Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Pasien Hipertensi di Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I


berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah

Klasifikasi Sistolik Diastolik Jumlah Persentase


(mmHg) (mmHg)
Prehipertensi 130-139 80-89 7 14%

Hipertensi grade I 140-159 90-99 26 52%

Hipertensi grade II ≥160 ≥100 17 34%

Tabel 4.1. Jumlah Pasien Hipertensi Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I


Berdasarkan Klasifikasi Hipertensi

Dalam penelitian ini, kami gunakan JNC VII sebagai pedoman


untuk mengklasifikasi pasien hipertensi berdasarkan tekan darahnya. Pasien
hipertensi terbanyak ditemukan pada kelompok hipertensi grade 1 yaitu
sebanyak 26 pasien (52%), diikuti dengan pasien hipertensi grade 2 yaitu
sebanyak 17 pasien (34%) dan pre-hipertensi yaitu sebanyak 7 pasien
(14%).

Jumlah Pasien Hipertensi berdasarkan Klasifikasi


Hipertensi
30
25
20
15
10
5
0
Pre-HT HT gr 1 HT gr 2

Grafik 4.1. Jumlah Pasien Hipertensi Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I


Berdasarkan Klasifikasi Hipertensi
4.2. Karakteristik Pasien Hipertensi di Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I
berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Pasien Hipertensi Persentase


Pegawai Swasta 8 16%
Wiraswasta 5 10%
Pensiunan 15 30%
Ibu Rumah 13 26%
Tangga

Lainnya 9 18%
Total 50 Pasien 100 %
Tabel 4.2 Tabel Jumlah Pasien Hipertensi Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I
Berdasarkan Klasifikasi Pekerjaan

Berdasarkan hasil kuesioner, diketahui jumlah pasien berdasarkan


jenis pekerjaan di puskesmas Lirang Singkawang Selatan I antara lain
pegawai swasta sebanyak 16%, wiraswasta sebanyak 10%, pensiunan
sebanyak 30%, ibu rumah tangga sebanyak 26% dan lainnya sebanyak 18%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penderita hipertensi banyak
ditemukan pada pasien pensiunan / lansia.

Jumlah Peserta Berdasarkan


Pekerjaan
15
10
5
0 jumlah

Grafik 4.2 Grafik Pasien Hipertensi Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I


Berdasarkan Pekerjaan
Hasil penelitian ini disetujui oleh pernyataan American Heart
Association (AHA), bahwa semakin bertambahnya usia seseorang maka
semakin tinggi risiko terjadinya hipertensi. Hal tersebut disebabkan
berubahnya struktur pembuluh darah besar yang terjadi seiring dengan
bertambahnya usia, sehingga dinding pembuluh darah menjadi kaku dan
lumen menjadi lebih sempit sehingga arteri tidak mengembang pada saat
jantung memompa darah melalui arteri. Karena itu darah pada setiap denyut
jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya
yang mengakibatkan naiknya tekanan darah.
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013, menyatakan bahwa
secara keseluruhan, prevalensi hipertensi berdasarkan umur mayoritas
dialami pasien dengan usia lebih dari 75 tahun sebesar 63,8% disusul pasien
dengan usia 55-64 dan 65-74 masing-masing 45,9% dan 57,6%.
Dengan demikian, fakta tersebut menunjukkan bahwa semakin
tinggi usia seseorang maka semakin tinggi pula potensi mengidap
hipertensi. Hasil ini bersesuaian dengan hasil penelitian berikut yang
menunjukkan semakin tua usia maka semakin tinggi prevalensi hipertensi
di Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I.

