Anda di halaman 1dari 17

Makalah

KETENAGAAN DALAM SISTEM


PENYELENGGARAAN MAKANAN

Disusun oleh:

Nama : UMMAIRAH PUTRI UTAMI


Nim : P0 7131217 076
Tingkat/ Kelas : II/Reguler B
Jurusan : DIV-GIZI
Mata Kuliah : SISTEM PENYELENGGARAAN
MAKANAN (SPMI)

POLTEKKES KEMENKES ACEH

TAHUN AJARAN

2018/2019
A. KETENAGAAN DALAM SPMI
Pengorganisasian merupakan kegiatan serta tugas dan fungsi
masing-masing unit kerja yang ada dalam organisasi itu serta
hubungan kerja antara masing-masing unit kerja. Dalam pelenggaraan
makanan merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang
melibatkan banyak orang maka diperlukan pengorganisasian yang
baik guna mendapatkan hasil yang memuaskan.

Segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja mulai dari


sebelum, selama, dan sesudah masa kerja merupakan bagian yang
harus diperhatikan dari ketenagaan yang ada.

a. Jumlah tenaga
Tenaga pengolah makanan dalam penyelenggaraan makanan
umumnya mempunyai latar belakang pendidikan di dunia kuliner.
Akan tetapi, hal ini belum dapat menjamin bahwa menu yang
disajikan sudah memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan.
Menurut mukrie (1990), tenaga yang dibutuhkan dalam suatu
penyelenggaraan makanan terdiri dari tenaga ahli, tenaga
terampil, dan tenaga penunjang.
b. Penerimaan tenaga
Pihak institusi membuka lowongan pekerjaan sebagai tenaga
pengolah makanan, kemudian pendaftar yang lolos kemudian
melalui tahap wawancara dan setelah dilakukan diskusi
diumumkan siapa saja yang lolos dan diterima sebagai tenaga
pengolah makanan.
c. Tugas tenaga
Pembagian tugas untuk masing-masing tenaga pengolah
makanan harus terbagi dengan jelas. Dengan demikian tenaga
pengolah makanan telah terbagi menjadi tugas sendiri dengan
rata mulai dari penerimaan bahan makanan hingga akhir proses
yaitu pencucian peralatan masak.
d. Pembagian tenaga
Dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga pengolah makanan
yang dimiliki, pihak yayasan sekolah mengikut sertakan tebaga
pengolah makanannya pada kegiatan pelatihan.
B. JENIS KETENAGAKERJAAN

Ketenagaan di bagian penyelenggaraan makanan dan minuman pada institusi dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:

1. Petugas yang berhubungan langsung dengan tamu disebut service personnel, mis.,
waiter/waitress (pelayanan di restoran), bartender, captain.
2. Petugas yang tidak langsung berhubungan dengan tamu disebut non-service personnel
atau disebut karyawan yang bekerja dibelakang kantor, mis., juru masak, steward,
dishwasher (petugas pencuci), cook, cook helper (pembantu juru masak.).

Sedangkan pada institusi rumah sakit, jenis tenaga dapat dibedakan menjadi:
1. Tenaga ahli, yaitu sarjana gizi, sarjana muda gizi, dan tenaga menengah gizi.
2. Tenaga yang tidak ahli, yaitu juru masak dan petugas kebersihan.
Selain itu, jenis tenaga kerja yang diperlukan dalam penyelenggaraan makanan, baik
komersial maupun non-komersial pada umumnya dapat dibagi menjadi 3 kelompok
tenaga kerja, yaitu:
1. Kelompok tenaga pengelola: Tenaga-tenaga pengelola kegiatan penyelenggaraan
makanan bertanggung jawab atas perencanaan, pengawasan, dan pengendalian.
Kelompok tenaga ini bertanggung jawab dalam penyusunan menu, standardisasi
kualitas, dan cita rasa makanan yang dihasilkan, serta efisiensi penggunaan dana
dan daya yang tersedia sehingga biaya penyelenggaraan makanan dapat diteksn
serendah mungkin tanpa mengurangi mutu dan cita rasa makanan. Ahli gizi
(Sarjana dan Sarjana Muda Gizi) biasanya menjadi tenaga pengelola kegiatan
penyelenggaraan makanan di institusi rumah sakit yang mempunyai kapasitas
tempat tidur dan kelas tertentu.
2. Kelompok Tenaga Pelaksana: kelompok tenaga pelaksana dalam penyelenggaraan
makanan adalah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan produksi makanan
dan distribusi makanan kepada konsumen. Tenaga dalam kelompok ini adalah
orang yang mempunyai keahlian dalam kegiatan masa- memasak (boga), selain
telah mengikuti pendidikan formal dalam kebogaan juga mempunyai pengalaman
yang cukup dalam penyelenggaraan makanan massal.
3. Kelompok Tenaga Pembantu Pelaksana: Kelompok tenaga prmbantu pelaksana
penyelenggaraan makanan adalah tenaga yang telibat dalam kegiatan
penyelenggaraan makanan
C. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN TENAGA
KERJA PADA PENYELENGGARAAN MAKANAN BANYAK

