Anda di halaman 1dari 19

Makalah

EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

“Konstruktif Tes (Uraian Dan Objektif)”

OLEH

Nama : Hasna
Stambuk : A22117065
Kelas :B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat,
karunia terutama kesempatan yang diberikan-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tanpa adanya kesempatan, mustahil penyusun
dapat menyelesaikan penulisan makalah ini secara tuntas, walaupun masih banyak terdapat
kekurangan.

Selama proses membuat makalah ini, penyusun memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam membuat
makalah ini. Untuk itu dari hati yang paling dalam saya menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Dosen Mata Kuliah Evaluasi Proses Dan Hasil Belajar Biologi, yang telah
memberikan kami tugas ini yang memuat tentang “Konstruktif Tes (Uraian Dan Objektif)”
dan sebagai tugas individu guna menambah nilai.

Segala kritikan dan masukan yang membangun dari semua pihak, akan menjadi
pengalaman yang sangat berharga bagi penyusun demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 14 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

“Konstruktif Tes (Uraian Dan Objektif)”......................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..............................................................................................................1

BAB II................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.................................................................................................................3

2.1 Pengertian Konstruksi Tes..................................................................................3

2.2 Macam-Macam Konstruksi Tes..........................................................................3

2.3 Pengertian Tes Uraian.........................................................................................4

2.4 Karakteristik Uraian Bebas.................................................................................4

2.5 Prinsip-Prinsip Melandasi Uraian Bebas............................................................5

2.6 Fungsi Uraian Bebas Pada Pembelajaran...........................................................6

2.7 Keuntungan dan Kerugian Penerapan Uraian Bebas Pada Pembelajaran...........6

2.8 Karaktersitik Uraian Terbatas.............................................................................9

2.9 Prinsip-prinsip melandasi uraian terbatas...........................................................9

2.10 Fungsi Uraian Terbatas Pada Pembelajaran......................................................10

2.11 Keuntungan dan Kerugian Penerapan Uraian Terbatas Pada Pembelajaran......11

BAB III.............................................................................................................................13

PENUTUP........................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan............................................................................................................13

3.2 Saran......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................15

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Evaluasi menjadi hal yang penting dan harus diperhitungkan oleh pendidik
dalam menilai kemampuan peserta didik terhadap materi yang diajarkan.
Penilaian adalah kegiatan yang tidak mungkin dipisahkan dari kegiatan
pendidikan dan pengajaran secara umum. Semua kegiatan pendidikan yang
dilakukan harus selalu diikuti atau disertai dengan kegiatan penilaian. Pada
hakikatnya penilaian yang dilakukan tidak semata-mata untuk menilai hasil
belajar siswa saja, melainkan juga berbagai faktor lain, antara lain kegiatan
pengajaran yang dilakukan itu sendiri.
Tes sebagai alat pengukur hasil belajar siswa, diharapkan mampu
memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Artinya, alat tes dapat memberikan informasi tentang siswa sesuai keadaan yang
mendekati sesungguhnya. Hal itu penting karena informasi tersebut akan
dipergunakan untuk mempertimbangkan dan kemudian memutuskan berbagai
kebijakan baik yang berkenaan dengan siswa maupun kegiatan pengajaran secara
umum. Sebuah alat tes yang baik harus memenuhi beberapa kriteria tertentu,
antara lain alat tes haruslah tidak terlalu mudah atau terlalu sulit. Alat tes yang
baik harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi kelayakan, kesahihan,
keterpercayaan, dan kepraktisan (Nurgiyantoro, 2001:98).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Apa itu Konstruksi Tes ?
2. Macam-macam Konstruksi Tes
3. Apa itu Tes Uraian ?
4. Apa saja Karakteristik Uraian Bebas ?
5. Apa saja Prinsip-prinsip Melandasi Uraian Bebas ?
6. Apa saja Fungsi Uraian Bebas pada Pemebelajaran ?

1
7. Apa saja keuntungan dan kerugian Penerapan Uraian Bebas pada
Pembelajaran ?
8. Apa saja Karakteristik Uraian Terbatas ?
9. Apa saja Prinsip-prinsip Melandasi Uraian Terbatas ?
10. Apa saja fungsi uraian Terbatas pada Pembelajaran ?
11. Apa saja Keuntungan dan Kerugian Penerapan Uraian Terbatas Pada
Pembelajaran ?