4.3 Karakteristik Pasien Hipertensi di Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I


berdasarkan Jenis Pendapatan

Pendapatan Jumlah Peserta Persentase

Rendah (<1.5 Juta) 34 68 %


Sedang (1.5-3 Juta) 9 18 %
Tinggi (>3 Juta) 7 14 %
Total 50 100 %
Tabel 4.3. Jumlah Pasien Hipertensi Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Berdasarkan hasil kuesioner berdasarkan jumlah pendapatan


perbulan, diketahui jumlah pasien dengan hasil pendapatan rendah
berjumlah 34 orang, pasien dengan jumlah pendapatan sedang berjumlah 9
orang dan pasien dengan jumlah pendapatan tinggi berjumlah 7 orang. Maka
dapat disimpulkan, kasus hipertensi di Puskesmas Singkawang Selatan 1
banyak ditemukan pada pasien dengan hasil pendapatan rendah yaitu
sebanyak 68% dari total responden. Hal ini berhubungan erat dengan
keterbatasan kemampuan dalam penyediaan bahan dan jenis makanan
asupan harian yang dikonsumsi serta persediaan obat-obatan.

4.4 Karakteristik Pasien Hipertensi di Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I


berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Peserta Persentase (%)


Kuesioner
SD 20 40
SMP 11 22
SMA 7 14
PERGURUAN TINGGI 1 2
TIDAK SEKOLAH 11 22
Total Peserta Kuesioner 50 100
Tabel 4.4. Jumlah Pasien Hipertensi Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I
Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Total Peserta Kuesioner

TIDAK SEKOLAH

PERGURUAN TINGGI

SMA

SMP

SD

0 10 20 30 40 50

Grafik 4.4. Jumlah Pasien Hipertensi Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I


Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil kuesioner diketahui tingkat pendidikan pasien di


puskesmas Lirang Singkawang Selatan I antara lain SD sebanyak 40%,
SMP 22%, SMA 14%, Perguruan Tinggi sebanyak 2% dan Tidak Sekolah
sebanyak 22%. Tingkat pendidikan pasien ini mempengaruhi tingkat
pemahaman pasien terhadap hipertensi.
4.5 Karakteristik Pasien Hipertensi di Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I
berdasarkan Pengetahuan Hipertensi

Pengetahuan Hipertensi Peserta Kuisioner Persentase %


Baik 16 32
Cukup 8 16
Kurang 26 52
Total Peserta Kuesioner 50 100

Tabel 4.5. Jumlah Pasien Hipertensi Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I


Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Hipertensi

Pengetahuan Hipertensi

Total Peserta Kuesioner

Kurang

Cukup

Baik

0 10 20 30 40 50

Grafik 4.5. Jumlah Pasien Hipertensi Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I


Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Hipertensi

Berdasarkan hasil kuesioner mengenai tingkat pengetahuan


terhadap hipertensi, diketahui bahwa pasien di puskesmas Lirang
Singkawang Selatan I yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 32%,
pengetahuan cukup 16% dan pengetahuan kurang 52%. Tingkat
pengetahuan terhadap hipertensi yang meliputi pengertian, penyebab
maupun pencegahan hipertensi berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa
pasien di Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I memiliki tingkat
pengetahuan yang kurang sangat banyak. Hal ini disebabkan peserta
kuesioner yaitu pasien di Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I tersebut
dilatarbelakangi tingkat pendidikan yang rendah, sehingga edukasi
mengenai hipertensi sulit dipahami. Tingkat pendidikan yang rendah
berdampak pada rendahnya pengetahuan dan hal tersebut berpengaruh pada
terciptanya perilaku yang tidak sehat. Perilaku tidak sehat seperti buruknya
gaya hidup, kurangnya aktivitas fisik maupun pola makan yang tidak sehat
berisiko meningkatkan tingkat kejadian hipertensi. Hasil penelitian yang
dilakukan di Brazil orang yang menempuh pendidikan selama ≥15 tahun
dapat terlindungi dari risiko hipertensi sebesar 0,69 kali di wilayah urban
dan 0,75 kali di wilayah rural. Hal ini menunjukan bahwa semakin rendah
tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula risiko mengalami
hipertensi.

