PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
penyakit akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi
Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber
bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan
kerusakan dan kerugian kepada : 1) manusia yang bersifat langsung maupun tidak
4) kualitas produk barang dan jasa, 5) nama baik Prinsip – prinsip kesehatan dan
keselamatan kerja (k3) Dalam dunia industri atau perkantoran, pendidikan yang
kerja tentu menjadi faktor yang sangat penting. Para pengguna komputer pribadi
petunjuk yang sudah ada. Seorang yang sehari-hari menggunakan komputer baik
prinsip kesehatan agar terhindar dari berbagai gangguan kesehatan. Dalam dunia
usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam mencegah kerugian
kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di
tempat kerja (yaitu hazard yang bersumber dari lingkungan kerja, kondisi
dalam membentuk perilaku hidup sehat dan perilaku kerja yang kondusif bagi
moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia seutuhnya
(Haniatun, 2005). Manusia sebagai sumber daya utama dalam dunia usaha
sebagai sumber daya utama dalam suatu organisasi atau perusahaan. Administrasi
adalah ilmu atau seni yang mempelajari kerja sama sekelompok orang dalam
terutama bagi pekerja yang menggunakan komputer sebagai alat bantu kerja
utama. Berdasarkan suatu survei di Amerika Serikat, rata-rata waktu kerja yang
digunakan untuk bekerja dengan komputer adalah 5,8 jam atau 69% dari total 8
jam kerja (Wasisto, 2005). Kemajuan dunia komputer berdampak positif bagi
diperhatikan oleh pekerja. Salah satu hal yang paling mudah diamati adalah
penglihatan seolah ganda, penglihatan silau terhadap cahaya di waktu malam, dan
Safety and Health Administration meyakini bahwa CVS di masa mendatang akan
dikatakan bahwa 60 juta orang menderita masalah mata dan yang jumlahnya
meningkat 1 juta per tahun. Sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh mata pada
bentuk tiga dimensi. Dalam sistem komputer yang menggunakan layar dua
dimensi, mata kita “dipaksa’ untuk dapat mengerti bahwa objek pada layar
tampilan yang sesungguhnya berupa objek dua dimensi harus dipahami sebagai
Jarak antara mata dan monitor komputer yang terlalu dekat sering
yang dilakukan oleh American Optometric Association (AOA) pada tahun 2004
gangguan mata lainnya, dan masalah visual lainya yang timbul adalah soal
gangguan sakit kepala dan sakit leher atau bahu. Selain itu, disebutkan pula bahwa
mata sangat penting untuk mengurangi risiko mata kering. Semakin lama mata
panas dan sakit, atau seperti ada pasir di kelopak mata hingga terasa berat
(Kangarul, 2009).
bahwa penerangan ruang kerja yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan mata
kesilauan. Untuk itu, dibutuhkan penerangan yang memadai agar bisa mencegah
sebesar 10,7 kali mengalami kelelahan mata dibanding penguna komputer dengan
pencahayaan lebih atau sama dengan 300 lux. Pada pekerjaan yang memerlukan
ketelitian tanpa penerangan yang memadai, maka dampaknya akan sangat terasa
pada kelelahan mata. Terjadinya kelelahan otot mata dan kelelahan saraf mata
sebagai akibat tegangan yang terus menerus pada mata, walaupun tidak
kerja, mempercepat lelah, sering istirahat, kehilangan jam kerja dan mengurangi
Survei yang dilakukan oleh Asosiasi Optometri Amerika pada tahun 2004
kelelahan mata, yaitu jenis atau karakteristik monitor komputer, serta adanya
dapat melihat suatu objek kerja di lingkungan kerja, menurut Pheasant (1991)
levels), ukuran objek kerja, bentuk objek kerja, kekontrasan, lama waktu untuk
melihat objek kerja, dan jarak melihat objek kerja. Menurut Santoso (2009) faktor
suhu, kelembaban, dan istirahat mata. Guyton (1991) menyebutkan bahwa usia
akibat kelelahan mata sebagian besar terjadi pada saat bekerja sebanyak 60,8%
