Peradaban Cina mulai terbangun sejak 4000 hingga 5000 tahun yang lampau. Secara
garis besar Wilayah Cina terbagi atas Huabei ( China Utara) dan Huanan (China Selatan).
Pada abad ke 2 SM muncul sistem pemerintahan yang terstruktur pada masa kekaisaran
atau Dinasti. Dinasti Tang dikenal sebagai masa keemasan dalam Sejarah Cina. Pada saat itu
seni lukisan, patung, sastra, kayu cetak dan produksi massal buku mengalami perkembangan
yang pesat. Begitu pula, agama Budha disebarkan ke Jepang dan berpengaruh terhadap
karya arsitektur dan kota. Dinasti Ming, yang didirikan oleh Kubilai Khan merupakan dinasti
terakhir yang diperintah pribumi dan berkembang hingga ke Mongol atau Yuan.
Luas wilayah Cina 9,596,960 kilometer persegi dihuni oleh beragam etnis seperti
suku Han, Zhuang, Uygur, Hui, Yi, Tibetan, Miao, Manchu, dan Mongol. Sistem kepercayaan
Cina adalah memuja roh nenek moyang. Pada masa dinasti Chou, 1027-256 SM muncul
ajaran Konfusianisme, Lao-tse, Mo Ti, dan Mencius yang menjadi dasar filosofi masyarakat
Cina hingga kini. Budhisme dari India mencapai keemasan dalam penyebaran agama di Cina
pada masa Dinasti Han.
dengan ditemukannya aksara dan penulisan. Strata sosial pada masa itu terbagi
berdasarkan pekerjaan dan kemakmuran yang diperoleh yang membedakan antara Raja dan
bangsawan, petani, seniman, dan pedagang. Pada masa dinasti Chou sistem pertanian
dikelola baik. Sistem pembajakan sawah meluas hingga ke Asia Tenggara ketika terjadi
ekspansi wilayah dan budaya ke bagian selatan Cina.
PERKEMBANGANARSITEKTUR
Filosofi arsitektur Cina sangat dipengaruhi oleh filosofi kepercayaan dan ajaran
Konfusianisme, Taoisme dan Budhisme. Terdapat simbol dan lambang-lambang dari bentuk
ideal dan keharmonisan dalam tatanan masyarakat. Bentuk ideal dan keharmonisan dalam
masyarakat dapat dilihat dari filosofi Tien-Yuan Ti-Fang yang berarti langit bundar dan bumi
persegi. Persegi melambangkan keteraturan, intelektualitas manusia sebagai manifestasi
penerapan keteraturan atas alam. Bundar melambangkan ketidakteraturan sifat alam.
Filosofi Tien-Yen-Chih-Chi, artinya di antara langit dan manusia, menggambarkan peralihan
dua alam yang disimbolkan dalam bentuk bundar-segi empat-bundar.
Konsep Keseimbangan dalam kehidupan diatur dalam dualitas Yin dan Yang, hong
Shui atau Feng Shui. Yang adalah sebagai energi positif, jantan, terang, kuat, buatan
manusia. Sementara, yin digambarkan sebagai energi negatif, betina, gelap, menyerap
elemen.
Hong shui atau Feng Shui merupakan kompas kehidupan yang mengaur
keseimbangan elemen alam seperti angin, air, tanah dan logam. Kompas merupakan
adaptasi metodis karya manusia terhadap struktur alam raya sehingga menjadi pedoman
dalam pendayagunaan energi dan sumber alam untuk penyelarasan nafas dunia. Feng shui
membantu manusia memanfaatkan gaya-gaya alam dari bumi dan menyeimbangkan Yin dan
Yang guna memperoleh Qi yang baik, yang menggambarkan kesehatan dan vitalitas.
Potensialitas Dinding
Penonjolan individualitas bangunan
Pengorganisasian susunan CourtYard
Permainan tinggi lantai
Bangunan dibatasi taman
Rumah utama bersumbu Utara-Selatan dan selalu memilih tempat yang lebih tinggi
Interior dengan elemen utama perabot berukir dengan warna megah sebagai
lambang gengsi.
Pintu dan jendela menjadi elemen penunjang yang penting dalam tatanan
permukaan bangunan.
