Anda di halaman 1dari 3

Tindakan Kekerasan dan Ancaman Keselamatan Kerja Guru

SMP Negeri 48 Satu Atap OKU

Guru adalah seorang tenaga pendidik profesional yang mendidik,


mengajarkan ilmu, membimbing, melatih, memberikan penilaian serta melakukan
evaluasi kepada peserta didik. Guru tidak hanya mengajarkan pendidikan formal
saja, tetapi juga pendidikan lainnya yang bisa menjadi contoh sosok yang
diteladani oleh para peserta didiknya.

Proses mendidik merupakan hal yang lebih sulit untuk dilakukan


ketimbang mengajarkan suatu ilmu pengetahuan. Dalam hal ini kegiatan mendidik
bertujuan untuk mengubah tingkah laku peserta didik menjadi lebih baik sesuai
dengan aturan dan norma yang berlaku.

Dalam rangka melaksanakan tugas mulianya, profesi guru dihadapkan


pada kewajiban untuk senantiasa meningkatkan profesionalisme dan tantangan
yang semakin kompleks.

Sebagai seorang manusia biasa, guru juga memiliki hak yang harus
dilindungi, dihormati, dipertahankan dan tidak boleh diabaikan. Salah satu hak
guru adalah hak memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas, karena
dengan adanya perlindungan tersebut maka guru akan dapat melaksanakan
tugasnya dengan tenang, nyaman dan tidak mengkhawatirkan hal-hal buruk yang
akan menimpanya.

Guru dalam kasus tertentu, selain diadukan sebagai pelaku kekerasan


terhadap peserta didik, juga menjadi korban kekerasan dari orang tua peserta
didik. Kekerasan yang diterima berupa kekerasan fisik dan kekerasan psikologis
seperti ancaman dan intimidasi. Hal ini dipengaruhi oleh cara pandang orang tua
peserta didik yang keliru dan terpengaruh oleh doktrin perlindungan hukum
terhadap anak, termasuk peserta didik.

1
Kekerasan yang pernah menimpa kami selama mengajar di SMP Negeri
48 Satu Atap OKU adalah kekerasan psikologis. Kekerasan yang kami terima
bermula dari kasus perkelahian yang melibatkan empat orang peserta didik.
Perkelahian tersebut dipicu oleh pengakuan salah satu peserta didik yang
melaporkan temannya melakukan pelanggaran tata tertib sekolah, yaitu merokok
di lingkungan sekolah.

Pihak sekolah kemudian menangani kasus perkelahian tersebut secara


kekeluargaan, dengan mengundang orang tua peserta didik yang terlibat
perkelahian untuk melakukan mediasi dan berhasil mencapai kata mufakat untuk
berdamai.

Masalah justru muncul dari pihak yang tidak terlibat, ada orang tua peserta
didik lain yang berusaha memperkeruh keadaan, dengan mengatakan pihak
sekolah tidak bertanggung jawab atas kejadian perkelahian itu dan mengancam
kami jika hal tersebut menimpa anaknya maka dia akan melapor ke pihak yang
berwajib.

Selain mendapat tindakan kekerasan dari orang tua peserta didik, guru di
SMP Negeri 48 Satu Atap OKU juga mengahadapi ancaman keselamatan kerja,
berupa ancaman kehilangan nyawa dan harta benda. Pengalaman yang dialami
adalah, dua orang rekan kami pernah menjadi korban begal motor pada saat akan
pergi berangkat menuju sekolah.

Letak SMP Negeri 48 Satu Atap OKU berada di Dusun V Lekis Banuayu
Kecamatan Lubuk Batang, lebih kurang dua puluh menit dari Kota Baturaja.
Kondisi jalanan yang sepi, melewati perkebunan karet dan hutan menjadi
ancaman bagi kami yang setiap hari melintasi jalan tersebut.

Tahun 2015 rekan kami harus melawan dua orang begal motor yang tiba-
tiba datang dan menyerempet motornya, walaupun motor tidak berhasil dibawa
kabur, namun rekan kami harus mendapatkan perawatan dibagian kepala karena
dipukul dengan gagang pistol oleh pelaku begal.

2
Tahun 2017 terulang lagi, rekan kami di begal oleh komplotan penjahat
bermotor dan harus merelakan motornya dirampas dan dibawa oleh begal. Rekan
kami tidak mendapat kekerasan secara fisik, tetapi secara psikologis rekan kami
sangat takut dan trauma berkepanjangan sehingga akhirnya memutuskan untuk
mutasi ke sekolah lain.

Dua peristiwa tersebut adalah pengalaman yang tidak terlupakan dan


sampai saat ini kami masih merasa was-was akan ancaman begal yang sewaktu-
waktu bisa mengancam keselamatan kami.

Anda mungkin juga menyukai