dan setelah bekerja sebanyak 40,2%. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan
yang signifikan antara lama penggunaan komputer dengan kelelahan mata pada
Occupational Safety and Health (NIOSH) (1999), gejala keluhan kelelahan mata
pandangan kabur, penglihatan rangkap, sakit kepala, dan kesulitan fokus. Adanya
gejala kelelahan mata dapat mengganggu kesehatan mata terutama pada pekerja
saat ini sangat berkembang pesat dan membantu manusia untuk berinteraksi satu
sama lain, tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu. Kemudahan yang diberikan oleh
ini berkembang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia agar dalam
Ada yang baik dan ada yang buruk, dan masih banyak juga faktor lain yang
karena beberapa penelitian yang sudah dilakukan para ahli belum memberikan
bukti-bukti jelas untuk terlalu takut akan hal ini, dan sejauh ini sebagian besar
riset membuktikan bahwa radiasi dari monitor komputer masih berada dalam
batas yang aman-aman saja bila penggunaannya tidak terlalu berlebihan. Namun
yang paling sering terdeteksi adalah adanya gangguan yang berhubungan dengan
mata seperti mata lelah, pegal, mata kering, kesulitan menangkap objek hingga
Mata merupakan salah satu organ tubuh yang amat vital bagi manusia
untuk penglihatan yang mendeteksi cahaya. “Eye floaters” atau gangguan mata
adalah endapan atau kondensasi (pengembunan) di dalam selai mata yang seperti
kaca mata merupakan organ tubuh yang paling mudah mengalami penyakit akibat
kerja, karena terlalu sering memfokuskan bola mata ke layar monitor. Tampilan
layar monitor yang terlalu terang dengan warna yang panas seperti warna merah
kuning, ungu, orange, akan lebih mempercepat kelelahan pada mata. Selain dari
itu, pantulan cahaya pada sebagainya, akan menambah beban mata. Pemakaian
Pemakaian video display unit (VDU) pada umumnya mengeluhkan tekanan pada
mata, nyeri otot, leher, sakit pundak dan pinggang. Berdasarkan hasil penelitian,
77% para pemakai layar komputer akan mengalami keluhan pada mata, mulai dari
rasa pegal dan nyeri pada mata, mata merah, mata berair, sampai pada iritasi mata
B. RUMUSAN MASALAH
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. MANFAAT
1. Bagi Perusahaan
3. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
a) Fisiologi Mata
Mata terletak dalam bantalan lemak yang dapat meredam goncangan. Diameter
bola mata manusia ± 2,5 cm. Mata dapat bekerja secara efektif menerima cahaya
dengan rentang intensitas yang sangat lebar sekitar 10 milyar cahaya. Mata juga
internalnya untuk mempertahankan bentuk bola mata yaitu sekitar 1,6 kPa (12
mmHg).
Sumber: http:www.biotechfordummies.com
Gambar 2.1
Anatomi Mata
a) Kelopak mata
b) Retina
Pada retina terdapat sel batang dan sel kerucut. Sel batang sangat
peka terhadap cahaya tetapi tidak dapat membedakan warna dan berfungsi
untuk melihat pada siang hari. Sedangkan sel kerucut kurang peka
melihat pada malam hari, Selain itu, terdapat dua buah bintik yaitu bintik
kuning (fovea) dan bintik buta (blind spot). Pada fovea terdapat sejumlah
sel saraf kerucut sedangkan pada blind spot tidak terdapat sel batang
maupun sel kerucut. Suatu objek dapat dilihat dengan jelas apabila
bayangan objek tersebut tepat jatuh pada fovea. Bintik kuning (fovea)
berperan dalam penglihatan untuk melihat objek yang lebih kecil seperti
c) Lensa
kuning retina. Saat seseorang melihat objek yang jauh, otot mata yang
lensa tetap tipis dan berada pada dayanya yang paling rendah, dan mata
berfokus pada objek jauh. Sedangkat saat seseorang melihat objek yang
d) Kornea
benda sekitar (indeks bias relatif). Indeks bias hampir konstan untuk
e) Iris
batas anterior yang tersusun dari fibroblast dan kolagen serta stroma
f) Pupil
berat. Selain itu, pupil yang membesar dan melebar merupakan indikasi
medial
axis (abduksi)
2001).