1.3 Tujuan
Agar kita dapat mengetahui, memahami, mejelaskan, dan mengerti
bagaimana itu kontrsuksi tes (uraian dan objektif) dan bisa mengaplikasikannya
kepada peserta didik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstruksi Tes


Menurut Sudijono dalam Djali dan Muljono (2008), tes adalah alat atau
prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes sebagai
alat penilaian pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk
mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan
(tes tulisan), dan dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar
kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan
pendidkan dan pengajara

2.2 Macam-Macam Konstruksi Tes


a. Tes Essay (Uraian)
Tes essay adalah butir soal yag mengandung pertanyaan atau tugas yang
jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara
mengekspresikan pikiran peserta tes. Ciri khas tes essay adalah jawaban terhadap
soal tersebut tidak disediakan oleh orang yang mengkonstruksikan butir soal,
tetapi harus dipasok oleh peserta tes. Jadi yang terutama membedakan tipe soal
objective dan tipe soal uraian adalah siapa yang menyediakan jawaban atau
alternative jawaban terhadap soal atau tugas yang diberikan. Butir soal tipe uraian
hanya terdiri dari pertanyaan atau tugas (kadang-kadang juga harus disertai
dengan beberapa ketentuan dalam menjawab soal tersebut), dan jawaban
sepenuhnya harus dipirkan oleh peserta tes.Setiap peserta tes dapat memilih,
menghubungkan dan menyampaikan gagasannya dengan menggunakan kata-
katanya sendiri. Dengan pengertian ini maka akan segera kelihatan bahwa
pemberian skor terhadap jawaban soal tidak mungkin dilakukan secara objektiv

3
b. Tes Objective
Butir soal objektif adalah butir soal yang telah mengandung kemungkinan
jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta tes. Jadi kemungkinan
jawaban yang telah dipasok oleh pengkonstruksi butir soal,. Peserta hanya harus
memilih jawaban dari kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Dengan
demikian pemeriksaan jawaban peserta tes sepenuhnya dapat dilakukan secara
objektif oleh pemeriksa. Karena sifatnya yang objektif itu maka tidak selalu
penskoran harus dilakukan oleh manusia. Pekerjaan tersebut dapat dilakukan oleh
mesin seperti mesin scanner. Jadi yang dimaksud dengan tes objektif ialah tes
yang dapat diskor secara objektif.

c. Pilihan berganda (multiple choice)


Tipe pilihan berganda adalah suatu butir soal yang alternative jawabannya
lebih dari dua. Pada umumnya jumlah alternative jawaban berkisar antara 4 atau 5
jawaban.

2.3 Pengertian Tes Uraian


Tes Uraian, yang dalam uraian disebut juga essay, merupakan alat penilaian
yang hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan
yang menuntut siswa menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan,
mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang
sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan
bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam
mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan.

2.4 Karakteristik Uraian Bebas


Dalam bentuk ini siswa dengan bebas menguraikan jawabannya sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki. Bentuk tes uraian terbatas.Dalam bentuk ini
siswa dapat secara bebas menguraikan jawabannya sesuai dengan kehendak
sendiri tetapi dibatasi oleh penyusun soal sesuai dengan aspek yang
diinginkan.Kegunaan tes uraian, tes uraian berguna sebagai :Motivasi
pengembangan kemampuan siswa.Untuk menguji kemampuan semua jenjang

4
kognitif.Paling tepat untuk jenjang kemampuan kognitif yang tinggi,
misalnya. Memahami hubungan antara 2 hal atau lebih. Menerangkan prinsip-
prinsip. Melakukan analisis. Melakukan sintetis dan mengevaluasi suatu keadaan.

2.5 Prinsip-Prinsip Melandasi Uraian Bebas


Prinsip dikatakan juga landasan. Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan
Freeman (1986 dalam Supani dkk. 1997/1998) adalah represent the theoretical
framework of the method. Prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah
metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan
harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi 1) bahan yang akan dibelajarkan,
2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru
mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya.

Dengan demikian, prinsip pembelajaran bahasa adalah kerangka teoretis,


petunjuk-petunjuk teoretis bagi penyusunan sebuah metode pembelajaran bahasa
dalam hal :

1) pemilihan dan peyusunan bahan pembelajaran bahasa yang akan


dibelajarkan;

2) pengaturan proses belajar mengajarnya: bagaimana mengajarkan dan


mempelajarinya, hal-hal yang berhubungan dengan pendekatan, teknik, media,
dan sebagainya;

3) guru yang akan mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta


aktivitas yang harus dilaksanakan;

4) siswa yang mempelajarinya, berkenaan dengan aktivitasnya; dan

5) Hal-hal lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar.