Adanya privasi berdasarkan rasa hormat dan keintiman tata laku/ Etiket Bangsa Cina
yang diterapkan secara vertikal dengan langit-langit, atap dan secara horisontal
dengan Court Yard dan Lantai
2. Hirarki dan Status, pada umumnya dicirikan oleh lokasi lahan terhadap jalan
Utama/Strategis, jumlah Court Yard, warna tiang, bentuk dan kerumitan ornamen atap,
serta jumlah trave hall : 9 (kaisar ) 7 (putra mahkota) 5 (Mandarin) 3 ( rakyat biasa)
3. Koordinasi atau orientasi, sebagai sikap dan pandangan terhadap rumah sebagai sel dasar
arsitektur dan keluarga merupakan mikrokosmos dari tatanan masyarakat umum sehingga
pengaturan dan koordinasi sel dasar memiliki arti sebagai pengaturan dan koordinasi dunia
5. Struktur dan Konstruksi, konsep yang diterapkan pada rangka atap dengan sistem saling
tumpang, bukan kuda-kuda dengan penyangga miring, kolom sebagai pendukung beban
atap, dinding sebagai pembatas non struktural dan sistem bracket ( Tou Kung).
6. Stilistika, seluruh permukaan bangunan penuh dengan dekorasi, pola lantai : diagonal (
jen), hexagonal (Kou), Susunan Bata ( Ting), bangunan menggunakan konstruksi kayu dan
dengan kombinasi warna yang menyolok seperti merah, kuning dan hitam.
Feng Shui merupakan, ilmu tata ruang untuk mengatur rumah, lingkungan dan
sebagainya, sehingga penghuni selaras dengan alam.Feng Shui memiliki hubungan yang erat
dengan pengetahuan geomorfologi, struktur tanah, arah angin, sirkulasi udara, aliran air,
sinar matahari, warna dan sebagainnya.
Dasar pengetahuan dan filsafat dari Feng Shui di bagi menjadi 3 yaitu unsur yaitu :
Elemen dalam Feng Shui merupakan lima unsur alam yang sangat mempengaruhi
kehidupan manusia. Kelima elemen tersebut adalah :
Untuk mencari angka dalam Ba-Gua Trigram dapat menggunakan rumus sebagai
berikut :
Untuk menganalisis suatu kasus dengan denah, trigram dapat diketahui dengan arah hadap
dan arah duduk bangunan atau rumah tersebut.
Kua adalah angka simbolis yang mengelompokkan seseorang dalam feng shui. Dengan
menegtahui angka kua maka kesesuain antara ruang dalam rumah dengan penghuni akan
diketahui. Kelompok tersebut adalah kelompok timur dan barat.
Kua 1, 3, 4, 9 termasuk dalam kelompok timur. Ruang yang baik adalah selatan,
tenggara, timur, dan utara. Sementara kua 2, 5, 6, 7, dan 8 masuk dalam kelompok barat
dengan sektor yang baik adalah timur laut, barat laut, barat, barat daya.
Dalam analisis, setiap tempat tinggal dapat dibagi menjadi 9 sektor, yaitu delapan arah
mata angin dan satu pusat. Setiap sektor mata angin dapat menyiratkan kategori baik dan
buruk dari sektor tersebut. Empat kategori baik adalah sheng chi, tian yi, nian yan, dan fu
wei. Sementara empat kategori buruk adalah ho hai, wu gui, liu sha, dan jue ming.
Berikut ini, merupakan contoh rumah yang menggunakan feng shui :
b). Taoisme
Layar dinding untuk menghadapi pintu masuk utama rumah, yang merupakan
keyakinan bahwa perjalanan yang jahat dalam garis lurus.
1). Dewa Pintu ditampilkan pada pintu untuk menangkal kejahatan dan mendorong
aliran keberuntungan
2). Tiga angka antropomorfik mewakili Fu Lu Shou (福祿壽fú-lu-Shou) bintang yang
ditampilkan secara jelas, kadang-kadang dengan proklamasi "tiga bintang yang hadir" (
三星在San-Xing-Zai)
Konsep Taoisme diterapkan pada Kompleks Arsitektur Tao di Gunung Wudang, dan
Menara Porselen Nanjing. Keistimewaan tiga bangunan ini adalah genteng berkilau yang
dipernis dengan terang, berwarna-warni.
Seniman membuat lukisan pada bata porselen, termasuk pola bunga teratai, binatang
surga, dewa-dewi, dan lain lain. Bata tersebut dibakar dalam temperatur tinggi,
menghasilkan kilauan berwarna yang unik pada glasir. Bata ini kemudian satu per satu
disusun membentuk menara.
Pada Menara Porselen Yongle, kulit kerang digerinda hingga sangat tipis sehingga bisa
tertembus sinar. Ini diberi nama sebagai“genting terang”dan material ini adalah material
penerangan terbaik sebelum kaca diperkenalkan dari Barat. Selama Dinasti Ming dan
Qing, menara yang tingginya 79,25 meter dinyalakan sampai ke tempat tertinggi pada
malam hari. Cahaya seperti mimpi, menembus melalui kulit kerang yang transparan,
menjadikan menara ini sebagai istana dongeng.
2. Kompleks Arsitektur Tao di Gunung Wudang
Kompleks Arsitektur Tao didirikan berdasarkan titah dari Kaisar Yongle. Genting
biru yang mengkilap banyak dipakai pada konstruksi ini. Atap dari genting berwarna biru
merak membuat bangunan Tao menjadi menonjol di gunung yang bersih dan tenang.
Bangunan ini menonjolkan kemegahan Tao. Bangunan ini juga menonjolkan lis atap yang
berlapis-lapis, tiang dan balok yang dilukis, kombinasi kedamaian alamiah. Skala
Kompleks Arsitektur Tao Wudang.
1). Courtyard
Courtyard merupakan ruang terbuka pada rumah Tradisional Cina. Ruang terbuka ini
bersifat lebih privat. Biasanya digabung dengan kebun atau taman.
Feng shui mengenal empat orientasi kompas yang pokok: utara (melambangkan air),
timur (melambangkan kayu), selatan (melambangkan api), dan barat (melambangkan
logam). Setiap elemen berperan dan memiliki makna masing-masing. Oleh sebab itu fungsi
rumah tinggal dikaitkan dengan arti elemen tersebut.
Sebagai contoh, api dikaitkan dengan fungsi dapur, karena di sana ada kegiatan yang
melibatkan unsur api. Air dikaitkan dengan fungsi-fungsi yang basah, seperti mencuci dan
kamar mandi/WC. Karena sebagian dari fungsi itu adalah fungsi service, maka ada deretan
bangunan yang diletakkan pada sisi paling belakang untuk menunjang fungsi service rumah
tinggal. Bangunan utama rumah courtyard diletakkan pada sektor utara, juga menghadap ke
selatan.
Sisi timur dilambangkan dengan matahari terbit, jadi dikaitkan dengan kegiatan bekerja
di lingkungan rumah tangga. Sedangkan sisi barat adalah arah matahari terbenam, yaitu
sesuai untuk kegiatan beristirahat dan tidur.
Dari segi arsitektur, tentu saja penempatan ruang tidur pada arah barat di rumah
courtyard akan menguntungkan. Karena jendela kamar akan menghadap ke timur, jadi pada
pagi hari cahaya matahari saat baru terbit akan mudah masuk dan pada siang atau sore hari
tidak terkena matahari barat.
Gambar di atas merupakan beberapa jenis bentuk atap yang menjadi ciri khas dari
arsitektur tradisional cina.
Umumnya, struktur bangunan merupakan rangka kayu yang menerima beban atap
dan diteruskan kebawah melalui kolom-kolom. Pintu dan jendela merupakan pengisi saja,
oleh karena itu bisa bersifat fleksibel. Sedangkan pintu dan jendela pada bagian teras
menggunakan sistem bongkar-pasang. Sistem kuda-kuda yang dipakai adalah kuda-kuda segi
empat yang menjadi khas arsitektur Cina. Lantai atas umumnya merupakan lantai-lantai
papan yang disanggah oleh balok. Plat beton ini juga dipakai untuk lisplank serta atap.
Beban bergerak dan beban mati diterima lantai dan diteruskan ke pondasi.
Semua proporsi dan aturan bergantung pada sistem standart dimensi kayu dan
pembagiannya. Keseluruhan bangunan Cina dirancang dalam modul-modul sederhaba dan
modulor dari variabel ukuran yang proporsinya benar serta melindungi dan
mempertahankan hubungan harmoni. Arsitektur Cina berkembang sesuai dengan
zamannya.
1. Pondasi
2. Atap
3. Dinding
4. Gerbang
Pada arsitektur Tionghoa, penggunaan dan pemilihan warna sangat penting, karena
melambangkan hal tertentu. Hal-hal ini berkaitan erat dengan kepercayaan terhadap baik
ataupun buruk pada Fengshui.
Jenis Bangunan
Bangunan Cina klasik, terutama milik orang kaya, lebih menekankan pada luas bukan
pada tinggi rendahnya bangunan. Berbeda dengan arsitektur Barat, arsitektur Cina lebih
menekankan visual dari lebar bangunan. Seperti yang dikatankan Ronal G, Knapp (2003),
arsitektur vernakular Cina sangatlah dipengaruhi oleh kondisi geografis, historis dan budaya
dimana tempatnya berasal yang kemudian dimanifestasikan secara beragam di daerah-
daerah.
Berdasarkan jenis bangunan arsitektur Cina kuno terdiri dari tiga yaitu:
c. Bangunan Keagamaan
Kamar mandi tidak ditempatkan di bagian Timur Laut karena menurut kepercayaan
Jepang (kebudayaan) dapat menimbulkan penyakit.
Taman dibuat di bagian Timur Laut yang diyakini sebagai penangkal setan dan dapat
diyakini membawa keberuntungan bagi anggota keluarga.
Perletakan taman tidak boleh berada di arah Barat Daya karena membawa dampak
yang buruk yaitu kemiskinan.
Ruang minum teh “Chashitsu” pada arsitektur Jepang tradisional berbeda dengan
arsiterktur Jepang modern, di sini ruang minum teh letaknya tidak diharuskan pada
sisi/ samping bangunan.
Perluasan bangunan dapat dilakukan kecuali ke arah Timur Laut karena menurut
kepercayaan Jepang apabila perluasan dilakukan pada arah tersebut dapat
menimbulkan ketidakharmonisan dalam rumah tangga.
RUMAH TRADISIONAL ARSITEKTUR JEPANG
Rumah tradisional Jepang cenderung berbentuk kecil dan berdekatan antara satu
dengan yang lainnya, baik itu di perkotaan ataupun di pedesaan. Namun, elemen kunci dari
desain rumah hunian tradisional Jepang terletak pada privasi, cahaya alami, perlindungan
dari bagian luar rumah, dan tidak mementingkan ukuran atau lokasi rumah.
Walaupun sebagian besar orang Jepang yang tinggal di perkotaan tidak mampu
membangun rumah, apartemen mereka juga sering memiliki unsur-unsur tradisional,
seperti bak untuk berendam dan penggunaan satu buah anak tangga di bagian pintu masuk
rumah. Banyak juga rumah bergaya Barat di Jepang yang memiliki satu ruangan tradisional
Jepang dengan lantai Tatami. Elemen desain rumah tradisional Jepang telah menjadi
inspirasi bagi arsitek Barat sejak lama, dan dapat ditemukan di rumah-rumah lain di seluruh
dunia.
Pintu geser.
Kayu.
Anyaman jerami.
Machiya merupakan rumah rakyat Jepang yang berada di tengah kota, memiliki
konsep sebagai tempat tinggal sekaligus tempat usaha. Fisik bangunan mewadahi aktivitas
usaha sekaligus aktivitas hidup sehari-hari. Karena keterbatasan lahan, biasanya rumah ini
cenderung memanjang ke belakang. Pada masa sekarang, rumah jenis ini sudah termasuk
langka, namun kota Kyoto masih memelihara machiya paling banyak. Rumah ini pada
awalnya dijadikan sebagai hunian bagi kelas bukan samurai, seperti seniman dan pedagang.
Rumah jenis ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Heian (794-1185). Kota Kyoto,
yang dikenal dengan khas rumah jenis Machiya, pernah menderita kebakaran pada tahun
1864 karena pemberontakan Hamaguri oleh karena itu banyak bangunan yang terbakar.
Semenjak kejadian itu, rumah-rumah baru didirikan. Bangunan-bangunan ini lah yang
menjadi Machiya tua yang masih tersisa sekarang.
Dinding dan atap tersusun menjadi satu kesatuan. Bagian depan bangunan digunakan
sebagai toko kemudian bagian belakang terdapat kamar berlantai kayu dan bertikar tatami.
Kemudian juga terdapat dapur dan gudang. Desain dari Machiya ini memperhatikan
iklim di lingkungan Kyoto yang bisa sangat dingin di musim dingin, dan sangat panas dan
lembab di musim panas. Beberapa lapisan pintu geser (fusuma dan Shoji) digunakan untuk
mengatur suhu; menutup semua layar di musim dingin sehingga mampu digunakan
sebagai perlindungan dari dingin, ketika membuka mereka semua di musim panas mampu
menahan panas dan kelembaban. Rumah ini ditandai dengan memiliki warna hitam untuk
dinding luar yang diplester. Warna ini dibuat dari tinta India ,kapur dan hancuran cangkang
tiram kemudian dibakar.
Tata Ruang
Tata ruang rumah Machiya hampir mirip dengan denah rumah tradisional Jepang
pada umumnya. Yang membedakan adalah pada rumah Machiya biasanya terdapat toko di
depan rumahnya dan rumah ini cenderung memanjang ke belakang. Machiya dibagi-bagi
menjadi beberapa bagian, antara lain dengan ruangan sempit untuk toko di bagian depan,
tempat tinggal dan taman di bagian tengah, gudang dan bangunan tambahan di bagian
belakang.
Toko
Genkan
Merupakan ruang utama yang mengambil sepertiga dari luas denah rumah.
Fungsinya adalah untuk kegiatan memasak, sehingga tersedia oven tanah dan tempat
mencuci yang terbuat dari kayu yang didirikan dibelakang doma. Di sekitar ruang doma
terdapat tiga baris ruang. Ruang yang paling dekat dengan jalan disebut dengan mise. Di
sinilah barang-barang dagangan dipamerkan, dan transaksi perdagangan dilakukan.
Ruang yang terletak di bagian tengah, dipergunakan sebagai kantor, dan juga tempat
anggota keluarga menerima tamu. Ruang yang terletak di bagian paling belakang
menghadap ke arah taman tertutup. Ruang ini dibuat menyerupai zashiki, lengkap dengan
tokonoma, yang berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan harian dari anggota rumah
tangga tersebut.
Zushi
Ruang di loteng yang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian yang dekat dengan jalan
mempunyai langit-langit rendah berfungsi sebagai gudang. Bagian kedua adalah bagian
belakang yang dipergunakan sebagai kamar tidur.
Toko na ma (床の間)
Washiki
Tempat menyimpan harta benda milik keluarga yang terletak di belakang ruang
utama (omoya). Selain itu untuk menyimpan harta benda keluarga bisa juga digunakan
zashiki, yang terletak terpisah dari ruangan utama. Untuk dapat memasuki ruangan ini,
dibuatkan pintu pada ruang doma menuju ke pekarangan belakang.
Roka
Taman
Atap dipasang dengan genting tanah liat. Umumnya memiliki 2 atau 3 lantai. Di
berbagai tempat di Jepang machiya memiliki ciri khasnya masing-masing. Contoh kyo-
machiya, dibangun dengan bahan-bahan berkualitas bagus dan ringan. Teknik
pembangunan menempatkan tiang pada landasan pada bangunan ini merupakan cara yang
biasa digunakan untuk kuil-kuil. Teknik ini sangat berguna sebagai penahan bangunan
daripada gempa bumi. Gudang dibuat dari lempung dan sangat tahan api.
Atap machiya sering dibuat curam, dan biasanya terbuat dari tanah liat atau genteng
(kawarabuki yane). Atap machiya termasuk jenis atap irimoya dan kirizuma.
Irimoya
Kirizuma
Pengerjaan pondasi pada struktur rumah Jepang Pengerjaan balok lantai dasar
Pengerjaan balok dan kolom Pengerjaan atap