Mata adalah alat indera kompleks yang berevolusi dari bintik-bintik yang
protektif, setiap mata memiliki lapisan reseptor, sistem lensa yang memfokuskan
cahaya ke reseptor tersebut, serta sistem saraf yang menghantarkan impuls dari
reseptor ke otak (Haeny, 2009). Proses kerja mata manusia diawali dengan
masuknya cahaya melalui bagian kornea, yang kemudian dibiaskan oleh aqueus
humor ke arah pupil. Pada bagian pupil, jumlah cahaya yang masuk ke dalam
mata dikontrol secara otomatis, dimana untuk jumlah cahaya yang banyak, bukaan
pupil akan mengecil sedangkan untuk jumlah cahaya yang sedikit bukaan pupil
akan membesar. Pupil akan meneruskan cahaya ke bagian lensa mata. Oleh lensa,
cahaya difokuskan ke baian retina melalui vitreous humour. Cahaya ataupun objek
yang telah difokuskan pada retina, merangsang sel saraf batang dan kerucut untuk
bekerja dan hasil kerja ini diteruskan ke serat saraf optik, ke otak dan kemudian
saraf batang bekerja untuk penglihatan dalam suasana kurang cahaya, misalnya
pada malam hari. Sedangkan sel saraf kerucut bekerja untuk penglihatan dalam
suasana terang. Misalnya pada siang hari (Mendrofa, 2003) dalam (Haeny, 2009).
Menurut Ilyas (2008), hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh
media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, dan
panjangnya bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media
benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah macula lutea.
Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan
bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi
atau istirahat melihat jauh. Kelainan refraksi adalah kelainan pembiasan sinar
pada mata sehingga pembiasan sinar tidak difokuskan pada retina. (Ilyas, 1988).
Kelainan refraksi mata terjadi karena bayangan yang dibiaskan tidak tepat di
macula lutea tanpa bantuan akomodasi. Kelainan ini disebut pula ametropia
(Haeny, 2009). Pada ametropia, sinar cahaya pararel tidak terfokuskan di retina
memperjelas penglihatannya.
Terjadi bila kekuatan optik mata terlalu tinggi (biasanya karena bola
mata yang panjang) dan sinar cahaya pararel difokuskan di depan retina.
3) Astigmatisme
Sinar cahaya pararel yang melewati bidang yang berbeda ini jatuh
satu per satu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan kartu snallen.
Kartu snallen adalah kartu yang terdiri dari deretan huruf atau angka dengan
ukuran berjenjang sesuai ukuran snallen dan dipakai untuk menguji tajam
meter di depan pasien. Pasien dengan kondisi mata normal akan mampu membaca
dengan jelas baris ke-7 dari urutan baris huruf kartu snallen pada jarak 6 meter,
baris ke-6 pada jarak 9 meter, dan akhirnya baris pertama pada jarak 60 meter.
menit dan kaki-kaki huruf membentuk sudut penglihatan sebesar 1 menit. Mata
pada fungsi-fungsi mata seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang
perlu pengamatan secara teliti atau terhadap retina sebagai akibat ketidaktepatan
kontras. Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan oleh
untuk melihat dalam jangka waktu yang lama yang biasanya disertai dengan
kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant (1991) dalam (Haeny (2009)).
kelelahan ocular atau ketegangan pada organ visual dimana terjadi gangguan pada
mata dan sakit kepala berhubungan dengan penggunaan mata secara intensif.
stress berlebihan terhadap setiap fungsi mata, diantaranya adalah tegang otot
siliaris yang berakomodasi saat memandang objek yang sangat kecil dalam jarak
yang sangat dekat. Menurut Ilyas (2008) terdapat tiga jenis Astenophia yaitu
Astenophia Acomodatif yang disebabkan oleh kelelahan otot siliaris akibat daya
akomodasi.