 Jumlah porsi makanan yang diselenggarakan


Semakin banyak porsi makanan yang diolah, membutuhkan tenaga yang semakin
banyak pula.
 Jenis / macam makanan yang diolah
Semakin banyak macam menu yang diolah, semakin banyak membutuhkan tenaga
kerja. Menu pilihan membutuhkan tenaga kerja lebih banyak daripada menu terbatas
(limited menu).
 Jumlah hari pelayanan
 Sarana fisik dan prasarana yang tersedia
 Macam atau menu tipe bahan makanan dan peralatan yang digunakan
 Bahan makanan “ready to cook” membutuhkan tenaga lebih sedikit daripada yang
konvensional. Peralatan sekali pakai (disposable ware) membutuhkan tenaga lebih
sedikit daripada peralatan konvensional (gelas, mangkok yang harus dicuci)
 Metode penyajian makanan dan letak penyajian
Cafetaria service membutuhkan tenaga lebih sedikit daripada waiter service. Tempat
penyajian yang jauh membutuhkan tenaga lebih banyak
 Latihan dan pengalaman pegawai
 Pegawai terlatih dan berpengalaman dapat menangani berbagai tugas dan
produktivitas yang baik.

D. STANDAR KETENAGAKERJAAN DALAM PELAYANAN GIZI ATAU SISTEM


PELAYANAN MAKANAN
Ruang lingkup adminstrasi pelayanan gizi atau sistem pelayanan maknan meliputi
operasional dan manajemen intervensi asuhan gizi dalam menyediakan makanan sesuai
kebutuhan gizi yang optimal dan berkualitas melalui pengelolaan sistem pelayanan makanan.
Pelaksanaan kegiatan adminstrasi pelayanan makanan:
 Merencanakan, mengontrol, dan mengevaluasi pelayanan makanan.
 Mengelola sumber dana dan sumber daya lainnya
 Menetapkan standar sanitasi, keselamatan dan keamanan
 Merencanakan dan mengembangkan menu
 Menyusun spesifikasi untuk pengadaan makanan dan peralatan
 Memantau dan mengevaluasi penerimaan pasien/klien terhadap pelayanan makanan
 Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pengawasan mutu makanan
 Merencanakan dan menentukan tata letak ruang pengolahan makanan dan kebutuhan
peralatan
 Menerapkan hasil studi/penelitian untuk mengembangkan operasional, efisiensi dan
kualitas sistem pelayana makanan
E. URAIAN JABATAN, FUNGSI, & TUGAS POKOK

Uraian pekerjaan adalah deskripsoi tertulis tentang apa yang harus dikerjakan oleh
seorang karyawan dalam kaitannya dengan pekerjaan tertentu seperti:

 Nama pekerjaan
 Ciri-ciri yang khusus
 Tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakan
 Hubungan pekerjaan tersebut dengan pekerjaan lain
 Material dan perbekalan yang digunakan
 Kecakapan fisik dan mental yang diperlukan
 Tugas-tugas dan tanggung jawab khusus yang diberikan kepada pekerjaan tersebut

Berikut ini adalah contoh uraian jabatan, fungsi dan tugas pokok ketenagaan di
institusi rumah sakit.
 Kepala Instalasi Gizi