5
2.6 Fungsi Uraian Bebas Pada Pembelajaran
 Uraian Bebas (Free Essay)

Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada


pandangan siswa itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi pernyataan uraian bebas
sifatnya umum.
Contoh:
1. Bagaimana perkembangan komputer di Indonesia, Jelaskan dengan
singkat !
2. Bagaimana peran komputer dalam pendidikan ?

2.7 Keuntungan dan Kerugian Penerapan Uraian Bebas Pada

Pembelajaran

 Keuntungan Penerapan Uraian Bebas Pada Pembelajaran

a. Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi
b. Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa,baik lisan maupun tulisan,
dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah –kaidah bahasa ;
c. Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis,
analitis, dan sistematis.
d. Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah (problem solving);
e. Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa
memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berpiki
siswa.

 Kelemahan atau kekurangan tes uraian ini antara lain :


a. Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji
semua bahan yang telah diberikan,tidak seperti pada tes objektif yang dapat
menyenangkan banyak hal melalui sejumlah pertanyaan;

b. Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan,dalam membuat pertanyaan,


maupun dalam cara memeriksanya. Guru bisa saja bertanya tentang hal – hal

6
yang menarik baginya, dan jawabannya juga berdasarkan apa yang
dikehendakinya;

7
c. Tes ini biasanya kurang reliabel, mengungkap aspek yang terbatas,
pemeriksaanya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang
jumlah siswanya relatif besar

1) Tes uraian dapat dengan baik mengukur hasil belajar yang kompleks. Hasil
belajar yang kompleks artinya hasil belajar yang tidak sederhana. Hasil belajar
yang kompleks tidak hanya membedakan yang benar dari yang salah, tetapi
juga dapat mengekspresikan pemikiran peserta tes serta pemilihan kata yang
dapat memberi arti yang spesifik pada suatu pemahaman tertentu. Apabila yang
diukur adalah kemampuan hasil belajar yang sederhana, yaitu memilih suatu
yang lebih benar atau yang lebih tepat, maka sebaiknya menggunakan tes
objektif.
2) Tes bentuk uraian terutama menekankan kepada pengukuran kemampuan
mengintegrasikan berbagi buah pikiran dan sumber informasi kedalam suatu
pola berpikir tertentu, yang disertai dengan keterampilan pemecahan masalah.
Integrasi buah pikiran itu membutuhkan dukungan kemampuan untuk
mengekspresikannya. Tanpa dukungan kemampuan mengekspresikan buah
pikiran secara teratur dan taat asas, maka kemampuan tidak terlihat secara
utuh. Bahkan kemampuan itu secara sederhana sudah akan dapat kelihatan
dengan jelas dalam pemilihan kata, penyusunan kalimat, penggunaan tanda
baca, penyusunan paragraf dan susunan rangkain paragraf dalam suatu
keutuhan pikiran.
3) Bentuk tes uraian lebih meningkatkan motivasi peserta didik untuk melahirkan
kepribadiannya dan watak sendiri, sesuai dengan sifat tes uraian yang menuntut
kemampuan siswa untuk mengekspresikan jawaban dalam kata-kata sendiri.
Untuk dapat mengekspresikan pemahaman dan penguasaan bahan dalam
jawaban tes, maka bentuk tes uraian menuntut penguasaan bahan secara utuh.
Penguasaan bahan yang tanggung atau parsial dapat dideteksi dengan mudah.
Karena itu untuk menjawab tes uraian dengan baik peserta tes akan berusaha
menguasai bahan yang diperkirakannya akan diujikan dalam tes secara tuntas.
Seorang peserta tes yang mengerjakan tes uraian dengan penguasaan bahan

8
parsial akan tidak mampu menjawab soal dengan benar atau akan berusaha
dengan cara membual.
4) Kelebihan lain tes uraian ialah memudahkan guru untuk menyusun butir soal.
Kemudahan ini terutama disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama, jumlah butir
soal tidak perlu banyak dan kedua, guru tidak selalu harus memasok jawaban
atau kemungkinan jawaban yang benar sehingga akan sangat menghemat
waktu konstruksi soal. Tetapi hal ini tidak berarti butir soal uraian dapat
dikontruksikan secara asal-asalan. Kaidah penyusunan tes uraian tidaklah lebih
sederhana dari kaidah penyusunan tes objektif.
5) Tes uraian sangat menekankan kemampuan menulis. Hal ini merupakan
kebaikan sekaligus kelemahannya. Dalam arti yang positif tes uraian akan
sangat mendorong siswa dan guru untuk belajar dan mengajar, serta
menyatakan pikiran secara tertulis.