Menurut Ilyas (2008), kelelahan mata disebabkan oleh stress yang terjadi
pada fungsi penglihatan. Stress pada otot akomodasi dapat terjadi pada saat
seseorang berupaya untuk melihat pada objek berukuran kecil dan pada jarak yang
dekat dalam waktu yang lama. Pada kondisi demikian, otot-otot mata akan bekerja
(otot-otot siliar) makin besar sehingga terjadi peningkatan asam laktat dan sebagai
akibatnya terjadi kelelahan mata, stress pada retina dapat terjadi bila terdapat
kontras yang berlebihan dalam lapangan penglihatan dan waktu pengamatan yang
6) kecepatan persepsi.
diantaranya:
1. Nyeri atau terasa berdenyut di sekitar mata dan di belakang bola mata.
penglihatan.
3. Pada mata dan pelupuk mata terasa perih, kemerahan, sakit dan mata
7. Keadaan mata yang lelah ini dapat disebabkan oleh bahaya dari
ukuran huruf yang kecil, keadaan kontras yang tidak seimbang antara teks
dan latar belakang, kejapan pada monitor yang nyata dan mata yang
kering.
Hal ini juga dapat diakibatkan karena melihat benda secara terus menerus
dengan jarak 12 inchi dan membaca dengan cahaya yang kurang. Mata kering dan
iritasi. Keadaan ini terjadi jika kekurangan cairan untuk menjaga kelembaban
mata dan berkurangnya intensitas refleks kedipan mata. Jumlah kedipan mata
bervariasi sesuai dengan aktivitas yang sedang dilakukan dan akan berkurang saat
sedang berkonsentrasi. Mata menjadi merah dan berair, disebabkan karena pada
Hertz jika memakai cahaya pendek atau 0,6 Hertz jika memakai
lelah, maka angka frekuensi berkurang dari 2 Hertz atau 0,6 Hertz.
monoton, angka frekuensi kerling mulus bias antara 0,5 Hertz atau
lebih dibawah frekuensi kerling mulus dari orang yang sedang dalam
keadaan tidak lelah (Suyatno, 1985) dalam (Tarwaka dkk, 2004). Tes
kelelahan kerja. Selain itu, uji kelipan mata ini untuk menunjukkan
untuk refleks regang misalnya refleks ketok lutut adalah 19-24 ms.
sinyal hingga terjadinya gerak oleh sistem motorik. Pada alat ukur
panas, nyeri, gatal, dan berair, nyeri kepala, pusing dan mual ingin
Kelelahan Mata
1) Pencahayaan
jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu. Selain itu, penerangan yang
buruk dapat berakibat pada kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan
efisiensi kerja. Pencahayaan tempat kerja yang memadai baik yang alami atau
pencahayaan di suatu tempat kerja selain ditentukan oleh kuantitas atau tingkat
iluminasi yang menyebabkan objek dan sekitarnya terlihat jelas tetapi juga oleh
atau distribusi cahaya, tipe dan tingkat kesilauan. Demikian pula dekorasi tempat
kerja khususnya mengenai warna dari dinding, langit-langit, peralatan kerja ikut
pekerjaan agar terlihat secara jelas, mudah dikerjakan dengan cepat, dan
kelelahan, ketegangan mata, dan keluhan pegal di sekitar mata. Pencahayaan yang
A. Sumber Pencahayaan
1. Pencahayaan Alami
2. Pencahayaan Buatan
pekerjaan.
pekerjaan.