Aspek Keterangan
Tugas Pokok 1. Menyusun standar makanan rumah sakit
2. Menyusun anggaran belanja bahan makanan
satu tahun
3. Menyusun taksiran kebutuhan bahan makanan
satu tahun
4. Merencanakan tata ruang (denah, tata letak
dan arus kerja)
5. Merencanakan anggaran belanjan untuk
peralatan dan perlengkapan gizi
6. Merencanakan macam dan jumlah tenaga
7. Merencanakan pencatatan dan pelaporan
instalasi gizi
8. Merencanakan ukuran keberhasilan pelayanan
gizi
9. Uji mutu makanan dan daya terima
10. Unit biaya
11. Standar porsi dan besar porsi yang tersaji
12. Standar pelayanan minimal
13. Menetapkan kebijakan untuk semua sub
instalasi
14. Menetapkan pembagian kerja untuk semua
unit kerja
15. Menyusun uraian tugas
16. Menyusun rencana kegiatan pelayanan gizi
17. Menuyusun sistem pengaturan sanitasi, sarana
fisik dan peralatan
18. Menyusun sistem keselamatan kerja
19. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap
(protap)
20. Melakukan penilaian kinerja karyawan (DP3)
instalasi gizi
21. Menyusun absensi karyawan setiap bulan
22. Menyusun pengajuan uang lembur karyawan
23. Melakukan pemantauan dan evaluasi
24. Penggunaan biaya rapat dan tamu
25. Penggunaan biaya makanan pasien dan
karyawan
26. Penggunaan biaya gas
27. Jumlah pasien RRI dan RRJ yang dilayani
28. Absensi karyawan
29. Higiene dan sanitasi
30. Menyusun persiapan dokumen dan tim
akreditasi gizi

 Wakil Kepala Instalasi Gizi

Aspek Keterangan
Tugas Pokok 1. Membantu menyusun standar makanan rumah
sakit
2. Membantu menyusun anggaran belanja bahan
makanan
3. Mebantu menyusun taksiran kebutuhan bahan
makanan setahun
4. Membantu merencanakan tata ruang (denah,
tata letak dan arus kerja)
5. Membantu merencanakan anggaran belanjan
untuk peralatan
6. Membantu merencanakan macam dan jumlah
tenaga
7. Membantu menetapkan sistem
penyaluran/distribusi makanan
8. Membantu merencanakan pencatatan dan
pelaporan instalasi gizi
9. Membantu merencanakan target pencapaian
keberhasilan pelayanan gizi, melalui uji mutu
makanan dan daya terima standar porsi dan
besar porsi yang tersaji
10. Membantu menetapkan kebijakan untuk
semua sub instalasi
11. Membantu menetapkan pembagian kerja
untuk semua unit kerja dan abensi bulanan
12. Membantu menyusun uraian tugas
13. Membantu menyusun rencana kegiatan
14. Membantu menyusun sistem pengaturan
sanitasi, sarana fisik, peralatan dan
perlengkapan
15. Membantu menyusun sistem keselamatan
kerja
16. Membantu menyusun dan menetapkan protap
17. Membantu melakukan penilaian DP3
karyawan instalasi gizi
18. Membantu penyusun pengajuan uang lembur
karyawan
19. Membantu menyusun pengajuan uang lembur
karyawan
20. Menyusun pengajuan uang lembur karyawan
21. Melakukan pemantauan dan evaluasi
22. Penggunaan biaya rapat dan tamu
23. Penggunaan biaya makanan pasien dan
karyawan
24. Penggunaan biaya gas
25. Jumlah pasien RRI dan RRJ yang dilayani
26. Absensi karyawan
27. Higiene dan sanitasi
28. Menyusun persiapan dokumen dan tim
akreditasi gizi

 Kasub Instalasi Penyelenggaraan Makanan Pasien dan Karyawan

Aspek Keterangan
Tugas Pokok 1. Menyusun rencana kerja untuk sub instalasi
penyelenggaraan maknan
2. Menyusun pedoman menu dan menu yang
akan dipakai
3. Menyusun perkiraan kebutuhan bahan
makanan per hari
4. Menentukan perkiraan kebutuhan bahan
makanan dan spesifikasi bahan makanan
berdasarkan menu yang telah disusun untuk
selanjutnya diserahkan kepada kepala instalasi
gizi
5. Mengadakan survei pasar harga bahan
makanan setiap 3 bulan
6. Penanggung jawab gudang bahan makanan
basah dan kering
7. Sebagai penanggung jawab rekapitulasi harian
penerimaan dan pemakaian bahan makanan
basah
8. Sebagai penanggung jawab pengajuan SPJ
bahan makanan ke UPBJ
9. Sebagai penanggung jawab stok bahan
makanan kering dan basah
10. Sebagai atasan langsung bagian pengolahan
bahan makanan
11. Membuat checklist kelengkapan ADP petugas
pengelola
12. Menyusun perencanaan alat yang berkaitan
dengan kegiatan penyelenggaraan makanan
pasien dan karyawan untuk selanjutnya
diajukan kepada penanggung jawab alat
13. Membuat rekapitulasi inventaris alat-alat
pengolahan dan masing-masing kelompok
pemasak kemudian menyerahkan ke bagian
adminstrasi secara berkala
14. Pembimbing praktik kerja lapangan
mahasiswa
15. Pelaksanaan ahli gizi ruangan
16. Sebagai koordinator penyediaan makanan
rapat dan tamu
17. Mengadakan rapat koordinasi rutin dengan
petugas gudang dan pengolahan