Dengan demikian diharapkan kemampuan para peserta didik dalam


menyatakan pikiran secara tertulis akan meningkat. Tetapi dilihat dari segi lain,
penekanan yang berlebihan terhadap penggunaan tes uraian yang sangat
menekankan kepada kemampuan menyatakan pikiran dalam bentuk tulisan yang
dapat menjadikan tes sebagai alat ukur yang tidak adil dan tidak reliable. Bagi
siswa yang tidak mempunyai kemampuan menulis, akan menjadi beban.

 Namun demikian tes uraian mempunyai kelemahan antara lain:


1) Reliabilitasnya rendah artinya skor yang dicapai oleh peserta tes tidak konsisten
bila tes yang sama atau tes yang paralel yang diuji ulang beberapa kali. Ada
tiga hal yang menyebabkan tes uraian realibilitasnya rendah yaitu pertama
keterbatasan sampel bahan yang tercakup dalam soal tes. Kedua, batas-batas
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta tes sangat longgar, walaupun telah
diusahakan untuk menentukan batasan-batasan yang cukup ketat. Ketiga,
subjektifitas penskoran yang dilakukan oleh pemeriksa tes.
2) Untuk menyelesaikan tes uraian guru dan siswa membutuhkan waktu yang
relatif banyak.
3) Jawaban peserta tes kadang-kadang disertai bualan-bualan.

9
4) Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang paling
membedakan prestasi belajar siswa.
5) Sering terjadi hallo effect, carry over effect, dan order effect.

2.8 Karaktersitik Uraian Terbatas

Tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan
untuk mengetahui hasil belajar seseorang dalam proses belajar-mengajar atau
suatu program pendidikan. Karena sedemikian banyak tes itu digunakan dalam
dunia pendidikan, maka ada baiknya seorang guru sebagai salah satu pihak yang
berwenang menyusun tes hasil belajar, hendaknya mengetahui karakteristik
berbagai bentuk tes sebagai alat ukur hasil belajar. D. Penyusunan Bentuk Tes
Uraian (Essei) Dari segi isi yang diukur Dari segi bahasa Dari segi teknis
penyajian soal Dari segi jawaban E. Keunggulan dan Kelemahan Bentuk Tes
Uraian (Essei) Kelebihan tes bentuk uraian antara lain: Menyusunnya relatif
mudah. Guru dapat menilai peserta didik mengenai kreativitas, menganlisis dan
mengsintesis suatu soal. Guru dapat memperoleh data-data mengenai kepribadian
peserta didik. Peserta didik tidak dapat menerka-nerka. Derajat ketepatan dan
kebenaran peserta didik dapat dilihat dari ungkapan kalimat-kalimatnya. Sangat
cocok untuk mengukur dan menilai hasil belajar yang kompleks, yang sukar
diukur dengan mempergunakan bentuk objektif.

2.9 Prinsip-prinsip melandasi uraian terbatas

Penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai


berikut.
1. Mendidik, yakni mampu memberikan sumbangan positif terhadappeningkatan
pencapaian belajar peserta didik. Hasil penilaian harus dapat memberikan umpan
balik dan memotivasi peserta didik untuk lebih giat belajar.
2. Terbuka/transparan, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan diketahui oleh pihak yang terkait.

10
3. Menyeluruh, yakni meliputi berbagai aspek kompetensi yang akan dinilai.
Penilaian yang menyeluruh meliputi ranah pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotor), sikap dan nilai (afektif) yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir
dan bertindak.
4. Terpadu dengan pembelajaran, yakni menilai apapun yang dikerjakan peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar itu dinilai, baik kognitif, psikomotorik dan
afektifnya. Dengan demikian, penilaian tidak hanya dilakukan setelah peserta
didik menyelesaikan pokok bahasan tertentu melainkan saat mereka sedang
melakukan proses pembelajaran.
5. Objektif, yakni tidak terpengaruh oleh pertimbangan subjektif penilai.
6. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar peserta didik sebagai hasil
kegiatan belajarnya.
7. Berkesinambungan, yakni dilakukan secara terus menerus sepanjang
berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
8. Adil, yakni tidak ada peserta didik yang diuntungkan atau dirugikan
berdasarkan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa,
warna kulit, dan jender.
9. Menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik.

