Tindakan Kekerasan Dan Ancaman Keselamatan Kerja Guru SMPN 48 SATU ATAP OKU
Tindakan Kekerasan Dan Ancaman Keselamatan Kerja Guru SMPN 48 SATU ATAP OKU
Sebagai seorang manusia biasa, guru juga memiliki hak yang harus
dilindungi, dihormati, dipertahankan dan tidak boleh diabaikan. Salah satu hak
guru adalah hak memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas, karena
dengan adanya perlindungan tersebut maka guru akan dapat melaksanakan
tugasnya dengan tenang, nyaman dan tidak mengkhawatirkan hal-hal buruk yang
akan menimpanya.
1
Kekerasan yang pernah menimpa kami selama mengajar di SMP Negeri
48 Satu Atap OKU adalah kekerasan psikologis. Kekerasan yang kami terima
bermula dari kasus perkelahian yang melibatkan empat orang peserta didik.
Perkelahian tersebut dipicu oleh pengakuan salah satu peserta didik yang
melaporkan temannya melakukan pelanggaran tata tertib sekolah, yaitu merokok
di lingkungan sekolah.
Masalah justru muncul dari pihak yang tidak terlibat, ada orang tua peserta
didik lain yang berusaha memperkeruh keadaan, dengan mengatakan pihak
sekolah tidak bertanggung jawab atas kejadian perkelahian itu dan mengancam
kami jika hal tersebut menimpa anaknya maka dia akan melapor ke pihak yang
berwajib.
Selain mendapat tindakan kekerasan dari orang tua peserta didik, guru di
SMP Negeri 48 Satu Atap OKU juga mengahadapi ancaman keselamatan kerja,
berupa ancaman kehilangan nyawa dan harta benda. Pengalaman yang dialami
adalah, dua orang rekan kami pernah menjadi korban begal motor pada saat akan
pergi berangkat menuju sekolah.
Letak SMP Negeri 48 Satu Atap OKU berada di Dusun V Lekis Banuayu
Kecamatan Lubuk Batang, lebih kurang dua puluh menit dari Kota Baturaja.
Kondisi jalanan yang sepi, melewati perkebunan karet dan hutan menjadi
ancaman bagi kami yang setiap hari melintasi jalan tersebut.
Tahun 2015 rekan kami harus melawan dua orang begal motor yang tiba-
tiba datang dan menyerempet motornya, walaupun motor tidak berhasil dibawa
kabur, namun rekan kami harus mendapatkan perawatan dibagian kepala karena
dipukul dengan gagang pistol oleh pelaku begal.
2
Tahun 2017 terulang lagi, rekan kami di begal oleh komplotan penjahat
bermotor dan harus merelakan motornya dirampas dan dibawa oleh begal. Rekan
kami tidak mendapat kekerasan secara fisik, tetapi secara psikologis rekan kami
sangat takut dan trauma berkepanjangan sehingga akhirnya memutuskan untuk
mutasi ke sekolah lain.