 Kasub Instalasi Administrasi Gizi

Aspek Keterangan
Tugas pokok 1. Menyusun rencana kegiatan administrasi gizi
2. Menyusun dan menyiapkan berkas
administrasi pembayaran peralatan gizi
3. Menyusun dan menyiapkan berkas
adminstrasi pembayaran gas elpiji
4. Membuat laporan bulan invenstaris alat-alat
gizi
5. Menyiapkan fomulir-fomulir gizi
a. Form pemesanan bahan makanan basah
b. Form pemesanan bahan makanan kering
c. Form penerimaan bahan makanan basah
d. Form penerimaan bahan makanan kering
e. Form pemakaian bahan makanan basah
f. Form pemakaian bahan makanan kering
g. Form pengeluaran bahan makanan basah
harian
h. Form rekapitulasi makanan pasien harian
i. Form inventaris alat pasien RRI
j. Form permintaan konsultasi gizi
k. Form anamnesis gizi
l. Form pengeluaran bahan makanan kering
harian
m. Form rekapitulasi makanan pasien baru
n. Form daftar kekuatan pasien per hari
6. Pelaksanaan ahli gizi ruangan
7. Pelaksanaan teknik operasional dinas subuh &
dan sogre
8. Pembuatan surat keluar dan pengarsipan surat
masuk
9. Pencatatan dan pengarsipan hasil rapat
10. Menghitung jam lembur karyawan instalasi
gizi
11. Penanggung jawab stok alat tulis kantor

 Kepala Unit Pelayanan Gizi (UPG)

Aspek Keterangan
Fungsi Jabatan Penanggung jawab umum organisasi UPG yang
ditunjuk oleh pimpinan rumah sakit berdasarkan
ketentuan dan peraturan kepegawaian yang berlaku.
Tugas pokok 1. Menyusun perencanaan pelayanan gizi
2. Menyusun rencana evaluasi pelayanan gizi
3. Melaksanaan pemantauan
4. Melaksanaan pengkajian data kasus
5. Melaksanaan penelitian dan pengembangan
Kualifikasi Jabatan 1. Rumah sakit kelas A: Lulusan S2-
Gizi/Kesehatan atau S1-Gizi/kesehatan
dengan pendidikan dasar D3-Gizi, atau
minimal lulusan D4-Gizi dengan pengalaman
kerja tertentu.
2. Rumah sakit kelas B: Lulusan S2-
Gizi/Kesehatan atau S1-Gizi/kesehatan
dengan pendidikan dasar D3-Gizi, atau
minimal lulusan D4-Gizi.
3. Rumah sakit kelas C: S1-Gizi/kesehatan
dengan pendidikan dasar D3-Gizi, atau
minimal lulusan D4-Gizi, atau minimal
lulusan D3-Gizi dengan pengalaman kerja
tertentu.

 Koordinator Unit-Unit

Aspek Keterangan
Tugas Pokok 1. Perencanaan dan evaluasi pelayanan gizi
2. Pengawasan dan pengendalian dalam
penyelenggaraan pelayanan gizi
3. Pemantauan proses pelayanan
4. Pengkajian data kasus
5. Penelitian dan pengembangan
Kualifikasi 1. Rumah sakit kelas A dan B: Lulusan S2-
Jabatan
Gizi/Kesehatan atau S1-Gizi/kesehatan
dengan pendidikan dasar D3-Gizi, atau
minimal lulusan D4-Gizi.
2. Rumah sakit kelas C: S1-Gizi/kesehatan
dengan pendidikan dasar D3-Gizi, atau
lulusan D4-Gizi, atau minimal lulusan D3-
Gizi.