2.10 Fungsi Uraian Terbatas Pada Pembelajaran

Dalam uraian terbatas, dalam bentuk ini pernyaaan telah diarahkan kepada
kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembantasan bisa dari segi
ruang lingkupnya, sudut padang menjawabnya,serta indikator-indikatonya.
Contoh:
1. Jelaskan bagaimana prosedur operasional sebuah pesawat komputer !
2. Sebutkan 5 komponen dalam komputer ?

11
Jenis tes uraian yang disebut juga soal-soal berstuktur. Soal berstuktur
merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas
menjawabnya. Soal yang berstruktur berisi unsur – unsur pengantar soal,
seperangkat data, dan serangkaian sub soal.

2.11 Keuntungan dan Kerugian Penerapan Uraian Terbatas Pada


Pembelajaran

 Kelebihan dan Kekurangan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan atau keunggulan tes
uraian ini antara lain adalah:

a) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi;
b) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan,
dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa;
c) Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis,
analitis, dan sistematis;
d) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving);
e) Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa
memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berpikir
siswa.

Di lain pihak kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes ini
antara lain adalah:

a) Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji
semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat
menanyakan banyak hal melalui sejumlah pertanyaan;
b) Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan,
maupun dalam cara memeriksanya. Guru bisa saja bertanya tentang hal-hal
yang menarik baginya, dan jawabannya juga berdasarkan apa yang
dikehendakinya;
c) Tes ini biasanya kurang reliabel, mengungkap aspek yang terbatas,
pemeriksaannya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas
yang jumlah siswanya relatif besar.

12
13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tes uraian adalah butir soal dengan pertanyaan dan jawabannya menuntut
peserta didik untuk belajar beragumentasi dengan bahasanya sendiri. Tes uraian
digunakan untuk mengukur kemampuan yang lebih tinggi dalam aspek
kognitif. Langkah-langkah menyusun tes uraian dan tahap-tahap penyusunannya
mulai dari menentukan tujuan, pembuatan kisi-kisi, penulisan butir soal, hingga
penelaahan soal perlu dilaksanakan secara urut dan cermat untuk menjaga agar tes
yang dihasilkan menjadi akurat dan baik.
Ciri utama tes uraian yaitu jawabnnya sesuai dengan pemikiran peserta
didik sendiri, menggunakan bahasanya sendiri, pertanyaan yang diajukan bersifat
umum, dan jawabannya bermacam-macam. Tes uraian ada dua macam yaitu tes
uraian bebas dan tes uraian terbatas. Dalam membuat tes uraian juga harus
memperhatikan beberapa hal. tes uraian juga memiliki kelebihan dan kelemahan.
Untuk itu dalam membuat tes uraian harus memperhatikan petunjuk
penyusunannya.
Tidak hanya itu, dalam mengoreksi soal tes uraian dapa menggunakan
beberapa metode yaitu metode penomor, metode perlembar, metode bersilang.
Metide pengoreksian dapat dilakukan dengan menggunakan salah dsatu dari
metode tersebut atau bisa secara bervariasi.

3.2 Saran
Demikian makalah yang telah diselesaikan oleh penyusun. Semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan khususnya para pendidik serta calon
pendidik. Untuk memperbaiki kualitas, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran agar makalah ini menjadi lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.


Yogyakarta: BPFE.

Djiwandono, Soenardi. 2008. Tes Bahasa (Pegangan bagi Pengajar


Bahasa).Jakarta: PT Indeks.

Suyata, Pujiati. 1997. Tes Bahasa Bentuk Uraian (Upaya ke Arah Kualitas
Soal).Jakarta.Jurnal Cakrawala Pendidikan No.2 Tahun XVI.

Arifin, Zainal. 1991. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip , teknik, Prosedur. Bandung:


Remaja Rosdakrya.

Yusuf, Muri. 2015. Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan. Jaakarta: Kencana

Sudijono, Anas. 1996. Prengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Purwanto, M. Ngalim. 1994. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non-Tes. Yogyakarta:
Mitracendikia.

Sarimanah , Eri.2009. Konsep Dasar Tes Dan Pengukuran Hasil Belajar.


http://eri-s-unpak.blogspot.com/2009/03/konsep-dasar-tes-dan-pengukuran-hasil.html, d
iakses 30 Oktober 2011.

15

Anda mungkin juga menyukai