukan ini tidak lepas dari tujuan – tujuan yang hendak
dicapai oleh pemerintah. Tujuan umum pengelolaan utang negara dapat dibagi per
periode waktu yaitu:
a. Tujuan jangka panjang
Mengamankan kebutuhan pembiayaan APBN melalui utang dengan biaya
minimal pada tingkat risiko terkendali, sehingga kesinambungan fiskal dapat
terpelihara.
Mendukung upaya untuk menciptakan pasar Surat Berharga Negara (SBN)
yang dalam, aktif dan likuid.
b. Tujuan jangka pendek
Memastikan tersedianya dana untuk menutup defisit dan pembayaran
kewajiban pokok utang secara tepat waktu dan efisien. Dalam kerangka
strategi pengelolaan hutang, kebijakan di bidang anggaran pendapatan dan
belanja negara (APBN) memainkan peranan yang sangat penting dalam
penetapan akhir besarnya tingkat pinjaman (hutang) untuk menutup deficit
APBN.
a. Strategi pengelolaan utang pemerintah dalam jangka panjang saat ini lebih
difokuskan pada perolehan sumber pembiayaan untuk mendanai
programprogram pembangunan prioritas dan belum banyak memberikan
perhatian pada pengelolaan biaya dan risiko.
b. Pengelolaan utang pemerintah terkait dengan penetapan jumlah utang yang
aman bagi perekonomian dan batas maksimum bagi pembayaran utang
pemerintah dengan menciptakan kerangka hukum yang kuat.
c. Pembentukan intregated debt management office. Saat ini, pengelolaan utang
pemerintah ditangani secara parsial oleh beberapa institusi yaitu Departemen
Keuangan, Bank Indonesia, Kantor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian,
dan Bappenas.
C. KESIMPULAN
Perkembangan jumlah utang luar negeri Indonesia dari tahun ke tahun cenderung
mengalami peningkatan. Hal ini tentu saja menimbulkan berbagai konsekuensi bagi
bangsa Indonesia, baik dalam periode jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam
periode jangka pendek, utang luar negeri harus diakui telah memberikan kontribusi yang
cukup berarti bagi pembiayaan pembangunan ekonomi nasional sehingga dengan
terlaksananya pembangunan ekonomi tersebut, tingkat pendapatan per kapita masyarakat
bertumbuh selama tiga dasawarsa sebelum terjadi krisis ekonomi. Utang luar negeri
dapat membantu pembiayaan pembangunan ekonomi di negara-negara dunia ketiga,
termasuk Indonesia, untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya.
Tetapi penggunaan utang luar negeri yang tidak dilakukan dengan bijaksana dan tanpa
prinsip kehati-hatian dalam jangka panjang utang luar negeri justru akan menjerumuskan
negara debitur kedalam krisis utang luar negeri yang berkepanjangan, yang sangat
membebani masyarakat karena adanya akumulasi utang luar negeri yang sangat besar.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://digilib.unila.ac.id/4532/15/BAB%20II.pdf
2. http://www.djppr.kemenkeu.go.id/page/loadViewer?idViewer=8759&action=download
3. http://eprints.ums.ac.id/61771/4/BAB%20II.pdf
4. https://www.liputan6.com/bisnis/read/2854387/ini-rasio-utang-pemerintah-ri-dari-era-
soeharto-hingga-jokowi
5. http://tholibpoenya.blogspot.com/2015/01/hutang-luar-negeri-indonesia.html