B. Sistem Pencahayaan
memberikan nilai aksen pada suatu bidang atau lokasi tertentu tanpa
untuk menerangi sebagian ruangan dengan sumber cahaya dan biasanya berada
dekat dengan permukaan yang diterangi. Contohnya lampu yang terpasang pada
meja pekerja (Haeny, 2009). Sistem pencahayaan lokal ini diperlukan khususnya
C. Pengukuran Pencahayaan
ukur light meter atau lux meter untuk mengukur intensitas cahaya. Alat ini terdiri
atas sebuah fotosel sensitif yang menimbulkan arus listrik pada cahaya jatuh pada
intensitas penerangan umum dan lokal. Pada penerangan umum perlu dilakukan di
seluruh ruangan tempat kerja termasuk mesin dan ruangan kosong. Pada
dengan Pencahayaan
diantaranya:
a. Luminansi
Semakin besar luminansi suatu obyek, rincian obyek yang dapat dilihat
oleh mata akan semakin bertambah. Diameter bola mata akan semakin
suatu obyek dan cahaya dari latar belakang obyek tersebut. Kontras
akan diperoleh jika cahaya yang dipancarkan oleh sebuah obyek lebih
oleh latar belakang, sehingga menjadi tidak Nampak. Jadi, obyek dapat
c. Kecerahan
Tidak ada arti khusus dari tingkat kecerahan seperti pada luminansi dan
tinggi pula.
d. Kesilauan
teliti barang-barang yang kecil dan halus, paling sedikit 300 lux.
barang yang halus dengan kontras yang sedang dan waktu yang lama,
barang yang sangat halus dan kontras yang sangat kurang untuk waktu
pencahayaan yang tetap dan menyebar serata mungkin serta tidak boleh berkedip-
tempat kerja dengan komputer berkisar antara 300-700 lux seperti berikut:
Tabel 2.1
Komputer
Suhu dan kelembaban menjadi faktor yang sangat penting dalam kulitas
kandungan air dalam udara. Tingkat kelembaban adalah kandungan air dalam
udara yang dinyatakan dengan prosentasi, dengan titik jenuh dari temperatur
tersebut dinyatakan dengan 100%. Semakin hangat udara, maka lebih banyak air
seseorang merasa lebih panas daripada kelembaban yang rendah. Selain itu, jika
kekakuan, dan sakit kepala dapat muncul. (Shoftwati, 2009) Tempat kerja yang
nyaman merupakan salah satu faktor penunjang gairah kerja. Lingkungan kerja
yang panas dan lembab akan menurunkan produktivitas kerja, juga akan
2004).
kecepatan gerakan, dan suhu radiasi. Efisiensi kerja sangat dipengaruhi cuaca
kerja dalam lingkungan kerja yang nyaman, tidak dingin maupun panas. Suhu
yang nyaman berkisar antara 240C – 260C bagi orang-orang Indonesia. Suhu
panas terutama berakibat menurunnya prestasi kerja dan daya pikir. Suhu dingin
mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Selain
antara 18-280C, sedang untuk kelembaban berkisar antara 40%-60%. Agar ruang
diantaranya bila suhu udara ruangan melebihi 280C perlu dipasang Air
Conditioner (AC), kipas angin , dan sebagainya. Suhu udara diukur dengan
termometer. Penggunaan termometer sangat luas sekali antara lain mengukur suhu
tubuh, mengukur suhu udara, mengukur suhu ruang, dan sebagainya (Gabriel,
2001).