4.6 Karakteristik Pasien Hipertensi di Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I


berdasarkan Pola Makan

Pola Makan Peserta Kuesioner


Sesuai Persentase Tidak Persentase
% Sesuai %
Diet rendah garam 18 36 32 64
Diet rendah 21 42 29 58
kolesterol
Diet tinggi serat 13 26 37 74
Diet rendah kalori 17 34 33 66

Tabel 4.6. Jumlah Pasien Hipertensi Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I


Berdasarkan Pola Makan

Pola Makan

Diet Rendah kalori

Diet Tinggi serat

Diet rendah kolesterol

Diet rendah garam

0 10 20 30 40

Peserta Kuesioner Tidak Sesuai Peserta Kuesioner Sesuai

Grafik 4.6. Jumlah Pasien Hipertensi Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I


Berdasarkan Pola Makan.

Berdasarkan hasil kuesioner mengenai pola makan pasien di


puskesmas Lirang Singkawang Selatan I diketahui peserta dengan diet
rendah kalori 34%, diet tinggi serat 26%, diet rendah kolesterol 42% dan
diet rendah garam 36%. Pola hidup sehat telah terbukti menurunkan tekanan
darah yaitu pembatasan konsumsi garam, rendah kalori, tinggi serat dan
rendah kolesterol. Menkonsumsi makanan tinggi garam, tinggi kalori,
rendah serat dan tinggi kolesterol dapat meningkatkan angka penderita
hipertensi, dimana Konsumsi tinggi natrium dapat menarik cairan
intravascular dan meningkatkan volume darah sehingga meningkat tekanan
darah. Kolesterol tinggi dalam darah dapat menyebabkan penyempitan serta
kakunya dinding pembuluh darah akibat dari penumpukan kolesterol pada
pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan tekanan darah meningkat.
Kriteria pola makan yang ideal pada pasien hipertensi antara lain diet rendah
garam yaitu tidak lebih dari 2 gram/hari setara dengan 5-6 gram NaCl
perhari atau 1 sendok teh garam dapur, diet rendah kolesterol yaitu
menghindari makanan yang mengandung kolesterol gorengan, santan,
jeroan, diet tinggi serat yaitu kangkung, bayam, pakis, daun ubi, buah-
buahan, dan diet rendah kalori yaitu nasi. Pada pasien hipertensi diet yang
sesuai adalah diet DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang
menyajikan menu makanan kaya akan sumber kalium, magnesium, kalsium,
serat sayur maupun buah dan susu.Penelitian yang dilakukan Frank. M et
all., pada 208 subyek hipertensi membuktikan bahwa kombinasi diet DASH
mampu menurunkan tekanan darah sistolik 11.5 mmHg dan Diastolik 5
mmHg. Dasar ilmiah diet DASH adalah menekan kandungan natrium
(sodium) menjadi serendah mungkin dengan pilihan menu lebih banyak
sayur dan buah dari pada daging-dagingan. Diet ini mengandung kalium
yang lebih tinggi karena kalium banyak terdapat pada sayuran dan buah.

4.7 Karakteristik Pasien Hipertensi di Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I


berdasarkan Paparan Asap Rokok

PAPARAN ASAP ROKOK Jumlah Persentase

Rendah ( mean < 2,07 ) 17 responden 34 %

Tinggi ( mean > 2,07 ) 33 responden 66 %


Berdasarkan hasil kuesioner mengenai keterpaparan asap rokok
pada pasien hipertensi di puskesmas Lirang Singkawang Selatan I diketahui
66% pasien hipertensi memiliki paparan yang tinggi terhadap asap rokok,
yaitu sebanyak 33 responden dan 17 responden (34%) dengan kategori
rendah terhadap paparan asap rokok.

Paparan Asap Rokok


Tinggi ( mean > 2,07 ) Rendah ( mean < 2,07 )

33
Jumlah
17

Grafik 4.7. Jumlah Pasien Hipertensi Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I


Berdasarkan Keterpaparan Asap Rokok

Rokok berkaitan erat dengan peningkatan tekanan darah. Nikotin


yang terkandung pada rokok dapat meningkatkan pelepasan hormin
epinephrin pada tubuh yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh
darah sehingga memaksa jantung untuk memompa lebih keras dibawah
tekanan yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai