Anda di halaman 1dari 2

Dua Kades di Batang Ditetapkan Tersangka

Dugaan Penyalahgunaan Kas Desa dan DD


Kepolisian Resor Batang akhirnya menetapkan status tersangka
terhadap dua kepala desa dalam perkara dugaan penyelewengan
anggaran Kas Desa dan Dana Desa (DD) yang menyebabkan kerugian
uang negara.

“Kades Ponowareng dan Warungasem kemarin sudah kita tetapkan


sebagai tersangka setelah sebelumnya melalui proses sidik,” ungkap
Kapolres Batang, AKBP Edi Suranta Sinulingga, Rabu (30/1).

Adapun saat ini, kata dia, berkas perkara kedua Kades tersebut akan
diserahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Batang untuk melalui proses
selanjutnya. “Akan kita serahkan ke Kajaksaan. Namun, saat ini kami masih
menunggu satu alat bukti lagi,” katanya.

Menurut Kapolres, saat ini pun pihaknya masih melakukan tahap


sidik terhadap oknum Kades yang kemungkinan akan ditetapkan sebagai
tersangka. “Kita harap kepada para Kades agar jangan bermain main
dengan uang negara. Apabila mengalami kesusahan atau kebingungan
dalam mengelola keuangan, segera konsultasikan,” jelasnya.

ARAHAN – Kapolres Batang, AKBP Edi Suranta Sinulingga, saat


memberikan arahan dalam sosialisasi PTSL 2019, Selasa (29/1) lalu
Diberitakan sebelumnya, pada tahun 2018 Polres Batang berhasil
mengungkap dua kasus menonjol terkait dengan dugaan kasus korupsi
keuangan negara. Yang pertama adalah kasus dugaan korupsi anggaran
dana pengadaan Kas Desa Ponowareng Tahun 2017, oleh Kepala Desa
setempat berinisial DN, sehingga negara dirugikan sebesar Rp
151.056.800.

Sedangkan kasus yang kedua adalah penyalahgunaan wewenang


yang diduga dilakukan oleh Kepala Desa Warungasem, berinisial MH,
terkait penggunaan Dana Desa Tahun 2017, sebesar Rp 746.722.000.

Diketahui, untuk kasus yang pertama, pada tanggal 10 Januari 2017,


PT PLN Persero membayarkan uang ganti rugi atas pembebasan tanah
Kas Desa Ponowareng yang terkena pembangunan PLTU Batang sebesar
Rp 573.719.000.

Namun, uang tersebut yang seharusnya digunakan untuk mencari


tanah pengganti, oleh Kepala Desa hanya digunakan sebesar Rp
433.115.000, sehingga negara dirugikan sebesar Rp 151.056.800.

Sementara untuk kasus kedua, sekira terjadi pada 13 Juni 2017 di


Desa Warungasem, Kecamatan Warungasem. Dalam pelaksanaan
kegiatan yang menggunakan dana desa tahun 2017 sebesar Rp
746.722.000. Diduga terjadi penyalahgunaan wewenang yang dilakukan
oleh Kepala Desa Warungasem berinisial MH.

Anda mungkin juga menyukai