3. Usia
manusia pada umumnya dapat melihat objek dengan jelas. Sedangkan pada usia
45 tahun kebutuhan terhadap cahaya empat kali lebih besar. Pada usia 60 tahun,
kebutuhan cahaya yang diperlukan untuk melihat jauh lebih besar dibandingkan
usia 45 tahun karena pada usia 45-50 tahun daya akomodasi mata menjadi
berkurang.
menipis sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar bayangan jatuh tepat di retina
semakin sulit dalam menebalkan dan menipiskan mata. Sebaliknya, semakin muda
seseorang. Kebutuhan cahaya akan lebih sedikit dibandingkan dengan usia yang
lebih tua dan kecenderungan mengalami kelelahan mata lebih sedikit. Selain itu,
daya akomodasi. Semakin tua usia seseorang, daya akomodasi akan semakin
menurun. Jarak terdekat dari suatu benda agar dapat dilihat dengan jelas dikatakan
“titik dekat” atau punktum proksimum. Pada saat ini mata berakomodasi sekuat-
Sedangkan jarak terjauh dari benda agar masih dapat dilihat dengan jelas
dapat dikatakan bahwa benda terletak pada titik jauh atau punktum remotum dan
pada saat ini mata tidak berakomodasi atau lepas akomodasi. Korelasi antara daya
akomodasi dan usia dapat dilihat dalam Tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2
Korelasi antara Usia dan Daya Akomodasi
10 7
20 10
30 14
40 22
50 40
60 200
komputer dalam jangka waktu lama atau lebih dari 4 jam. Berbagai gejala yang
timbul pada pekerja komputer yang bekerja dalam waktu lama selain diakibatkan
oleh cahaya yang masuk ke mata, juga diakibatkan karena mata seorang pekerja
komputer berkedip lebih sedikit dibandingkan pekerja mata normal pekerja biasa
sehingga menyebabkan mata menjadi kering dan terasa panas (Wasisto, 2005).
Durasi kerja bagi seseorang menentukan tingkat efisiensi dan produktivitas kerja.
Lamanya seseorang bekerja sehari secara baik pada umumnya 6-8 jam.
Memperpanjang jam kerja lebih dari kemampuan tersebut biasanya tidak disertai
2006). Berdasarkan survei yang dilakukan di Amerika tahun 2004 bahwa lebih
komputer setiap hari dan rata-rata waktu kerja yang digunakan untuk
bekerja dengan komputer adalah 5,8 jam per hari atau 69% dari total jam kerja
mereka (Pascarelli, 2004). Suatu pekerjaan yang biasa, tidak terlalu ringan atau
terutama sejalan dengan menurunnya kadar gula di dalam darah. Untuk itu,
diperlukan waktu istirahat dan asupan makanan untuk kembali meninggikan kadar
5. Istirahat mata
Selain itu, lakukan juga melihat jauh dengan objek yang berbedabeda.
seperti jalan-jalan, bangun dari tempat kerja, minum kopi atau teh dan
makan siang.
Istirahat dalam waktu yang singkat dan sering jauh lebih bermanfaat dibandingkan
dengan istirahat yang lama tetapi jarang (Santoso, 2009). Perubahan fokus pada
mata adalah cara lain untuk memberikan otot mata kesempatan istirahat. Pekerja
hanya membutuhkan memandang ruangan atau ke arah luar jendela beberapa saat
dan melihat objek yang jaraknya kurang lebih 2 kaki (OSHA, 1997). Bila pekerja
terlalu lama melihat dalam jarak dekat maka pekerja perlu mengalihkan
pandangan ke arah yang jauh. Relaksasi atau istirahat mata selama beberapa saat
setiap 30 menit dapat menurunkan ketegangan dan menjaga mata tetap basah
(Zendi, 2009).
dalam (Murtopo dan Sarimurni, 2005) perlu dilakukan istirahat selama 15 menit
terhadap pemakaian komputer selama dua jam. Frekuensi istirahat yang teratur
bagi pengguna komputer. Selain itu, pekerja yang melakukan istirahat 5 menit
selama 4 kali sepanjang waktu bekerja dapat mengurangi keluhan kelelahan mata.
1. Bagian-bagian komputer
Komputer terdiri atas 2 bagian besar yaitu perangkat lunak (software) dan
perangkat keras (hardware). Selain itu, komputer terdiri dari Central Processing
Unit (CPU) dan Visual Display Terminal (VDT). CPU disebut juga sebagai
prosesor yakni unit yang mengolah data. VDT adalah alat untuk presentasi visual
dan informasi yang disimpan secara elektronik. VDT merupakan bagian layar
penggunaan sebuah Cathode Ray Tube (CRT) dan layar yang berfungsi sebagai
televisi. Terdapat VDT jenis lain yang menggunakan plasma dan Elektro
Luminance Display (ELD) atau Liquid Crystal Display (LCD) yang saat ini
banyak dipergunakan. VDT dan CRT terdiri atas katoda yang berfungsi sebagai
sumber elektron untuk mengatur intensitas sinar elektron, dan satu seri anoda
yang terdiri atas dua atau tiga anoda, yang berfungsi untuk mempercepat,
memfokuskan dan mengatur sinar elektron. Iluminasi yang dipancarkan oleh VDT
dan mouse. Keyboard adalah Alat input yang digunakan untuk mengetik informasi
untuk mengetikkan kalimat dan simbol - simbol khusus lainnya pada komputer.
Mouse atau tetikus merupakan salah satu peranti interaktif yang paling banyak
layar komputer serta mengaktifkan menu pilihan pada suatu program aplikasi
Kelelahan mata dapat terjadi apabila mata difokuskan pada objek yang
berjarak dekat dalam waktu yang lama karena otot-otot mata harus bekerja lebih
keras untuk melihat objek yang berjarak sangat dekat, terutama jika disertai
bercahaya di atas dasar berwarna pada jarak dekat secara terus menerus dalam
waktu yang lama sehingga terjadi penurunan daya akomodasi mata (Roestijawati,
2007). Menurut Occupational Safety and Health Association (OSHA) (1997) pada
saat menggunakan komputer jarak antara mata pekerja dengan layar sekurang-
kurangnya adalah 20-40 inch atau sekitar 50-100 cm. Monitor yang terlalu dekat
dapat mengakibatkan mata menjadi tegang, cepat lelah, dan potensi ganggguan
a) Radiasi Monitor
radiasi dapat mengeluarkan elektron dari inti atom sehingga atom menjadi muatan
positif dan disebut ion positif. Sementara itu, elektron yang dikeluarkan dapat
tinggal bebas atau mengikat atom netral lainnya dan membentuk ion negatif. Hal
ayuwidya,2008 )
1. sinar-X
2. sinar ultraviolet
3. gelombang mikro
Monitor yang memakai sistem CRT (Cathode Ray tube) bekerja dengan
kanan dengan jalur-jalur dari atas ke bawah dalam pola yang disebut “raster”
CRT. Tabung Sinar Katoda merupakan tabung pembungkus yang dibuat dari kaca
berkas elektron yang diarahkan pada layar fluoresen. Bila berkas tersebut terkena
cahaya, maka layar mengeluarkan sinar dengan gelombang yang lebih panjang.
pancaran elektron tadi. Cahaya ini sangat cepat menghilang. Untuk itu pancaran
bayangan yang terjadi. Ini biasa disebut penyegaran ulang atau “refresh’ layar.
Monitor umumnya memiliki laju penyegaran (vertical scan rate) 60 hertz, yang
maksudnya layar disegarkan kembali sebanyak 60 kali per detik. Jika laju
penyegaran rendah, maka akan mengakibatkan layar tampak berkedip. Inilah yang
Kelelahan mata dan sakit kepala, merupakan keluhan yang paling banyak
seolah ganda, penglihatan silau terhadap cahaya di waktu malam, dan berbagai
masalah penglihatan lainnya. Mata adalah organ tubuh yang paling mudah
mengalami penyakit akibat kerja, karena terlalu sering memfokuskan bola mata ke
Tampilan layar monitor yang terlalu terang dengan warna yang panas seperti
warna merah, kuning, ungu, oranye akan lebih mempercepat kelelahan pada mata.