 Supervisor
Aspek Keterangan
Tugas Pokok Mengawasi dan mengendalikan proses
penyelenggaraan pelayanan gizi rumah sakit mulai
dari perencanaan sampel pendistribusian dan
pelayanan pascarawat dan rujukan. Ruang lingkup
yang diawasi dapat mencakup aspek dietetik dan
nondietetik.
Kualifikasi Jabatan 1. Rumah sakit kelas A dan B : S1-
Gizi/kesehatan dengan pendidikan dasar D3-
Gizi, atau lulusan D4-Gizi, atau minimal
lulusan D3-Gizi/Perhotelan.
2. Rumah sakit kelas C: S1-Gizi/kesehatan
dengan pendidikan dasar D3-Gizi, atau
lulusan D4-Gizi, atau minimal lulusan D3-
Gizi/Perhotelan, atau minimal lulusan SMK
Tata boga dengan pengalaman di bidang
penyelenggaraaan makanan minimal 3 tahun.

 Juru Masak

Aspek Keterangan
Tugas Pokok Tenaga pengolah bahan makanan yang bertugas mulai
dari persiapan hingga pendistribusian.
Kualifikasi Jabatan 1. Rumah sakit kelas A dan B : lulusan SMK
Tataboga/SMU + Kursus masak.
2. Rumah sakit kelas C : Lulusan SMU + kursus
masak.

 Urusan Gudang/Perbekalan

Aspek Keterangan
Tugas Pokok Bertugas pada unit penyimpanan bahan makanan
untuk menjamin ketersediaan dan kesiapan bahan
makanan sesuai dengan menu harian, serta kondisi
fisik bahan makanan yang bermutu sesuai dengan
spesifikasi (stsandar) yang telah ditentukan.
Kualifikasi Jabatan 1. Rumah sakit kelas A dan B : Lulusan D3-Gizi,
D1-Gizi atau SMU
2. Rumah sakit kelas C: Lulusan D1-Gizi,
SMU/sederajat.

 Operator Komputer

Aspek Keterangan
Tugas Pokok Bertugas dalam memformulasi dan mengakurasi
perencanaan anggaran serta kebutuhan bahan
makanan mulai dari perencanaan hingga evaluasi.
Selain itu, juga bertugas dalam mengorganisasikan
data untuk mendukung efektifitas pelaporan.
Kualifikasi Jabatan SMU atau D3-Gizi + kursus komputer

 Tata Usaha

Aspek Keterangan
Tugas Pokok Registrasi pesanan, pembukuan keuangan, penyiapan
laporan berkala, penyiapan laporan khusus, serta
pengaturan mengenai kepagawaian.
Kualifikasi Jabatan D3-Gizi, D1-Gizi, SMU + kursus administrasi
ketatausahaan, atau SMK-adminstrasi.

 Juru Masak Ruangan

Aspek Keterangan
Tugas Pokok Pelaksanaan penyajian maknan di ruang-ruang rawat
inap, mulai dari penataan di dapur ruangan sampai
menyajikan ke pasien.
Kualifikasi Jabatan 1. Rumah sakit kelas A dan B Lulusan SMK
Tataboga atau SMU + kursus masak
2. Rumah sakit kelas C: lulusan SMU/SLTP +
kursus masak

 Pekarya

Aspek Keterangan
Tugas Pokok Pelaksanaan yang membantu pelaksanaan tugas
operasional di dapur penyelenggaraan maknanan dan
dapur ruang rawat inap.
Kualifikasi Jabatan 1. Rumah Sakit Kelas A, B, lulusan SMP/SMA
2. Rumah Sakit kelas C lulusan SD/SMP

F. KEBUTUHAN DAN ANALISIS KETENAGAAN

Berikut ini adalah factor-faktor yang memengaruhi pembobotan dalam perhitungan


kebutuhan tenaga pada penyelenggaraan makanan institusi:

 Jumlah dan jenis porsi yang dilayani.


 Jumlah dan macam menu yang diselenggarakan
 Jumlah hari pelayanan makanan
 Jumlah dan macam peralatan yang tersedia
 Jumlah, jenis, dan kualitas bahan makanan yang digunakan
 System produksi makanan yang digunakan
 System distribusi/pelayanan makanan

Untuk institusi rumah sakit yang khususnya membutuhkan tenaga ahli gizi belum ada
standard yang pasti mengenai jumlah tenaga yang dibutuhkan, tetapi sudah disepakati bahwa
untuk setiap rumah sakit yang menyediakan makanan 300 porsi diperlukan seorang Sarjana
Muda Gizi dan 2 pengatur gizi. Kebutuhan tenaga yang tidak ahli, yaitu juru masak, petugas
kebersihan, tenaga administrasi bervariasi dan tenaga khusus jika diperlukan menurut besar
kecilnya pelayanan gizi makanan kelompok tersebut. Rumah sakit membutuhkan tenaga ini
lebih banyak lagi dan disesuaikan dengan macam pelayanan kesehatan yang dimiliki rumah
sakit tersebut atau sesuai dengan macam/kelas rumah sakit. Setiap institusi yang
menyediakan makanan untuk 75-100 orang diperlukan seorang ahli gizi dan beberapa orang
juru masak, dan untuk 5-6 orang dibutuhkan 1 tenaga pemasak dan untuk setiap 60-70 orang
dibutuhkan 1 pekarya/petugas kebersihan.

Namun demikian, berdasarkan Departemen Kesehatan RI (2004), perhitungan jumlah


kebutuhan ketenagaan dapat dihitung berdasarkan WISN (Workload Indicator of Staffing
Needs) atau beban kerja. Langkah perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan WISN ini
meliputi 5 langkah, yaitu:
1. Menetapkan waktu kerja tersedia, yaitu waktu kerja yang efektif selama satu tahun
untuk masing-masing kategori SDM di setiap unit rumah sakit. Waktu kerja tersedia
ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Waktu kerja tersedia = [A – B + C + D + E] x F
Keterangan:
A = hari kerja (6 hari kerja/minggu)
B = cuti tahunan
C = pendidikan dan pelatihan
D = hari libur nasional
E =ketidakhadiran kerja (sesuai data rata-rata ketidakhadiran kerja selama kurun
waktu satu tahun karena alasan sakit, tidak masuk kerja dengan atau tanpa
pemberitahuan atau izin)
F = waktu kerja (waktu kerja dalam satu hari adalah 7-8 jam)
2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM yang dihitung
3. Menyusun standar beban kerja, yaitu volume atau kuantitas beban kerja selama 1
tahun per kategori SDM. Standard beban kerja untuk suatu kegiatan pokok ini disusun
berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesa
4. ikan tugas pokok tersebut (waktu rata-rata) dan waktu kerja yang tersedia pada
masing-masing unit kerja. Rumus yang digunakan yaitu :

Waktu kerja tersedia


Standar beban kerja =
Rata-rata waktu setiap kegiatan pokok

Beban kerja masing-masing kategori SDM di unit kerja RS meliputi:


a. Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori tenaga.
b. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok.
c. Standar beban kerja per satu tahun masing-masing kategori SDM.
5. Menyusun standar kelonggaran, yaitu untuk memperoleh faktor-faktor kelonggaran
setiap kategori SDM termasuk jenis kegiatan dan kebutuhan waktu penyelesaian suatu
kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi tingkat kualitas atau jumlah
kegiatan pokok. Standar kelonggaran ini dapat dihitung dengan rumus berikut:

Rata-rata waktu per faktor kelonggaran


Standar kelonggaran =
Waktu yang tersedia

6. Menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja,yaitu untuk memperoleh jumlah dan
jenis/kategori SDM yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan wajib
dan upaya pengembangan selama kurun waktu satu tahun (Depkes, 2004).
Perhitungan kebutuhan tenaga kerja per unit ini dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:

Kuanitas kegiatan pokok


Kebutuhan tenaga = x Standar kelonggaran
Standar beban kerja

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2003. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Direktorat Gizi Masyarakat.
Depkes RI, Jakarta.

Irianto Aritonang. 2012. Penyelenggaraan Makanan. Manajemen Sistem Pelayanan


Gizi Swakelola dan Jasa Boga di Instalasi Gizi Rumah Sakit. Yogyakarta 2012.

Nursiah A. Mukri, dkk. 1990. Manajemen Pelayanan Gizi Institusi Dasar dan Lanjut.
Jakarta Proyek Pengembangan Pendidikan tenaga Gizi Pusat Bekerja sama dengan Akademi
Gizi Departemen Kesehatan RI.

Sjahmien Moehji. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Bharata
Niadga Medik. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai