Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KEGIATAN KLASTER KESEHATAN


PADA UPT PUSKESMAS PANDEAN

1. PENDAHULUAN
Pembangunan Kesehatan merupakan upaya penyelenggaraan
kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduknya. Salah satu upaya penting dalam Penyelenggaraan upaya
kesehatan adalah survailans epidemiologi. Pada beberapa dekade terakhir
banyak negara di dunia mengalami kepanikan disebabkan munculnya
penyakit infeksi yang tidak mengenal batas geografis. Belum lagi situasi
dunia di era globalisasi ini memiliki begitu kompleks permasalahan
kesehatan meliputi pendistribusian hasil produksi yang tak terbatas dapat
menyebar diseluruh belahan dunia dengan segala dampak akibat dari hasil
produk makanan, produk industri, produk pertanian dan sebagainya.
Puskesmas sebagai penangung jawab penyelenggara upaya
kesehatan terdepan kehadirannya di tengah masyarakat tidak hanya
berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga
sebagai pusat komunikasi masyarakat. Disamping itu keberadaan
puskesmas disuatu wilayah dimanfaatkan sebagai upaya - upaya
pembaharuan baik di bidang kesehatan masyarakat maupun upaya
pembangunan lainya bagi kehidupan masyarakat sekitarnya sesuai dengan
kondisi social budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu keberadaan
puskesmas dapat diumpakan sebagai agen perubahan di masyarakat
sehingga masyarakat lebih berdaya dan timbul gerakan – gerakan upaya
kesehatan yang bersumber masyarakat.
Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75
Tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat yang menjelaskan bahwa
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembagunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat diwilayah kerjanya.

2. LATAR BELAKANG
Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis
dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit
atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk
memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan
pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Krisis kesehatan merupakan peristiwa/rangkaian peristiwa yang
mengancam kesehatan individu atau masyarakat yang disebabkan oleh
bencana dan/atau berpotensi bencana. Berdasarkan UU No. 24 tahun
2007, yang berwenang menetapkan status darurat bencana adalah
pemerintah (presiden/gubernur/bupati/walikota) sesuai dengan skala
bencana. Namun seringkali ditemukan kejadian krisis kesehatan yang tidak
ditetapkan sebagai status darurat bencana oleh yang berwenang, hal ini
disebut sebagai potensi bencana. Baik “bencana” maupun “potensi bencana”
yang menyebabkan krisis kesehatan akan menggunakan terminologi yang
sama yaitu “bencana”.
Selama tahun 2018, Pusat Krisis Kesehatan telah memantau 2.263
kejadian dan 198 di antaranya merupakan kejadian krisis kesehatan.
Jumlah total korban krisis kesehatan sebanyak 305.837 jiwa dengan rincian
jumlah seluruh korban meninggal sebanyak 198 jiwa, luka berat/rawat inap
sebanyak 2.314, luka ringan/rawat jalan sebanyak 63.578 dan pengungsi
sebanyak 243.691.
Data Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kabupaten Trenggalek pada tahun 2017 di Kabupaten
Trenggalek terdapat 14 desa/kelurahan yang terjadi KLB dan telah
mendapatkan penanganan sesuai standar. Kasus KLB tersebut meliputi
Suspek Difteri (4kasus), Suspek Antraks (1 kasus), AFP (4 kasus), Flu
Singapura (HMFD) (2kasus), DHF (Demam Berdarah) (2 Kasus) dan
Keracunan Makanan (2 Kasus).
Pada tahun 2019 Kabupaten Trenggalek juga terkena dampak KLB
dari Kabupaten Pacitan yaitu KLB Hepatitis A. Kecamatan Dongko, terutama
wilayah kerja Puskesmas Pandean merupakan daerah yang berdekatan
dengan Kabupaten Pacitan yang turut merasakan dampak dari KLB
tersebut dengan jumlah penderita terduga Hepatitis A sebanyak 62 orang.
Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
mengamanatkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah dapat
melaksanakan surveilans terhadap penyakit menular dan tidak menular.
Sistem Kesehatan Nasional mengamanatkan agar pengelolaan kesehatan
dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat daerah sampai tingkat pusat
dengan memperhatikan otonomi daerah dan otonomi fungsional di bidang
kesehatan. Secara umum Surveilans Kesehatan diperlukan untuk menjamin
tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai dasar pengambilan
keputusan dalam manajemen kesehatan.
Fungsi dasar Surveilans Kesehatan tidak hanyau ntuk kewaspadaan
dini penyakit yang berpotensi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), tetapi
juga sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan program
kesehatan jangka menengah dan jangka panjang. Untuk itu hendaknya
pelaksanaan Surveilans Kesehatan mencakup seluruh pelaksanaan program
di bidang kesehatan yang membutuhkan pengamatan terus menerus,
analisis dan diseminasi informasi. Hal ini sejalan dengan kebutuhan data
dan informasi yang terpercaya dan mempunyai aspek kekinian. Surveilans
Kesehatan yang mengandalkan kecepatan, ketepatan dan kualitas data dan
informasi perlu menyesuaikan dengan kemajuan teknologi informasi.
Namun demikian prinsip epidemiologi dalam Surveilans Kesehatan tidak
boleh ditinggalkan
Dalam pelaksanaan Surveilans Kesehatan diperlukan harmonisasi
secara lintas program dan lintassektor yang diperkuat dengan jejaring kerja
surveilans kesehatan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi Indonesia
sehat dan tercapainya tujuan nasional pembangunan kesehatan serta
terwujudnya tujuan pembangunan kesehatan daerah yang spesifik dan lokal
yang memerlukan penerapan konsep pengambilan keputusan berdasarkan
fakta, maka diselenggarakan sistem surveilans epidemiologi kesehatan yang
handal, sehingga para manajer kesehatan dapat mengambil keputusan
program yang berhasil guna (efektif) serta berdaya guna (efisien) sesuai
dengan masalah yang dihadapi.

3. TUJUAN
3.1. Tujuan Umum
Tersedianya informasi kejadian dan upaya penanggulangan krisis kesehatan
3.2. Tujuan Khusus
a. Tersosialisasinya klaster kesehatan.
b. Tersedianya klaster kesehatan tingkat kecamatan
c. Terlaksananya mekanisme koordinasi dalam pelaksanaan klaster

4. KEGIATAN POKOK
a. Pembawa acara membuka acara
b. Menyanyikan lagu Indonesia Raya
c. Pembacaan Visi, Misi, Tata Nilai UPT Puskesmas Pandean
d. Sambutan oleh Kepala Puskesmas UPT Puskesmas Pandean
e. Pemaparan materi tentang Klaster Kesehatan oleh Tim dari Survim
Dinkesdalduk Kab. Trenggalek
f. Diskusi dan Tanya jawab
g. Kesepakatan – kesepakatan
h. Penutup

5. SASARAN
Peserta kegiatan ini adalah Lintas Sektor yang terdiri dari camat,
koramil dan polsek, petugas desa di wilayah kerja UPT Puskesmas Pandean.

6. WAKTU DAN TEMPAT


Waktu : Kamis, 31 Oktober 2019
Jam : 09.00 s/d selesai
Tempat : Aula UPT Puskesmas Pandean

7. PEMBIAYAAN
Bersumber dari Pemanfaatan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
UPT Puskesmas Pandean Tahun Anggaran 2019 .
Konsumsi makan minum 28 kotak x Rp. 25.000,- = Rp. 700.000,-
Konsumsi snack 28 kotak x Rp. 8.500,- = Rp. 238.000,-
Honor rapat PNS 3 orang x Rp. 50.000,- = Rp. 150.000,-
Honor rapat non PNS 10 orang x Rp. 50.000,- = Rp. 500.000,-
Jumlah = Rp. 1.588.000,-

8. JADWAL KEGIATAN
NO JAM ACARA PENGARAH PJ
1. 09.00 – 09.05 WIB Pembukaan Pembawa acara Panitia
09.05 – 09.15 WIB Menyanyikan Lagu SindaMeirina, Panitia
2. Kebangsaan S.KM
Indonesia Raya
3. 09.15 – 09.20 WIB Pembacaan Visi , Misi Manyar Panitia
Tata Nilai Mayangsari
4. 09.20– 09.30 WIB Sambutan Kepala Kepala Panitia
Puskesmas Puskesmas
5. 09.30 – 11.00 WIB Penyampaian Materi Survim Panitia
Dinkesdalduk
6. 11.00 – 12.00 WIB Diskusi Moderator Panitia
7. 12.00 – 12.30 WIB ISOMA Panitia Panitia
8. 12.30 – 13.00 WIB Kesepakatan bersama Moderator Panitia
9. 13.00 – 13.15 WIB Penutup Pembawa Acara Panitia

9. PENUTUP
Kegiatan Klaster merupakan Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan yang tetap harus
memperhatikan prinsip proses pembelajaran, manfaat dan integrasi yang
tentunya tidak terlepas dari kondisi wilayah. Keberhasilan dari pencapaian
sasaran kegiatan tergantung pada komitmen yang kuat dan investasi yang
memadai dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta/dunia usaha dan
masyarakat serta seluruh komponen di masyarakat dalam implementasi
kegiatannya. Meningkatnya pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan diharapkan mampu
mendorong upaya kesehatan bersumber daya lokal. Dengan demikian
masyarakat mampu mengatasi dan mengurangi risiko kesehatan,
permasalahan kesehatan yang dihadapi secara mandiri dan mewujudkan
perilaku hidup bersih dan sehat dengan lingkungan yang kondusif agar
derajat kesehatannya meningkat.

Mengetahui, Trenggalek, 17 Oktober 2019


Kepala UPT Puskesmas Pandean Pemegang Program Surveilan

drg. Poppy Hidayat TabitaHerentina, S.Kep., Ns


Penata TK I Penata Muda
NIP. 19680611 199103 1 016 NIP. 19680611 199103 1 016

Anda mungkin juga menyukai