Selain dari itu, pantulan cahaya (silau) pada layar monitor yang berasal dari
sumber lain seperti jendela, lampu penerangan dan lain sebagainya, akan
menambah beban mata. Pencahayaan ruangan kerja juga berpengaruh pada beban
mata. Pemakaian layar monitor yang tidak ergonomis dapat menyebabkan keluhan
mengalami keluhan pada mata, mulai dari rasa pegal dan nyeri pada mata, mata
merah, mata berair, sampai pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata.
Bila operator komputer menggunakan soft lens (lensa mata), kelelahan mata akan
lebih cepat terasa, karena mata yang dalam keadaan memfokuskan ke layar
monitor akan jarang berkedip sehingga bola mata cepat menjadi kering dan ini
ruangan ber AC akan kering sehingga air mata akan ikut menguap. .(
ayuwidya,2008 )
terhadap cahaya, karena terlalu lama terkena cahaya yang berlebihan. Disamping
astenopia, akibat kerja mata yang berlebihan di depan komputer juga berpotensi
melatonin bertambah pada malam hari, terutama pada suasana hening dan gelap
berkurang oleh adanya rangsangan dari luar, misalnya cahaya serta medan
tinggi dan dalam waktu yang lama dapat menurunkan produksi hormon melatonin
dan berpotensi menimbulkan berbagai keluhan, termasuk sakit kepala, pusing, dan
idealnya 45 cm.
pada leher. Jika posisi monitor ketinggian dari pandangan mata akan
untuk melihat. Hal ini akan membuat mata menjadi cepat lelah. Untuk
ayuwidya,2008 )
H. Kerangka Teori
Amerika, 2004) dan jarak melihat monitor (Pheasant 1991) juga berhubunga
menambahkan faktor durasi kerja, beban kerja dan posisi pandang Berdasarkan
Bagan 2.1
Kerangka teori
Faktor Manusia:
Usia
Kelainan refraksi
Istirahat mata
Faktor Lingkungan:
Intensitas
penerangan Gejala Gangguan
Suhu
Kelembaban kesehatan mata
Faktor Pekerjaan:
Jarak monitor
Radiasi layar monitor
komputer
Durasi kerja
Beban kerja
Posisi pandang
teori yang menyebutkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi kelelahan mata
diantaranya adalah faktor pencahayaan, suhu dan kelembaban, dan istirahat mata
Amerika, 2004), jarak melihat monitor (Pheasant 1991). Selain itu, faktor durasi
penggunaan komputer, beban kerja dan posisi pandang juga berhubungan dengan
Untuk faktor suhu dan kelembaban udara tidak dimasukkan karena suhu
udara menggunakan Air Conditioner (AC) yang diatur secara sentral dengan suhu
21°C-23°C sehingga suhu dan kelembaban di setiap ruangan relatif sama. Faktor
beban kerja dan posisi pandang juga tidak ikut dimasukkan karena desain kerja
dalam variabel independent terdiri atas faktor pekerja (usia, istirahat mata, dan
kelainan refraksi mata), faktor lingkungan kerja (tingkat pencahayaan), dan faktor
Bagan 2.2
kerangka konsep
Faktor Pekerja
- Usia
- Istirahat mata
- Kelainan refraksi
mata
Faktor Lingkungan
Kerja Gejala Gangguan
- Tingkat pencahayaan kesehatan mata
Faktor Pekerjaan
- Jarak monitor
- Radiasi layar monitor
kompoter
- Durasi penggunaan
komputer
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
1. Data primer
langsung oleh peneliti berupa data – data dan keluhan serta jenis radiasi
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data – data yang di peroleh dari data – data
ini.
E. Instrumen Penelitian
Data yang di peroleh dari hasil survey dan kuesioner, diolah dengan
Solusition.
H. Analisis Data
frekuensi.
I. Penyajian data